I AM SORRY, I HURT YOU.

Description

Copyright by Innani Silhouttatia

Cast :

-          Lee Taemin (SHINee)

-          Kim Jongin (EXO)

-          Son Naeun (APink)

OST : Baby Don’t Cry (EXO), Baby (EXO), No no no (APink)

=============================================

all picture credit to the owner via tumblr ^^

Foreword

Son Naeun’s POV

Aku mengenggam kuat- kuat kertas perjanjian yang disodorkan padaku. Air mataku sudah sempurna terkumpul, tinggal memerlukan sesuatu untuk membuatnya pecah. Aku menggigiti bibirku dengan kuat. Berusaha agar aku mampu mendapatkan kekuatan baru, karena badanku radanya sudah ingin limbung saja.

...baby dont cry tonight... sebuah ringtone terputar dari ponselku. Bahkan sebelum ringtone selesai aku sudah menekan tombol jawab.

"Jongin-ssi.." ujarku menyapa seseorang. Suara diseberang terdengar amat parau, "Naeun-ah.. gwaenchana? Kau baik-baik saja kan?" tanyanya. Aku menggeleng kuat-kuat. "Angwaenchana. Bagaimana aku bisa baik-baik saja padahal aku baru saja mendapatkan skenario gila ini." teriakku. Suara diseberang menghela nafas kuat-kuat. Aku tau ini berat untuk kami. Dengan alasan pekerjaan dulu aku terima saja tawaran untuk reality show we got married.

Long short story, aku mendapatkan Taemin Sunbaenim sebagai pasanganku. Lucky me, aku rasa demikian. Karena Taemin masih sepupu jauh dari pacarku, Kim Jongin. Dimana Jongin juga merupakan hoobae dari Taemin di SM. Awalnya sulit bagi aku dan taemin, karena kami sama-sama saling menjaga jarak untuk menjaga perasaan Jongin. Bagaimanapun diantara aku dan Jongin juga Taemin telah terjadi sesuatu.

image

Suara diseberang terdiam, dan aku mulai menangis karena marah terhadapnya. Bagaimana bisa dia hanya terdiam begitu saja! “Naeun-ah, tenanglah. Taemin-hyung pasti juga berat melakukan ini.” Ujarnya. “Aku hentikan saja acara ini. Masa bodoh dengan hujatan fans Taemin-nim. Masa bodoh dengan denda.” Teriakku. “Son Naeun! Kalau kau masih emosi begini lebih baik kita break dulu saja sementara.” Ujarnya. Aku terpengarah. “Arra! Kau memang tidak mencintaiku.” Sergahku. Segera kututup telepon singkat itu. Kulemparkan ponselku kearah tempat tidurku.

Aku menutup kepalaku dengan bantal, menangis kuat-kuat.

***

Kim Jongin’s POV

“Taemin hyung…” panggilku setelah pintu yang kuketuk terbuka. Aku mendapati hyungku sedang membaca sesuatu dimejanya, didalam ruang kerja Shinee. Dia menoleh padaku, wajahnya bingun dan berantakan. Tersungging senyum singkatnya. “Masuklah Jongin.” Ujarnya. Aku mengangguk dan perlahan berjalan agak gontai kearahnya.

“Mianhae Jongin. Aku tak tahu akan seperti ini ceritanya.” Ujarnya. Aku menghela nafasku. Aku mengangguk. “Gwaenchana Hyung. Aku baru menelepon Naeun, dia tampak marah dan bingung. Aku diteriakinya berkali-kali. Aku harus bagaimana hyung? Kita harus bagaimana?” tanyaku. Taemin menggeser duduknya kemudian memelukku. “Tenanglah. Ini semua hanya scenario.” Ujarnya. Aku mengangguk.

“Kita harus tetap menjalani ini semua.” Ujarnya akhirnya. Aku menatap matanya, pandanganku kabur karena air mata. Aku tak mungkin kehilangan dua orang yang kucintai karena acara bodoh ini, tekadku.

image

***

Author’s POV

Kim Jongin menerima paket berupa medium beef dan rosary bracelet kiriman dari Jepang. Yang tentu saja itu berarti dari Taemin. Pesan singkat dari Taemin juga sudah diterimanya tadi.

“Guys, kita harus membantu Taemin-sunbae. Kita akan memasakkan daging ini untuk Naeun-sunbae. Dan menyiapkan evennya. Jangan lupa semua bersiap-siap.” Ujar Jongin. Seluruh member EXO mengangguk.

***

Son Naeun’s POV

Aku terperanjat karena tidak menyangka Sehun dan Xiuminlah yang datang kedalam ruang istirahat kami. Xiumin dan Sehun tanpa berbicara menyampaikan pesan bahwa aku mendapatkan paket dari Taemin. Baiklah, jadi sandiwara ini dimulai. Sehun dan Xiumin membawa kami menuju sebuah ruangan. Sebuah korden hitam terujulur didepan kami, saat aku buka anak-anak EXO menarikan Wolf. Dan lihatlah, Jonginku bernyanyi untukku.

Aku tersenyum saat dia mengatakan, “Naeun Saranghaeyo.” Aku sungguh berharap dia benar-benar mengatakannya untukku, bukan karena scenario gila ini. Setelah menyanyi anak EXO memberikan daging dan gelang dari Taemin. Aku hanya bisa berakting tersipu malu. Sesuai scenario, aku tak perlu melakukan apapun kan?

***

Kim Jongin’s POV

Aku menatapnya yang tersipu saat Taemin meneleponnya. Dia tampak cantik jika berekspresi seperti itu. Aku berharap akulah tokoh utama disini. Lihatlah, wajahnya memerah saat dia ditanyai apakah merindukan Taemin atau tidak.

“Bogoshippo.” Ujarnya pada ponselku dimana Taemin yang berada disuara seberang. Sehun memelukku dan Kyungsoo menepuk-nepuk bahuku. Aku harus menguatkan diri. Aku tersnyum dan mencoba menggodai Naeun seperti yang Chanyeol dan Baekhyun lakukan. Aku berakting cukup bagus kan?

***

Son Naeun’s POV

“Saranghaeyo.” Ujarku pura-pura malu setelah anak EXO bernyanyi bagian refrain lagu Wolf. Ini semua karena kebodohan Onnieku yang mengatakan ‘saranghae’ pada Taemin sehingga Taemin memintaku mengulanginya. Andai saja Taemin tahu apa yang terjadi. Aku menangkap mata Jongin. Aku tau dia berakting bahagia padahal dia marah setengah mati. Aku hafal perilakunya. Lihatlah telinganya memerah karena marah.

Akhirnya frame We Got Married selesai. Kuhampiri Jongin, kutarik tangannya, mengajaknya kemana asal tidak ada orang yang melihat kami. Saat kami tinggal berdua saja, saat tanganku kulepas dari pergelangan tangannya, tanpa bisa kuantisipasi, Kim Jongin menciumku. Dan apa yang aku lakukan? Aku hanya menangis dalam keheningan.

Ciuman itu hanya sebentar saja, hangat tapi entah kenapa terasa seperti untuk terakhir kalinya. Kim Jonginlah yang melepaskan ciuman itu, disaat aku ingin menahannya. Aku merasa bersalah. “Kita selesai disini Naeun-ah. Maaf aku jadi brengsek dan pengecut seperti ini. Tapi aku tidak bisa melakukannya lebih lama. Aku takut kau yang tersakiti.” Ujarnya.

Plak!!! Aku menamparnya dengan keras. Lalu aku tinggalkan dia, tidak mempedulikan apapun lagi. Semua sudah selesai. Baguslah.

***

Kim Jongin’s POV

Tamparan itu memang pantas aku terima. Aku memang jahat. Aku hanya tidak mau lebih lama membohongi diriku lagi. Aku sudah lama bosan dengan sifat kekanakannya. Aku lelah. Kurogoh ponselku dari saku celanaku, kutekan sederet nomor. “Aku sudah memutuskannya. Karenanya kau jangan cemburu lagi. Saranghae.” Ujarku. Tanpa menunggu balasan kututup panggilanku.

***

Lee Taemin’s POV

Aku tersenyum mendengar kalimatnya. Akhirnya aku bisa memilikinya. Saranghaeyo Jongin-ah, aku hanya bisa membatin kali ini. Nanti aku bisa berkali-kali mengungkapkannya padanya kan?

tumblr_msy7dkPdP21sglk4yo1_500.jpg

(END)

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet