Naughty Innocent (2MIN)

Description

Naughty Innocent

Author        :    Neon Blue

Genre          :    Romance/NC

Cast            :    -   Lee Taemin

  • Choi Minho

Length        :    -

Disclaimer   :    cerita milik author

 

(sebelumnya fanfic ini udah dipublikasikan di salah satu fanpage di facebook^^)

 

          WARNING!!!! SANGAT TIDAK DISARANKAN YANG DIBAWAH UMUR UNTUK MEMBACA FANFICT INI!!!!!!!!!!

 

 

 

          Apa jadinya jika punya pacar yang memiliki sifat sangat polos seperti anak kecil namun secara tiba-tiba memintamu untuk melakukan hal yang diluar sifat polos? Itulah yang dialami oleh seorang mahasiswa bernama Choi Minho.

 

 

Naughty Innocent

 

 

 

          Punya pacar tidaklah harus sempurna. Asal kita bisa saling mengerti, saling memahami, saling percaya, serta saling mencintai kurasa itu cukup. Kenapa tidak? Buktinya saja aku, seorang yang banyak dikatakan sebagai remaja yang perfect bisa memiliki seorang kekasih yang memiliki sifat sangat kekanak-kanakan. Tidakkah itu sedikit aneh? Banyak orang yang mengatakan, pria perfect cocoknya memiliki kekasih yang perfect juga. Tapi aku merasa kalimat itu tidak berlaku sama sekali untukku.

          Kekasihku tidaklah perfect. Malah bisa dikatakan jauh dari kesan perfect. Tubuhnya kurus, model rambutnya seperti jamur, sifatnya sangat kekanak-kanakan, usianya masih 18 tahun tapi masih sangat suka minum susu, ice cream, atau makanan yang manis-manis lainnya, tingkahnya sangat manja serta tidak pernah bersikap dewasa sedikit pun. Bisa diibaratkan seperti roh anak 5 tahun yang terjebak di dalam tubuh manusia berusia 18 tahun. Mengenai wajah, wajahnya itu lebih terkesan cantik untuk ukuran pria. Garis wajahnya sangat lembut dengan kulit berwarna putih mulus. Seperti anak bayi lebih tepatnya. Tapi karena hal yang berbeda itulah yang membuatku menyukainya dan memacarinya selama hampir 2 tahun lamanya sejak aku bertemu dengannya sebagai anak asuhku sewaktu ia MOS. Saat itu ia murid kelas 1 dan aku kelas 3 SMA.

 

“Hyuunngg~” terdengar suara khasnya ditelingaku dimana aku sibuk dengan buku-buku kuliahku yang tertumpuk diatas meja di taman kota. Aku pun mengangkat kepalaku dan kulihat ia tengah berlari menghampiriku dengan seragam sekolahnya. Seperti biasa, wajahnya selalu ceria saat berjumpa denganku.

 

“Minnie....sudah pulang??” tanyaku begitu ia duduk di depanku. Dia mengangguk tersenyum.

 

“Kenapa langsung kesini?? Kenapa tidak pulang dulu dan mengganti pakaianmu?? Nanti umma mu marah jika kau langsung berkeliaran sehabis sekolah....” ujarku sembari mengacak sedikit rambutnya.

 

“Tidak hyuungg...aku sudah bilang sama umma kalau pulang sekolah aku akan langsung menemui hyung disini...” jawabnya manja.

 

“Begitu?? Anak pintar...” kataku tersenyum.

 

“Hehehee~ ^ ^....emm...hyung hyung...nanti malam, umma sama appa tidak ada dirumah....hyung mau tidak menemaniku dirumah?? Aku takut sendirian...” ucapnya sedikit tertunduk sembari memainkan jemarinya. Persis seperti anak kecil.

 

“Memangnya umma mu sama appa mu kemana?? Tugas keluar kota lagi??” tanyaku sambil membereskan buku-buku ku yang berserakan di atas meja taman.

 

“Emm...iya hyuungg...tapi besok siang mereka juga sudah balik kok....kata umma cuma satu malam saja....hyung mau kan??” ujarnya lagi.

 

“Baiklah...hyung akan menginap dirumahmu...tapi hyung harus menyelesaikan tugas-tugas hyung...jadi tidak apa-apakan kalau nanti disana hyung tidak bisa menemanimu bermain??” tanyaku. Sudah seperti kegiatan rutin bagiku untuk harus menginap dirumahnya saat kedua orang tuanya tidak ada dirumah karena Taemin bukanlah orang yang pemberani. Ia sangat takut gelap apalagi hantu. Dan dia juga trauma dengan petir.

 

“Yeeyyy...iya hyuuugg...tidak apa-apa kok ^ ^ “ jawabnya girang. Aku hanya tersenyum menanggapinya.

 

“Baiklah kalau begitu...ayo kita kerumahmu....” ajakku kemudian dan dia mengangguk semangat. Dengan tangan kiriku menenteng tas yang berisi buku-buku diktat ku serta tangan kananku menggenggam tangannya, kami berjalan menuju rumahnya yang memang tidak begitu jauh dari taman kota.

 

Hanya melewati beberapa blok dan kami pun sampai dirumahnya yang minimalist.

 

“Ummaaa....aku pulaaanngg~” teriak Taemin manja sembari melepaskan sepatunya dan meletakkannya didalam rak. Aku pun membuka sepatuku dan meletakkannya didalam rak juga.

 

Terlihat dari arah kamar, seorang wanita paruh baya keluar dan menghampiri kami. Tak heran olehku kenapa Taemin memiliki wajah yang seperti perempuan karena ibunya, walaupun sudah berusia sekitar hampir 40 tahun, namun wajahnya masih terlihat begitu muda seperti anak gadis remaja 17 tahun, serta ayahnya yang memang memiliki wajah baby face dan belum terlihat tua walaupun usianya sudah 40 keatas.

 

 

“Ohh Minnie my baby sudah pulang...ehh...ada Minho juga ya~” ujar wanita itu tersenyum kepada kami.

 

“Selamat siang Tante...” jawabku sedikit memberi hormat.

 

“Iya...ayo silahkan masuk...umma mau berkemas dulu....Minnie ajak Minho makan yaa...umma udah siapin makan di dapur...” ujar wanita itu lalu pergi meninggalkan kami berdua.

 

“Ayo hyuungg!!” ajak Taemin manja kepadaku dan aku hanya menurutinya saja menuju dapur. Tanpa banyak basa-basi lagi, kami pun menyantap makanan yang tersedia di meja makan.

 

 

Naughty Innocent

 

 

          Malam pun akhirnya menghampiri. Orang tua Taemin sudah pergi beberapa menit yang lalu. Sekarang tinggal kami berdua dirumah.

 

“Minnie...apa kau sudah mengerjakan PR-mu??” tanyaku sembari membuka tas ku dan mengeluarkan beberapa buku diktat ku.

 

“Tidak ada PR hari ini hyuunngg...” teriaknya dari dalam kamarnya.

 

“Baiklah kalau begitu, hyung mau menyelesaikan tugas-tugas hyung dulu ne...” ujarku dan memulai untuk belajar. Sejenak kulihat, Taemin keluar dari kamarnya dengan menggenggam sebuak buku kecil di tangannya.

 

“Hyung hyung....lihat ini....temanku sangat baik...dia memberikanku sebuah komik....” ujar Taemin sembari memperlihatkan komiknya padaku. Aku hanya menatap komik itu sekilas sebelum akhirnya aku kembali berkutat pada buku ku.

 

“Ya sudah...lebih baik kau membaca komik mu saja di kamar...hyung mau mengerjakan PR hyung....nanti kalau hyung sudah selesai, hyung akan menemanimu bermain, tapi tak sampai tengah malam karena besok kau harus sekolah....” jawabku sedikit mengacak rambutnya.

 

“Emm...baik hyung....” jawabnya senang dan berjalan menuju kamarnya. Aku hanya tersenyum lalu kembali memfokuskan diriku untuk belajar.

 

 

Naughty Innocent

 

 

          Tak terasa, jam sudah menunjukkan pukul 10 malam. Akhirnya tugas kuliahku pun selesai. Dengan segara aku membereskan buku-buku ku dan aku pun berjalan menghampiri Taemin didalam kamarnya.

 

“Minnie....apa kau sudah tidur??” tanyaku sembari membuka pintu kamarnya perlahan.

 

“Eoh?? Tidak hyuungg~” jawabnya singkat. Aku pun berjalan menghampirinya yang tengah sibuk masih membaca komiknya di meja belajarnya.

 

“Kau masih membaca komik itu??” tanyaku mencium sekilas pipinya.

 

“Ne hyuungg...hehe...” jawabnya nyengir.

 

“Memangnya itu komik apa?? Serius sekali kau membacanya...” tanyaku sembari duduk di pinggir kasurnya.

 

“Hyung hyung... itu apa??” tanyanya tiba-tiba membuatku langsung menatapnya.

 

“Memangnya kenapa??” tanyaku balik.

 

“Disini tertulis ‘Kenta sangat suka melakukan bersama Ruki’....itu pekerjaan yah hyung??” tanyanya lagi dengan wajahnya yang innocent. Aku terdiam sejenak.

 

“Entah Minnie...hyung juga tidak tahu...kalau diartikan blow itu meniup atau menghembuskan, sedangkan job itu berarti kerja…” ujarku berpikir.

 

“Begitu ya hyung?? Tapi untuk apa pekerjaan seperti itu?? Dan kenapa melakukannya ‘disini’?? tanya Taemin lagi dengan innocentnya sembari menunjuk kearah juniornya.

 

“Apa maksudmu??” tanyaku tak mengerti. Taemin berdiri dari kursinya dan menghampiri ku.

 

“Seperti ini hyung…” ujarnya sembari menunjukkan komiknya padaku. Seketika mataku terbelalak kaget. Bagaimana tidak? Itu adalah komik o dan dia membacanya.

 

“Minnie…jangan membaca komik ini lagi…tidak boleh…mengerti??” ujarku sembari menjauhkan komik itu dari jangkauannya.

 

“Memangnya kenapa hyung??” tanyanya tak mengerti.

 

“Kau tidak boleh membacanya…hyung janji…nanti hyung akan membelikanmu komik baru…tapi kau tidak boleh menyimpan komik ini…hyung akan buang komik ini…” jawabku mantap.

 

“Baik hyung…tapi kenapa komiknya dibuang hyung??” tanyanya lagi. Aku sedikit kikuk.

 

“Umm…ini…ini komik hantu…apa kau mau membacanya??” tanyaku grogi.

 

“Eoh?? Benarkah hyung?? Tidak!! Aku tidak mau…” jawabnya sembari memelukku takut.

 

“Buang saja komiknya hyung…aku tidak mau punya komik hantu seperti ituu~” ujarnya lagi. Sejenak aku menghela napasku lega.

 

“Iya…nanti hyung buang….” Kataku sembari tersenyum lembut padanya. Ia pun ikut tersenyum.

 

“Eoh?? Hyung hyung...tapi jika itu komik hantu, kenapa aku tidak melihat gambar hantu dikomik itu??” tanyanya dengan polosnya membuatku kembali harus menyusun kalimat kebohongan untuknya.

 

“Umm...hantunya tidak terlihat....kan hantu tembus pandang...jadi tidak bisa terlihat...” jawabku mantap.

 

“Ohh iya ya...hehehe...Minnie lupa hyung ^ ^v...” ujarnya nyengir. Lagi-lagi aku menghela napas lega. Aku pun meletakkan komik itu dibawah kolong tempat tidurnya.

 

“Untuk sementara, komik ini hyung letakkan disini ya...ini sudah malam, besok pagi hyung akan bakar komik ini...mengerti??” ucapku sambil meletakkan komik itu cukup dalam dibawah kolong tempat tidurnya. Namun tak ada jawaban dari Taemin.

 

“Minnie...kau mengerti kan??” tanyaku lagi dan sama, tetap tak ada jawaban darinya. Aku pun kembali ke posisi ku semula dan kulihat Taemin tengah menatapku serius.

 

“Kenapa kau menatapku seperti itu??” tanyaku heran.

 

“Hyuungg~” panggilnya manja.

 

“Ya Minnie...ada apa??” tanyaku semakin heran.

 

“Kenapa tiba-tiba celanaku sempit, hyuuungg??” tanyanya polos. Seketika mataku langsung melihat kearah celananya. Betapa terkejutnya aku ketika mataku tak sengaja menatap sesuatu yang tegak disana. Apakah ini efek dari komik itu? Bahaya!!

 

“Umm...i...itu...h..hyung tidak tahu, Minnie...” jawabku kikuk. Ia menatap celananya.

 

“Hyuungg...Minnie nya Minnie kenapa jadi seperti ini??” tanyanya lagi sembari menunjuk kearah juniornya. Aku menelan salivaku dengan susah.

 

“H...hyung tidak tahu Minnie...” jawabku pelan dan menunduk. Malu rasanya jika seperti ini.

 

“Hyung hyung... Minnie nya Minnie seperti minnie nya Kenta yang di komik itu...” ujarnya kembali menatapku. Aku terdiam membeku.

 

“Di komik bilang, kalau seperti ini harus di normalkan kembali dan itu butuh seseorang untuk membantunya...hyung hyung...hyung mau membantuku??” tanyanya dengan wajah super polosnya. Sepertinya aku akan mati berdiri.

 

Ini pertama kalinya bagiku dan sebelumnya aku tidak pernah memikirkan hal seperti ini, apalagi menjalaninya. Menonton film o atau membaca kisah o saja aku tidak pernah. Aku hanya mengetahuinya saat pelajaran biologi dimana aku masih sekolah dulu. Dan kata ibuku, hal seperti ini jangan dilakukan sebelum kau menikah. Rasanya aku menjadi takut karena hal ini.

 

Tanpa sepengetahuanku, Taemin telah menarik tanganku dan membuatku terbari dikasur.

 

“Mi..Minnie...a..apa yang kau lakukan??” tanyaku semakin kikuk saat melihatnya naik merangkak keatas tubuhku. Kurasakan saat ini detak jantungku berdetak begitu kencang dan wajahku memerah saat ini. Ini diluar nalarku.

 

“Hyuungg~” panggilnya manja. Aku menatap kesamping berusaha untuk tidak terjebak dalam situasi seperti ini. Bagaimana pun juga, aku tidak boleh melakukan hal yang gila bersamanya. Au mencintainya, tapi aku juga tidak mau seperti ini. Kami belum menikah.

 

Dapat kurasakan, tangan lembut Taemin mengelus rahangku membuatku menutup mataku lebih rapat. Bukannya aku tidak punya nyali. Sebagai laki-laki aku bisa saja melakukannya, hanya saja ini benar-benar diluar pemikiranku. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan. Membayangkannya saja aku tidak pernah, apalagi melakukannya.

 

 

“Hyuunngg~” panggilnya lagi dengan nada manjanya. Aku masih tak bergeming untuk menatanya. Tanpa aba-aba, ia menarik wajahku untuk menatapnya dan secepat kilat, untuk pertama kalinya bibirnya berhasil mendarat dibibirku membuatku membulatkan mataku seketika.

 

Ini pertama kalinya kami berciuman dibibir karena biasanya aku hanya menciumnya di kening dan di pipinya. Aku dapat merasakan hawa panas mengitari kami di dalam kamar yang bernuansa kuning ini.

 

Aku terdiam namun dapat kurasakan bibir Taemin bergerak kecil diatas bibirku. Aku menutup mataku rapat dan menggerakkan bibirku berusaha untuk melepaskan tautan ini.

 

“Nnghh....” Dan dia malah mendesah membuatku meremas kedua bahunya.

 

“T...Tae..nn...” ucapku kepayahan disela-sela ciumannya. Ia tak menggubrisnya dan malah menggigit bibir bawahku membuatku meringis kecil dan tak sadar telah memberikannya akses mulutku.

 

Dengan pikiranku yang masih waras, aku pun mengangkat bahunya dan membuat tautan kami terlepas. Terlihat ia tengah tersengal-sengal sehabis ciuman itu.

 

“Hahh...hh...hyuuunngg~” desahnya manja.

 

“Tae...apa yang kau lakukan?? Kenapa kau bisa agresif seperti ini??” tanyaku tak percaya.

 

“Hhh...hah...aku..hh...aku hanya ingin kau membantuku hyuunngg~” ujarnya masih tersengal.

 

“Bantu apa??” tanyaku lagi dengar sedikit kasar.

 

“Bantu aku hyuuunngg~ bantu aku...bantu akuuu....” ujarnya dan dengan tiba-tiba ia menahan kedua tanganku dengan lututnya. Kali ini posisinya benar-benar membuatku semakin terpaku tak percaya. Bagaimana tidak?? Wajahku tepat diantara kedua selangkangannya. Dengan kata lain, ia menduduki dadaku yang tengah terbaring.

 

“Hyuunngg~ bantu aku...bantu aku menurunkan Minnie ku...” ujarnya dengan perlahan menurunkan zipper celananya hingga membuat juniornya yang sudah menegang sempurna terpampang jelas didepan wajahku. Apa-apaan ini?

 

“Mi..Minnie...a..apa maksudmu??...Lepaskan tanganku....a...aku tidak mau...aku tidak mau...” kataku dengan menutup mataku rapat dan menggeleng-gelengkan kepalaku pertanda aku menolak.

 

Seketika ia menangkup kedua pipiku dengan tangannya dan menatapku sendu plus senyuman manisnya.

 

“Hyuuung~ katakan kalau kau mencintaiku...kalau kau benar-benar mencintaiku, maka bantulah aku....” jawabnya lembut.

 

“Ta...tapi Minnie...aku..aku hanya takut kalau aku tiba-tiba kehilangan kendali nanti nya dan malah melakukan hal yang lebih besar terhadapmu...” ujarku pelan.

 

“Asal bersama hyung, Minnie mau melakukan apapun...termasuk berciuman didepan  appa sama umma, juga Minnie mau...” jawabnya polos. Aku terdiam. Itu kelakukan yang konyol.

 

“Hyuuunngg...ini sakit jika seperti ini teruuuss...” lanjutnya manja sambil menyentuh juniornya sendiri. Kembali membuat wajahku merah padam. Tak kusangka ternyata efek dari komik itu sebesar ini. Segera aku melirik kesamping mengalihkan pandanganku dari juniornya yang hanya berjarak beberapa sentimeter didepan wajahku. Ini memalukan.

 

“Hyuunngg~” panggilnya lagi dengan aksen manjanya.

 

“A..apa yang harus aku lakukan Minnie?? A...aku tidak tahu...” jawabku kikuk.

 

“Hisap ini hyuunngg~” jawabnya membuatku seketika langsung menatapnya kaget.

 

“A...apa??” tanyaku kaget. Ia mengangguk.

 

“Aku lihat dikomik, untuk menurunkannya, maka kau harus menghisap Minnie ku hyuungg...ohh iya...itu yang dinamakan ...gambarnya seperti itu...” ujarnya girang. Ini tidak mungkin.

 

“Ta...tapi Minnie...” kalimatku terpotong oleh juniornya yang tiba-tiba ia majukan hingga menyentuh bibirku.

 

“Ayo hyuuungg~” pintanya seperti anak kecil. Aku menutup mataku rapat dan dengan perlahan aku memasukkan juniornya kedalam mulutku.

 

“A...Ahh~” desahnya begitu juniornya masuk kedalam mulutku.

 

“Mi..Minnie...ini aneh...” ucapku dengan juniornya yang sudah berada di mulutku.

 

“H...hyuuunngg~ ce..cepaatt..~” pintanya manja. Kulihat ia mendongakkan kepalanya keatas dengan mata tertutup. Terpaksa aku harus melakukannya. Dengan perasaan yang sangat ragu, aku mencoba melakukan apa yang dipintanya. Menghisap property nya.

 

“A..aahh...hyuu hhnngg...ahh...la...gii hh~” desahnya lagi. Aku hanya mengangguk pelan dan menuruti permintaannya.

 

Beberapa menit kemudian posisinya telah tertukar. Kini ia tengah menungging dengan aku yang masih dibawahnya dan masih menghisap juniornya. Kedua tangannya menumpu tubuhnya di atas kepalaku.

 

“Ahh...nghh...hyuu hhnngg...le..bih da...ahh..laamm~” desahnya kembali keluar. Sudah yang keberapa kalinya ia mendesah. Entahlah. Ia terlihat begitu menikmatinya.

 

“Hyuu..hhhnngghh....a..akuhh...ahh...mau pi...pishh...aaaahhhh~” desahnya kuat dengan bersamaan keluarnya cairan yang begitu kental berwarna putih pekat dari ujung juniornya masuk mengalir kedalam kerongkonganku membuatku refleks langsung melepaskan juniornya dari dalam mulutku.

 

“Uhukk..uhhh~” ini pertama kalinya aku merasakan sperma. Rasanya aneh dan tidak enak. Benar-benar diluar nalarku.

 

Sedetik kemudian, aku merasakan Taemin kembali menciumi bibirku membuatku kembali kaget. Namun sialnya, seberapa kuatnya aku untuk menahan agar aku tak lepas kendali, namun percuma. Kini aku lah yang merasakan celana ku semakin sempit.

 

Malam pun semakin larut. Aku mengintip jam disela-sela ciuman Taemin. Jarum jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. Seharusnya ini sudah memasuki jam tidur Taemin. Tapi bagaimana aku mau menyuruhnya untuk tidur sedangkan Taemin sendiri masih membungkam mulutku dengan bibirnya.

 

Sedangkan sesuatu yang dibawah sana dapat kurasakan semakin bangun. Kembali aku mencoba menggerakkan bibirku untuk melepaskan tautan bibirnya.

 

“Mmhh..nnghh...” Taemin kembali mendesah dan membuatku kali ini benar-benar telah kehilangan kendali akan diriku.

 

Aku memeluk tubuh kurusnya dan membalikkan posisi kami membuat tautan bibir kami terlepas. Kini aku berada di atasnya. Aku menatapnya tengah tersengal-sengal. Namun tak berapa lama kemudian, ia langsung menarik wajahku dan kembali mencumbui bibirku.

 

Aku sudah tidak waras lagi. Kini aku baru menyadari bahwa bibirnya begitu manis dan membuatku tercandu olehnya. Kini akulah yang bergerak dan menggigit bibir bawahnya untuk mendapatkan akses mulutnya. Dengan tanpa protes, ia membuka mulutnya begitu saja sebelum aku mengigit bibirnya terlebih dahulu.

 

Dan aku pun perang lidah dengannya.

 

“Unhh...ngghh...ahh...” desah Taemin kembali keluar. Aku melepaskan bibirnya dan menciumi rahangnya hingga menuju lehernya. Aku pun menyesapi aroma tubuhnya dari daerah sensitif itu. Menciumi kecil kulit lembutnya dan sesekali menghisapnya membuat kulitnya yang putih menjadi merah.

 

Bisa kurasakan jemarinya yang kurus mengelus rambutku dan menekan kepalaku untuk semakin dalam di lehernya.

 

“Ahh...hyuu hhngghh...eunghh~” desahnya lembut dan semakin menekan kepalaku kedalam lehernya. Sudah banyak bercak merah disana karena ulahku. Sembari aku menyesapi lehernya, kedua tanganku meraba tubuhnya di balik kaosnya yang longgar.

 

Bahkan aku dapat merasakan kedua nya sudah ber-ereksi keras. Namun tanpa kuduga, ia mengangkat bahuku membuat aktifitasku terhenti seketika. Kulihat ia begitu tersengal-sengal.

 

“Hyuu..hhngg...hhh...buka...hh..buka bajumu...~” pintanya. Aku terdiam. Ia malah duduk dan membuka kaosnya sendiri. Aku membulatkan mataku. Untuk pertama kalinya, aku melihat Taemin telanjang bulat didepan mataku. Bahkan terlihat kedua nya yang ber-ereksi menegang di dadanya.

 

Melihatku yang hanya diam saja, ia malah mendekatiku dan kembali menciumi bibirku. Tanpa sadar aku malah mendekap kedua pipinya dan menahan rahangnya sembari masih terus berciuman dengannya.

 

Dapat kurasakan, jemarinya membuka kancing kemejaku satu persatu hingga ia berhasil melepaskan atasanku dan membuatku shirtless di hadapannya. Aku kembali menyesap lehernya dan menidurkannya di kasur. Sedangkan ia malah meraba-raba perutku dengan lembut membuat sesuatu yang dibawah sana semakin hendak terbang keluar dari zipperku yang masih tertutup rapat.

 

“Aahhh...hyuu...hnngg...hi...saapp...aaahh~” desahnya saat aku mulai memainkan kanannya dengan lidahku. Aku menjilatinya seperti layaknya kucing yang sedang minum. Sedangkan kirinya kumainkan dengan tanganku dan sesekali aku memelintirnya lalu mengelusnya kembali dengan jari telunjukku.

 

Beberapa menit kemudian, aku menghisapi kedua nya seperti bayi yang tengah menyusu secara bergantian. Kiri ke kanan, kanan ke kiri. Begitulah hingga kedua nya sedikit membengkak karena aku terus menghisapnya dengan sesekali menarik-nariknya dengan gigiku.

 

Kini aku berpindah dan kembali menuju juniornya yang kembali menengang. Ku elus pelan benda itu membuatnya kembali mendesah.

 

“Ahh...hyuuhhngg...ce...ahh..cepaatthhh~” ucapnya kepayahan. Aku hanya diam dan masih mengusap juniornya dengan lembut. Tanpa diduga, ia malah mendorongku membuatku terbari di kasur dan dia berada diatasku. Secepat mungkin, ia kembali menciumiku. Aku hanya menerima ciumannya dan kembali kami bermain lidah disana.

 

Tanpa sepengetahuanku, disaat kami berciuman, Taemin malah melakukan sesuatu dengan bagian belakangnya membuatnya mendesah hebat di sela-sela ciuman kami.

 

“AKHhh~ akhhmm...ahmm~” desahnya lalu mengigit bibir bawahku membuatku meringis kecil. Ia pun melepaskan tautan lidah kami membuatku kini tersengal-sengal sama sepertinya.

 

“Hyuunnghh..hhh..” panggilnya manja sembari membuka zipper celanaku dan menurunkan celanaku sebatas lutut. Aku masih tersengal-sengal hingga tak sadar dengan apa yang dilakukannya.

 

Sedetik kemudian, sesuatu yang hangat menyentuh juniorku yang berdiri tegak.

 

“AKHhhh~” kembali kudengar Taemin mendesah hebat dan aku semakin tak percaya dengan apa yang terjadi. Ia memasukkan juniorku kedalam hole-nya sendiri.

 

“T..Tae...ahh..” ucapku hingga mendesah ketika ia mulai menggerakkan pinggulnya.

 

“Ahh..ahh..emhh...ahh~” desahnya berirama dengan tarian pinggulnya mengeluar-masukkan juniorku di dalam hole-nya.

 

“Ahh~ ahh~ i...inihh...nikhh...ahh..mathh...hyuu..hhnngghh...ahh~ ahh~” ucapnya di sela-sela desahannya. Aku menggigit bibir bawahku dan menggenggam erat kedua pinggulnya yang bergerak keatas dan kebawah.

 

Tarian pinggulnya membuatku mau tak mau ikut mendesah karena juniorku yang keluar masuk di dalam hole-nya yang hangat memberikanku sensasi aneh namun menyenangkan.

 

“Ahh...T..Tae...ahh~” desahku susah. Ia tak menggubrisku dan malah semakin cepat menggerakkan pinggulnya. Kedua tangannya juga memegang pinggulku dengan erat. Aku mengangkat kepalaku keatas menikmati permainannya sendiri.

 

“Ahh~ Ahh~ hyuuu..hhnngghh~ ahh akuhh...akkuuhh mau ahh~” desahnya panjang dan semakin mempercepat pergerakannya. Aku tak menjawabnya dan malah terhanyut dalam kenikmatan yang diberikannya.

 

Tiba-tiba, ia menarik tanganku dan meletakkannya di juniornya sendiri. Ia memintaku untuk memainkannya lagi? Apa boleh buat, ia yang meminta dan aku pun meremas juniornya secara kasar. Pinggulnya sendiri masih bergerak cepat naik turun diatas tubuhku membuatku dapat merasakan juniorku terhimpit oleh hole-nya.

 

“Ta...Taee...ahh~ ahh~ akuhh...m-mau...ahh..ke-keluaarrhh~” desahku susah payah dan semakin menggenggam erat juniornya yang berada di tanganku.

 

“Ahh~ ahh~ hyuhnnghh....sa-sama....samaahh...ahh ahh~” jawabnya susah.

 

“A-Aaaaahhhh~”

 

“Hyuu hhnngghh...aaaahhhh~” desah kami panjang bersamaan dengan sperma kami yang keluar. Dapat kurasakan tanganku banjir oleh cairannya, sedangkan cairanku melesak mengalir keluar dan tertampung di dalam hole-nya.

 

Tubuh kecilnya pun ambruk diatas tubuhku begitu ia selesai mengeluarkan cairannya. Sedangkan aku masih mengeluarkan cairanku di dalam hole-nya. Ini pertama kalinya aku mengeluarkan sperma ku dan tak kusangka akan sebanyak ini yang keluar.

 

“Ahh~ T-taee~” panggilku begitu cairanku habis keluar. Bisa kurasakan deru napas kami yang tersengal-sengal. Apalagi dia yang tengah berbaring di atas tubuhku. Ia mendongakkan kepalanya dan mengecup sekilah bibirku yang masih terbuka karena butuh oksigen banyakk untuk bernapas.

 

Aku begitu lemah ternyata.

 

“Hahh...hhh..a-apa yang kau lakukaaann?? Hahh...darimana...hhh..darimana kau tahu hal ini..hh~” ucapku masih dengan napasku yang belum teratur.

 

“Dari komik hyuuungg~” jawabnya singkat. Dengan sisa tenagaku, aku mengangkat tubuhnya dari atas tubuhku membuat juniorku terlepas keluar dari hole-nya.

 

“A-aahh~” desahnya begitu juniorku keluar. Aku pun membaringkan tubuhnya disampingku. Kulihat ia begitu kelelahan akibat permainannya sendiri. Aku pun menarik tubuhnya dan memeluk tubuh telanjangnya lalu menutupinya dengan selimut.

 

“Lebih baik kau sekarang tidur dulu, besok aku akan memintamu penjelasan~” ujarku sembari mengelus kepalanya dengan sayang. Kini napasnya sudah mulai teratur dan dapat kulihat ia sudah tertidur pulas dalam dekapanku.

 

Jam sudah menunjukkan pukul 1 pagi. Aku memutuskan untuk tidur juga.

 

Naughty Innocent

 

          “Ya!!! Hyuuuunggg!!!! Kenapa Minnie gak pakai bajuuuuu???” teriaknya pagi itu membuat aku harus terbangun saat itu juga.

 

“Umhh...Minnie ada apa???” tanyaku sembari duduk dan mengucek-kucek kedua mataku. Samar-sama kulihat hingga akhirnya pandanganku kembali normal. Aku terdiam seketika.

 

“Hyaaa~ kenapa kau telanjaaanngg??” teriakku kaget.

 

“Gyaaaa~ apa-apaan ini??? Mana bajukuuu??? Minnie!! Kau memperkosaku yaaa~??” teriakku lagi.

 

“Eoh?? Tidak hyuuunngg~ Minnie gak buat begituu~” jawabnya sambil mem-pout-kan bibirnya. Imut. Aku terdiam sejenak mengingat apa yang telah kami lakukan semalam.

 

“Ahh~ iya…gara-gara kau membaca komik itu…kau…kau…mengajakku bercinta..” ujarku sedikit grogi.

 

“Ohh~” jawabnya singkat. Kembali aku terdiam menatapnya. Begitu saja kah jawabannya??

 

“Iya~ hehe Minnie ingat sekarang~  yang saat Minnie masukkan Minnie-nya hyung kesini kaann??” ujarnya frontal sembari menyentuh bokongnya.

 

“Aduhh…sakitt~” lanjutnya meringis.

 

“Eoh?? Minnie ~ Sakit yaa??” tanyaku cemas.

 

“Iya hyuuunngg~ bokong Minnie sakiitt…huhhuu~” isaknya kecil sambil mengelus bokongnya sendiri.

 

“Ya sudah…nanti kita obati yaa~” jawabku tersenyum dan mengelus pucuk kepalanya.

 

“Pakai apa hyuunngg??” tanyannya polos.

 

“Eoh?? Tidak tahu…” jawabku terdiam. Ia menatapku dengan wajah polosnya.

 

“Hyung hyung…ayo kita main lagi….main yang seperti semalam..hehe” ajaknya semangat membuatku terkejut.

 

“Apa?? Tidak…aku tidak mau…aku lelah…dan kau juga gara-gara semalam menjadi kesakitan seperti ini….lihalah…bokongmu sudah lecet…aku tidak mau melihatmu kesakitan seperti ini, Minnie~” jawabku panjang lebar.

 

“Hyung pelit…” ujarnya kembali mem-pout-kan bibirnya.

 

“Nanti yaa~ bilang dulu sama appa dan umma mu…kalau diperbolehkan, kita main lagi..oke??” ajakku berusaha agar membuatnya tidak kesal.

 

“Benarkah hyuuunngg??” tanyanya berbinar. Aku tersenyum mengangguk.

 

“Yeeeyyy!!! \^ ^/ “ girangnya. Aku bangkit dari tempat tidur dan segera menyambar celanaku. Begitu aku selesai, aku pun berjalan menuju kamar mandi. Terasa betul badan ku sangat lengket.

 

“Hyungg hyung…” panggilnya membuatku menghentikan langkahku dan menoleh kebelakang. Sedetik kemudian dapat kurasakan bibir Taemin kembali menyentuh bibirku secara kilat. Aku terdiam sedangkan ia malah kembali ke tempat tidur dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut tebalnya.

 

“Hihihihii~” kekehnya kecil dibalik selimut. Aku melihat kearahnya dan tersenyum.

 

 

_END_

 

 

 

Hahahhh~ ini yang polos si Ming ato Taem?? Hoho waktunya RCL!! Jangan lupa RCL nya yaaa~ ^ ^

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet