The Way Home

Till We Meet Again III : Beyond Parallel
Please Subscribe to read the full chapter

Sorry for the late update :( Jo-oppa had fallen ill.

Since he's alright now, here we go. An edited update. 

 

=======================================================================================================================

 

Beberapa jam sebelum kejadian itu berlangsung, Josh, Siwon, dan Kyuhyun masih berada di kamar hotel. Josh sedang berdiri menatap Siwon dan Kyuhyun dengan bingung bercampur heran. Kedua artis terkenal ini, walaupun dalam kondisi yang tidak menentu dan mengancam nyawa seperti sekarang ini, masih menyempatkan diri untuk memakai make-up. Setidaknya mereka—sama seperti dirinya—sudah mengganti pakaian mereka dengan baju pemberian Wanjin.

Dorks, katanya dalam hati. Bisa-bisanya mereka tetap santai di situasi genting seperti ini.

“Hyung, aku belum pernah sekali pun memegang senjata seumur hidupku.” kata Kyuhyun sambil memakai krim wajahnya. “Kalau pisau dapur, pernah.”

Siwon tertawa tanpa suara. Dia merasa sekarang bukan waktunya untuk itu namun kata-kata Kyuhyun sungguh membuatnya merasa geli.

Josh membiarkan kedua orang itu berbincang-bincang dan mengalihkan pandangannya ke arah dua benda panjang di tepi tempat tidur. Dua senjata itu diberikan Wanjin kepada Siwon dan Kyuhyun, terlihat jelas dari tulisan pada sarung senjata itu.

Kyuhyun kemudian menatap Siwon serius. “Bagaimana aku bisa menggunakan benda itu nanti?” katanya kuatir. “Aku tidak mau dengan tidak sengaja memancung kepala orang.”

Siwon berhenti tertawa. Anak itu benar. Bagaimana dia sendiri bisa menangani benda itu? Walaupun dia sudah biasa dengan Taekwondo, tapi memegang senjata masih hal yang baru baginya.

Siwon yang selalu positif hanya mengatakan, “Selalu ada kata pertama kali untuk semua hal.”

“Jangan gunakan jika kau berada di dekat orang.” Josh mengomentari sambil menghela napas. “Awalnya aku ingin kalian sedikit latihan tapi sepertinya kita tidak punya waktu agar kalian bisa berlatih.”

Siwon dan Kyuhyun hanya diam menanggapinya. Josh berpikir mereka masih marah padanya atas tindakannya semalam. Alhasil, dia kembali menghela napas lalu mengalihkan perhatiannya dengan membaca ulang surat yang ditujukan kepada mereka dalam bahasa Inggris.

“To Josh, Kyuhyun, dan Siwon.

Aku menulis surat ini karena saat ini aku tidak bisa bertemu dengan kalian secara langsung karena ada hal lain yang harus kukerjakan.

Sebenarnya aku ingin membawa hadiah ini kepada kalian bersama surat ini namun karena aku terburu-buru, terpaksa kutinggalkan di resepsionis.

Hal pertama yang ingin kuberitahu adalah: aku sudah menemukan di mana Scelestica berada. Petanya sudah kugambar di belakang surat ini.

Kedua, aku berikan pakaian ini untuk kalian. Bahannya sama dengan bahan yang digunakan untuk seragam Penjaga. Scelestica yang sekarang bisa membuat kekacauan yang efeknya mungkin tidak bisa dikatakan. Dengan pakaian ini mungkin kalian bisa mendapatkan perlindungan ekstra. Aku juga memberikan senjata ini kepada Siwon dan Kyuhyun. Kedua senjata ini berasal dari orang yang memberiku kunci gerbang waktu dan dimensi. Dia sengaja memesannya untuk kalian dan ya, dia juga telah mengawasi kalian semenjak lama dan memutuskan untuk ikut membantu. Dan kalian tenang saja, dia orang baik.

Ketiga, aku juga menitipkan kunci gerbang waktu dan dimensi yang ada padaku bersama paket ini. Mungkin kalian membutuhkannya untuk kembali karena kunci gerbang waktu milik Josh tidak bisa digunakan. Ambil saja, toh benda ini tidak ada gunanya lagi bagiku. Pemiliknya juga sudah merelakannya.

Akhir kata, aku ucapkan semoga berhasil. Karena kalian memerlukannya.

Han WanJin”

Josh mengambil kunci gerbang waktu dan dimensi yang ada di dalam kotak pakaian dan memperhatikannya dengan lebih dekat. Kunci ini benar-benar mirip dengan yang dimilikinya saat ini. Apa benar kunci yang ini dapat membantu mereka nanti? Dia memasukan benda itu ke dalam sakunya dan matanya kembali menatap kedua orang itu sambil menerawang. Dia sama tidak menyangka semua yang mereka alami membawa mereka hingga ke titik ini.

Saat itu pikirannya akhirnya kembali berkelana ke beberapa menit sebelumnya saat dia baru saja tahu kalau sebenarnya Siwon dari dimensi ini hanya mengirimkan lima orang untuk mengikuti mereka. Itu berarti ada satu orang yang tersisa adalah orang lain.

Dia menduga orang itu adalah utusan Scelestica, itu sebabnya dia menyuruh Siwon dan Kyuhyun untuk segera berganti pakaian. Memang mereka melakukannya dengan cepat, namun di situasi mereka saat ini…

Dia kembali menatap kedua anak itu lalu menghela napas dalam-dalam. Dia rasanya ingin lepas tanggung jawab. Keduanya kini sedang asyik bercermin dan Kyuhyun baru saja memoles make-up di separuh wajahnya. Kalau seandainya tiba-tiba ada penyerangan, anak itu kemungkinan besar akan mendapatkan julukan baru dari fansnya, Two-face-Kyu.

Josh, you and your big mouth…

* * *

Sebuah gelombang suara yang berasal entah dari mana tiba-tiba menghantam kaca jendela kamar dan menghancurkannya, menerbangkan pecahan-pecahan kaca ke dalam kamar. Ketiganya langsung melompat ke balik benda apa pun yang dapat dipakai untuk berlindung.

“Apa itu?” seru Siwon, walaupun instingnya mengatakan kalau mereka sedang diserang.

“Aku tidak tahu.” balas Josh.

Kyuhyun yang sedang dalam posisi bersembunyi di belakang meja rias tidak menanggapi apa-apa lantaran sedang sibuk meraba-raba, mencari beberapa lembar tisu di atas meja. Tisu itu digunakannya untuk membersihkan wajahnya dari make-up setengah jadi yang masih menghiasi wajahnya. Josh memutar bola matanya melihat pemandangan ini.

Masih dalam posisi menunduk, Josh bergegas menuju jendela untuk mencari tahu dari mana serangan tadi berasal. Dia mengintip tepi jendela, memeriksa dengan cepat semua yang bisa ditangkap oleh retina matanya.

Matanya terbelalak ketika melihat sesuatu yang berbentuk bulat dan berwarna terang datang dari kejauhan.

Dengan cepat dia mengambil kursi dan melempar kaca jendela hingga pecah, bergegas kembali ke Siwon dan Kyuhyun, menarik tangan keduanya menuju jendela, dan terjun dari lantai lima, tepat pada saat benda berbentuk bola api besar menghantam kamar mereka dan meledakkan semua yang ada di dalamnya.

 

“Joshuaaaaaa, neo micheosseooooo!!!!” seru Kyuhyun panik sementara mereka masih di udara.

Siwon tidak kalah paniknya namun tidak bisa berkata apa-apa, syok dengan perbuatan tiba-tiba Josh.

Mereka bertiga mendarat dengan selamat tanpa luka setelah melompat dari ketinggian sekitar dua puluh meter.

“Whoa….whoa…” Siwon dan Kyuhyun tampak pucat pasi namun ekspresi mereka bercampur dengan rasa heran. Mereka bertiga baru saja melompat dari ketinggian dua puluh meter namun bagaikan seperti melompat dari ketinggian setengah meter. Tubuh mereka terasa ringan.

“Both of you, MOVE!” pekik Josh, membuat keduanya tersadar dan segera berlari mengikutinya. Pecahan-pecahan kayu, besi, dan kaca dari kamar hotel jatuh berhamburan di tempat yang baru saja mereka injak.

Rongsokan yang berasal dari hotel berjatuhan ke jalan, membuat panik semua warga. Terjadi kekacauan di jalan. Josh, Siwon, dan Kyuhyun berlari dengan kecepatan di luar akal sehat manusia (yang tentu saja membuat kedua anak itu semakin heran) menuju lokasi yang ada di peta.

“Siwon!” Josh menyerahkan surat pemberian Wanjin kepadanya, sementara mereka masih berlari.

Ketiganya berhenti sebentar agar Siwon dan Kyuhyun dapat meneliti peta yang berada di belakangnya.

“Hyung, bukannya ini di—” kata Kyuhyun.

“Kajja.” kata Siwon dan dia memimpin pelarian itu, sementara beberapa bola api mulai menghantam tempat mereka berdiri barusan.

“This is just the beginning.” seru Josh kepada Kyuhyun, setelah melihat ekspresi kengerian yang dia berikan padanya.

* * *

Serangan-serangan berikut diwarnai dengan bola api dan serangan suara. Mereka lari sekencang yang mereka bisa sambil berlindung di balik bangunan dan benda-benda padat lain.

Setelah agak lama, mereka mendengar sesuatu seperti suara kepakan sayap yang banyak sekali. Ribuan laba-laba besi bersayap mulai menyebar ke seluruh bagian kota. “Arachne!”

“Oh, jangan makhluk itu lagi.” keluh Kyuhyun.

“Hyung—bagaimana kita—” Siwon tidak sempat menyelesaikan kata-katanya karena tiba-tiba tiga ekor Arachne terbang mendekat untuk menyerangnya hingga membuat Kyuhyun berteriak.

“HYUNG!” Suara panik Kyuhyun membuat Siwon menoleh namun dia tidak bisa menghindar. Dia hanya bisa menutup mata dan mengangkat lengannya untuk melindungi wajah dan kepalanya terhadap serangan tiba-tiba itu.

Suara besi yang beradu tiga kali membuat Siwon terkesiap. Dia membuka matanya dan melihat Josh berdiri di belakangnya dengan pedang terhunus. Tiga ekor Arachne terkapar di dekatnya dalam kondisi terbelah dua. Pedang di tangannya itu...pedang yang paling ditakuti oleh makhluk apa pun di alam semesta ini. Seven Spirits.

“Siwon-ah!”

“Siwon, kau tidak apa-apa?” Suara Kyuhyun dan Josh menyadarkannya dari lamunan. Dia memeriksa anak itu dari atas hingga ke bawah untuk memastikan bahwa dia tidak cedera.

“I'm fine, Bro. Thanks.” kata Siwon menghela napas lega.

“Aish, senjata kita tertinggal di kamar hotel.” keluh Kyuhyun.

“Ayo, kita pergi dari sini.” Namun Josh mendadak berhenti dan berbalik. Dia berhasil merapal perisai tepat pada waktunya.

Sebuah gelombang suara nyaris mengenai mereka namun perisai itu berhasil menahannya. Dia kembali membukanya ketika merasa sudah tidak ada yang mengancam keselamatan mereka.

“Bagaimana kita bisa bertahan?” kata Kyuhyun.

Josh mengangkat bahu. “Gunakan kemampuan baru kalian.” Dia memberikan tatapan penuh arti kepada keduanya lalu menyuruh mereka untuk lari mendahuluinya.

* * *

Hari sudah menjelang malam, namun ketiga orang itu masih terus berlari dari kejaran musuh tanpa lelah. Sekarang mereka sudah berada di pelabuhan. Ratusan kontainer ada di mana-mana dan tertata rapi.

Ketiganya sudah berlari selama berjam-jam tapi tidak punya waktu untuk berhenti, apalagi untuk makan.

“Baegopha~~(lapar~~)” keluh Kyuhyun sembari bersembunyi di balik salah satu kontainer.

“Nado—(aku juga—)” sahut Siwon dan Josh bersamaan.

“Kita bahkan tidak sempat sarapan.” lanjut Josh sambil mengelus perutnya yang mulai memperdengarkan suara-suara sumbang sementara Siwon mengintip dari samping kontainer.

“Atau minum.” Kyuhyun melanjutkan.

“Aneh.” kata Siwon. “Kenapa di sepanjang jalan tadi tidak ada sirene polisi sama sekali?” Dia menatap Josh, berharap dia tahu jawabannya. “Tidak ada kebakaran, tidak ada korban; seperti tidak ada yang peduli.”

“Kurasa itu ada hubungannya dengan yang dikatakan Wanjin.” kata Josh sambil menghela napas. Sementara Siwon dan Kyuhyun menatapnya intens. “A world between fantasy and reality.

“Kalau dugaanku benar, kurasa kemampuan kalian yang sekarang adalah salah satu akibatnya.”

Kyuhyun menyeletuk, “Ah, berarti kalau kita pulang kemampuan ini akan hilang?”

Josh memutar pedangnya sehingga dia memegang benda itu dengan terbalik. Dia merentangkan tangannya dan pedang dengan arsitektur elegan dengan lapisan emas itu pun menghilang dari pandangan.

“Sepertinya begitu.“ katanya. “Kemampuan seperti ini tidak mungkin ada di luar orang-orang yang memilih untuk menjadi Penjaga.”

“Berarti sekarang aku bisa teleport?” kata Kyuhyun, sementara Josh melihat-lihat kondisi sekitar dengan waspada. “Aku akan teleport ke Spanyol untuk makan spaghetti, lalu—”

“Kami teleport dengan menggunakan teknologi, Kyuhyun.” kata Josh sebelum Kyuhyun sempat melanjutkan mimpinya di siang bolong. “Dan, tidak semua orang mendapatkan kekuatan sesuai dengan keinginannya.”

Tidak ada di antara mereka yang tahu kalau sebenarnya Kyuhyun masa depan memiliki kemampuan ini namun dilarang untuk menggunakannya karena sangat berbahaya, bahkan untuk dirinya sendiri.

Siwon menggelengkan kepalanya sambil berdecak; sudah paham dengan sifat Kyuhyun yang menyukai makanan. Dia dengan Changmin memang setali tiga uang; satu jenis. Hanya saja porsi makan Shim Changmin lebih banyak dan lebih sering dibandingkan dia.

* * *

Suara bersin Shim Changmin—atau yang lebih dikenal dengan nama panggungnya Max—yang membahana di ruang rawat inap membuat semua orang kaget dan langsung menoleh padanya. Anak itu sedang tertidur pulas ketika tiba-tiba saja hidungnya terasa gatal. Gara-gara itu pula dia terbangun dari tidur lelapnya. Setelah menyadari di mana dia sekarang, Changmin tanpa malu langsung menggosok hidungnya dengan cuek. Yunho, Jaejung, Yuchun, maupun Junsu segera mengerumuninya.

Marcel memeriksa kondisi anak itu, kalau-kalau dia flu atau demam. Namun hasil diagnosisnya menunjukkan bahwa dia sangat sehat. Setelah memberikan beberapa pertanyaan dan memeriksa kondisinya dengan lebih teliti, Changmin diijinkan untuk meninggalkan rumah sakit. Marcel segera mengarahkannya ke ruang kendali karena semua orang ingin tahu ke mana perginya Josh, Siwon, maupun Kyuhyun.

Hiruk-pikuk yang terjadi di luar sama sekali tidak dipedulikannya. Sebenarnya, tanpa disuruh pun dia berniat akan menceritakan semuanya kepada mereka. Jadi, dengan ditemani seorang Penjaga yang tidak dia kenal, Changmin dan semua hyung-nya bergegas menuju ruang kendali.

Mereka berlima sama sekali apa yang sebenarnya terjadi di ruangan itu ketika mereka tiba. Jadi setelah meminta bantuan ICO sebagai penerjemah, Changmin menghampiri profesor cantik itu. Pikirannya terfokus hanya untuk b

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ningekaputri #1
Chapter 25: howaaaa akhir na slsai.... Ada cerita lg??? Cerita yg mana ini???
ningekaputri #2
Chapter 6: hihihi,,,chapter ini lucu,,saat leeteuk kaget klo kyuhyun masa dpn brumur 74thn. Gak bisa brhenti ketawa hahahahaha *lol
ningekaputri #3
Chapter 1: part selanjut na yg hrz qu baca. Ehmmm jujur qu trtarik dgn ff ini krn brothership. Jd sm sx gak brhrp ada dsb. Hehehe. Cm sng klo main cast byk kyuhyun^^ ada byk prtnyaan d kpala qu. Tp smga trjwb d part 3 ini,
Yulie1012 #4
Chapter 25: baca 2X saia hehe
Apa mungkin Siwon masih ingat karena sudah punya kristal? & ternyata yg punya pedang itu Siwon-Kyuhyun masa depan toh :D
Yulie1012 #5
Chapter 25: awalnya bingung, tp makin akhir-makin bagus
Tp lagi kenapa cuma Siwon yg inget, Kyuhyun tidak?

Ah, Ff ini bagus :)
Nurulms #6
Chapter 2: Aih bingung aq
gyu1315 #7
Chapter 25: waa baru baca dan sy have fun banget baca ini semuaa >3<
udah lama banget gabaca yg genre begini ♥
yp sayang banget yg kyu additional story ga di publish ya ? ㅜㅜ yah, padahal masih ngerasa kyunim disini agak kurang #biased wkwk
KyuNaCho #8
Chapter 25: Koq bisa yg ingat cuma siwon?
Gara2 siwon dan puya kristal ya?
oh ya epilog nie msh da ganjalan, bph kah q berharap msh da lanjutan:-)
Mksh<3