♪♪ It was a beautiful night. We're looking for something dumb to do.

Who cares baby, i think i wanna marry you.. ♪♪

"Bodoh sekali.." sebut Kris begitu saja. Dua orang di sana berpaling pada dui zhang dan mempertanyakan maksud umpatan barusan itu ditujukan pada siapa. Atau pada apa. Siang itu EXO-M sedang dalam perjalanan pulang usai syuting sebuah variety show di Beijing. Van yang dikemudikan manajer sudah setengah jalan menuju hotel. “Lagunya..” tambah Kris sambil melihat Chen dan Tao yang alisnya masih berkerut saking herannya. Tiga orang di kursi belakang—Yixing, Luhan, dan Xiumin tengah bercanda mengenai suatu bahasan di blog fans EXO soal crack voice member EXO-K—tampaknya tak menyimak.

Chen menunjuk stereo di bawah kaki mereka. “Bruno Mars?”

Bahasa Inggris sudah jadi santapan hidup Kris di Kanada sehingga tak perlu pikir panjang untuk menyelami maknanya. Memangnya Chen juga demikian? “Itu bukan sesuatu yang dapat dilakukan begitu saja, kan?” tambah Kris.

“Bruno Mars?” ulang Chen dengan pelafalan hangul yang unik, sekali lagi.

Tentu saja tidak. Chen masih perlu belajar bahasa Inggris sama giatnya dengan bahasa Mandarin. Kris tak ada pilihan selain menerjemahkan lirik lagu ‘Marry You’ yang tengah berkumandang di seantero ruang van, spesial request dari seseorang di stasiun radio nasional. Setelahnya, baik Chen dan Tao, mengangguk-angguk mengerti. “Jadi, bodoh sekali, kan? Melamar tiba-tiba saat tak ada lagi yang bisa dikerjakan”

“Spontanitas..” Chen menjawab.

“Atau kerandoman” tambah Kris. “Ketidakseriusan. Semacam itu..”

Tao buka mulut, menyorongkan tubuhnya agak ke depan agar tak tertutup bahu Chen yang memblok pandangannya dari Kris di ujung satunya. “Tapi, ge, itu juga berarti si pria benar-benar serius karena yang pertama dipikirkannya adalah melamar sang gadis. Bukannya pergi ke suatu tempat atau hal lainnya. Bisa jadi selama ini si pria sebenarnya memikirkan hal ini”

“Dan mengutarakannya tanpa ba-bi-bu? Bagiku itu bodoh sekali”

“Uh, jadi kau akan menolak jika ditawarkan hal ini oleh orang yang kau sukai? Bukankah itu membuang-buang kesempatan emas. Apa yang sudah ditunggu-tunggu disodorkan di depan mata, kenapa harus menolak?” Opini Chen terdengar masuk akal. Bila selama ini sang gadis memang menantikan sang pria melamarnya, sudah dipastikan si gadis akan melanglangbuana ke cakrawala tanpa bisa ditahan.

“Ingat, Chen, ..we’re looking something dumb to do, itu berarti sesuatu yang bodoh. Si prianya sudah mengakui sendiri, kan? Kenapa si gadis harus menganggap itu serius”

“Lalu, lalu, lalu.. Kris ge lebih suka dilamar setelah penantian panjang. Dengan prosesi yang romantis. Dengan makan malam bersama seribu lilin—“

“Siapa melamar siapa? Aku akan melamar. ME-LA-MAR. Bukan bentuk pasifnya. Tolong Chen, jangan jadikan ini sebagai bahan olok-olokan bahasa Koreamu yang sempurna itu” degus Kris kesal. Dan apanya yang seribu lilin. Sekalian saja kobarkan api unggun!

Anyway, lagu Bruno Mars sekarang sudah berganti jadi iklan ayam goreng. Mungkin ini akhir dari perdebatan tak penting—

---

IDK, sorry..