Fin

Minjeong's
Please Subscribe to read the full chapter

 

 

 

 

 

"She is cute" 

 

"Huh?" wanita dengan rambut panjang itu menoleh pada orang yang tiba-tiba duduk disampingnya.

 

"The one with cute grey onesie. She is your daughter right?" tanyanya lagi

 

"Yeah she— how you know?" si ibu muda yang tengah memperhatikan puan kecilnya kini mengalihkan atensinya pada orang disampingnya.

 

 

"How's life?"
"I mean how is your life without me, Jimin?" dia bertanya lagi.

 

"Good. So far so good" si ibu muda -Jimin- menjawab dengan pelan sambil matanya kembali menatap ke arah putrinya didepan sana.

 

"I see" orang itu berujar kali ini dibarengi dengan matanya yang menelisik garis wajah Jimin dari samping.

 

'She is aging like the finest wine' hati si asing berujar kagum.

 

'How can someone with 5 y.o daughter look like you Jimin? still gorgeous'

 

'Those brows, long eyelash, sharp nose, plump lips, deep colarbone, and cleav— . I can't'

 

Angin sore berhembus pelan, cukup untuk mengacak pelan rambut mereka dan membuat daun-daun yang menguning berguguran. 

 

Orang asing tadi mengalihkan atensinya pada selain Jimin. Kali ini ia ikut memperhatikan gadis kecil yang sedang bermain bersama sebayanya.

 

 

"MOM!" Jimin melambai pada pemilik suara cempreng yang sangat ia kenali. Dari depan sana anaknya berdiri hendak berseluncur pada perosotan yang tak terlalu tinggi itu. Setibanya di bawah ia tersenyum dan melambaikan tangannya. Mengabaikan ibunya untuk kembali bergabung dengan teman-temannya disana di wahana yang lain.

 

Jimin dan atensinya kembali pada orang disampingnya yang entah sejak kapan jarak diantara mereka menghilang, bahu mereka sesekali bersentuhan.

 

Mereka tak berbicara, Jimin memandang si asing disampingnya. Merasa diperhatikan dia ikut menatap Jimin kini netra mereka yang seolah saling bertukar sapa. Jimin tak tahu harus menunjukan raut wajah seperti apa jadi ia hanya menundukan pandangan sambil memainkan jemarinya. Si asing sendiri mengikuti apa yang Karina lakukan. Mereka hanya disana, bersisian, hening larut dalam pikiran masing-masing.

 

 

Suara derap kaki mendekat, Jimin melihat gadis kecilnya menghampirinya.

 

"Mom can we just going straight to mcd right now" matanya bergantian menatap ibunya dan seseorang asing disampingnya yang belum pernah ia temui.

 

"Minjeong laper. Lelah ini abis jumpalitan disana sama yang lain" puan kecil kembali melanjutkan rengekannya sambil menempatkan dirinya diantara kaki sang ibu, ia menatap anak-anak lain yang masih berlarian di area taman bermain. Ia melewatkan raut kaget orang asing yang sedari tadi duduk bersama ibunya, ia juga melewatkan kelopak mata ibunya yang memejam erat.

 

"Her n—name? is her name, is she— named after me?" sang asing disamping ibunya terbata, ia menautkan alis, netranya menatap gugup pada ibu sang puan kecil.

 

 

Jimin lantas berdiri, sebelum berlalu dia sempatkan menjawab pertanyaan tadi

 

"Yes she is. She is Minjeong" dan dengan itu, Jimin pergi.

 

 

"Mommy, why you just left aunty there?" Minjeong bertanya pada ibunya yang sedari tadi hanya diam menuntunnya.

 

Jimin berhenti, dia merendahkan tubuhnya mensejajarkan dengan tinggi sang anak. Matanya berkaca-kaca namun tak jua menjawab pertanyaan Minjeong.

 

Minjeong yang kebingungan melihat

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
shajanie
#1
Chapter 1: Can you make an English translation for this story please? I want to read and understand this one.