Sore itu Irene dan Wendy duduk  di pinggir lapangan voli, karena Wendy mendapatkan tugas dari ibunya untuk menemani adiknya Winter latihan voli. Sedangkan Irene yang hari itu malas untuk pulang ke rumah alhasil menemani Wendy.

“Winter sama Karina betulan jadian Wen?”

“Iya, lihat aja tu Karina dari tadi gelendotan terus sama Winter.”

“Mereka berdua lucu ya.”

“Kita juga bisa kok Rene lucu kayak mereka.” Irene melihat heran pada Wendy.

“Kalau kita jadian, pasti kita selucu mereka.”

“Apaan sih Wen.” Irene memukul lengan Wendy sambil tersenyum.

“Iya tau, miss independent, yang belum mau pacaran, tapi pengagumnya segudang.”

“Kayak kamu nggak aja, terus kamu kenapa juga nggak pacaran?”

“Kan aku nunggu kamu.”

“Dih.” Ujar Irene. Keduanya kembali tertawa,

Andai ucapan kamu nggak sambil bercanda aku bakal anggap itu serius Wen. Ujar Irene dalam hati.

“Wendy!!” seorang pria yang mereka kenal bernama Kim Suho, anak kelas 3 dan ketua padus. Pria itu mendekat ke arah keduanya. Suho turun beberapa anak tangga untuk membuat posisi mereka enak untuk ngobrol.

“Oppa.”

Oppa? Sejak kapan Wendy memanggil Suho oppa, biasanya juga pakai sunbae. Pikir Irene sambil memperhatikan interaksi kedua orang itu. Suho dan Wendy ngobrol dengan akrab dan hal itu membuat Irene merasa tidak begitu senang.

“Kalau nanti malam aku jemput bisakan?” Wendy terdiam sebentar karena ia tidak tahu harus menjawab apa.

“Nanti malam Wendy makan malam sama aku.” Sambar Irene yang membuat Suho dan Wendy memandangnya heran. Namun Wendy sama sekali tidak menyela Irene.

“Iya nanti malam kita mau keluar, mau nonton habis itu makan malam.”

“Kalian berdua aja?”

“Emangnya kenapa?, keberatan?”

“Eh nggak.” Ujar Suho agak terbata, karena jawaban Irene yang bernada sedikit kesal.

“Kalau gitu lain kali aja Wen, aku permisi dulu.” akhirnya Suho meninggalkan mereka berdua.

“Emang nanti malam kita mau nonton Rene?”

“Iya first date.”

“Huh?”

“Nggak mau, katanya kamu nungguin aku.”

Please log in to read the full chapter