a letter to you

Mom

Ibu.

Ahahaha, aku benar-benar tidak mengerti, surat macam apa yang harus kutulis. Seumur hidupku, surat yang pernah kutulis hanyalah sebuah contoh surat pada soal ulangan. Bukan surat yang benar-benar ku tujukan pada seseorang. Jadi kuputuskan, untuk menulisnya pada ibu.

 

Apa kabar?

Terlalu biasa kan? Aku sudah bilang kalau aku sangat bingung.

Kalau ibu bertanya kabarku, aku sangat baik! Aku di terima di jurusan astronomi dan aku sangat senang. Padahal, aku khawatir karena saat kelas tiga kemarin, nilai fisika dan matematika-ku sangat jelek. Namun, aku berhasil! Aku benar-benar senang!

Kalau kabar Ayah, ia juga baik. Ayah kini sudah pensiun, namun ia kini membuka sebuah toko. Tebak, toko apa? Yup! Toko kue! Ayah belajar membuatnya dari beberapa resep Ibu. Rasanya tak kalah dari rasa kue yang Ibu buat! Ayah benar-benar berbakat. Aku sangat menyukainya, apalagi kue kejunya!

Sedangkan Sungjong...sepertinya anak ibu sedang jatuh cinta! Aku mendapati sebuah surat beramplop pink di kolongnya. Rupanya surat itu dari adik kelasnya. Ia benar-benar sudah menjadi anak lima belas tahun! Ia juga tak mengijinkanku untuk membuka ponselnya. Ia benar-benar menjadi super protective dengan benda-benda miliknya.

 

Lalu, bagaimana dengan kabar ibu?

Aku selalu membayangkan ibu yang tersenyum dari atas saja, ibu pasti memperhatikan kami semua kan? Karena, ibu selalu terasa dekat, sejauh apapun jarak yang memisahkan kita. Bagaimana rasanya surga? Apakah rasanya asyik? Apa seperti yang selalu ibu ceritakan padaku dan Sungjong?

Aku selalu berharap begitu, bu.

 

Oh iya,

Aku merindukanmu, bu.

Aku merindukan masakan Ibu, aku merindukan ocehan Ibu, aku merindukan pelukan Ibu, aku merindukan suara Ibu, aku merindukan cara Ibu saat mengelus kepalaku, aku merindukan Ibu yang memisahkan aku dan Sungjong jika kami sudah mulai bertengkar, aku merindukan Ibu yang selalu menenangkan aku, Ayah, dan Sungjong di saat kami sedang berada di saat kesusahan, aku merindukan Ibu yang terus tersenyum meskipun aku sering membuatmu marah, aku merindukan segalanya, bu.

Aku tak pernah berandai-andai, tapi aku memikirkan, bagaimana ekspresi ibu saat tahu aku berhasil menjadi seorang mahasiswa, saat Ibu tahu Ayah berhasil membangun usaha, atau saat tahu anak bungsu Ibu sudah jatuh cinta? Aku membayangkan wajah Ibu yang berseri-seri, senyum Ibu yang membuat mata Ibu terlihat hanya segaris, atau suara Ibu yang tenang.

 

Aku menjadi ingat, kata-kata yang ku keluarkan sebelum Ibu pergi.

“Aku benci ibu!”

Aku masih tiga belas tahun kala itu. Dan kau pasti masih mengingatnya, apa yang membuatku berkata begitu, ya, hanya karena kau tak mengijinkanku pergi camping bersama teman-temanku.

Dan aku benar-benar menyesal. Aku boleh jadi anak paling bodoh. Ibu pasti kecewa kala itu, bahkan aku tak yakin, hingga saat ini apakah ibu sudah memaafkanku?

Aku tahu, ini sudah terlambat.

 

Sebenarnya, masih banyak hal yang ingin ku tulis.

Tapi aku terlalu bodoh dalam menulis surat, aku bahkan tidak tahu apakah urutannya benar...Ibu tahu, di soal-soal saat membuat surat nilaiku tak pernah sempurna sebenarnya.

Namun setidaknya, aku akhirnya bisa memberikan sesuatu pada ibu.

Meski hanya secarik kertas yang bahkan tak bisa kau baca secara langsung.

Andai kita bisa bertemu lagi, aku akan menceritakan lebih banyak lagi.

Ayo berjanji untuk bertemu lagi :)

 

-Lee Sungyeol.

 

"Kaaak! Kenapa lama sekali? Ayah sudah menunggu di bawah!" 

Sungyeol menghapus air matanya, menatap wajahnya dari balik kaca, memastikan bahwa sembab di wajahnya tak terlihat begitu jelas. Setelah usai, ia membuka pintu kamarnya. 

"Ibu sudah menunggu, masa kau malah sibuk berdandan sih?" protes Sungjong. 

Sungyeol hanya tersenyum tipis. 


am i fail? ;o; it's weird honestly=_= i tried to write something different but i ended up wrote this.___. 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
jongwish #1
Chapter 1: Sung brothers :D
bacanya sambil dengerin lagu Mom =_=
overall, keren D;
Gikanuna #2
Chapter 1: it should be 'sepucuk' instead of 'sebuah' but its not a big deal!!!! :)))

Sedihhhhhh.
Bagusssss :>
Pasti itu adegan terakhir mau ngejengukin makam Ibu ya? /sotoy