Secret

Secret

 

“Penampilanku sudah oke, belum?”

 

Pertanyaan ini sudah 10 kali dikeluarkan seorang Choi Min Ki, atau orang lebih mengenalnya sebagai Ren. Ren terus memandang penampilan di dalam sebuah cermin besar yang berada tepat di hadapannya, berada di satu ruangan yang sama dengan anggota Nu’est lainnya dan harus mengalami sesi make up sebelum pembuatan music video setengah jam lagi. Hal yang biasa baginya, terlebih sudah beberapa bulan mereka debut dan mengalami perputaran waktu dengan hal yang itu-itu saja. Namun yang terpenting impian seorang Ren tercapai kan sekarang? Yah, sebagai Ren Nu’est, semua tercapai.

 

“HAHA, sudah seratus kali kau bertanya seperti itu, Ren—mau bagaimana pun noona tidak akan melirikmu.”

 

Baekho ambil suara—lebih tepatnya menertawakan tingkah maknae yang terlewat dia anggap ‘cantik’ seperti wanita itu, terlebih ketika seorang Ren memutuskan mempermasalahkan penampilannya untuk kali ini, membuat Baekho tidak tahan dan geli sendiri kepada Ren. Bukan berniat menghina, hanya saja sekedar becanda bukan hal yang dapat membuat kita berdosa.

 

“Aku setuju dengan Baekho.. berhentilah berusaha cari perhatian noona, Ren.” Diringi tawa Aron mengakhiri kalimatnya sebelum melakukan high five dengan Baekho dan mengeluarkan tatapan meledek ke arah Ren. Seperti biasa, Baekho dan Aron mencoba membuat kesal maknae itu.

 

“Kenapa kalian tidak mendukungku? Kalian kan hyung!” Ren hanya cemberut kecil, sebelum melengoskan wajahnya ke arah lain, membuat Baekho dan Aron tertawa terbahak-bahak, sedangkan beberapa penata rias juga ikut menahan tawa melihat tingkahnya. Sudah terbiasa melihat pertengkaran seperti ini, terlebih Nu’est terdiri dari anggota-anggota yang masih terbilang remaja, jadi bukan hal aneh jika mereka masih terbilang kekanakan.

 

Akhirnya kelereng hitam Ren bergulir, menatap dua sosok yang dia anggap lebih ‘manusiawi’ dibandingkan Baekho dan Aron. “Minhyun hyung, Jonghyun hyung.. bagaimana menurut kalian?” Minhyun yang sedari tadi senyum-senyum dan JR yang sedari tadi juga menahan tawa seperti para penata rias pun menoleh ke arah maknae itu, menetralkan wajah mereka agar sebiasa mungkin terlihat biasa saja.

 

“Sudah oke.” JR dan Minhyun bicara dengan bersamaan, membuat Ren tersenyum kecil dan sedikit menambah kepercayaan dirinya sekarang.

 

“Jonghyun dan Minhyun hanya menyenangkanmu saja, Ren.” Kembali Baekho tertawa puas setelah meledek Ren kembali. Bukan hal aneh, karena Baekho terkenal atas kejahilannya, dan Aron pun sering ikut andil dalam hal ini sebagai komplotan dari seorang Baekho.

 

“Diamlah, hyung!” Ren mulai jengkel, kembali melengos dan entah mengapa membuat Baekho makin terlihat puas dengan sifat kekanakan yang terpendam dari seorang Choi Min Ki. Walaupun begitu, Ren selalu menunjukan wajah cool dan cuek jika di depan kamera, namun kenyataannya tentang fakta dirinya maknae membuat Ren memiliki sifat kekanakan yang selalu dimiliki beberapa maknae dari grup Idol lainnya.

 

“Kalau  sampai Nana noona jatuh cinta kepadaku, kalian akan menelan ucapan kalian sendiri.” kembali Ren mengeluarkan suaranya dengan tatapan penuh percaya diri. Yah, dia memang sangat menyukai seorang gadis yang berasal dari grup After School itu, tidak peduli jarak umurnya 4 tahun lebih muda dari seorang Nana. Dia hanya sedang menyukai wanita yang 4 tahun lebih tua darinya, jelas ini bukan hal yang salah.

 

“Sudahlah.” Minhyun ambil suara kembali kali ini, menepuk-nepuk pundak seorang Ren dan meletakan jari di depan bibirnya untuk seorang Baekho dan Aron agar mereka tidak berisik. Minhyun memilih untuk bersikap malas ambil pusing, begitu pula dengan JR yang lebih terlihat tenang sepertinya. Dia hanya menganggap keributan ini seperti lelucon yang kadang membuatnya menahan tawa seperti yang JR lakukan sekarang.

 

“Kalian sudah selesai.” Kini suara penata rias terdengar, dengan senyuman ramah yang biasa ditunjukan.

 

JR memutuskan bangkit lebih dulu dibandingkan yang lainnya, melihat penampilannya di depan kaca sesaat sebelum kelereng matanya beralih ke seluruh anggota grupnya. “Ayo,” yah tinggal keluar dari ruang make up dan melakukan tugas mereka membuat musik video dan berkolaborasi dengan Orange Caramel, sub-group dari After School.

.

.

.

Suasana studio sangat ramai, beberapa kru sibuk dengan peralatan mereka ketika Ren dan anggota Nu’est lainnya memutuskan untuk keluar dari ruang rias. Harus bersiap-siap dengan segalanya, sebelum akhirnya langkah mereka terhenti saat berpapasan dengan 3 orang wanita cantik yang mereka kenal sebagai Orange Caramel, satu grup yang memiliki manajemen yang sama dengan mereka. Orange Caramel senior bagi mereka, bisa dibilang seperti itu—terlebih dengan kenyataan bahwa mereka seringkali bertemu dalam beberapa acara atau berada dalam satu musik video yang sama.

 

“Sunbae.”

 

Nue’est menunduk memberi hormat, dan Orange Caramel pun ikut menunduk tersenyum manis seperti apa yang sering orang-orang gambarkan untuk image grup wanita ini.

 

“Jangan terlalu formal seperti ini.” Lizzy, salah satu anggota dari Orange Caramel kini angkat  suara, tersenyum manis dan menepuk-nepuk pundak kelima juniornya yang jauh lebih muda darinya itu. Bisa dibilang dirinya yang paling mudah membaur dari member yang lain, Raina dan Nana. Bisa dibilang dia lebih memiliki kepercayaan diri dan dapat bersikap lebih santai.

 

Mata Ren kini beralih, hanya tertuju kepada seorang wanita cantik dengan rambut pirang dan postur tubuh yang terbilang sempurna, Im Nana—anggota Orange Caramel yang sudah lama menarik perhatiannya. Ren mengeluarkan senyum disudut bibirnya, membuat Nana mengerjap sesaat sebelum akhirnya membalas senyum itu tidak kalah manis membuat maknae dari Nu’est itu sedikit malu ketika tahu senyumnya terbalas.

 

“Lebih baik kita siap-siap sekarang.” Ketua Orange Caramel yang bertubuh mungi, Raina kini mengeluarkan suaranya. Hingga akhirnya mereka semua memutuskan melanjutkan langkah mereka. Dan dengan kesadaran penuh juga, seorang Ren menyadari tatapan dan senyuman Nana tertuju kepadanya sebelum mereka melanjutkan melangkah. Hingga akhirnya Ren memutuskan menyentuh lengan JR yang berada di sebelahnya.

 

“Hyung, kau lihat? Tadi Nana noona tersenyum dan menatapku.” Ren berbisik pelan kepada ketua dari Nu’est itu, membuat JR menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menahan tawa, bersikap memaklumi dengan sifat Ren yang akhir-akhir ini tergila-gila dengan noona yang berasal dari Orange Caramel itu.

 

*****

 

“Baiklah, kita istirahat sekarang.”

 

Suara itu membuat para kru mulai bubar, beristirahat. Tidak lupa Orange Caramel dan juga Nu’est yang kini terduduk di beberapa meja, mengambil minuman mereka dan beristirahat sebentar sebelum kembali sibuk dengan pembuatan musik video ini kembali. Ren menguap saat penata rias kembali menghampirinya, merapikan penampilan wajahnya—jelas saja ini benar-benar mengganggunya. “Aku tidak suka Minhyun hyung yang dapat posisi dekat dengan Nana noona.” Memutuskan mengeluh dengan jujur, membuat keempat member lain tertawa kecil, terutara Baekho dan Aron—baguslah Orange Caramel sedikit berada jauh dari posisi mereka.

 

“Itu bukan keinginanku, Ren.” Minhyun hanya tertawa kecil, terus meneguk minumannya. Lagi-lagi memutuskan untuk tidak ambil pusing dengan Ren yang entah mengapa hari ini menjadi lebih sensitif dengan kenyataan bahwa dia sedang mengincar noona yang jauh lebih tua darinya itu.

 

“Lagipula kau juga kelihatan mesra sekali dengan Jonghyun—seperti sepasang kekasih?” Aron tertawa mengatakan ini, disusul dengan tawa Baekho yang tidak kalah kencang dengan tawanya. Ini membuat JR yang sedang menikmati PSPnya dan meminum minumannya kini tersedak. Sedangkan Ren hanya memasang wajah sebal ke arah kedua Hyungnya yang hobi sekali meledeknya.

 

“Aku normal, hyung—kau jangan gila, kalau aku tidak normal, aku tidak akan menyukai Nana noona.” Ren mulai melotot ke arah Baekho dan Aron, membuat keduanya malah semakin senang meledeknya. Well, lagipula tadi Ren dan JR hanya melakukan skinship yang baginya biasa saja. Hitung-hitung agar musik video ini lebih terlihat menarik. Baekho dan Aron saja melebih-lebihkan dan senang sekali menjahilinya.

 

“Memang apa yang membuatmu menyukai Nana noona, Ren?” Kini JR menoleh, menatap Ren dengan cengiran dan tatapan ingin tahu, membuat member lain ikut memberi tatapan penasaran yang tertuju kepada seorang Ren. Membuat Ren mengernyit, sebelum akhirnya berpikir sebelum menjawab pertanyaan tiba-tiba itu.

 

“Karena dia cantik, seksi—dan tinggi?” Baekho dan Aron tertawa mendengar jawaban Ren, Minhyun merespon dengan mengernyit dan tatapan yang seolah-olah mengatakan ‘begitu saja?’, sedangkan JR memutuskan kembali bermain PSPnya dengan santai. “Memangnya ada yang salah?” Ren kembali bicara dengan wajah polosnya, merasa tidak ada yang salah dengan jawabannya. Dan ucapannya malah membuat Baekho makin tertawa.

 

“Bodoh.” ucap Baekho sambil tertawa, membuat Ren menunjukan tatapan membunuhnya untuk kesekian kali pada hari ini.

 

“Kalian sedang apa?” suara ceria Lizzy membuat mata mereka teralih, gadis itu berdiri di belakang, sedikit membungkuk dengan kedua lengan gadis itu kini melingkar diantara leher JR dan Ren yang terduduk bersebelahan dengan santai, tidak lupa tersenyum untuk para juniornya itu. Keingintahuan yang tinggi terhadap obrolan juniornya ini membawanya kesini, lagipula sekalian untuk menjalin hubungan yang kebih erat.

 

“Hanya sedang mengobrol, noona.” JR tersenyum menanggapi ucapan Lizzy, disambut senyuman manis dari Lizzy sebelum akhirnya Baekho memutuskan untuk mengeluarkan suaranya.

 

“Sedang membahas tentang Ren yang suka dengan Nana noona.” Baekho tertawa, membuat yang lain ikut menahan tawa, tapi tidak dengan Ren yang kembali menatap Baekho dengan tatapan penuh ancaman. Dan kembali menatap Lizzy untuk melakukan bantahan tentang apa yang dikatakan Baekho.

 

“Kau suka unnie?” sebelum Ren dapat mengucapkan bantahan, Lizzy sudah bertanya sambil tertawa kecil. Ren hanya terdiam, tidak membantah lagi dengan hati yang kini mengumpat-ngumpat Baekho dan berniat akan balas dendam lain kali. Tenang saja, bukan berarti mereka musuhan, malah sebaliknya—dengan beginilah mereka menunjukan pertemanan mereka, karena tidak selamanya yang namanya berteman harus akur. Sedikit bertengkar tentang hal-hal kecil mungkin tidak ada salahnya juga.

 

“Unnie, ada penggemarmu disini!!” Lizzy berteriak ke arah Nana yang sedang terdiam dengan Raina di sebelahnya, membuat Ren panik—terlebih ketika Nana menoleh, menatap mereka dan tertawa kecil mendengar apa yang dikatakan oleh Lizzy.

 

“Tidak noona, itu bohong.” Melontarkan pembelaan, canggung dan membuat Nana semakin tertawa akan tingkahnya. Jujur, kali ini Ren benar-benar malu setengah mati, hal ini pulalah yang membuat Lizzy ikut tertawa melihat reaksi Ren yang terlihat manis dan kekanakan, sesuai dengan usianya.

 

“Kalau kau suka dengan Nana unnie, kau harus mendekatinya, karena unnie itu tipikal yang dikit bicara.” Lizzy sekarang sedikit berbisik dengan posisi yang masih sama—lengan berada di leher Ren dan juga JR dengan santainya. Sedikit memberikan nasihat kali ini, mencoba bersikap bijak, hal yang seharusnya dilakukan seorang senior terhadap junior. Mata Ren masih tertuju kepada Nana yang entah mengapa raut wajahnya berubah ketika Lizzy berbisik kepadanya—cemburukah?

 

Akhirnya Lizzy mendorong Ren hingga Ren terbangun dari duduknya, membuat seorang Ren memasang wajah bingung. Sedangkan Lizzy hanya senyum lebar melihat reaksi Ren. “Sekarang dekatilah Nana unnie sana!” Akhirnya Lizzy menempati bangku Ren, duduk di samping JR yang masih sibuk dengan PSPnya, sedangkan Minhyun, Baekho dan Aron hanya dapat menahan tawa.

 

“Ba—baiklah.”

 

“Hwaiting, Ren.” Ucap Lizzy menyemangati sambil mengacungkan kepalannya ke udara. Jujur saja, ini membuatnya terasa ingin terbahak sekarang.

.

.

“Nana noona.” Ren mengeluarkan suaranya yang terkesan gugup saat berada di hadapan sosok cantik dari marga Im itu. Entah mengapa detak jantungnya berdetak dengan tempo yang lebih cepat dari sebelumnya ketika berada kurang dari 3 meter dari Nana. Senyum mengembang di sudut bibir Ren, senyuman canggung yang dapat membuat semua orang tahu bahwa dirinya sedang gugup.

 

“Ya?” Nana menoleh, menatap pemuda yang jauh lebih muda darinya itu dengan senyum dan sedikit menahan tawa dengan ekspresi Ren yang terlihat lebih gugup sekarang.

 

“Boleh aku temani?” Ren kini mengeluarkan suara lagi, terduduk di samping Nana dengan wajah yang sedikit bersemu merah serta rasa gugup yang tidak mau berhenti juga. Yah, Ren memang sangat mengagumi sosok Nana, semua orang tahu hal ini.

 

“Tentu saja boleh.”

 

Tahapan pertama sudah dia lalui, hanya perlu sedikit tahapan lagi untuk mendapatkan noona cantik ini.

 

*****

 

“Akhirnya selesai juga!”

 

Semuanya sudah selesai, para kru sudah membereskan segala perlengkapan dan juga Orange Caramel dan Nu’est sudah mengganti pakaian mereka dan bersiap keluar dari studio. Rasanya mereka butuh sedikit istirahat setelah melewati waktu yang melelahkan hari ini. Menyenangkan memang dapat bersama-sama, namun tidak dipungkiri pula waktu dan jadwal yang padat membuat mereka lelah dan membutuhkan waktu liburan sejenak, terlebih Natal sudah semakin dekat.

 

Semuanya hampir sudah keluar dari studio, namun Nana masih di dalam studio, merapikan coat yang melingkar di tubuh langsingnya, memakai syal tipis untuk melindunginya dari udara dingin diluar. Mulai melangkah, sebelum akhirnya langkahnya terhenti dengan genggaman erat di tangannya dan membuatnya menoleh.

 

“Jangan keluar dulu, Noona.”

 

JR berada disini, dengan senyum manis yang terukir di bibirnya.

 

Nana menongak kecil, menatap sosok itu sebelum akhirnya tersenyum kecil dan menghela nafas kemudian. Yah, sekarang disini hanya ada mereka berdua karena semua anggota sudah keluar dari studio ini, para kru juga sudah keluar dari sini.

 

JR menatap Nana dengan tatapan yang sulit terdefinisi, dengan tangan yang masih menggenggam erat lengan gadis yang jauh lebih tua darinya itu. “Aku tidak suka noona dekat dengan Ren.” Memutuskan bicara terus terang, karena jelas dia tidak nyaman saat melihat Nana yang merespon dan menanggapi seorang Ren.

 

“Dan aku juga tidak suka saat kau dekat dengan Lizzy, Jonghyun.” Nana menanggapinnya dengan helaan nafas yang terdengar jelas.

 

JR akhirnya menahan tawa, tersenyum lebar ke arah Nana. “Jadi kau juga cemburu, Nana noona?” antara senang dan lega karena Nana cemburu kepadanya juga, dan hal ini tentu saja membuatnya tahu kalau Nana benar-benar memperhatikannya.

 

“Jangan tertawa—“ sebelum melanjutkan kalimatnya, Nana mendapat dekapan erat. JR mendekapnya dengan sangat erat, membuat Nana tersenyum sebelum membalas pelukan itu tidak kalah erat. “Malam natal, kencan denganku yah?” kalimat ini keluar dari bibir JR dan tersenyum kembali saat Nana mengangguk menandakan persetujuan. Dan sekarang dirinya melepas dekapannya saat mengingat sesuatu. JR meraih sesuatu dari dalam tasnya, sebuah boneka rusa kecil.

 

“Hari keseratus hubungan kita.”

 

Dan ini telah menjadi rahasia.

 

Sudah 3 bulan lebih seorang Kim Jong Hyun, atau sebagian orang mengenalnya dengan panggilan JR—berpacaran dengan noona cantik yang berasal dari After School, Im Nana. Keduanya memutuskan untuk merahasiakannya, bahkan terhadap member satu grupnya sendiri dan bersikap seolah biasa satu sama lain di depan orang banyak. Umur bukan masalah, jarak 4 tahun bukan masalah baginya dan juga Noona cantik ini.

 

Nana mengambil boneka itu, tersenyum kembali sebelum menghadiahkan kecupan di pipi untuk pemuda itu. “Selamat hari keseratus.” Berucap pelan saat JR mulai merapatkan coat Nana agar lebih hangat. Hingga akhirnya JR memutuskan mendekatkan wajahnya, semakin dekat dan berniat mencium kekasihnya itu.

 

“Jong—jonghyun, bukankah kita lebih baik keluar sebelum yang lainnya menyusul kedalam?” Nana berucap gugup, dan JR menghentikan gerakannya ketika jarak diantara mereka hanya bersisa tipis. Hingga akhirnya JR menegakan kembali posisinya dengan helaan nafas berat.

 

“Serius, ini lama-lama menyebalkan.” Nana tertawa melihat respon JR. JR hanya dapat mengeluh karena dengan waktu berduaan mereka yang tidak banyak, bahkan untuk mencium kekasihnya saja sulit. “Ya sudah, kita keluar.” menggenggam jemari gadis itu dengan erat, sebelum akhirnya melangkah—well, genggaman yang lagi-lagi akan dia lepas jika di depan member lain.

 

Serius, bukan bermaksud makan teman sendiri dengan menjadikan seorang Im Nana kekasihnya. Karena dia sudah menyukai seorang Im Nana, jauh sebelum seorang Ren mengagumi gadis ini.

 

Sorry, Ren.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
younicorn
#1
Chapter 1: poor ren TT
mondchan
#2
Chapter 1: ahahahah
poor ren~
ternyata kamu keduluan hyung mu~
bagus^ fanfictnya^^