Shadow

Shadow

 

 

Bukankah bayangan itu selalu ada?

 

Kemanapun kau berjalan ia akan selalu menemanimu,

 

Berada di sisimu,

 

Sekeras apapun kau berusaha menjauh,

 

Dia akan selalu kembali kesisimu,

 

Mencekam dalam kesendirianmu..

 

--------------------------------------------------------------------------------------

 

 

 

"hyung, kenapa disini saja? tidak menemui kekasihmu? Ini sudah jam makan siang hyung..."

 

Merasakan ada seseorang yang menepuk pundakku, aku pun mendongak.

 

Ah, hanya Taemin.

 

Aku berbalik lagi menghadapi laptop. Bukannya tak ingin menggubrisnya, Taemin, namja cantik yang menjadi sahabatku di kampus. Sifatnya yang polos dan lugu membuatku nyaman didekatnya, tapi bila dia sudah menyebut-nyebut orang itu.. hahh entahlah... memikirkannya pun aku malas...

 

"ani.. aku disini saja Taemin-ah, tugas dari Mr.Jung belum ku selesaikan..."

 

"ck, kau ini jangan terlalu serius hyung.. sekali-sekali berkencan dengan namjachingu mu disela kesibukan kuliah kan tak ada salahnya."

 

Taemin menarik kursi disebelahku dan duduk, mempoutkan bibirnya imut sambil tetap menceramahiku tentang pentingnya berkencan. ck.

 

"Taemin," aku berusaha tersenyum senatural mungkin, "kami sudah saling mengenal seumur hidup kami, bahkan orang tua kami sudah merencanakan pernikahan kami. Kencan seperti yang kau lakukan dengan Minho kemarin di kantin, saling menyuapi penuh sayang tanpa peduli tatapan orang dikantin, sudah bukan bagian kami, eum, arrachi?"

 

"cih kau ini menyebalkan hyung, sekalian saja kau umumkan lewat speaker kampus,"

 

Haha.. imut sekali.. lihatlah semburat merah yang memenuhi wajahnya sekarang, semerah bibir cherry nya yang aku yakin menjadi penyebab Minho selalu tak tahan untuk menciumnya, dimanapun, kapanpun. Ngomong-ngomong, dimana kodok itu? Tumben sekali membiarkan princess nya berkeliaran sendiri.

 

"Minho?"

 

"Ah, dia sedang mengurus tim sepak bola nya hyung, dari pada aku yang tak mengerti apa-apa bengong disana lebih baik aku menemuimu di lobby."

 

Oh iya, si kodok itu kan bukan hanya hobi mencium Taemin, tapi juga maniak sepak bola.

 

Drrrrtttt.... drrrrrttt...

 

Kuraih hp ku di saku dan membukan pesan yang masuk.

 

From: Nae Kim

Appa minta dibuatkan bibimbap untuk makan malam.

Nanti kutemani ke supermarket.

 

Itu saja? Huh.

Dengan malas aku membalas pesannya.

 

To: Nae Kim

Ne.

 

Ku masukkan hp ke saku, menutup laptop, lalu membereskan buku-buku yang berserakan di meja.

 

"Mau kemana hyung?"

 

"Aku mau ke perpustakaan, kau mau ikut Taemin?"

 

"Perpus? Huh, hyung, kau kan tau aku alergi perpus. Shireo, aku disini saja."

 

Kembali mempoutkan bibirnya dan melipat kedua tangannya di dada. Merajuk.

 

"Ya sudah, aku kan sudah mengajakmu, kalau kau kesepian disini tanggung sendiri ya! Jangan menyusulku!"

 

1...

 

2...

 

"Iyaaaa aku ikut! Kibum hyung jahaat!"

 

Taemin menarik tas selempangnnya kasar. Bergelayut manja di lenganku, takut bila ditinggal sendirian. Haha... benar-benar imut... ;)

 

@@@

 

"Bibimbap ini enak sekali! Untung kau yang akan menjadi menantuku Kibum-ah. Kau benar-benar calon pendamping yang pas bagi Jonghyun pabbo yang tak bisa apa-apa selain bermain musik itu."

 

"Yah! menurut Appa dari mana aku dapat turunan sifat ini heuh??"

 

"Yah! Anak bodoh berani sekali mengatai appa mu sendiri!"

 

Hahahhahaha.. seketika ruang makan keluarga Kim gaduh penuh tawa. Pertengkaran kecil antara ayah-anak pemilik rumah, Kangin dan Jonghyun, membuat suasana makan malam keluarga besar Kim Jonghyun dan Kim Kibum menjadi semakin hangat. Makan malam yang direncanakan untuk membahas pertunangan keduanya berjalan lancar, mulai dari tanggal dan juga persiapan-persiapan lainnya sudah direncanakan dengan matang.

Sekarang para ayah sibuk mengobrol di ruang tengah, para ibu membersihkan ruang makan sambil bergosip riang, sementara adik Jonghyun, Amber dan adik Kibum, Minzy menghilang sejak makan malam ke dalam kamar.

 

Kibum dan Jonghyun berjalan menyusuri halaman keluarga Kim yang luas.

Kibum menikmati tiap suara yang selalu ia suka tiap kali berkunjung kesini.

Suara gemricik air dari kolam ikan koi koleksi nyonya rumah, dedaunan yang saling bergesek diterpa angin malam, dan alunan musik jazz yang mengalun lembut dari dalam rumah menyatu dengan sangat indah. Membuat Kibum semakin enggan untuk memecah keheningan yang tercipta antara dirinya dan Jonghyun.

 

"Key," Jonghyun bersuara setelah 10 menit berlalu dengan mereka yang hanya duduk diam dengan pikiran masing-masing.

 

"eum, wae Jjong?" Kibum masih memejamkan matanya mengadah kearah langit berbintang, menyukai terpaan angin pada leher jenjangnya.

 

"Tidak lelahkah selalu berpura-pura hubungan kita baik-baik saja di depan Umma dan Appa?"

 

Kibum menatap Jonghyun bingung. Bukan karena ia tidak mengerti apa yang dimaksudkannya, bukan, lebih pada bingung mengapa tiba-tiba Jonghyun membahas hal yang sudah saling mereka sadari sejak beberapa tahun lalu, tapi selalu mereka sangkal. Karena mereka adalah satu. Bayangan dari satu yang lain. Selalu ada, dan tak pernah bisa hilang.

 

Lelah? Ya. Tapi bukankah ini sudah biasa. Di jodohkan sejak mereka bahkan belum ada dalam rahim masing-masing ibu. Selalu bersama dari bayi hingga kuliah. Terbiasa saling memiliki. Bisa apa?

 

"Kita sudah pernah membicarakan ini Jjong," jawab Kibum sambil menghela nafas panjang. Jengah dengan pertanyaan yang selalu sama. Dan jawaban yang akan selalu sama.

 

"Lelah. Tapi kita terlanjur jadi satu. Seperti bayangan." Kibum kembali menutup mata dan mengadahkan kepalanya lagi.

 

"Aku menemukan matahari ku."

 

Eoh?

 

Kibum dan Jonghyun pernah berjanji. Bila masing-masing telah menemukan matahari mereka sendiri, matahari yang bisa menciptakan bayangan yang lebih pekat untuk menghapus bayangan satu yang lain, mereka akan berpisah. Mengambil segala resiko yang akan mereka hadapi dari dua kubu keluarga besar. Demi matahari.

 

Jjong menemukan mataharinya? Lalu bagaimana dengan ku?

 

"Tapi aku tak akan meninggalkanmu Key. Bukankah janji kita adalah 'bila masing-masing menemukan matahari kita sendiri'? Selama kau belum menemukannya, aku akan terus bersamamu, tetap menjadi satu. Karena kau adalah aku." Mengusap kepala Kibum lembut.

 

Ya. Kibum adalah dirinya. Mana mungkin dia bisa meniggalkan separuh dirinya menghadapi keluarga mereka tanpa matahari lain di sampingnya? Jika memang harus memilih, ia rela melepaskan matahari sumber bahagianya demi Kibum.

 

Kibum tersenyum bahagia. Jonghyun, Jjong nya belum akan meninggalkannya, masih akan menemaninya. Meskipun hubungan mereka bukan didasari oleh rasa cinta dan selalu jengah yang mendominasi dalam hubungan ini, tapi mereka terlanjur menjadi satu. Kehilangan dan juga terpisah akan terasa sangat berbeda.

 

"Jadi, seperti apa matahari itu?"

 

Mata Kibum berbinar. Semangat bertanya tentang jatuh cinta, rasa yang belum pernah ia rasakan. Jonghyun tertawa melihat antusiasme Kibum, membuatnya gemas dan mengacak rambut Kibum. Menceritakan dengan penuh keceriaan tiap detail tentang mataharinya, bagaimana saat bertemu mataharinya, dan bagaimana ia tau dialah mataharinya.

 

@@@

 

Kibum berjalan di sekitar taman, sekedar mencari udara segar setelah sepanjang siang berkutat dengan tugas yang tak kunjung habis.

 

Sejenak melupakan tugas-tugasnya, memutar kembali memorinya tentang percakapannya dengan Jonghyun tadi malam.

 

Hahh... pasti menyenangkan memiliki matahari untuk diri sendiri. Kapan aku menemukan milikku?

 

Petook... petook...petook...

 

Seekor ayam berlari melewati Kibum, membuat namja itu kebingungan.

 

Eoh? Ayam... di Seoul...?

 

Langkah Kibum terhenti karena terpana, menolehkan kepalanya kebelakang. Pandangannya terkunci pada ayam yang masih berlari dengan semangat. Membuat Kibum tak sadar akan seorang namja tampan berpipi chubby dan bermata sabit berlari kencang kearahnya.

 

"Ayaaaaaaam kembaliiiiiiiii.............."

 

 

 

Buaaaaghh....

 

 

 

 

END :P

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
VEloneY
#1
Chapter 1: cuma sampe situ??nanggung!!sequel pwease
*minjemTaemin's aegyo


Great story author~nim
Blank_Personality #2
Chapter 1: VieVIP, panggil saya Blank saja. Saya dari Indonesia juga, dan saya... cukup mahir dalam bahasa Inggris. Boleh tidak saya dapat permisi untuk terjemahi cerita ini? Akan ada jadi sebagian credit untuk anda, tapi mungkin saya akan menambahkan atau mengambil bagian-bagian cerita. Sebagian chapter ini sudah diterjemahkan di laptopku.

Kalau jawabanmu iya, saya punya pertanyaan. Itu, dibagian "Nae Kim", siapa itu? Dan juga, apakah memang "Appa (ayah)", atau "Oppa (kakak/pacar laki-laki)"? Message-ku jawabannya.
Pigeonautumn #3
Chapter 1: NJIRRR INI KEREN!!
Onkey ketemunya ga elit banget wakakak LMAO
Mana ada matahari begitu?
Tapi keren bgt chingu, dapet banget feelnya.
Awesome, author-nim.
Pigeonautumn #4
Chapter 1: NJIRRR INI KEREN!!
Onkey ketemunya ga elit banget wakakak LMAO
Mana ada matahari begitu?
Tapi keren bgt chingu, dapet banget feelnya.
Awesome, author-nim.