Light In the Dark [Part 1]

Description

Untitlhed-2.png

Author : e.l.fQueeney

Title : Light in the Dark

Cast :

  • All Member Super Junior
  • All E.L.Famz (OC)
  • another BB: Shinee & EXO

Disclaimer : SELURUH isi cerita ini milik saya!! all member SJ's belongs on their Pair~~ hehe

Genre : Sci-fi, Romance, Fantasy, Action, Mysteri

Length : Series

Type : Strength

--

Foreword

Light In the Dark © elfQueeney

____________________________________

Tokyo, Jepang

10 Januari, 06.35 pm

 

Pernahkan kau bayangkan betapa sakitnya sekarat itu?

Saat dadamu sesak kehabisan nafas, seolah oksigen menipis disekitarmu

Saat tanganmu menggapai-gapai berusaha meraih satu pegangan yang akhirnya tidak akan kau dapatkan

Saat kepalamu layaknya dihujam ribuan jarum yang sangat tajam

Saat tubuhmu lambat laun seperti mati rasa, sedang disisi lain kau merasa terbakar dan tidak tahu hendak menyiram bagian yang mana dari tubuhmu yang benar-benar panas

Saat matamu perlahan buta dan membawamu kedalam kegelapan

Saat telingamu tuli hingga kau merasa nyaris gila karena merasa sendirian

Saat lidahmu kelu tidak bisa mengeluarkan suara bahkan mulutmu sudah terbuka saja kau masih merasa bahwa mereka masih saja terkatup rapat

Saat semua pikirmu melayang pada satu kesimpulan, kau sendirian.

.

.

 

Mata itu perlahan terbuka tapi tidak ada kehidupan disana. Tatapannya kosong, bahkan bias cahaya silau yang masuk disela-sela gorden yang penuh bercak darah itupun tidak tampak mengganggu kerja sistem penglihatannya yang baru saja kembali setelah 2 hari tertutup rapat, berteman dengan kegelapan.

 

“kau sudah bangun” itu bukan pertanyaan melainkan sebuah pernyataan dari sebuah suara tak jauh dari tempat yeoja itu terbaring. Ia berpaling perlahan dan tatapannya jatuh pada sebuah mata tajam tapi dengan pandangan yang sangat teduh. Ia tertegun menatap mata mempesona itu, tapi segera dirinya terenggut kembali pada kenyataan. Wajah namja didepannya itu tidaklah seramah matanya. Ekspresinya dingin dan seperti tidak tersentuh. Yeoja itu mengernyit dengan tatapan tidak suka, tapi tidaklah sadar bahwa sedari tadi tidak ada biasan emosi apapun yang terpampang diwajahnya. Ia tidak sadar bahwa ekspresinya jauh lebih dingin. Tidak heran jika namja itu melakukan hal yang sama.

 

“aku tidak suka orang asing” yeoja itu bersuara tanpa ekspresi, meski sangat pelan dan serak tapi sangat jelas terdengar oleh namja didepannya yang semakin lama melangkah makin dekat kearahnya. Namja itu memiringkan kepalanya kekiri seperti menimbang sesuatu

 

“aku tidak suka penolakan” namja itu berucap, membuat sang yeoja merasa bingung tapi tetap saja Ia masih tidak sadar bahwa ekspresi  wajahnya sama sekali tidak berubah. Wajah itu tetap tanpa ekspresi.

 

“aku Park Leeteuk! Selamat bergabung di E.L.F.s” ujar namja itu wajahnya tiba-tiba berubah ramah, senyum mengembang dipipinya menampakan lesung pipi mungil disisi kiri pipinya. Jika melihatnya, Kau tidak akan pernah menyangka bahwa wajah ramah ini, pernah atau bahkan bisa mengeluarkan ekspresi sedingin es.

 

Namja itu mengulurkan tangannya, kemudian mengenggam tangan yeoja tanpa ekspresi yang sama sekali tidak bereaksi apa-apa pada ucapannya itu. Dia menarik yeoja itu hingga berdiri dan melangkahkan kaki meninggalkan kamar yang sama sekali sudah tak berbentuk itu. Bahkan bayanganmu yang paling liarpun tidak akan pernah bisa menggambarkan apa yang telah terjadi dirumah itu. Apa yang telah terjadi dikamar itu.

 

Leeteuk berpaling sekilas kearah yeoja yang berdiri disampingnya. Lagi, Ia tersenyum, senyum yang tidak pernah diperlihatkanya pada orang lain. Bahkan, tidak pada mereka yang telah mengenal dekat dirinya.

 

“Selamat bergabung di E.L.F.s Kirin-chan! Ani~ Park Hyunjae”

.

.


 

Zurich, Swiss

10 Januari, 11.38 pm

 

“AAAAAARRRRRGGhhhhhhhh!!!!!!!!!!” jeritan seorang namja memecah malam damai kota terbesar di Swiss itu. Malam ini seperti biasa, dingin terasa sangat menusuk tapi tampaknya sang namja yang tadi menjerit keras itu tidak terusik dengan hal itu, Ia malah seperti menikmati saat perlahan tangannya terasa mati rasa saking rendahnya suhu diwilayah tersebut dan Ia sama sekali tidak memakai pakaian apapun selain kemeja tipis serta skinny jins berwarna hitam. Puncak hidungnya sudah sangat memerah tapi tetap saja Ia enggan beranjak.

 

Tempat ini, menjadi tempat yang paling dirindukannya seumur hidup sekaligus menjadi tempat yang paling dibencinya. Tempat yang menjadi awal mula hidupnya, pertama kali Ia menatap dunia dan tempat pertama yang menjadi pendengar jerit tangisnya saat terlahir dari rahim sang Ibu tercinta, tempat pertama dimana Ia merasakan kecupan hangat seorang Ibu, pelukan sayang dari Ayahnya, serta senyum ceria sang kakak. Tapi, tempat ini jugalah tempat dimana hidupnya seolah berakhir. Penyiksaan terhadap sang ayah hingga kehilangan kedua tangannya, miris saat dia ingat genggaman tangan pria paruh baya itu hanya sempat Ia rasakan 5 tahun saja. Pemerkosaan terhadap sang kakak semata wayang yang kini terpaksa menghabiskan sisa hidupnya dalam sel rumah sakit jiwa.  dan terakhir dan paling tidak bisa Ia maafkan, tempat inilah yang menjadi tempat ibunya meregang nyawa.

 

Ia benci tempat ini. Sangat. Sebesar rasa rindunya pada dekapan seorang Ibu yang tidak pernah membiarkannya terluka. Senyum seorang Ibu yang tidak rela anaknya tersiksa.

 

Namja itu menangis.

 

Perlahan dilihatnya lagi bagian bawah tebing tempat Ia berdiri saat itu. Disinilah, tebing inilah yang mengantarkan Ibunya keperaduan maut. Tebing inilah tempat Ibunya melepaskan genggaman tangannya. Tebing inilah tempat ibunya meneteskan air mata terakhirnya. Tebing inilah tempat Ibunya menghabisi nyawanya. Meniggalkan luka dalam disudut hatinya yang tidak bisa disembuhkan

 

Inikah saat yang tepat untuk mengakhiri semua penderitaannya?

 

Jadi benarkah, pada akhirnya tempat ini hanya akan menjadi ‘tempat wisata bunuh diri’?!

senyum miris terukir diwajahnya.

 

Tangan namja itu perlahan mengusap kasar kepalanya yang makin berdenyut sakit seolah memaksa namja itu melakukan niatnya lebih cepat.

 

Perlahan namja itu memejamkan matanya mengingat kenangan bahagia yang pernah Ia miliki walaupun itu nyaris membuat kepalanya pecah karena otaknya dipaksa mengingat kejadian yang bigitu minim.

 

Namja itu kembali membuka matanya, merentangkan tanganya siap mengantarkan nyawanya ke tebing terjal yang berdermaga-kan lautan luas itu

 

Lebewohl“ ujarnya

**

 

Shin Eunseok merasakan sakit yang luar biasa dari tangan kanannya yang kini tengah mengenggam erat tangan beku seorang namja yang badannya terayun-ayun disisi tebing.

 

“aaarrghhh...” dengan desahan keras Eunseok mengarahkan semua kekuatannya untuk mengangkat tubuh namja itu naik kembali keatas tebing.

 

Tajam, namja itu menatap mata Eunseok. “freisetzung!” ujar namja itu kasar sembari menggoyang-goyangkan liar tangan kanannya yang digenggam erat yeoja itu “YAAA!!!!! Neon babo ya?!!” teriak yeoja itu dalam bahasa korea. Ia tahu namja itu mengerti maksud ucapannya. Lebih dari sekedar mengerti.

 

Eunseok kembali berusaha menarik tubuh namja itu saat tidak ada lagi penolakan yang diberikan namja tersebut.

 

“HAAAAAHH..............” dada Eunseok bergerak naik turun seiring helaan nafasnya yang terputus-putus. Sungguh tidak mudah menarik tubuh seorang namja yang badannya jauh lebih besar.

 

PLAAAAKKKKKKKK

 

Sebuah tamparan telak mendarat dipipi namja yang tadi diselamatkannya tersebut. “dangsineo micheoseo?!!!” teriak Eunseok lagi-lagi dalam bahasa korea yang kental.

 

“geure!! nan micheoseoyo!! Kau tidak tahu apa yang aku rasakan Eunseok-ya!! Jadi kau tidak berhak mencampuri urusanku!” balik namja itu berteriak menumpahkan kekesalanya karena ‘lagi’ dia tidak juga mati.

 

“kau tidak akan mati selama aku masih hidup!” tandas Eunseok menatap tajam namja itu penuh amarah. Ia lelah menghentikan semua tindak bodoh namja itu, tapi tetap tidak bisa melepaskan diri dan membiarkannya menghabisi nyawanya sendiri.

 

“kapan kau bisa menghilangkan pikiran bodohmu itu??!!!!!!! Aku muak! Sungguh aku muak! Tapi aku tetap tidak bisa membiarkanmu begitu saja! Jadi, aku mohon berhenti! Berhentilah Cho Kyuhyun.. setidaknya untukku” air mata mulai membanjiri pipi mulus Eunseok. Dipeluknya namja itu erat “aku mohon oppa... aku mohon jangan lagi” ujar yeoja itu pelan semakin mempererat pelukannya

 

Perlahan tangan Kyuhyun bergerak membelas pelukan Sangbin tak kalah erat.

 

“mianhae...”

**

 

Loth Laboratory

Seoul, Korea

11 Januari

 

Trrrrttttt

 

Trrrrttttttt

 

Getar sebuah detektor pelacak aktif dalam ruangan itu membuat seorang namja yang tengah tertidur diatas mejanya tersentak bangun seketika. Matanya yang memang sipit tampak lebih sipit dari sebelumnya karena tengah berusaha menatap jam dinding otomatis yang berada diseberang ruangan. Pukul 06.00 am.

 

Hahh...

 

Namja itu melangkah beranjak dari tempat duduk yang telah diduduki selama lebih dari 7 jam itu. “Yesung hyung! Apa Eunseok sudah datang?” tanyanya setelah langkahnya mencapai sebuah pintu berpelitur disebelah ruangan pribadinya. Namja bernama Yesung itu berpaling “belum” ujarnya sembari diikuti anggukan kecil. Ia berbalik kembali kedalam ruangannya untuk mengecek hal apa yang menyebabkan detektor pelacak mereka bergetar tadi

 

Leeteuk has arived

 

Tulisan pada Layar laptopnya. Namja itu menganggukan kepalanya ringan sembari menutup pemberitahuan tersebut dan beralih pada pekerjaannya yang tengah menumpuk tinggi.

 

“Eunhyuk oppa!! Bisa kau ikut aku sebentar?” tanya seseorang sembari menepuk punggung namja yang ternyata bernama Eunhyuk tersebut “wae?” balasnya bertanya setelah melihat siapa yang berbicara padanya “Minyoung-ah?”. Yeoja itu  mengangkat sesuatu yang ada ditangannya. Sebuah tabung kimia terlihat jelas karena langsung diarahkan kedepan wajah Eunhyuk.

 

Namja itu menyipit curiga “lagi?!” desisnya tak percaya yang seketika dibalas dengan anggukan semangat dari Minyoung. Seketika Eunhyuk mendesah keras. Kesalahan apa yang sudah dilakukannya sampai yeoja gila yang ada didepannya ini begitu suka merecokinya?!

 

“kau gila” ujar Eunhyuk tajam kemudian berbalik kembali menghadap laptopnya yang kini tengah menampakan keterangan sebuah ‘Glock 19’, senjata semi automatic yang belum lama ini berhasil membuatnya cidera.

 

“yaa!! Ayolah bantu aku! Serum ini harus sudah selesai saat Leeteuk oppa datang” lagi yeoja itu merajuk kali ini sembari mengedip2kan bulu matanya

 

“ARRRRGGHHH!!!!! Neo!!!!!! Aku juga punya tugas yang harus diselesaikan!” teriak Eunhyuk frustasi. Tangannya mengacak rambutnya kesal. “aku ini bukan robot untuk uji coba serum gila mu itu!!!” tambahnya mengerang. Sangbin hanya diam, Ia sudah terbiasa dengan reaksi Eunhyuk yang seperti ini. Sekesal apapun, namja itu pasti akhirnya akan meng-iyakan permintaannya. Dia sudah sangat hafal itu.

 

“oppa...........” rajuknya lagi, mem-pout kan bibirnya “tidak bisakah kau minta tolong pada yang lain?!! Kenapa harus aku?!” Eunhyuk melipat kedua tangannya didepan dada, tatapannya tajam. “kau kan tahu sendiri oppa, hanya kau yang bisa mencoba serum percobaanku!!” kesal Minyoung. Kakinya menghentak ke lantai

 

“aissshh.. jinja........”

 

Seperti yg diperkirakan Minyoung, Eunhyuk perlahan bangkit dari tempat duduknya dan melangkah keluar ruangan mendahului Minyoung. Ahh.. kalau saja bukan karena fakta bahwa tubuhnya tidak mempan terhadap semua racun, dia tidak akan pernah menyetujui untuk memberikan bantuan pada yeoja yang kini tersenyum lebar itu.

**

 

Aula E.L.F.s

Seoul, Korea

11 January, 10.00 am

 

“now, we will be pleasure to invite Master of Loth for his speach. Please come Mr. Leeteuk Park”  ujar moderator. Kim Ryeowook. Begitu nama dari hastag pengenalnya tertulis.  

 

Leeteuk berjalan tegap ke tengah Aula, menuju mimbar untuk menyampaikan pidato-nya. Semua pandangan tertuju padanya. hanya segelintir tampaknya yang bisa mengontrol pandangan kagum kearah pria itu. Pesona Leader-nya terasa begitu kuat hingga membuat beberapa orang diruangan megah itu nyaris tersedak karena tidak bisa bernafas dengan benar. Aura namja itu begitu mematikan, tidak ada sedikitpun kesan ramah pada wajahnya yang dingin. Tapi, disisi lain kau tidak akan pernah bisa menghilangkan perasaan nyamanmu saat berada didekatnya. Benar-benar dua sisi yang berbeda pada satu tubuh yang sama.

 

“E.L.F.s, Extraordinary of Leadership Force School. Me,  Park Leeteuk, Master of Loth. Welcome to all of you that has been join with us. here none of the capabilities that are not appreciated and no respect for people who do not have the ability. So, practice hard and find a straight road because loyalty rewarded a hundred times as much and you would never imagine what the rewards will be given to those who betray, Thank you”

 

 

Aula hening sesaat menyusul selesainya pidato singkat yang diberikan Leeteuk. Hawa mencekam begitu terasa hingga sudut ruangan. Semua diruangan itu tahu, mereka sadar dengan jelas bahwa ucapan itu bukanlah ancaman belaka, tapi realisasi pasti pada kisah nyata hidup mereka yang mulai saat ini merujuk pada satu kata, Kesetiaan.

 

Leeteuk melangkah ringan kembali ketempat duduknya dipodium tertinggi. Seolah tidak sadar apa yang telah disampaikannya berdampak hebat pada semua pendengarnya. Terutama para wajah baru yang kini menampakan ketakutan yang luar biasa.

 

Berniat mencairkan suasana, perlahan Yesung berdiri dan berjalan menuju mimbar. Tapi tampaknya, apa yang dilakukannya seolah mempertegas apa yang disampaikan Leeteuk barusan. Namja yang kini telah mencapai mimbar dan berbalik menatap seluruh mata yang ada diruangan itu malah membuat suasana makin mencekam, mengingat pandangan matanya yang tajam serta pembawaannya yang tampak sangat tertutup. Lagi, semua menahan nafas. Menunggu namja itu berbicara.

 

“so proud to see the look of you who are excited” ujarnya memulai, seolah tidak bisa membedakan apa yang disebut pandangan ketakutan dengan pandangan bersemangat. Namja itu tersenyum sekilas. Sudut bibir kanannya terangkat “I’m Yesung Kim, Loth-6. Sharpshooter” tambahnya lagi memperkenalkan nama, posisi, serta bidang keahliannya.

 

 

“as you know here is not like a public school. learn math, language, or biology is not in the history of E.L.F.s. Here, you will learn how to attack, sustain, and control your emotions, as well as yourselves focused on instinct. You’ll learn Martial, Chemical Application, Arms Control, Manufacture of Weapon, Shootings, Infiltration, Medication, Infestigation, Attack, Defense and IT”

 

Yesung menghentikan sejenak penjelasannya dan berjalan menuruni mimbar melangkah kearah pada Loth duduk, dipodium yang sedikit lebih rendah dari Leeteuk.

 

“Mr. Leeteuk Park, Master of Loth, Seeker” Yesung mulai memperkenalkan, tangannya mengarah pada Leeteuk yang menggangguk singkat

 

“Mr. Eunhyuk Lee, Loth-3, Arms Control” kali ini Yesung mengarahkan tangannya kearah sudut kanan podium. Eunhyuk berdiri dengan kedua tangan didalam saku, tampak sama tidak tersentuhnya dengan Leeteuk. Betapa salahnya penilaian mereka.

 

“Mr. Sungmin Lee, Loth-4, Martial” seorang namja berwajah paling ramah berdiri. Senyumnya mengembang dengan tangan yang sedikit melambai, menikmati detik saat semua pandangan tertuju padanya.

 

 

“Mrs. Eunseok Shin, Loth-7, Manufacture of Weapon” yeoja yang tengah duduk tepat didepan Leeteuk, berdiri dan mengangguk. Mata bulatnya menyapu ruangan, membuat beberap namja disana terpaku seperti ditarik kedalam mata mempesona tersebut

 

 

 

“Mrs. Minyoung Cho, Loth-10, Scientist” yeoja terakhir yang mengisi podium itu berdiri menggantikan Eunseok yang telah kemabali duduk. Wajah telak mengisi seluruh pandangan yang menatapnya. Satu kata, Cantik.

 

 

“well, like what you see. There is no Loth-2, Loth-5, Loth-8, and Loth-9. They were killed by the attack which happend some time ago. This is the reason why loyality si so important”

 

Yesung mengambil jeda sesaat sebelum melanjutkan kembali

 

“so, this year we will have new Loth for the field of IT, Infiltration, Assault-Defense, and Madication. It is possible to new students will fill this place. Work hard! And you’ll get prize. Thank you” Yesung mengakhiri penjelasannya dan kembali duduk ditempatnya semula.

 

Ryeowook berjalan kembali naik keatas panggung, selaku moderator menutup upacara penyambutan murid baru tersebut dengan beberapa penjelasan tambahan.

**

 

Mr. Choi’s house

Daegu, Korea

11 January, 10.00 am

 

“BABO YA?!!!!!!!!!!!!”

 

PRAAAAANGGGGGGG

 

Bunyi piring dibanting telak memenuhi seluruh rumah. Choi Siwon menatap marah semuat kepala yang tengah tertunduk didepannya. Beraninya mereka melanggar perintahnya. Sudah bosan hidupkah?!

 

Mata elang Siwon beralih kearah jam dinding besar yang terletak disudut ruangan

 

“ARRRRRRRRGHHHHHHHHH!!!!!!!!!!!!!” marahnya lagi, berteriak keras

 

PLAAAAAAAAAKKKKKKK

 

Tangannya menampar salah satu wajah yang hendak mencuri pandang padanya. tidak, dia, mereka tidak berhak memandangnya. Kepala mereka tidak berhak sejajar dengannya.

 

“Apapun yang terjadi kalian harus menemukan cara bagaimana aku bisa berangkat dan masuk kesana tanpa ada masalah” desisnya berbahaya. 

Tidak akan ada yang bisa menghentikannya jika sudah menginginkan sesuatu. Persetan dengan semua omongan orang yang tahu akan tempat itu bahwa salah satu peraturan disana tidak mengindahkan siswanya terlambat, terlebih siswa yang baru saja akan bergabung sepertinya. Dia sama sekali tidak peduli. Dia harus masuk sana dan menemui yeoja itu. Walaupun untuk itu Ia harus berusaha menyesuaikan diri dengan sekolah keagenan khusus yang mempunyai segudang aturan itu. Ia tidak peduli. Asal bisa menggenggam yeoja itu lagi.

**

 

Indonesia

11 January, 10.00 am

 

Shin Sangbin menyapukan pandangannya pada kamar yang selama ini ditempatinya. Dia akan sangat merindukan tempat ini. Pasti.

Sangbin kembali menatap sebuah surat dari perkamen yang ada ditangannya.

 

To:   Mrs. Sangbin Shin
         Indonesia

 

Dear Mrs. Shin,

 

We are pleased to inform you that you have been accept at Extraordinary-Leadership Force School of Agents and Spies.

Students shall be required to report to the Chamber of Reception upon arrival, the dates for which shall be duly advised.

Please ensure that utmost attention be made to the list of requirements attached herewith.

We very much look forward to receiving you as part of the new generation of E.L.F.s’heritage.

 

Yours sincerely,

                           

Master of Loth

 

 

EXTRAORDINARY-LEADERSHIP FORCE of AGENTS & SPIES
Headmaster: Park Hankyung, D.Ags.,S.P.(sorc.), S.of Mag.Q

.

.

.

             Sudah ribuan kali Sangbin membaca ulang surat ajaib itu, tidaklah heran kalau Ia sangat hafal isi surat tersebut. Yang Ia tidak habis pikir adalah, bagaimana Ia bisa begitu saja mempercayai surat misterius tersebut. Masih jelas diingatannya saat surat itu tiba-tiba melayang jatuh dari buku diarinya yang sebelumnya sempat hilang ntah kemana.

 

 

Lagi, Sangbin memperhatikan surat itu dan pandangannya ganti beralih kearah koper besar dan tas jinjing yang terletak disebelahnya. Ia pastilah sudah gila karena mempercayai surat itu begitu saja. Tapi, ada sesuatu di sudut hatinya yang seolah berkata bahwa inilah yang tengah dia tunggu-tunggu selama ini.

 

Hahh..

 

Sangbin mendesah ringan, melipat surat tersebut beserta perkamen lain lampiran surat tersebut dan menyelipkannya kembali kedalam amplop lalu memasukan amplop tersebut kedalam tas jinjing dan siap berangkat. Ada sedikit rasa bersalah dalam hatinya karena sudah membohongi kedua orang tuanya dengan mengatakan Ia diterima disekolah luar negeri dengan beasiswa penuh. Tapi, sesaat segera ditepisnya rasa bersalah itu. Bukankah dia memang benar diterima disekolah luar negeri dan tanpa perlu mengeluarkan biaya sepeserpun? Jadi dia tidak sepenuhnya bohong kan? Hanya sedikit dibagian ‘agen dan mata-mata’ saja.

 

Lagi pula, seperti yang disebutkan dalam lampiran surat tersebut, jika orang tuanya mencari tahu tentang sekolah itu melalui internet atau apapun maka yang akan mereka ketahui hanyalah betapa ‘biasa’nya sekolah tersebut. Semoga saja memang begitu.

 

“aku berangkat dulu umma” ujarnya pelan ketika sampai didepan pintu rumahnya, dengan kedua orang tuanya yang telah berdiri menunggunya disana semenjak tadi.

 

“ne~ jaga dirimu baik-baik Sangbin-ah” balas sang umma memeluk erat tubuh putrinya tersebut. Setelah selesai, ganti sang appa yang memeluknya erat.

 

Sangbin masuk kedalam taksi yang telah dipesan orang tuanya. Menatap kerumahnya cukup lama sebelum menyuruh sopir mobil untuk mengantarnya kebandara. Walaupun Ia tahu, ini sudah sangat terlambat untuk mendatangi tempat tersebut. Dan ia tahu nantinya akan sedikit bermasalah disana karena hal itu, tapi tetap saja karena dia sudah menetapkan hati, maka dia akan berusaha masuk kesekolah tersebut. Sekolah yang terletak di negeri orang tuanya serta dia dilahirkan.

 

DORR

To be continue....

 

 

---

keterangan

 

1. Glock 19

 

Pistol Glock, kadang-kadang disebut oleh produsen sebagai Pistol Glock "Aman Aksi", adalah serangkaian pistol semi-otomatis yang dirancang dan diproduksi oleh Glock GES.MBH, yang terletak di Deutsch Wagram-, Austria. Pendiri perusahaan, insinyur Gaston Glock, tidak memiliki pengalaman dengan desain atau pembuatan senjata api pada saat pistol pertama mereka, Glock 17, sedang prototyped. Glock itu, bagaimanapun, memiliki pengalaman luas dalam polimer sintetis maju, pengetahuan yang berperan dalam desain perusahaan dari baris pertama yang berhasil pistol dengan bingkai polimer. Glock diperkenalkan feritik nitrocarburizing ke dalam industri senjata api sebagai pengobatan permukaan anti-korosi logam untuk bagian gun [5].
Meskipun resistensi awal dari pasar untuk menerima "pistol plastik" karena masalah daya tahan dan kehandalan, pistol Glock telah menjadi garis perusahaan yang paling menguntungkan produk, memerintah 65% dari pangsa pasar pistol hukum Amerika lembaga penegak Serikat [6] serta menyediakan berbagai angkatan bersenjata nasional dan lembaga keamanan di seluruh dunia

 

2. Zurich, Swiss Negeri untuk Wisata bunu diri

 

 Wisata biasanya dilakukan untuk menghilangkan penat, jenuh dan menyegarkan pikiran, tapi di Swiss orang berwisata untuk melakukan bunuh diri. Di negeri 'wisata bunuh diri' ini, kegiatan untuk mengakhiri hidup dengan bantuan orang lain dianggap legal.

 

Meski terdengar aneh, namun wisata untuk melakukan bunuh diri benar-benar ada. Dan kota Zurich, Swiss menjadi salah satu kota tujuan wisata bunuh diri.

 

Zurich telah menjadi tujuan akhir bagi orang-orang di negara terdekat untuk mengakhiri hidupnya dengan damai. Pemerintah Swiss sangat menghargai hak asasi manusia termasuk hak untuk bunuh diri. Hal ini membuat praktik bunuh diri dengan bantuan (assisted suicide atau secara medis dikenal dengan nama euthanasia) di Swiss sudah menjadi praktik legal selama berpuluh tahun.

 

Sejauh ini, ada sekitar 150 warga Inggris yang telah melakukan wisata bunuh diri dan mengakhiri hidupnya di Dignitas Clinic, Zurich.

 

Salah satu wisatawan bunuh diri adalah Dr Anne Turner yang berasal dari Inggris. Putrinya, Sophie Pandit (46 tahun) membawanya ke Dignitas Clinic untuk membantu mengakhiri hidup pada Januari 2006.

 

Dr Turner yang saat itu berusia 66 tahun bertekad untuk mengakhiri hidupnya setelah didiagnosa menderita penyakit

degeneratif neurologis PSP (palsy supranuclear progresif). Hal ini dilakukan karena ia telah menyaksikan suaminya yang meninggal secara 'mengerikan' karena penyakit yang sama.

 

"Kami tidak melihat pilihan hidup dan mati, tetapi penderitaan atau kematian yang cepat dan tanpa rasa sakit," ujar Sophie Pandit, seperti dilansir BBCNews, Senin (16/5/2011).

 

Selain warga asing, warga Zurich pun melakukan bunuh diri tersebut. Salah satunya adalah ibu dari penduduk Zurich bernama Kristen Bretscher.

 

"Ketika kita berbicara tentang hak asasi manusia, saya pikir itu termasuk hak untuk memutuskan tentang kematian juga," ujar Kristen Bretscher.

 

Tujuh tahun yang lalu, ibu dari Bretscher memilih untuk bunuh diri dengan bantuan (euthanasia) ketimbang harus hidup lumpuh karena arthritis. Ibunya meminta Bretscher untuk membantunya, dan Bretscher pun mendukung dan tidak menyesalinya.

 

"Ada semacam kebahagiaan dan rasa syukur di mata ibu saya. Saya tidak akan pernah melupakan itu," jelas Bretscher.

 

Bretscher tetap yakin bahwa cara ibunya meninggal merupakan solusi terbaik, bukan hanya untuk dirinya, tetapi untuk orang yang ditinggalkannya.

 

"Kami memiliki kesempatan untuk mengucapkan selamat tinggal kepada ibu saya di sebuah kedekatan yang tidak biasa. Biasanya orang meninggal suatu saat di suatu tempat di rumah sakit jauh dari keluarga mereka. Saya sangat yakin bahwa untuk ibu saya itu adalah cara yang indah untuk mengucapkan selamat tinggal kepadakami, dan bagi saya itu adalah cara yang sangat indah untuk mengucapkan selamat tinggal kepada ibu saya," jelasnya.

 

Tapi praktik bunuh diri legal ini telah membuat warga kota Zurich gerah karena malu negerinya dijuluki sebagai negeri untuk wisata bunuh diri. Hal ini karena banyak warga asing datang ke kota mereka hanya untuk bunuh diri.

 

Pada Minggu (15/5/2011) kemarin, warga kota Zurich mengikuti referendum berkaitan dengan wisata bunuh diri ini. Ada dua pilihan dalam proposal referendum, yaitu melarang praktik bunuh diri sama sekali dan yang kedua hanya membatasinya untuk masyarakat Zurich saja.

3. arti bahasa

'Lebewohl' > bahasa Jerman yang berarti selamat tinggal

'freisetzung!' > bahasa Jerman yang berarti lepaskan

  

 

 

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet