what is next?

what is next?

Headline news “Leader Big Bang G-Dragon Pulang Bersama Wonder Girls Sohee dari Jepang?” Semua media cetak maupun elektronik menampilkan berita yang sama, berita yang menampilkan mereka berdua tertangkap kamera keluar dari bandara bersama-sama menggunakan hodie yang besar dan serba hitam. Berita tersebut tentu saja mengagetkan semua orang, karena telah diketahui bahwa mereka bernah dikabarkan mempunyai hubungan spesial selama kurun waktu yang cukup lama. Semua orang bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi diantara mereka berdua, bahkan tak sedikit dari mereka yang menyimpulkan bahwa memang benar dahulu mereka pacaran tapi karena umur Sohee saat itu yang masih di bawah umur membuat dua agensi terbesar di Korea yaitu YG and JYP menyembunyikanya dari public.

Twitter Sohee dipenuhi dengan spam-spam yang berisi umpatan dan sumpah serapah dari fans-fans GD yang tidak rela leader kesayangan mereka mempunyai pacar, terlebih itu sohee. Antisnya yang kurun tahun terahir berkurang, tiba-tiba bertambah dengan pesatnya. Dia sudah tidak tahan lagi dengan semua itu. Semua jejaring social yang dia punya lansung dinonaktifkan tanpa banyak berfikir lagi. Baru beberapa minggu yang lalu twitternya dipenuhi spam yang berisi ketidak-terimaan fans atas  kabar bahwa dirinya mengajak Niel Teen Top untuk jalan bareng yang tentu saja itu tidak penah dan tidak akan pernah dilakukanya itu, sekarang ganti dengan kabar yang lebih panas dari itu. What a life.!

Flashback

“kita take off dari sini nanti jam 11 malam. Segeralah bersiap jangan sampai ada yang terlupakan disini” kata  manajer Sohee.

3 jam setalah itu, mereka sudah berada di Bandara Gimpoo untuk segera terbang ke Korea. Ia sudah sangat merindukan kampong halaman beserta isinya yang sudah cukup lama ia tinggalkan. Sohee tinggal di jepang sebulan yang lalu untuk menyelesaikan kontrak kerjanya dengan salah satu brand fashion terkenal di Jepang bahkan di Asia. Ia dipercaya sebagai ambassador dari brand tersebut. Segera setelah sampai, ia beserta dengan menejernya segera menuju gate G8 dimana pesawat yang ia tumpangi akan segera take off.  Ia berjalan di dalam pesawat menuju kursi penumpang, sedangkan manajernya mampir ke kamar mandi sebentar sebelum pesawat tersebut take off, yang merupakan kebiasaan sang manajer sebelum  naik pesawat. Sohee sangat terkejut saat sampai di kursinya, ia melihat sosok yang sangatlah ia kenal tapi selalu ia hindari selama ini. Tak disangka takdir membawa mereka kembali bertemu disaat seperti ini. Segera ia membungkuk memberi hormat dengan senyum yang terkesan dipaksakan seakan ia tidaklah kenal dekat dengan sosok itu.

Kwon Jiyoung, ya dia adalah leader Bing Bang G-Dragon. Dia pun terlihat kaget melihat Sohee ada di depanya. Memang mereka tidak duduk di satu baris kursi, kursi Sohee berada di seberang jalan dari kursi Jiyoung. Walaupun demikian, hal itu tetap saja tidak mengubah sedikitpun kecanggungan yang terjadi diantara mereka berdua, sampai ahirnya manajer Sohee datang dan memecahkan kesunyian tersebut. Ia mengumpat karena baru saja salah seorang pramugari menumpahinya sisa minuman saat ia keluar dari toilet. Ia segera menutup mulutnya setelah ia sadar di kursi seberang ada sosok yang sudah lama tidak pernah ia temui. Sang manajer mencoba memecahkan kecanggungan dengan menghapiri Jiyoung yang sedang duduk memperhatikan ia dan Sohee dengan memberi salam dan sedikit berbasa-basi dengan menanyakan kabarnya. Sementara itu, Sohee hanya diam pura-pura tidak tertarik dengan apa yang sedang mereka bicarakan dan menyibukkan diri dengan membaca majalah yang ada di depanya.

Satu jam setelah mengudara, Sohee tiba-tiba terbangun dan segera pergi ke toilet karena desakan ‘alam’, beberapa menit kemudian ia keluar. Hampir saja ia berteriak kaget karena disana ternyata ada Kwon Jiyoung, orang yang tak pernah ia harapkan bertemu lagi setelah apa yang terjadi disaat itu. Ia mencoba tersenyum seolah tak terjadi apa-apa dan melangkah menuju pintu toilet, sampai sebuah suara menghentikanya.

‘kenapa kamu selalu menghindariku? Bukankah kita udah berjanji untuk menjadi teman?’

Sohee kaget mendengar suara yang tedengar sangat pelan dan menyakitkan itu. Ngilu di hatinya terasa semakin kelu saat ia mendengar suara Jiyoung. Sohee hanya diam tidak mencoba untuk menjawab atupun berbalik arah, ia masih menghadap kearah pintu.

‘apa aku menyisakan luka yang terlalu pedih bagimu?’

Tetap hening.

‘aku kangen sama kamu’

DEG.! Sohee menyandarkan tubuhnya ke pintu. Mencoba mencerna apa yang baru saja ia dengar. Apa aku ngigau,? tanyanya dalam hati. Ia tetap diam menghadap ke lantai. Mencoba menopang tubuhnya yang terasa tak bertulang.

Jiyoung menghampiri Sohee yang mencoba menghindari tatapan matanya. ‘apa kamu tidak merindukanku, sekalipun?’ ia mengambil tangan Sohee, tangan yang dulu selalu ia genggam saat ia membutuhkan kekuatan. Tangan itu tetap hangat, seperti dahulu.

Mereka kembali lagi diam, tenggelam dalam pikiran masing-masing. Tangan Jiyoung masih menggenggam erat tangan Sohee yang lemas seakan ingin lepas dari bahu sang empunya. Tiba-tiba, Sohee merasakan hembusan nafas yang begitu lembut di depan wajahnya. Ia mencoba mengangkat wajahnya mencari tau apa yang terjadi. Saat ia mendongkakan wajahnya, wajah Jiyoung tinggal beberapa centi dari wajahnya. Ia memperhatikan dengan seksama wajah didepan matanya. Sepasang mata indah itu, yang dahulu sering ia temukan kedamaian dan ketenangan di dalamnya. Sebuah senyum yang dulu sering meluluhkan kerasnya hati yang ia punya, dan…. Sepasang bibir, tempat dimana mereka berbagi kebahagian bersama. Ia merindukan itu semua, tapi ia takut mengakui hal itu, ia takut tersakiti dua kali dengan satu orang yang sama.

‘aku sangat merindukanmu’ terlihat ketulusan dimatanya saat ia mengucapkan hal itu. Aku ingin segera memeluknya, tapi akal sehatku menolak keinginan hatiku. Aku hanya membisu sambil tetap menatap wajahnya yang terlihat kelu. Tiba-tiba ia mendekatkan bibirnya kepadaku, aku terpaku tidak bisa bergerak satu sentipun dari tempatku berdiri. Dadaku  tiba-tiba terasa sesak, udara seakan tak mau keluar ataupun masuk mengisi jantungku. Kakiku semakin lemas atas tingkahnya yang ia lakukan padaku. Beberapa detik kemudian aku merasakan kehangatan bibir yang selama ini aku rindukan dalam diam. Pelan, ia menciumku dengan pelan seakan aku adalah permata yang teramat berharga yang tak boleh tergores sedikitpun. Aku diam, tidak menolak ataupun membalas ciumanya. Aku berdiri mematung dalam dekapanya. Bibirnya tetap menempel di bibirku sampai beberapa menit kemudian ia melepasnya perlahan. Ia memandangku dalam diam. Aku hanya diam menatap dinding yang kosong. Aku tidak bisa berfikir jernih, mencoba mempercayai apa yang baru saja terjadi padaku. Tiba-tiba ia menyentuh daguku, mendongkakan wajahku memaksaku untuk menatap wajahnya. Akal sehatku tidak bisa menolak, ia terkalahkan dengan hasrat dan keinginanku. Aku menatapnya kosong.

‘respon tubuhmu masih sama terhadapku’ katanya sambil tersenyum.

Bagaimana bisa ia mengatakan hal seperti itu, padahal jelas aku sama sekali tidak membalas ciumanya. Ingin segera aku menentang apa yang baru saja ia katakan, tapi bibirku tak sejalan dengan kemauanku, ia hanya diam.

Sejurus kemudian, ia mendekap pinggangku yang ramping dan mendekatkan kembali bibirnya. Aku bisa merasakan hembusan nafasnya yang hangat. Ia menciumku lagi, tapi kali ini tidak lagi dengan halus dan tenang. Dia menciumku dengan penuh nafsu, nafasnya memburu terdengar jelas di telingaku. Tanpa sadar aku membuka mulutku, membiarkan lidahnya masuk menyusuri setiap inch mulutku, akupun membalas ciuman penuh nafsunya, ciuman yang sudah lama tidak kita lakukan lagi setelah kejadian itu. Kedua tanganku yang sedari tadi hanya diam manjuntai ke bawah, tiba-tiba bergerak ke tubuhnya yang kurus kecil. Kutautkan kedua tanganku ke lehernya, mencoba mengimbangi permainan yang sedang ia lakukan. Kami tetap dalam kondisi seperti ini, sampai nafas kami terasa berat. Kami berhenti sejenak, saling menatap satu sama lain dengan posisi kami yang belum berubah dan kemudian melanjutkanya lagi.

Dia tersenyum padaku, senyum manis yang sangat menggoda sambil berkata ‘kau tetap sama seperti yang dulu, mandoo-ah’

Aku tersenyum malu mendengar apa yang baru saja ia ucapkan. Jujur aku tidak tahu mengapa aku melakukan hal seperti itu. Hanya ada satu hal yang ada dipikiranku saat ini, aku tidak menyesal melakukan itu semua, aku memang merindukanya, sangat merindukanya. Ia pun kemudian memelukku dengan hangat dan erat.

Flashback end

Sohee masih duduk termangu di depan tab-nya, mencoba mengingat apa yang tadi malam terjadi. Jiyoung belum juga menghubunginya sampai saat ini. ‘hati-hati dijalan’ hanya itu kata terahir yang Jiyoung ucapkan saat ia mengantarkan Sohee ke mobil vannya saat di bandara Incheon.

Ia tersadar dari lamunanya saat handphonenya berdering. ‘Jiyoung’ sebuah nama yang keluar dilayar handphonenya. ‘Mandoo-ah, apa kamu sudah makan?’ sebuah pesan singkat yang Jiyoung ucapakan lewat tulisan itu mampu membuat Sohee yang dari tadi melamun, tersenyum membacanya. Sebelum ia sempat membalas SMS ke Jiyoung, handphonenya berdering lagi. Kali ini JYP yang menelepon.

‘annyeonghaseo oppa’ jawab Sohee mencoba berbicara dengan tenang. Ia tahu cepat atau lambat pimpinan JYPE itu akan segera memanggilnya memintanya untuk mengklarifikasi semua berita yang tlah beredar luas di masyarakat.

‘Sohee-ah, segera datang ke kantor sekarang’ kata JYP tanpa bosa-basi.

‘Ne oppa’ jawabnya singkat kemudian mematikan panggilan telepon tersebut.

Sohee belum memikirkan apa yang akan ia katakan nanti di hadapan orang yang telah ia anggap sebagai ayahnya itu. Yang jelas ia pikirkan sekarang ini adalah, ia harus membicarakan hal ini terlebih dahulu sama Jiyoung. Yah, hanya itu langkah terbaik sebelum ia  bertindak yang lain lagi. Mencari titik terang, kejelasan apakah mereka akan kembali seperti dulu atau kejadian kemarin malam hanyalah merupakan intermezzo perjalanan udara yang membosankan.

Sohee menarik nafas panjang kemudian berdiri dan berjalan keluar dari kamarnya menuju kamar mandi untuk segera bersiap bertemu dengan JYP di kantornya.

***

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ctnajihah #1
Chapter 1: tp kenapa x sambung... T_T
ctnajihah #2
Chapter 1: hi... sy suka this fanfic... walaupun sy x biasa baca dalam bhs indonesia..

love from malaysia
strawberrysohee #3
Chapter 1: terakhirnya gantung bngttttt lanjutin please.... i like your story :)