My Feeling

Please Love Me

 Biru           = Donghae POV

Abu - abu = Flash Back

HAPPY READING!! ^^

 

 Aku berdiri disini, disisi atap gedung tempat kita berdua sering bertemu, berbagi cerita, bercanda, dan bahagia bersama. Aku berdiri masih dalam diam menatap langit malam yang kelabu. Dari sini aku dapat melihat betapa indahnya pemandangan Kota Seoul walaupun malam ini tidaklah secerah yang biasanya. Langit malam Kota Seoul hari ini tak dihiasi oleh bintang-bintang yang senantiasa bertaburan dilangit. Mungkin langitpun tau betapa kelabunya hatiku malam ini. Angin malam mulai menerpa tubuhku. Tanpa sadar perlahan mataku mulai memanas dan menjatuhkan bulir-bulir air mata. Aku menangis karena mengingat tentang dirimu, entah kenapa bayanganmu terus terlintas difikiranku. Dikota ini tempat dimana aku tumbuh menjadi seorang Bintang yang kini bersinar. Namaku diteriakkan dan diserukan oleh beribu bahkan berjuta-juta orang diluar sana. Kota ini banyak menyimpan kenangan. Dikota ini pula aku bertemu dirimu, orang yang kucintai. Menjalani hari penuh canda dan cerita. Bagiku hanya kau yang bisa membuatku merasa nyaman dan merasakan kehangatan.

Donghae berlari menuju gedung SM yang tinggal beberapa meter lagi sambil melindungi kepalanya dari hujan deras yang tiba-tiba saja turun. Hari sudah mulai larut dan kini hanya tinggal beberapa staf dan trainee yang masih tinggal di gedung SM. Donghae masuk dangan tergesa-gesa sambil sedikit merapikan rambutnya yang basah. Badannya basah kuyup dan bibirnya sedikit memucat karena dinginnya air hujan. Donghae berjalan perlahan menuju ruangan latihan, ia kembali untuk mengambil HPnya yang tertinggal. Mungkin sudah kebiasaan kalau Donghae sangat suka melupakan benda kecil itu. Langkah kakinya terhenti karena sebuah benda kecil menarik perhatiannya. Ia menghampiri benda kecil itu, ternyata itu adalah sebuah jepitan kecil berwarna merah. Donghae mengedarkan pandangannya kesekitar, dan melihat seorang yeoja berambut sebahu berjalan didepannya. Sambil sedikit berlari ia lalu menghampiri yeoja itu.

"hey.......!!!" Donghae mencoba menghampiri yeoja itu. Namun yeoja itu seakan mempercepat langkahnya dan menginndar dari Donghae. Hingga akhirnya Donghae bisa menyamai langkah gadis itu. Tubuhnya masih menggigil karena hujan tadi, dan rambutnya berantakan dan basah.

"h...hey...." Donghae menepuk pundak yeoja itu, ia tersentak karena tepukan dari tangan Donghae yang masih basah dan terasa dangat dingin. Yeoja itu membalikkan badannnya perlahan, matanya yang coklat seketika mebulat dan dan mulunya membentuk huruf o kecil. Ia terkejut melihat keberadaan lelaki yang ada didepannya.

"apa ini milik....." kata-kata Donghae terpotong akibat sebuah benda yang menghantam kepalanya

"YA!!!!!!!!!! HAAAAAAANNNNNNNNNNNTTTTTTTTUUUUUUUUU AAAAAAAAAA!!!!!" teriak yeoja itu histeris, sambil memukul kepala Donghae dengan Buku tebal yang ada ditangannya. Donghae merintih kesakitan sambil mencoba melindungi kepalanya dari buku tebal itu. Donghae melihat sebuah nama tertulis dibuku itu 'Amber Josephine Liu'. Beberapa detik kemudian Yeoja yang bernama Amber itu berlari ketakutan meninggalkan Donghae yang masih mengusap-usap kepalanya yang kesakitan. Donghae melanjutkan perjalanannya yang sempat terhenti. Saat sampai diruang latuhan ia terkejut melihat bayangannya sendiri dikaca ruang latihan

"ternyata aku memang seperti hantu..." kata Donghae pada dirinya sendiri

 Awalnya mungkin aku menganggap keberadaanmu tidaklah lebih dari seorang sahabat. Hingga suatu hari, aku sadar bahwa aku menyukaimu bukanlah hanya sekedar sebagai sahabat. Tetapai, aku mencintaimu. Selama ini, aku terus mencintaimu tanpa kau sadari. Air mataku terus mengalir mengingat semua itu. Apakah kau tau betapa aku mencintaimu? Kini hanya satu nama yang ada dihatiku yaitu namamu Amber.  Aku hanya bisa berharap bahwa bukan hanya aku yang mencintaimu. Dan aku terus berharap kalau rasa cintaku ini tidak bertepuk sebelah tangan. Tapi seakan harapan itu sirnah saat melihat kau bersama orang lain. Lelaki lain yang ada disisimu. Sesaat aku merasa kau hanyalah menganggapku sebagai salah satu dari sahabatmu yang lain. Yang mungkin takkan pernah menjadi lebih dari seorang sahabat.

Donghae sedang duduk berhadapan dengan Amber memakan eskrim. Donghae tersenyum lebar melihat Amber yang dengan lahap memakan eskrimnya. Eskrim rasa Coklat yang menjadi kesukaan Amberpun kini tinggal separuhnya. Donghae sangat senang menghabiskan waktunya bersama Amber belakangan ini.Tapi tiba-tiba Siwon datang dan langsung duduk disamping Amber dan tanpa basa-basi langsung menyambar eskrim Coklat milik Amber. Dan itu sukses membuat Amber marah.

"YAH!!! itu eskrimku hyung...!!!" kata Amber sambil selayangkan sebuah jitakan dikepala namja berlesung pipi itu.

"Yah... kau kasar sekali, akukan hanya memakannnya sedikit!" runtuk Siwon sambil memanyunkan sedikit bibirnya

"kau sensitif sekali hyung...! iya maafkan aku ne?" Amber mencoba membujuk Siwon yang, memasang muka cemberut. Walaupun, seharusnya yang minta maaf itu Siwon.

"Andwe...." jawab Siwon ketus

"ih.... hyung..!!!!" Amber mulai kesal dengan sifat kekanak-kanakan Siwon itu

"ok... aku akan memaafkanmu... tapi dengan satu syarat!" pinta Siwon

"baiklah...!" Amber hanya menjawab malas, sambil memutar kedua bola matanya. Siwon tersenyum lebar mendangar jawaban Amber. Sehingga lesung pipinya itu terlihat jelas.

"jadi apa...?" tanya Amber, lalu Siwon menunjuk-nunjuk pipi kanannya

"cium aku...!" pinta Siwon dengan senyuman yang tak lepas dari wajahnya. Sedangkan Donghae ia hanya menusuk-nusukkan sendoknya ke eskrimnya dengan rasa kesal. Sekatika ia bangkit dari tempat duduknya dan berjalan pergi. Keadaan Siwon sekarang? sekarang mukanya telah penuh dengan eskrim Coklat milik Amber. Akibat dari permintaan konyolnya tadi dia diberi hadiah oleh Amber, eskrim dingin yang memenuhi wajahnya.

 

Ingin rasanya aku mengatakannya padamu. Tapi, entah mangapa kata itu terasa sangat berat bagiku. Satu kata yang takkan pernah kuucap pada wanita lain. Kata yang hanya kusimpan untukmu seorang.

"Saranghae Amber......" ucapku disela tangisku. Kini pipiku mulai sembab karana air mataku. Aku masih disini, berdiri dengan semua rasa perih yang ada dihatiku. Air mataku bertambah deras mengingat  kenyataan bahwa hatimu buklanlah milikku. Hatiku sangat sakit bagaikan ditusuk oleh beribu-ribu pedang yang sangat tajam. Aku seakan tidak bisa menerima kenyataan pahit ini. Pikiranku tahu persis akan hal itu, namun hatiku tetap saja tidak bisa menerimanya. Aku terus menunnjukkan rasa cintaku padamu dan melindunimu sekuat yang aku bisa. Tapi, hingga kini kau masih belum sadar akan apa yang kurasakan padamu.

Amber dan Donghae sedang berjalan-jalan disekitar pusat perbelanjaan disana. Hingga langkah mereka terhenti karena Amber ingin pergi ketoilet.

"Hyung.... aku mau ketoilet..!" Donghaepun dengan suka rela mengantarnya ketempat toilet, dan menunggunya diluar. Amber masuk ketempat toilet wanita. Namun, tak berapa lama kemudian ia keluar

"kenapa cepat sekali?"

"m...itu hyung..." Amber menjeda perkataannya namun Donghae tau apa yang ingin dikatakan Amber

"kau diusir?" tebak Donghae, ya mengingat ini bukan pertama kalinya terjadi. Sudah sering kalau Amber itu dikira laki-laki yang salah masuk toilet. Donghaepun masuk ketoilet itu dengan raut wajah yang tidak menyenangkan

"YAH!! KALIAN!!! KENAPA KALIAN MENGUSIRNYA? DIA ITU YEOJA JUGA PABO!" teriak Donghae yang membuat orang yang ada diruangan itu terkejut, Amber hanya bisa bersembunyi dibalik punggung Donghae.

"apa benar dia yeoja? liat saja dirinya itu?" ketus salah seorang yeoja disitu

"iya... liat saja dadanya yang rata!" tambah yang lainnya

"BERHENTI BERKATA YANG TIDAK-TIDAK! KALAU KALIAN BERANI BICARA LAGI AKAN KUTARIK SEMUA RAMBUT KALIAN SAMPAI TAK BERSISA!" ancam Donghae yang sukses membuat bulu kuduk para yeoja itu merinding. Mereka pun diam, Amberpun bisa masuk kedalam toilet wanita, sebelum masuk ia mengucapkan terimakasih pada hyung kesayangannya itu. Donghae hanya tersenyum manis membalas ucapan Amber. Sebelum keluar Donghae sadar kalu ia dipelototi oleh yeoja-yeoja yang ada disitu dengan tatapan yang sangat sinis

"APA LIAT-LIAT? MAU KUCOLOK MATA KALIAN HAH?" ancannya sekali lagi, lalu berjalan keluar ruangan itu.

 

Rasanya aku ingin membuang rasa cintaku padamu sejauh mungkin. Tapi semua tentang dirimu, senyummu yang indah, mata coklatmu yang bersinar, membuatku sangat sulit membuang rasa cintaku ini. Seandainya, aku bisa menulis sendiri kisah hidupku sendiri, akan kutuliskan cerita bahagia antara kau dan aku. Kisah yang sangat indah hanya antara kita berdua. Dan aku tidak akan melepasmu dari sisiku, lalu berharap hal itu tidak akan berakhir ataupun berubah. Saranghae, Saranghae, Saranghae kata itu akan kutulis berdampingan dengan namamu Amber. Seakan kata itu telah menjadi satu denganmu. Tapi itu semua hanyalah anganku saja.

Ketika aku mencoba melupakan rasa cintaku ini, aku seakan tetap tidak bisa melakukannya. Suaramu yang kau gunakan untuk memanggil namaku selalu menggema ditelingaku. Sekarang apa yang bisa kulakukan? kenangan tentangmu terus menghantuiku. Aku berharap kau pernah memikirkanku. Walaupun kau tak pernah memikirkanku, aku seakan tak bisa membenci dirimu. Aku berusaha agar bisa membuatmu mancintaiku. Kau adalah orang yang selalu menghiasi mipiku. Tak apa jika aku harus menunggumu, menunggumu agar kau mencintaiku. Walaupun kau tidak mencintaiku sebesar rasa cintaku padamu. Yang penting kau akan selalu ada disisiku menemaniku menjalani hari-hariku. Namun, saat aku melihat kau bersama orang lain hatiku akan terasa sakit. Tapi aku masih tetap mencintaimu. Walaupun aku akan terus tersakiti lagi dan lagi. Aku selalu menginginkanmu. Aku akan tetap mencintaimu hingga aku mati. Namun rasa cintaku padamu seakan membunuhku dari dalam secara perlahan-lahan.

Donghae menatap bingung kearah Amber melihat hari ini ada yang berberda dari tampilan Amber yang biasanya. Donghae terus menyelidiki apa yang berbeda? apa dia potong rambut? tidak juga. Hingga akhirnya Donghae menemukan keanehan itu.

"Kau mau kemana? tumben sekali kau pakai pita? terakhir kali aku melihatmu memakainya saat dulu waktu kau masih jadi traine" Tanya Donghae sambil menatapnya dengan penuh tanda tanya

"aku mau pergi dengan seseorang hyung!" jawab Amber tersipu

"siapa?" Belum sempat Amber menjawab tiba-tiba seseorang datang dari arah kejauhan. Seseorang yang tak asing bagi Donghae. Amber langsung menyambut gembira kedatangan orang itu. Sementara raut wajah Donghae langsung berubah seketika.

"wah.. apa-apaan ini? kau pakai pita? manis sekali~~~~" Siwon langsung mencubit kedua pipi Amber dengan gemas. Ya, orang itu Siwon sahabat Donghae sendiri. Donghae menatap pahit pemandangan itu

"Sakit hyung!" keluh Amber sambil mengelus-elus pipinya yang merah

"mian.. jadi kita pergi atau tidak?" Donghae seakan ditak dianggap disana. Amber mengangguk kecil, Siwon tersenyum dan kembali menunjukkan kedua lesung pipinya itu. Siwon langsung meraih tangan Amber dan menggenggamnya, lalu mengajaknya pergi. Donghae hanya bisa menahan amarahnya, sambil mengepal kedua tangannya.

Kutundukkan kepalaku, lalu kuraih benda berbentuk persegi panjang dari saku celanaku. Kulihat wajahmu tergambar dilayar handphone ku. Dan sesaat aku tersadar dari lamunanku sekedar untuk mengangkat telfon darimu.

"Yobosseo....?" suaraku mulai terdengar parau karena tangisanku

"Hyung kau dimana? kata Leeteuk hyung dan yang lainnya kau belum pulang!" aku sedikit tersenyum karena bisa mendengar suaramu itu, suara yang selalu kurindukan.

"Amber-ah aku ada ditempat biasa...." lalu tanpa menunggu jawaban darinya aku menutup telfonnya. Jika terus seperti ini aku akan terus mencintainya tanpa ujung yang pasti. Hatiku kembali sakit saat menerima kenyataan itu. Aku selalu berkata pada diriku sendiri agar tidak lagi menangis karena dirimu. Namun rasanya itu sangat mustahil bagiku. Ketika hati ini membeku bagaikan es dimusim dingin, kau akan membuatnya meleleh dengan senyummu. Tanpa kusadari butiran air hujan mulai turun dari langit malam kota Seoul. Air hujan seakan menyatu dengan air mataku. Aku tetap tak bergeming dari sini walaupun kini badanku mulai basah kuyup. Kedua mataku selalu ingin melihat wajahmu. Aku masih larut dalam pikiranku. Tanpa kusadari perlahan kakiku melangkah menuju tepi atap gedung ini. Apa yang kulakukan? mungkin, aku harus mengakhiri ini semua.

.

.

.

.

Bersama aku didalamnya, mungkin ini malam terakhir aku bisa ada disini. Kini hanya cara agar aku bisa mengakhiri semua ini yang kupikirkan. Tak apa jika aku mati sekarang. Hal ini lebih baik daripada aku harus terus tersakiti karena rasa cintaku padamu Amber. Kupejamkan mataku bersiap menjatuhkan diriku dari atas gedung berlantai 5 ini.

"HYUNG!!!!.... apa yang kaulakukan??" langkahku terhenti oleh sebuah suara, aku tahu persisi siapa pemilik suara itu. Kenapa dia datang kemari? ini akan tambah membuatku sakit. Aku pelahan membalikkan badanku, melihat kau datang bersama sebuah payung berwarna biru yang melindunginya dari hujan yang mulai deras.

"Amber, kenapa kau bisa ada disini?" aku mancoba tersengyum walaupun itu terasa pahit

"bukankah seharusnya aku yang bertanya begitu hyung?" kulihat kini raut wajahnya berubah menjdi kekhawatiran. Aku sedikit senang mengetahui bahwa ia sedang mengkhawatirkanku.

"hyung, ayo kita pulang kau basah kuyup...! Siwon hyung sedang menunggu dimobil" Jadi dia datang bersama Siwon? kanapa harus selalau ada dia?

"Ani.... aku tidak akan pulang sebelum kau menjawab pertanyaanku!" bibirku mulai bergetar karena kedinginan

"hyung... ayolah kau bisa sakit jika terus disitu! Siwon hyung sudah menunggu!" aku kembali tersenyum pahit mendengar kata-katanya

"Aniyo.... berjanjilah kau akan menjawab pertanyaanku ini dengan jujur!"

"okey... but, after that we must go home!" Aku menarik nafas panjang seakan mengumpulkan keberanian yang ada. Dan kali ini aku harus tau sebenarnya apa yang ia rasakan padaku. Selama ini ia manganggap sebagai apa kehadiranku?

"Amber-ah apa kau mencintaiku?" Kulihat Amber hanya diam terpaku disana. Kami hanya diam dalam waktu beberapa menit. Hening, hanya ada suara hujan yang turun. Sebelum akhirnya Amber mulai membuka mulutnya

"H..hyung ak...aku aku mencintaimu hyung..." Aku sangat senang mendengar kata-kata yang keluar dari mulutnya tadi. Aku seakan tak bisa bergerak. Kemudian kulihat Amber berjalan mendekatiku. Kini ia merdiri tepat didepanku. Kemudian aku berlutut ditengah hujan. Lalu kuraih tangannya yang hangat.

"Jadilah pacarku...." kata-kataku terhenti oleh suaranya

"Aku tidak bisa hyung....aku..aku tidak bisa!" katanya tanpa melihat kearahku, matanya terpejam dan kulihat ia menggigit bagian bawah bibirnya itu

"Kenapa? kau bilang kau mencintaiku, tapi apa?" aku menaikkan nada suaraku, sambil menggenggam erat tangannya

"aku... aku hanya tidak bisa!"

"kenapa Amber...?" aku menegaskan kata-kataku

"aku... aku mencintai orang lain" mataku terbelalak, apa maksudnya semua ini?

"ap...apa meksudmu? beberapa saat yang lalu kau bilang kau mencintaiku! tapi sekarang, kau bilang kau mencintai orang lain! apa maksudmu?"

"aku memang mencintaimu hyung, tapi hanya sebagai sahabat... tidak lebih..! dan aku sudah mencintai orang lain" kulihat ia membuka matanya lalu melihat kearahku dengan mata yang sedikit berair.

"siapa?... siapa orang yang kau maksud?" aku lalu berdiri menatap kedua matanya dengan tajam. Sekali lagi kulihat ia menggigit bagian bawah bibirnya. Amber hanya diam tidak menjawab pertanyaanku.

"apa Siwon orang yang kau maksud?" aku tiba-tiba mengeluarkan sebuah nama dari mulutku, Amber membulatkan matanya yang kini sudah memerah

"hah? jadi benar Siwon orangnya?... jadi kau mencintai sahabatku sendiri?" aku tersenyum kecut kepadanya. Masih tak ada jawaban darinya.

"okey! jika itu lah jawabanmu!" kataku lalu kulepas genggaman tanganku dan mulai berjalan mundur, membentangkan kedua tanganku sesaat lalu

"Selamat tinggal Amber.... Saranghae..." aku menutup kedua mataku lalu menjatuhkan diriku dari gedung tinggi itu. Rasanya sangat bebas dan lega setelah mengeluar kan semua isi hatiku. Walaupun aku tetap harus menelan kepedihan. Tak lama kemudian kurasakan tubuhku terhempas ketanah. Darah mulai keluar dari kepala dan tubuhku

"OPPA!!!!!!" dapat kudengar suara tangisanmmu yang menggema ditengah hujan. Ini pertama kalinya kau memanggilku dengan sebutan itu, dan mungkun ini yang terakhir kalinya. Kudengar sebuah langkah kaki datang menghampiriku. Aku berusaha membuka mataku dan menahan kesakitan disekujur tubuhku. Kulihat samar-samar wajah Siwon tergambar didepan mataku.

"Hyung...!!! hyung!!! bertahanlah!" kudengar suaranya sedikit bergetar, mungkun ia sedang menahan tangisnya. Aku tak bisa melihat jelas apakah ia sedang menangis atau tidak. Pandangan ku sudah mengabur. Kuraih tangannya dengan tanganku yang sudah berlumuran darah. Ia melihat heran kearahku.

"Wonnie...sampaikan permintaan maafku kepada semuanya..kepada member super junior dan para ELF diluar sana..." aku mencoba bersuara sebiasa mungkin

"hyung.. apa yang kau katakan?"

"jagalah Amber untukku...! jangan pernah menyakitinya.."

"hyung... berhentilah bicara yang bukan-bukan.." tak berapa lama kemudian tubuhku melemas

"berjanjilah padaku...!"

"ak...aku berjanji hyung" aku tersenyum sesaat lalu, pandanganku tambah memudar dan menjadi gelap.

"Hyung...hyung bertahanlah!" Siwon mengguncang tubuhku yang sudah tak berdaya. Mungkin inilah akhir dari seorang Lee Donghae

.

.

.

.

.

 

THE END

Coment please!!! ^^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Miss-Mong
#1
ini khas buat pembaca dr indo?? malay juga bisa kan??? hehehe... lagian, aq ngerti kok bhsa kamu... hehehe.. lebih mudah difahami.. hehehe...
Princess98
#2
aih...
para readers mian ceritax aneh abs sbenarx in blum slese tp aq slh tkan tombol add chapter jd muncul dh! bntar mlam q edit chapterx ok! ^^