Fin

You are cute

Irene menyandarkan pundaknya di bahu Wendy yang masih sibuk dengan laptopnya, karena hari ini ia sudah harus submit tugas.

“Eh itu ada Renjun lewat, kayaknya dia bisa cepat deh.”

“Mau di antar Renjun, apa karena dia cepat?.”

“Kan aku cuman bilang dia cepat aja Wen.” Wendy segera menekan nomor Renjun yang memang berhenti sebentar di kantin.

“Jun, anterin Irene bisa?”

“Loh Wen, kan aku udah bilang, pulangnya bareng kamu.”

“Aku masih lama, mending sama Renjun aja, cepat.”

“Terserah lah,” Irene juga kesal dengan percakapan ini, ia melihat Renjun menghentikan mobilnya dan segera meminta Irene untuk masuk, dengan wajah cemberut Irene masuk ke dalam mobil hitam milik Renjun.

Sebenarnya Wendy tahu, kalau Irene tidak bisa menunggu lebih lama, karena ia ada janji dengan saudara sepupunya. Sedangkan Wendy masih harus menyelesaikan laporannya.

Wendy melihat jam di tangannya, sudah sekitar 2 jam ia berada di sana. Ia juga lihat langit juga sudah mulai senja. Ia beberapa kali menghubungi Irene, tapi kekasihnya itu masih sedikit marah dan tidak mengangkat telponnya. Akhirnya Wendy menghubungi Seulgi yang ternyata masih berada di kampus. Ia putuskan untuk menjemput Seulgi dan membawa gadis itu untuk makan malam dan menghabiskan Jum’at ini.

“Mau jemput selir lu ya Wen.”

“Apaan sih.”

“Tu lagi beres-beres dianya.” Wendy memasuki kelas dan berlari kecil menuju Seulgi yang memang masih membereskan beberapa buku.

“Hai kesayanganku.” Wendy langsung memeluk Seulgi.

“Kesayangan-kesayangan.” Ujar Seulgi kesal.

“Sini aku bantuin.”

“Ada maunya nih kalau gini?”

“Mau ajak kamu makan, habis itu kita ke taman yuk, main kembang api.”

“Kamu ngak sama Irene?”

“Lagi ngambek orangnya.”

“Punya pacar kok hobinya dibikin ngambek.”

“Habis gemes kalau lagi ngambek.”

“Jijik banget aku dengernya.”

“Jadi ngak nih makan malamnya.”

“Jadi lah, kapan sih Kang Seulgi pernah nolak, tapi kita jangan ke taman ya, nonton aja gimana?”

“Ok siap.” Keduanya langsung berjalan menuju parkiran dan pergi ke mall yang tidak jauh dari kampus mereka, dan seperti janjinya, Wendy membawa Seulgi makan malam dan langsung menuju bioskop.

 

“Kenapa Rene?”

“Ngak apa-apa.”

“Wendy ngak hubungi kamu lagi ya?”

“Iya nih.”

“Aduh Rene, kan  sering Wendy bikin kamu ngambek kayak gini.”

“Tapi ini ngak kayak biasanya, dia ngak bombardier aku dengan permintaan maafnya. Dan ini, lihat deh.” Irene menunjukkan sebuah foto dari twitter salah satu anak kampus, fakultas Seulgi.

“Aku baru tau, Seulgi di julukin selirnya Wendy.” Ujar Irene sedikit kesal.

“Bercanda aja kali Rene, kan kamu tau, Wendy sama Seulgi udah sahabatan berapa tahun, bahkan sebelum kenal kamu kan?” Irene hanya mengangguk dan menghela nafasnya  kesal.

 

“Wen, bukannya itu Winter ya.”

“Mana?”

“Itu, lagi misuh-misuh sendiri.”

“Samperin yuk.” Keduanya mendekat ke arah Winter yang ngomong sendiri.

“Hai Win.” Sapa Seulgi.

“Mau nonton juga?, kok ngak masuk?”

“Nungguin Karina, tapi orangnya malah ngebatalin janji.”

“Gabung kita aja, kita juga mau nonton.”

“Ayo lah, dari pada pulang.” Ujar Winter, dan mereka bertiga pun membeli tiket sebelum masuk ke dalam teater.

Firday Night With My Lovely Post Wendy di twitter dengan foto iya merangkul pundak Seulgi dan Winter.

“Ini bakal seru sih.” Ujar Winter sambil tersenyum ke arah Wendy dan Seulgi yang juga tersenyum padanya.

Wendy sunbae, itu pacar aku jangan di gebet dong – Karina

Siapa suruh batalin janji mendadak – Winter

Iya deh babe, maafin aku ya… ngak lagi – Karina

Yaaaa Son Wendy, jangan mentang-mentang aku jauh, kamu jadi nempel gitu ke Seulgi – Joy

Makanya yang cepet pulang, aku dah males jadi selirnya Wendy – Seulgi

Yaaa Park Sooyoung, selama jadi selir aku, Seulgi ngak kekurangan suatu apapun – Wendy

Kamu ngak kasihan sama aku ya yang, walaupun aku dimakmurkan, aku tetap kangen sama kamu – Seulgi

Sabar sayang, minggu depan aku balik. Dan Son Wendy, stop jadiin Seulgi selir kamu. – Joy

Cepat pulang, nanti Seulgi bisa naik pangkat – Wendy

Yaaaa Son Wendy- Irene

Aduh – Wendy

Wkwkwkw kak Wen, ketahuan ibu negara – Winter

Bakal perang sih ini – Karina

Bocil, jangan memperkeruh suasana- Wendy

Maksud kamu tu apa Seulgi naik pangkat? – Irene

Hai, Irene salam kenal aku Joy, pacarnya Seulgi, tenang aja Rene itu si Wendy bercanda aja kok – Joy

Iya sayang, aku bercanda aja – Wendy

Takut turun tahta ya Wen? – Seulgi

Ketiga gadis itu berjalan sambil tertawa melihat percakapan mereka di twitter, karena memang itulah tujuan utama mereka, dan misi mereka berhasil, pasangan mereka akhirnya keluar dan menyampaikan perasaan masing-masing.

“Aku gimana?”

“Kan tadi Joy udah bilang kamu cuma bercanda.”

“Butuh usaha keras sih kak Wen, untuk meyakinkan permaisurinya kakak.” Tawa Winter dan Seulgi pecah memandangi wajah Wendy yang semakin bingung.

 

“Hai sayang.” Wendy mencuri sebuah ciuman di pipi Irene, yang dibalas dengan tatapan tajam oleh sang kekasih.

“Irene.. jangan gini dong, kamu udah diemin aku 2 hari, nambah 1 hari lagi dosa loh,”

“Apaan sih, sana sama selir-selir kamu.”

“Itu bercanda aja Rene, kan udah di jelasin sama Joy. Kalau Seulgi punya pacar namanya Joy. Joy nya lagi keluar kota Irene.”

“Ngak percaya.” Jawabnya ketus.

“Aku video call Joy ya biar kamu percaya.”

“Ngak usah.”

“Irene, malam itu tuh kita semua lagi gabut, makanya kita bisa bareng. Kamu juga kan lagi ngambek sama aku malam itu.”

“Kamu tuh biasanya jemputin aku, chat aku dan bujukin aku, tapi malam itu, kamu ngak ngelakuin yang biasa kamu lakuin. Dan kamu lebih milih pergi sama Seulgi.”

“Sayang…. Kamu kan lagi bikin tugas sama sepupu kamu, masak iya sih aku ganggu. Habis balik dari bioskop aku rencananya langsung mau jemput kamu. Tapi kamu ngak angkat telpon aku.” Irene hanya berjalan di depan Wendy.

“Kamu kalau dah ngambek kayak gini, imutnya hilang dan terbitlah suasana kegelapan.”

“Jangan mendramatisir,”

“Ayolah, sayang, kita baikan ya.”

“Ngak.”

“Ya udah, kalau masih ngambek, aku ke kelas Seulgi aja deh.”

“Yaa Son Wendy,” ujar Irene semakin kesal.

“Habisnya, permaisuri aku marah, ya udah ke tempat selir aku aja deh.”

“Kamu nih,” Wendy langsung meraih pinggang Irene, dan memberikan kecupan di pipi gadis itu.

“Kamu, satu-satunya Irene. Ngak ada yang lain.” Bisik Wendy di telinga Irene.

“Kamu tu seneng ya bikin aku ngambek kayak gini.”

“Kamu tu lucu kalau lagi ngambek, tapi aku sempat ketar-ketir sih, soalnya kamu udah diemin aku 2 hari.”

“Berarti aku berhasil dong.” Senyum Irene kepada Wendy, yang melihatnya tidak percaya.

“Memangnya kamu aja yang bisa ngerjain aku?”

“Makin gemesh deh, my baby is so cute” Rangkulan Wendy semakin erat saat keduanya berjalan menuju parkiran.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Wann77
#1
Chapter 1: Cute
Favebolous #2
Chapter 1: Agdjsksllala