When Everything Were Sad Ending

When Everything Were Sad Ending

 

Di suatu hari dingin di bulan Desember. Saat itu salju pertama turun di negerinya. Betapa senangnya dia mengingat natal yang semakin dekat dan mendekatinya. Terpancar bayangan indah akan natal tahun ini. Bagaimana tidak? Natal tersebut adalah natal dimana ia untuk pertama kalinya akan memberitahukan perasaannya kepada seseorang yang untuknya perasaan suka disimpan selama 2 tahun lamanya. Terbayang sudah bagaimana akan ada senyuman-senyuman terngiang dibulan-bulan yang akan menemaninya berikutnya. Terbayar sudah dibenaknya, "Meski aku tidak mendapatkan celah di hatinya, setidaknya aku akan merasa lega jika dia mengerti akan apa yang aku pendamkan hanya untuknya". Pahit mungkin untuk anak berumur 13 tahun yang dipaksa untuk bersikap dewasa tanpa memikirkan cinta. Yang mengelilinginya hanyalah tumpukkan buku-buku usang dengan berbagai macam teoritis yang terungkapkan tertulis di dalam lembarannya. Tanpa mengerti mencintai seorang lawan jenisnya, tanpa mengetahui bagaimana rasanya bisa dicinta lawan jenisnya.

 

 Di minggu pertama di bulan yang sama,dia disibukkan dengan menyusun pohon-pohon natal di negaranya bersama kakak tercintanya. Namja yang berusia 4 tahun lebih tua itu tampak membantu dengan senyum yang mengembang. Dialah, kakaknya, yang menemaninya selama dia berada di negeri orang, yang merelakan memindahkan dan mengulangi studynya di negara di mana adiknya akan melanjutkan sekolah. dia yang mencari apartemen untuk mereka berdua tinggal, untuk mereka berdua hidup. Walau hanya sebuah apartemen yang ditinggali dua orang laki-laki yang 'dipaksa' dewasa, mereka tetaplah remaja. Terkadang, ah bukan terlalu sering mereka bertengkar, namun pertengkaran itulah yang membuat mereka semakin dekat dan dekat. Di tengah minggu kekasih dari kakak namja itu datang, tentu saja bersama teman-temannya, memberikan suasana yang hangat dimalam dingin di awal minggu bulan Desember. Membuat pesta kecil untuk mengantar kedua kakak-beradik itu kembali ke negara ibunya untuk merayakan natal bersama nenek dan keluarga besarnya. Sudah dapat di bayangkan kesenangan yang terobati setelah satu tahun terpisah di negeri orang tanpa hidup bersama dengan orangtua mereka yang sibuk mengais harta dan ilmu untuk anaknya.

 

 Tak terasa minggu kedua di bulan Desember akan habis, kakak sulung mereka, seorang gadis yang berumur sekitar 24 tahun saat itu datang menjemput mereka. Kini lengkaplah kakak beradik itu. Kakak sulungnya, bersama dengan suami dan anaknya yang belum genap satu tahun, menjemput mereka untuk pulang kembali ke kampung halaman. Namun, sang kakak laki-laki tak dapat ikut karena harus menyelesaikan beberapa tes dalam studynya. mereka memutuskan untuk berangkat terlebih dahulu dan sang kakak laki-laki akan menyusul di awal minggu ketiga.

 

 Sesuai janji sang kakak kedua, dia berangkat tepat di awal minggu ketiga. Perjalanan jauh dari timur ke baratpun dia jalani. Sesampainya di tempat ibunya betapa senangnya dia, berkeliling dengan adiknya, mengelilingi kota mode yang terkenal. Sampai suatu hari, sang adik menagih janji untuk menonton suatu konser artis yang sedang naik daun kepada ayahnya. Sang ayah tidak mengijinkannya. Alasannya? Karena sang adik belumlah cukup umur untuk menonton sebuah konser tour show. Namja 13 tahun itupun termurung di dalam kamarnya. Bahkan dia pergi berlama-lama di luar rumah. Entah apa yang dipikirkannya, sang kakakpun tidak tau. Disuatu saat sang kakak sangat kebingungan mencarinya. Seperti orang gila! Ya itulah ucapan yang pantas disandarkan di pundak sang kakak laki-lakinya saat dia mencari adiknya. Di kelilinginya kota Mode itu sampai di ujung-ujung terkecilpun tak ia lewati. Namun tak ada kabarpun.

 

 Minggu keempat, natal hampir datang. Esok natal datang dan adiknya belum kembali ke rumah. Sang kakak mulai cemas, sampai di suatu senja sang adik datang menemui kakaknya, "seandainya aku tak bisa membuka (kado) nya maka bukakanlah untukku hyung. seandainya aku tak bisa mengatakan (cinta) nya katakanlah untukku hyung. jangan buat eommeonim dan abeonim menangis, kau adalah anak baik sekalipun di umurmu yang semakin tua kau tak pernah marah kepada mereka, kau tak pernah membuat mereka meneteskan (airmata) nya. maka jangan kau lakukan hanya karena aku hyung. hanya karena adikmu yang belum membuka benar setiap inch dari kelopak matanya untuk menatap kebenaran suatu realitas yang telah mereka (orang tua mereka) beritahukan. dan jangan hanya karena aku hyung, kau merubah dirimu. aku tahu dan memahaminya bahwa kita dekat, sungguh dekat, ketika badai datang di koreapun kita akan selalu dekat. kita saudara yang tak bisa terpisahkan, dan aku ingin kau melupakan apa yang mungkin akan benar-benar terjadi di natal tahun ini". Sang kakak hanya terdiam tidak terlalu mengerti maksud adiknya, namun ia berusaha menahan tiap tetes airmatanya untuk jatuh.

 

 Hari dimana natal telah terlewat, mereka berdua di kamarnya untuk sekedar menshare sesuatu dan lagi-lagi mengenai buku dan buku. Sampai sang kakak meninggalkan sang adik karena persediaan makanan dan minuman hampir habis. Ia pergi ke sebuah swalayan meninggalkan adiknya di rumah sendirian dalam keadaan yang tidak cukup bersih, ya karena mereka entah mengapa pada saat itu terlalu malas untuk membersihkannya. Saat itu benar-benar terasa panas sekali, tidak biasanya bersalju dan panas seperti ini "Mungkin karena pemanasan global yang akhir akhir ini gempar, nyamuk akan sangat banyak dan begitupula serangga yanglain, setidaknya pulang untuk membersihkan rumah dahulu" benaknya. Ia berlenggang santai menuju rumah mewahnya yang tidak jauh dari pusat kota. Namun sangat terkejutnya dia ketika melihat sang adik berpeluh. Badannya panas dingin dan demamnya pun sangat tinggi. Tanpa basa basi iapun memanggil ambulance dan membawa adik kesayangannya itu ke rumah sakit.

 

 Di akhir minggubulan Desember. Setelah beberapa hari di rawat adiknya pun membaik namun tak bertahan lama. Sang adik kesayangannya itu koma hampir 5 hari lamanya, sang kakak melihat adik kecilnya terbaring pucatdiantara selang-selang yang menemaninya. Tahun barupun di mulai namun tidak dengan keluarga itu, di awal tahun baru mereka harus melihat malaikat kecilnya tak bisa bernafas bebas, hingga malaikat itu sadar, "Hyung, apakah aku akan mati? Aku ingin melihat mereka bernyanyi setidaknya walau sekali, di atas panggung biru yang menyinarinya, bersama yang lain, tidak untuk di anak emaskan, apa aku bisa?" tanyanya pada sang kakak. Sang kakak hanya menatap nanar pada sang adik, sedangkan sang ayah di belakangnya menangis tersedu menyadari kesalahannya yang menuntut namun tak membebaskan anaknya, yang tak mengerti keinginan malaikat kecilnya, anak bungsunya. Sang kakak yang tidak tega melihatnya segera menghubungi temannya untuk membeli tiket yang notabene sudah sold out. Sahabatnya pun mendapatkan dua tiket untuknya. Tanpa basa basi keesokkannya setelah mengambil di bandara, ia datang bersama sahabatnya untuk memberitahukan tiket itu kepada adiknya. Namun terlambat... Tuhanpun berkehendak yang lain. Adiknya telah pergi, meninggalkannya jauh, jauh dan sangat jauh. Semua orang menangisi kepergiannya. Sang kakak tak bisa menerimanya hany berlutut, berlutut dan "aku mendapatkan tiket untuk kita berdua, bukankah hyungmu ini selalu menepati janjinya, bukankah hyungmu ini mengatakannya? kau bisa! kau bisa melihat mereka. Kau bisa berteriak bersama mereka! Kau bisa...kau bisa mengatakan apa yang ingin kau katakan. Tapi kenapa kau begitu tidak mengerti! Setidaknya berikan sedikit waktu, tak bisakah kau menunggu walau hanya sedetik untuk hyungmu? Apa kau tidak mengerti!! Kenapa kau diam saja!!!". Nanar, sang adik hanya bisa tersenyum dengan mata tertutup mengucapkan selamat tinggal untuk sang kakak yang berlutut pasrah akan semuany.

 

 Setelah pemakaman adiknya, sang kakakpun berubah drastis. Dia membentak ibunya, dia pergi dari orangtuanya. Tidak menghiraukan siapapun lagi. Mungkin yang ada di benaknya hanyalah janji yang tidak bisa ditepatinya kepada sang adik. Sampai ketika ia memutuskan kembali ke negeri ginseng. Dia mengatakan tentang semua keinginan adiknya. Dia menyatakan cinta adiknya kepada sang 'calon mantan' kekasih adiknya. Namun kesalah pahaman tak dapat dihindari. Sang kekasih cemburu, dan semuam semakin berantakan.Sampai ketika semua pihak menyadari tentang semua kesalahn masing-masing itu sudah terlambat! Sangat terlambat!. Jiwa seseorang yang tidak mengerti apa-apa menjadi tumbalnya, hanya untuk menjalankan apa yang mereka inginkan. Namun kini mungkin sang malaikat kecil telah tersenyum kembali menemukan sosok hyung tercintanya menjadi sosok pria yang mandiri dan bisa menahan emosi, dengan segala prestasinya dan keberaniannya, sang kakak memperlihatkan bagaimana sekarang dia benar-benar mengerti akan pesan yang diucapkan adiknya.

 

 

"seandainya aku tak bisa membuka (kado) nya maka bukakanlah untukku hyung. seandainya aku tak bisa mengatakan (cinta) nya katakanlah untukku hyung. jangan buat eommeonim dan abeonim menangis, kau adalah anak baik sekalipun di umurmu yang semakin tua kau tak pernah marah kepada mereka, kau tak pernah membuat mereka meneteskan (airmata) nya. maka jangan kau lakukan hanya karena aku hyung. hanya karena adikmu yang belum membuka benar setiap inch dari kelopak matanya untuk menatap kebenaran suatu realitas yang telah mereka (orang tua mereka) beritahukan. dan jangan hanya karena aku hyung, kau merubah dirimu. aku tahu dan memahaminya bahwa kita dekat, sungguh dekat, ketika badai datang di koreapun kita akan selalu dekat. kita saudara yang tak bisa terpisahkan, dan aku ingin kau melupakan apa yang mungkin akan benar-benar terjadi di natal tahun ini"

> With fictional changed based on true story semitorical fanfictional

> All casts belong to them, their God, and their family. This story belong to LSK's tragedy. The fictional  dramatical belong to mine.

> Thanks to : LSK's story told about remembering his brother passed away on 3rd of January 2011, LSK's Girlfriend's helped to made a dramatical settings, 2NE1's song (lonely); DBSK's songs (Picture of You, Stand by U); GNA's song (I'll be back off so u can live better); and Suju's song (Shining Star) for inspirited the writer to felt the feel.

> Credits : @hsy3026 안서윤의 팬핔 2011

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet