Lost is Painful

Waiting For Miracle

Suzy POV’s

                ‘Tik…Tik…Tik…’ Satu persatu bulir bulir hujan turun. Aku tak beranjak dari tempatku. Tetap terdiam seribu bahasa. Lidahku kelu, kakiku gemetar, kepalaku terasa berputar, badanku mulai kehilangan keseimbangan. Perlahan-lahan air mata mulai turun perlahan dari kelopak mataku. Lagi-lagi aku menangis, sungguh lemah aku ini.

                                                               

“Uljima Suji-ya.”Ucap Lee Hyeri, sahabatku. Ia mengelus pelan pundakku yang sudah gemetar hebat. Aku hanya terdiam. Mataku terasa panas, hatiku terasa remuk. Di depan mataku kini terdapat gumpalan tanah dengan batu bertuliskan nama ‘Lee Shin Woo’. Dia… namja yang setengah tahun ini mengisi hariku, kini… sudah tak berdaya dibawah sana. Namja pabo! Aku mencintainya tapi dia meninggalkanku. Pabo pabo pabo!!

“Pabo…”kata itu meluncur indah dari mulutku. Kakiku sudah tidak kuat menahan tubuhku lagi, dan akhirnya aku jatuh terduduk. Hujan semakin deras membasahi tubuhku dan Hyeri yang masih setia menemaniku disini.  Air mata tumpah ruah seketika. Aku menangis sejadi-jadinya. Hyeri hanya bisa mengelus punggungku. Tapi aku tidak bisa menahannya lagi. Ini terlalu berat untukku, atau mungkin aku lah yang terlalu lemah.

“Kenapa datang… kenapa pergi… namja pabo!!”Teriakku dengan sesegukkan. Tiba-tiba kepalaku terasa berdenyut-denyut. Lalu semua terasa berputar… dan gelap… apakah aku sudah mati?

Author POV’s

-Geonganghan’s Hospital-

Di salah satu ruangan inap, terlihat seorang gadis cantik berambut hitam panjang sedang asik membaca buku, sedangkan gadis yang satunya lagi terbaring diatas ranjang. Dapat disimpulkan bahwa gadis cantik berambut panjang itu sedang menemani temannya yang sedang terbaring diranjang.

“Suji-ya kau sudah sadar?”Tanya gadis itu ketika ia lihat temannya mulai menggerakkan badannya. Ekspresi senang memancar dari wajah gadis itu.

“Aku dimana Hyeri-ya?”Tanya gadis yang dipanggil Suji itu.

“Kau dirumah sakit, kemarin kau pingsan.”Jawab gadis yang dipanggil Hyeri.

“Oh, kupikir aku sudah mati.”Ucap Hyeri pelan.

“Mwo? Kau bilang apa?”Tanya Hyeri mengerutkan alisnya.

“Aniyo… lupakan saja.”Jawab Suji singkat. Matanya mengarah ke luar jendela, menerawang jauh dan pikirannya pun melayang entah kemana.

“Kalau kau mati dia akan sedih.”Ucap Hyeri tiba-tiba. Suji pun langsung menoleh ke arah Hyeri.

“Waeyo? Dia duluan yang membuatku sedih!”Suji kembali mengalihkan pandangannya. Dia seolah takut Hyeri dapat membaca perasaannya sekarang.

“Dia meninggalkanmu karena terpaksa bukan karena keinginannya, kau harusnya mengerti itu.” Hyeri duduk ditepi ranjang Suji seraya terus memperhatikan sahabatnya itu.

“Aku sudah mencobanya, tapi rasa sakit itu selalu datang. Kau tidak merasakannya jadi mana tahu!”Ucap Suji sedikit keras.

“Aku memang bukan kekasih ataupun teman dekat Shinwoo Sunbae, tapi aku adalah sahabat dari kekasihnya, tentu saja aku bisa merasakannya!”Jawab Hyeri. Suji terdiam. Matanya kembali memerah menahan nangis.

“Lebih baik kau keluarkan yang ada dihatimu, jika ingin menangis, menangislah!”Hyeri kembali mengelus punggung Suji untuk menenangkannya.

“Aku sudah terlalu banyak menangis, aku lelah.”Jawab Suji singkat.

“Kalau begitu tersenyumlah, sebagai tanda kau tidak akan menangis lagi.”Ucap Hyeri, tersenyum lembut.

“Jika aku tersenyum akan terasa palsu, biarkan aku seperti ini.”Jawab Suji. Hyeri menghela nafas, Suji memang keras kepala dan sulit untuk dilawan.

“Kau seperti mayat hidup, bernyawa tapi tak berjiwa.”Ucap Hyeri.

“Aku memang sedang menunggu nyawaku hilang menyusul jiwaku yang lebih dulu diambil olehnya.”Jawab Suji. Hyeri terdiam sejenak. ‘Dia begitu putus asa, bagaimana cara aku mengembalikan senyum diwajahnya seperti dulu?’Pikir Hyeri dalam hati.

“Kau mau meninggalkanku?”Tanya Hyeri. Suji menengok sekilas kea rah Hyeri.

“Mwo?”

“Kau mau meninggalkanku dengan cara seperti ini? Aku tidak suka! Aku mau kau seperti dulu, ceria dan penuh senyum!”Air mata Hyeri perlahan mengalir.

“Kau bisa cari sahabat lain.”Jawab Suji singkat.

“Mudah sekali kau bicara seperti itu! Kau tidak tahu betapa aku tersiksa melihatmu seperti ini? Aku sakit! Sangat sakit! Kau sahabatku dan aku tak berguna disaat seperti ini!”Hyeri sedikit berteriak, air mata semakin mengalir membasahi pipinya yang putih mulus. Suji masih diam membisu.

“Jangan buat aku merasa sangat bodoh! Tega sekali kau ini!”Ucap Hyeri seraya menguncang-guncangkan bahu Suji. Masih tidak ada respon dari Suji.

“Kau jahat sekali padaku! Sungguh aku tidak kuat melihatmu seperti ini! Ku mohon bicaralah dan kembali seperti dulu!”Air mata Hyeri semakin deras mengalir.

“Untuk apa kau masih disini? Bersama dengan mayat hidup sepertiku?”Tanya Suji pelan.

“Untuk apa? Pabo! kenapa masih bertanya seperti itu? Kau sahabatku satu-satunya dan aku sangat peduli padamu!”Jawab Hyeri sedikit berteriak.

“Tidak usah pedulikan aku lagi.”Ucap Suji singkat.

“Mianhae…. Aku tidak tahu cara tidak peduli padamu… hatiku selalu ingin peduli padamu.”Jawab Hyeri menundukan kepala, air mata masih mengalir.

“Hyeri-ya…”Lidah Suji terasa kelu mendengar jawaban Hyeri.

“Mianhaeyo…”Ucap Hyeri masih menunduk. Tiba-tiba Suji memeluk Hyeri, tangis tumpah seketika.

“Kau benar-benar sahabat yang sangat aneh! Tapi…. aku menyayangimu…”Ucap Suji, memeluk erat Hyeri.

“Ne, aku juga menyayangimu.”Jawab Hyeri, membalas pelukan Suji.

-Seoul International High School-

Cuaca pagi yang cerah membuat suasana hati Suji tenang. Namun rasa sesak karena ditinggal oleh Shinwoo masih terasa. Tapi hari ini ia bertekad tidak akan sedih lagi. Ia masih memiliki orang yang menyayanginya, termasuk Shinwoo.

“Annyeong Suji-ya.”Sapa Hyeri ketika ia melihat Suji melintas.

“Annyeong Hyeri-ya.”Jawab Suji dengan senyum tipis.

“Bagaimana keadaanmu?”Tanya Hyeri, terbesit raut kekhawatiran diwajahnya.

“Ne, Aku sudah lebih baik.”Jawab Suji.

“Syukurlah kalau begitu, aku senang mendengarnya.”Ucap Hyeri, raut lega terpancar dari wajahnya.

“Kau terlalu mengkhawatirkan aku.”Ujar Suji disertai tawa.

“Haha… aku senang melihatmu kembali tersenyum dan tertawa seperti itu. Tetaplah menjadi Suji yang seperti ini.”Hyeri pun tersenyum.

“Ne, Gomapsumnida Hyeri-ya.”Ucap Suji, senyum bahagia terpancar dari wajah Suji.

“Kau tidak perlu mengatakan itu, aku adalah sahabatmu jadi itu adalah tugasku.”Jawab Hyeri.

“Kau baik sekali Hyeri-ya.”Puji Suji.

“Haha… aku senang jika kau senang.”Jawab Hyeri, “Ohya kau sudah tahu di kelas kita akan ada murid baru?”Tanya Hyeri, Suji pun menggeleng.

“Aku mendengar, murid baru itu adalah seorang namja dari keluarga terpandang.”Jelas Hyeri.

“Aku tidak ingin tahu masalah itu Hye. “Jawab Suji.

“Hmm… baiklah kalau begitu, kita kembali ke kelas saja.”Ajak Hyeri.

Suzy POV’s

                Aku sedang tidak ingin memikirkan namja manapun selain Shinwoo. Walau ia sudah tidak ada, tapi tetap saja aku belum bisa melupakannya. Justru malah terlihat aneh jika dalam waktu sehari aku sudah bisa berpaling kepada namja lain.

Aku berjalan menelusuri lorong sekolah bersama Hyeri. Kami mengobrol diselingi gelak tawa. Tapi karena terlalu asik, aku menabrak seseorang.

‘Bruk…’ aku terjatuh, untunglah tidak dengan posisi yang memalukan. Aku yakin yang aku tabrak ini adalah seorang namja. Aku segera berdiri dibantu oleh Hyeri.

“Kau tidak apa-apa?”Tanya Hyeri, aku mengangguk.

“Harusnya yang kau tanya seperti itu aku bukan dia.”Tiba-tiba namja yang tadi aku tabrak membuka suaranya. Tapi kata-kata yang ia keluarkan sungguh menyebalkan. Aku menarik nafas agar tidak terbawa emosi. Aku anggap ini semua memang kesalahanku.

“Mianhaeyo.”Ucapku seraya membungkukan badan. Tanpa menjawab permintaan maafku, namja itu pun berlalu dari hadapanku dan Hyeri.

“Sungguh menyebalkan!”Umpatku.

“Sudahlah Ji, mungkin dia tidak mendengar ucapanmu tadi.”Ucap Hyeri menenangkanku. Bagaimana bisa dia tidak mendengarku, suaraku sudah cukup keras untuk didengar. Dia tidak mungkin tuli, karena tadi ucapan Hyeri saja bisa didengarnya, padahal suara Hyeri lebih kecil dibanding suaraku.

Aku menarik nafas lagi. “Ayo kita ke kelas.”Ajakku. kami meneruskan perjalanan menuju kelas yang tadi tertunda karena manusia itu.

Tak lama setelah kami sampai di kelas, bel pun berbunyi. Semua siswa siswi masuk ke dalam kelas.

“Annyeong, hari ini kita kedatangan murid baru, silahkan masuk.”Ucap Mr.Park.

“Cho Kyuhyun imnida, Bangapsumnida.”Ucap si anak baru yang bernama Kyuhyun itu singkat.

 

“Bangapsumnida Kyuhyun-ssi.”Ujar seluruh murid dikelas, terkecuali aku tentunya. Mengapa? Karena aku masih kesal padanya. Dia adalah namja yang tadi aku temui bersama Hyeri sebelum masuk ke kelas.

Jam istirahat dimulai. Aku dan Hyeri segera menuju ke kantin, tapi berhenti sejenak untuk melihat si anak baru sombong itu.

“Ada apa Suji-ya?”Tanya Hyeri ketika ia menyadari aku memperhatikan sesuatu.

“Ah… Ani, ayo pergi.”Ajakku.

“Hei kau!”Tiba-tiba seseorang memanggil kami, sepertinya aku mengenal suara ini.

“Siapa namamu?”Tanya namja sombong itu, atau sebut saja Kyuhyun.

“Kau bertanya pada siapa?”Tanyaku ketus.

“Yang jelas bukan padamu, aku bertanya padanya.”Jawabnya dengan menunjuk Hyeri.

“Mwo? Aku? Ada apa Kyuhyun-ssi?”Tanya Hyeri bingung.

“Bisa kau bantu aku? Aku ingin berkeliling dan membutuhkan teman. Aku masih bingung disini.”Tanya Kyuhyun. Hyeri terlihat bingung. Sebenarnya ada rasa kesal campur kecewa, entah kenapa dalam hatiku. Hyeri pun melihat kearahku seolah meminta jawaban.

“Aku duluan ya Hye, kau temani saja manusia sombong ini.”Ucapku.

“Siapa yang kau bilang manusia sombong?”Tanya Kyuhyun sedikit membentak.

“Tentu saja kau, kau tidak sadar apa?”Jawabku tak kalah keras.

“Hey, tadi pagi kau yang menabrakku tanpa bilang minta maaf!”Bentak Kyuhyun.

“Apa kau bilang? Aku sudah minta maaf sambil membungkukan badan!”Aku semakin emosi. Dia pun terdiam. Aku tidak tahu apa yang sedang ia pikirkan, dan aku tidak peduli. Mungkin akhirnya dia mengaku kalau dia adalah manusia sombong.

“Sudahlah, aku tidak ingin membahas ini. Lebih baik aku pergi!”Ucapnya seraya pergi.

“Silahkan saja pergi!”Ujarku keras agar ia dapat mendengarnya. Aku mengatur nafasku yang tadi tak beraturan akibat terbawa emosi. Manusia itu memang benar-benar.

“Suji-ya, tenanglah.”Ucap Hyeri kembali menenangkanku.

“Kenapa kau tidak jadi menemaninya?”Tanyaku pada Hyeri.

“Aku sebenarnya tidak ingin, dan dia juga sudah pergi.”Jawab Hyeri.

“Baiklah, ayo ke kantin.”Ajakku.

Kyuhyun POV’s

Telingaku. Apa sudah mulai kehilangan fungsinya? Tidak mungkin kan? Aku tadi masih bisa mendengar ucapan yeoja itu dengan baik. Tidak mungkin! Aku mengacak rambutku frustasi. Mungkin tadi pagi saat yeoja aneh itu mengucapkan maaf, suaranya terlalu kecil. Ya pasti karena itu! Bukan karena telingaku. Aku mencoba meyakinkan dalam hatiku bahwa ini semua tidak benar.

“Ini semua karena yeoja itu! Damn!”Aku kembali mengacak rambutku frustasi.

Author POV’s

                Kyuhyun berjalan cepat menuju sebuah café. Hari ini adalah jadwalnya untuk bernyanyi. Ia memang mempunyai banyak uang, tetapi Kyuhyun selalu berpikir itu uang Appa-nya, bukan uangnya. Jadi ia kini bekerja sebagai penyanyi café, ini juga sekaligus hobinya dan cita-citanya.

“Annyeonghaseyo, Naneun Kyuhyun Imnida, Bangapsumnida.”Ucap Kyuhyun saat menaiki panggung untuk menghibur pengunjung café . Musik pun mulai berputar, dan Kyuhyun mulai mengeluarkan suara emasnya mengikuti alunan musik yang dimainkan.

Beberapa menit kemudian, satu lagu selesai dimainkan Kyuhyun. Ia pun turun dari panggung disambut tepuk tangan riuh dari para penonton.

“Daebak! Suaranya sangat bagus!”

“Kyaa… Kyuhyun Oppa daebak!!”

“Aku sangat menyukai suaranya dan wajahnya!”

Begitu banyak pujian terlontar dari mulut para pengunjung café. Kyuhyun hanya tersenyum menanggapinya. Ia senang jika pengunjung café menyukai penampilannya.

“Kyuhyun-ssi.”Panggil seseorang dibelakang Kyuhyun. Namun tak ada jawaban dari Kyuhyun.

“Kyuhyun-ssi.”Panggilnya lagi, masih belum ada jawaban. Akhirnya orang tersebut menepuk pelan pundak Kyuhyun. Kyuhyun pun menoleh kearah orang tesebut.

“Ah.. Annyeonghaseyo. Nuguseyo?”Tanya Kyuhyun.

“Daritadi aku memanggilmu tapi kau tidak menjawab.”Ucap Orang itu tanpa menjawab pertanyaan Kyuhyun.

“Mianhaeyo, aku tidak mendengarnya.”Jawab Kyuhyun. ‘Ada apa lagi dengan pendengaranku?’Batin Kyuhyun.

“Tidak mungkin kau tidak mendengarnya, aku persis dibelakangmu.”Ucap Orang itu.

“Jeongmal Mianhaeyo, aku benar-benar tidak mendengarmu.”Jawab Kyuhyun seraya membungkukan badan.

“Ah.. sudahlah lupakan.”Ucap orang itu seraya pergi.

Kyuhyun hanya bisa melihat orang itu berlalu pergi. Ia pun memegang sebelah telinganya.

“Aku harus memeriksakan ke dokter.”Ujar Kyuhyun.

Sepulang dari café Kyuhyun langsung menuju rumah sakit. Namun langkahnya terhenti ketika melihat sosok yang familiar. Kyuhyun pun memutuskan untuk menghampirinya.

“Sedang apa malam-malam disini?”Tanya Kyuhyun ketika sampai ditempat sosok tersebut.

“Ah.. Kyuhyun-ssi. Kau mengejutkanku. Tidak ada, aku hanya senang berada disini.”Jawab orang itu, yang ternyata adalah Hyeri.

“Dimana temanmu yang aneh itu?”Tanya Kyuhyun.

“Maksudmu Suji-ya?”Tanya Hyeri.

“Aku tidak tahu namanya, ya mungkin itu.”Jawab Kyuhyun.

“Dia sedang didalam.”Ucap Hyeri seraya menunjuk kearah rumah sakit.

“Sedang apa dia didalam?”Tanya Kyuhyun.

“Dia memang suka datang kesini, aku juga tidak tahu kenapa dan untuk apa dia kesini. Jadi aku hanya menunggunya diluar.”Jawab Hyeri.

“Jadi begitu, benar-benar aneh.  Ohiya aku belum tahu namamu, siapa namamu?”Tanya Kyuhyun.

“Naneun Hyeri Imnida.”Ucap Hyeri seraya tersenyum.

“Oh, ne Hyeri, Bangapta.”Jawab Kyuhyun.

“Ne, Bangapta Kyuhyun-ssi.”Jawab Hyeri.

Kyuhyun pun segera berlalu dari hadapan Hyeri tanpa pamit.  Hyeri hanya memperhatikan Kyuhyun hingga ia berlalu dari matanya.

“Ohiya, aku lupa menanyakan sedang apa Kyuhyun-ssi disini.”Ucap Hyeri menepuk pelan keningnya.

Kyuhyun pun masuk ke dalam rumah sakit. Ia kembali pada tujuan utamanya untuk memeriksakan keadaannya.

“Sedang apa kau disini?”Tiba-tiba seseorang dibelakang Kyuhyun bertanya. Kyuhyun pun langsung menoleh ke arah orang itu.

“Ternyata kau, bukan urusanmu!”Jawab Kyuhyun ketika mengetahui orang itu adalah Suji.

“Aku bertanya baik-baik, tidak perlu ketus seperti itu menjawabnya!”Ucap Suji kesal.

“Jika kau tahu pun kau tidak akan peduli kan? Lebih baik tidak usah tahu.”Ujar Kyuhyun.

“Kau ini benar-benar menyebalkan ya?!”Suji semakin kesal.

“Sudahlah, aku malas berdebat denganmu, lebih baik kau pergi!”Ucap Kyuhyun sekaligus mengusir Suji.  Suji pun akhirnya pergi dengan kesal.

‘Awas saja kau Cho Kyuhyun, sudah tiga kali kau membuatku kesal, aku akan membalasmu!’ Batin Suji.

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
miss_hana #1
why not in English?!:-( I want to read kyuzy too.
octavheea #2
Chapter 3: wow amazing
wait for next chapter
fighting
octavheea #3
Chapter 1: daebak chingu
wait for next chapter
octavheea #4
can wait this fanfiction
like it (y)
chri5sy #5
Chapter 2: Love it....update soon