Part 6
The Plot For Our Marriage LifeKyu membuka tirai dilihatnya sebuah kebun yang sudah berubah menjadi altar tempat dia dan calon suaminya akan mengucap janji pernikahan. Disana dapat dilihat dekorasinya yang didominasi oleh warna putih, perak, biru muda, dan biru tua sungguh perpaduan warna yang sangat Kyu sukai. Sebenarnya ingin sekali dia menggunakan warna hitam, itu sesuai dengan nuansa hatinya. Tapi, itu tidak mungkin, dia tidak mau para tamu dan media massa menganggap pesta pernikahannya menjadi ajang pemakaman. Itu tidak boleh terjadi, bagaimanapun juga segala sesuatu yang berhubungan dengannya haruslah fashionable.
Memang keadaan hatinya sedang kacau,karena nantinyadia harus hidup dengan seorang Monster berkedok manusia, tapi jauh dilubuk hatinya yang terdalam ada suatu perasaan puas dan bangga. Dia puas, dia bangga, waktu seminggu yang sudah digunakan untuk mempersiapkan pernikahannya ini tidaklah sia-sia. Bagaimana tidak, mungkin pernikahannya ini akan menjadi pernikahan terhebat di abad ini, mengingat banyaknya kocek yang sudah dikeluarkan keluarganya terutama keluarga Choi.
Ketika keluarganya sadar, Kyu hanya menghamburkan dana pernikahannya untuk hal-hal yang tidak penting, maka mereka pun menyetop aliran dana tersebut. Untungnya, keluarga Choi tidak mempermasalahkan hal itu. Mereka justru memberikan modal sesuai dengan jumlah yang Kyu minta tanpa memperhitungkannyasama sekali. Keluarga Choi sudah jatuh hati pada pesona Kyu. Bagi mereka uang bukan masalah, yang penting keinginan calon menantunya yang tercinta ini tercapai.
Penasaran sama keinginannya?
Ya udah Author kasih tau. Nih kayak gini, Kyu dan Siwon harus menikah di Swan Lake Palace-Paris, Perancis. Swan Lake Palace merupakan salah satu tempat yang sering dipakai para Artis Hollywood untuk melangsungkan pesta pernikahan, pesta ulang tahun atau pesta-pesta lainnya, tidak ketinggalan juga para politikus dunia yang menyewa tempat ini untuk mengadakan rapat-rapat kenegaraan. Tempat ini terdiri dari ballroom yang dapat memuat 10.000 pengunjung, 1000 kamar tidur, taman yang luas dengan berbagai flora dan fauna juga danau buatan yang indah, dan fasilitas-fasilitas lainnya seperti gymnasium, tennis hall, swimming pool, coffe shop dan lain-lain. Keinginan yang selanjutnya adalah mengundang seluruh teman-temannya yang ada di seluruh penjuru dunia. Well, itu tidak masalah, tapi yang menjadi masalah adalah Kyu tidak hanya memberikan undangan, tapi dia juga memberikan dana akomodasi kepada para tamu dan media massa. Belum lagi segala sesuatu seperti catering, wadrobe, dekorasi semuanya haruslah yang berkualitas dan memiliki harga yang paling mahal, juga keinginan-keinginan aneh lainnya yang gak mungkin author sebut satu-satu. Dan semua keinginan itu tercapai, karena kemurahan hati Ayah dan Ibu mertuanya.
‘Hmm.. Perfect!’ hanya itu yang ada dipikirannya, setelah mengagumi masterpiece yang telah ia ciptakan. Kyu pun kembali duduk, dilihatnya jam, ternyata masih satu jam lagi pernikahannya akan dilaksanakan. Tiba-tiba pikirannya menerawang ke kejadian seminggu yang lalu. Dimana dia dan Siwon berciuman dengan instensnya.
Flashback
Setelah Appa Cho menghentikan aksi Siwon yang melahap habis bibir Kyu. Kyuhyun hanya menundukkan kepalanya sedalam mungkin, dia menyembunyikan wajahnya yang sudah merah padam seperti kepiting rebus. Anehnya dia tidak merasa jijik, setelah melakukan ciuman itu. Padahal saat di Blue Jewel, Kyu histeris seperti orang kesurupan setelah dirinya mencium Siwon, tapi saat itu tidak, justru hanya perasaan aneh yang menjalar di hatinya, jantungnya berdegup kencang dan tubuhnya serasa dialiri sengatan listrik yang kecil. Entahlah, dia bingung apakah dia menyukai cimuan itu atau tidak. Baginya ini adalah sensasi yang baru yang belum pernah ia rasakan.
Setelah mereka selesai makan malam, mereka pun beranjak ke ruang tamu untuk berbincang-bincang. Saat hendak ke ruang tamu, Siwon membantu Kyu agar bangkit berdiri, mengingat kondisi Kyu yang hanya menunduk dan diam terus menerus. Siwon pun mengangkat tubuh Kyu yang terduduk hingga berdiri, lalu dia meli
Comments