[Tao...]

[siapa???]

Dia pasti menghapus nomerku lagi..

[ㅇㅇ..]

[oh, ada apa? Aku sedang istirahat latihan]

[Kita putus saja ya?]

Tao langsung menegakan tubuhnya dan mengerutkan dahinya.

[kenapa? Kau selingkuh ya?]

Aku menggelengkan kepalaku, bisa-bisanya dia berpikiran seperti itu.

[Bukannya kamu yang sudah lupa padaku?]

[Jadi kalau aku tidak menelponmu dan menghapus nomer teleponmu itu berarti aku mau putus denganmu?]

Dia balik bertanya, aku merasa terpojokan. Bukannya itu pertanda kau tidak mau aku hubungi lagi? Batinku.

[jangan balik bertanya Tao]

[kau jawab!]

[terserah kau sajalah]

Meski tak bertemu langsung dengan Tao aku bisa merasakan dia sedang tersenyum di ujung sana.

[Bagus, selamat malam sayang^^]

[malam...]

[mana kata ‘I love you’nya?]

Perduli apa dia? Namun akhirnya aku hanya bisa menurutinya.

[I love you...]

[Love you too^^]

Kadang aku berpikir apakah aku benar-benar kekasihnya atau hanya sebagai teman yang selalu dia butuhkan? Aku terkadang lelah dengan semua ini, namun dia yang egois, dia yang seperti melupakan aku, dia yang sepertinya tidak ada perasaan apa-apa terhadapku. Ternyata tidak mau melepau.

Bukan, aku bukannya tidak mau menghilang darinya, aku bahkan sudah mengucapkan kata putus kepadanya beberapa kali, tetapi tetap saja. Dia selalu berhasil membuatku menarik semua kata-kataku. Membuatku tidak bisa berbuat apa-apa.

Radio didepanku yang tengah memutar lagu Only Look at Me – Taeyang membuatku kesal. ‘널 나만 봐라봐....’