Dia 2

Dia

Ini terjadi kemarin, ketika aku berdiri disekitar ribuan penonton yang melihatmu, menyemangatimu, meneriaki namamu dengan keras.

Aku menyadari akan sesuatu...

Sebuah batu tidak akan bisa berdiri disamping bintang yang bersinar..

--

2 jam sebelumnnya...

“Yoboseyo..”

“Heeyeon-ah! Dimana?”

“Jihacheol..”

“Hati-hati dijalan ya...”

Aku tersenyum sambil menutup telepon darinya, Jihacheol* hari ini terlihat begitu ramai, mungkin semuanya pergi ke tempat yang sama denganku. ‘Dream Concert’.

Ini pertama kalinya aku datang kesebuah konser besar, Aku suka keramaian, tetapi membayangkan duduk disebelah fans yang gila aku benar-benar tidak bisa membayangkannya. Mungkin telingaku akan pecah. Tetapi Yuja, temanku memaksaku untuk ikut dengan janji bahwa dia tidak membeli tiket yang berada diantara fanclub.

 

 

“Ini tempat khusus yang aku dapatkan dengan susah payah, ayolahh...” begitu pintanya.

 

Akhirnya Jihacheol* berhenti di Stadiun World Cup, Aku turun dan melihat matahari benar-benar terik. Cuaca yang sangat cocok untuk menghitamkan diri, pikirku. Para penggemar bertebaran disekitarku, membawa balon dan lightstick bertuliskan nama idola mereka, tidak berbeda jauh dengan teman disebelahku, memakai pakaian bertuliskan “B2ST is the Best” siapa lagi kalau bukan B2ST yang dia idolakan. Lightstick berbentuk bunga mawar berwarna abu-abu sudah ada di tangan kanannya, tangan kirinya membawa balon dan lightstick B2ST dan bandonya ‘Yoon Dujun’ aku menggelengkan kepalaku bingung.

 

‘Perempuan ini...’

 

 

 

“Apa kata Chanyeol kalau dia melihatmu seperti ini?” aku bertanya kepadanya. Yuja menoleh.”huh? siapa Chanyeol? Apakah dia nama makanan?” Aku menatapnya dengan pandangan aneh, sambil menarik napas panjang aku bergumam bahwa aku tidak akan pernah memahami isi pikiran perempuan ini.

 

 

Di pinggir taman aku melihat banyak sekali banner bertuliskan dukungan untuk para idola, dan satu banner menarik perhatianku, ‘Our Angel Suho’ Junmyeon.. Banyak yang mencintaimu.. Aku tersenyum senang.

 

 

 

Antrian terlihat begitu panjang ketika aku datang, Rata-rata fans yang datang adalah anak-anak SMA dan orang asing yang biasanya datang untuk melihat idola mereka untuk pertama kalinya.

“Aku tidak sabar melihat Dujun...Dujun...Dujun...” Yuja menggumamkan sebuah nyanyian yang dia ciptakan sendiri.

“Bagaimana denganmu Heeyeon? Kau menunggu siapa? Ah...sayang Siwon tidak ada hari ini...” kata Yuja.“Ah! Ada suho! Hahaha...kau menunggu diakaaaan....” Goda Yuja sambil menggoyangkan jari telunjuknya ke arah wajahku.

 

”hish...apaan sih...” kataku kesal, namun tidak dapat dipungkiri aku tersenyum. “Ya aku menunggu Suho emang kenapa?” kataku setengah berteriak. Beberapa orang malah memperhatikan kami.

Lalu 3 orang datang mendekati kami, 2 orang gadis dan seorang lelaki. Membawa spanduk bertuliskan ‘Kris & Luhan i’ll follow you into the dark’ bertanya, “Fans EXO ya? Tolong terima ini” sambil memberikanku spanduk kecil dan sebuah kartu yang aku tidak mengerti itu apa. “nado..hana juseyo...” Yuja meminta kepada mereka. “aku juga suka EXO” tambahnya. Mereka melihat Yuja yang penuh dengan B2ST namun akhirnya mereka juga memberikan spanduk itu untuk Yuja. “Buat apa? Katanya hari ini hanya ada B2ST dikepalamu?” aku bertanya pada Yuja. “berisik! Aku juga mau menyemangati Kris dan Luhan tau!!” kata Yuja. “bagaimana dengan Chanyeol?” tanyaku. “aish...Chanyeol, jangan sebut namanya.. kemarin kami bertengkar..” kata Yuja. “Lagi?” aku terkejut, sebenarnya tidak terlalu karena mereka memang sering bertengkar. Yuja tidak menjawabku dia sudah berlari kearah antrian Snack. Mereka membagikan Popcorn secara gratis. “Cepat kesini Heeyeon!!!” teriaknya. Aku menurutinya.

 

 

Jam 4 aku dan Yuja memutuskan untuk masuk kedalam stadiun meski acara baru akan mulai jam setengah tujuh. Matahari masih bersinar terik, seperti yang aku bilang tadi hari yang cocok untuk menghitamkan diri. Aku merasakan Handphoneku bergetar.

“Yoboseyo..”

“Sudah sampai?“

“Sudah...”

“Bagus.. Lihat aku ya! Aku akan tampilkan yang terbaik” Kata Suho disebrang sana.

“Semangat ya! Fighting!!” Aku menyemangatinya.

 

 

 

Sambil memasukkan Handphoneku kedalam tas aku menghela napas panjang lagi. Akhir-akhir ini aku sedang dilanda kegalauan yang benar-benar baru kali ini aku rasakan. Aku merasa tidak pantas berdiri disamping Suho, memberikannya semangat, menjadi orang yang dicintainya. Alasannya? Entahlah aku tidak tahu. Terkadang aku iri dengan Yuja, Hubungan Yuja dan Chanyeol terlihat begitu ‘mudah’ entah karena Yuja yang memang tidak terlalu perduli atau Chanyeol yang memang mengerti perasaan Yuja. Bertengkar pun biasanya hanya karena masalah sepele seperti sekarang ini. Apalagi yang membuat mereka bertengkar? Sandara yang lebih cocok dengan Gdragon atau Sandara dengan minho? Atau bertengkar hanya karena Chanyeol kerap kali mengirimi Yuja coklat? Entahlah. Hubunganku dengan Suho terlihat lebih rumit, disatu sisi aku memahami pekerjaannya, namun disatu sisi aku merasa tidak pantas. Tidak untuk seorang bintang seperti Suho.

 

 

“Lihat itu kumpulan Fans EXO..banyak ya...”

*pojok kanan atas

 

 

 

Aku melihat di sudut kanan stadium terlihat banner bertuliskan dukungan untuk EXO. Meski setahun lebih mereka tidak melakukan comeback masih banyak fans yang mendukung mereka, untunglah. Aku tersenyum.

 

 

Waktu terasa begitu lama, jam setengah lima stadium diisi dengan para idola baru yang mencoba peruntungannya tahun ini bersaing dengan ratusan idola baru lainnya, aku dan Yuja tidak begitu menyukai lagu-lagu mereka terlalu keras dan berkesan aneh. Namun tetap kami tonton sampai tidak terasa jam setengah tujuh penonton sudah penuh masuk ke stadium dan Acarapun dimulai.”KYAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!”Yuja berteriak keras, terlihat 3 orang pembawa acara yang tidak lain adalah Onew, Hara, dan ya...Dujun. Pantas saja dia heboh sendiri, Dujun benar-benar cinta pertamannya. Kasihan Chanyeol. Mereka memulai pembukaan dua kali karena ada masalah dengan kamera ketika pertama kali pengambilan gambar, setelah itu acara benar-benar dimulai. Pertama sebuah Girlband bernama Rainbow tampil 2 lagu diteruskan dengan EXO. Semua orang berteriak keras. Aku dan Yuja ikut menyemangati mereka. Dalam hati aku berpikir. “Apakah kamu bisa melihatku disini?”

 

 

Masih dengan lagu lama mereka EXO menampilkan MAMA dan History dengan versi remix. Suho tampil enerjik dan penuh semangat. Aku menyukai Suho yang seperti itu, Suho yang tidak pernah menyerah dan selalu bekerja keras, banyak rumor yang mengatakan bahwa dia terlihat berbeda on stage dan off stage. Tentu saja! Suho adalah seorang bintang dan Junmyeon adalah...adalah pacarku. Ya! Pacarnya Yoon Heeyeon! Tiba-tiba aku tersenyum sendiri dan semakin bersemangat untuk menyemangatinya. Lagu pertama selesai. Mereka menyapa penggemar mereka satu persatu, memperkenalkan nama mereka, lalu melambaikan tangan mereka ke segala arah.

 

 

‘kau bisa melihatku disini tidak?’ Pikirku.

 

 

 

 

 

“Wooooo...Chanyeol Saranghaeyooooooo” Yuja berteriak memanggil nama Chanyeol, sepertinya Chanyeol mendengarnya dan mencari-cari dimana asal suara. Suho terlihat memanggil Chanyeol yang berada tidak jauh darinya dan menujuk kearah dimana kami berada. Mata Chanyeol membesar lalu dia melambaikan tangan kearah kami.

 

“Lihat, Suho adalah orang pertama yang mengetahui dimana kita berada. Dasar Chanyeol! SUHOOOO SARANGHAEYOOOO” Yuja bergumam sendiri diakhiri dengan teriakan yang keras kearah suho membuat Chanyeol terkejut sambil memasang wajah cemburu, Suho hanya tertawa keras.

 

“rasakan kau!” kata Yuja puas.

 

 

Aku merasa senang, setidaknya Suho ternyata mengetahui keberadaan kami, meski hari ini sudah mulai beranjak gelap. “Suho benar-benar hebat! Dia bisa menemukan kita di tempat seramai ini” kata Yuja. “tidak seperti Chanyeol”. “hahhahaha...” aku hanya bisa tertawa.

 

 

Konser terus berlanjut dan malam semakin larut, aku mulai menikmati keadaan konser yang terlihat begitu bersemangat dan merasa merinding ketika melihat ribuan penonton dengan lightstick yang mereka nyalakan begitu indah. Apakah ini rasanya mendapat dukungan dari banyak orang? Aku akhirnya merasakan apa yang Suho selama ini ceritakan.

 

 

 

“B2222SSSSSTTT”

 

 

Teriakan Yuja mengagetkanku, B2ST tampil gila-gilaan, pantas saja Yuja berteriak keras sekali, seperti lupa daratan dia menggoyangkan tangannya keras-keras, mengikuti irama musik yang terdengar bebas. Tiba-tiba aku merasakan handphoneku bergetar. ‘Chanyeol?’ aku mengangkat telponnya. “Yeob..”

 

 

“Bagaimana mungkin teriakan seorang gadis bisa sekeras itu sampai terdengar di belakang stage? Apakah Yuja membawa toa?” Chanyeol langsung saja mengeluarkan uneg-uneg dikepalanya.

 

 

“Dia hanya terlalu bersemangat...”

 

 

“aku hanya khawatir dengan tenggorokannya, besok pasti sakit” kata Chanyeol, aku tersenyum. “Aku akan menyuruhnya untuk memelankan suaranya..”

 

“Terima kasih Heeyeon. Kau yang terbaik. Oh! Suho hyung ingin berbicara...”Chanyeol memberikan Handphonenya ke Suho. “Heeyeon-ah... Saranghae..” Hanya itu yang diucapkan Suho, aku diam.”n-n-aa,,” Yuja menyenggol tanganku yang secara tidak sengaja menekan tombol mematikan panggilan. Aku terkejut. “Yuja-ya! Aku sedang menelpon...” kataku kearah Yuja, dia hanya meminta maaf sekali dan kembali berteriak, sedikit kesal karena aku tidak sempat membalas Suho. Namun akhirnya aku mengiriminya sebuah pesan singkat.

 

 

"Nado saranghae...” sambil tersenyum.

 

 

Aku menaruh kembali handphoneku kedalam tas dan menatap para fans exo. Mereka terlihat begitu hebat, bersemangat, dibandingkan aku. Lalu mataku kembali menatap kearah panggung berpikir, apakah mereka bisa melihat para fans mereka? Tiba-tiba aku meragu, tidak. Aku menyadari sesuatu. Bagaimana bisa aku berdiri disamping bintang yang bersinar? Bagaimana mungkin Seorang seperti aku bisa dipilih Suho untuk menjadi yang paling dipercayainnya? Menjadi tempat dimana dia menunjukan kasih sayangnya kepada makhluk yang disebut wanita? Tiba-tiba aku meragu. Suho bisa mencari gadis yang lebih baik dariku.

 

 

Sampai akhir konser aku hanya bisa merenung. Menyadari sesuatu yang akhirnya aku sadari, Suho tidak pantas untukku. “Kau kenapa?” tanya Yuja.”hiyaaa!!!kenapa menangis???!!!” Yuja memeluk Heeyeon. Aku tidak bisa menjawab pertanyaan Yuja, aku hanya bisa menangis.

 

 

--

 

 

Keesokan harinya Suho datang mengagetkanku. “Kudengar kamu menangis semalam..” Wajah suho terlihat khawatir. Aku tidak berani membalas. Suho lalu melangkah masuk kedalam kamarku, aku menutup pintu dan mengikutinya dari belakang.

 

 

Melihat punggung Suho yang lebar ingin rasanya aku memeluknya, merasakan kehangatannya. Dan tanpa aku sadar aku benar-benar memeluknya. Menghirup harum tubuhnya dalam-dalam. “heeyeon-ah...” Bisik Suho memanggil namaku. Aku menutup mataku rapat-rapat seakan tidak percaya dengan siapa aku sekarang. Menyadari bahwa aku tidak akan membalas panggilannya dia hanya diam sambil memegang tanganku yang masih memeluknya erat.

 

 

“Heeyeon-ah...sayang...”

 

 

“hmm...”

 

 

“Jangan pernah mengatakan bahwa kau tidak pantas untukku...”

 

 

“kau sudah mendengar semuanya dari Yuja?”

 

 

“Tidak, dia tidak bercerita apa-apa. Dia hanya menyuruhku untuk menemuimu.. kalau tidak dia akan mencoba membunuh Chanyeol agar member EXO akan berkurang  satu”

 

 

Yuja pasti bercanda, pikirku.

 

 

“Jadi kau tau darimana?”

 

 

“Terlihat jelas dimataku...dengar Heeyeon” Suho membalikan badannya yang kini berhadapan denganku. “apa yang membuatmu berpikir seperti itu?“ menyadari bahwa perbedaan tinggi kami yang berbeda jauh, Suho berlutut didepanku. Sambil memegang tanganku dia menunggu jawaban.

 

 

“Kau adalah bintang, sedangkan aku hanya batu biasa...tidak terlihat dalam kegelapan...” kataku sambil menatap matanya.

 

 

“apa kamu lupa siapa aku sebelumnya? Bukankah aku juga batu sama sepertimu? Bukankah bintang juga sebuah benda mirip batu yang tidak memiliki sinar? Kamu matahariku, kamu yang membantuku bersinar. Jangan pernah menganggap dirimu bukan siapa-siapa. Kamu matahariku. Mengerti?”

 

 

Aku merasa bodoh, selama ini aku kira suho adalah bintang, namun aku lupa. Dia juga sebuah batu yang mencoba untuk bersinar. Dia punya semangat, dia punya kepercayaan, dia punya aku. Yang terus menemaninya untuk bersinar, sambil menangis aku memeluknya. “maafkan aku..aku terlalu bodoh untuk menyadarinya...”

 

 

“aku tahu... berat jadinya terus berada disampingku, tapi kamu tidak akan pernah menyerahkan?”

Aku menggelengkan kepalaku.

“tidak akan...”

“janji...”

“janji...”

“kalau begitu sekarang cium aku...”

“...” aku diam malu.

“baiklah kalau begitu aku yang akan menciummu,,,”

Suho mencium bibirku lembut dan aku menyukainya.

 

 

 

--

 

 

 

“Ya!!! Kemarin teriakanmu benar-benar keras, kau perempuan atau laki-laki?” tanya chanyeol. Hari ini dia bertemu dengan Yuja berdua menikmati es krim di musim semi yang akhir-akhir ini mulai terasa panas. “Mungkin laki-laki” jawab Yuja enteng.

“Hissss!kau ini...lalu, meneriaki ‘Suhoo saranghaee’ maksudnya apa? Kau tidak menyukaiku lagi?”tanya Chanyeol.

“mmm...mungkin???” Yuja menyuapi sesendok eskrim ke arah Chanyeol.”AA...”

“Aku sedang marah.”

“Aku sedang menyuapimu..sekarang bilang ‘AAA’...” kata Yuja namun Chanyeol masih saja cemberut menatap Yuja kesal. Akhirnya Yuja menelan es krim itu lalu menyuruh Chanyeol untuk mendekat.

“Kemari..”dia menggerakan telunjuknya, Chanyeol yang penasaran menurut. Yuja mengecup pipi Chanyeol, membuat wajah Chanyeol memerah. “Kau lucu sekali kalau sedang cemberut, aku suka itu..” Kata Yuja.

Chanyeol kehilangan akal sehatnya, sedikit gerakan yang diciptakan Yuja selalu saja berhasil membuatnya bahagia dan lupa diri. ”aku memilih wanita yang benar-benar membuatku menjadi gila”pikir Chanyeol sambil menatap Yuja dengan tatapan pesona. Yang sedang dilihat kembali sibuk menghabiskan es krim miliknya.

 

-FIN-

 

*kereta bawah tanah

*bannernya beneran dikasi loooh kkkk

*foto milik pribadi;)

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet