Kisah Cinta [Tamat]

Kisah Cinta
Please Subscribe to read the full chapter

“Sunggyu, berita dari PR koran kota kamu yang pegang? Bisa bantu cek lagi? Sepertinya ada info salah yang ikut masuk.”

Sunggyu mengetuk layar ponsel, menunggu pesan dibalas oleh rekannya yang bekerja di humas walikota.

“Aman katanya. Udah disetujui atasan.” Sunggyu menampilkan pesan itu pada editor tabloid tempatnya bekerja.

“Oke, berarti saya masukin semuanya, ya.” Setelahnya, pria 30 tahun yang selalu enerjik itu menepuk bahu Sunggyu.

“Hei, Woohyun!”

“Hm?”

“Nanti makan bareng ke Soto Depan, yuk! Kamu istirahat ‘kan nanti?”

Woohyun, sang editor, memberikan sinyal ok dengan ibu jari dan telunjuk. “Kabarin aja kalau udah laper.”

 

We were both young when I first saw you

Namanya Nam Woohyun. Editor 30 tahun yang cukup career oriented. Bekerja keras mengumpulkan pundi-pundi uang hingga diusianya yang masih terbilang muda, sudah menjadi kepala editor dari tabloid resmi kota mereka.

Sunggyu sendiri, Kim Sunggyu, pria 32 tahun yang cukup lama mencicip karir dibidang jurnalistik, harus puas sebagai redaktur pelaksana. Padahal Sunggyu mengincar posisi eksekutif, seperti kepala redaksi atau kepala periklanan, pokoknya posisi tinggi yang bisa lebih leluasa menyampaikan pendapat. Apa daya, masih banyak orang yang lebih berpengalaman menempati posisi incarannya.

Mereka berdua datang dari jurusan berbeda. Woohyun memang sambilan sebagai wartawan saat menempuh pendidikan dibidang sastra, sementara Sunggyu tidak melanjutkan ke kuliah karena persoalan biaya. Woohyunlah yang membawanya ke titik ini.

Ya, teman masa kecilnya itu sungguh menempati posisi spesial dalam hidupnya. Bukan hanya menampilkan kesempatan menjajak karir, tapi juga menghiasi setiap waktu Sunggyu dengan pesonanya yang membuat Sunggyu jatuh.

Jatuh dalam cinta sepihak yang manis dan asam seperti stroberi.

 

I close my eyes and the flashback starts

Sunggyu meregangkan tubuh, menutup mata sejenak agar segar setelah menatap layar laptop begitu lama. Ia ingat, pertama kali Woohyun melihatnya, mata unik inilah yang menjadi penghubung mereka.

 

I'm standin' there, On a balcony in summer air

“Sunggyu, apa kamu suka pestanya?” Sunggyu mengangguk gembira. Keluarganya baru saja pindah ke rumah yang lebih baik. Ada pekarangan untuk bersantai serta beranda di kamarnya.

 

See the lights, see the party, the ball gowns

Walau sebenarnya housewarming party ini tidak begitu penting bagi keluarga mereka, namun lingkungan baru ini sungguh ramah. Ketua RT yang membiayai seluruh keperluan pesta, berkata bahwa ini adalah hadiah selamat datang. Lagipula, kompleks kecil mereka memang suka acara meriah. Balon, kue manis, bergelas-gelas jus dingin ikut semarak dengan kerumunan orang. Larut dalam kebahagiaan menyambut tetangga baru.

 

See you make your way through the crowd

Seorang anak lelaki berbaju merah muncul di depan Sunggyu, memegang tangan Pak RT. Sunggyu mengeratkan pelukannya pada boneka beruang besar, hadiah dari ibu Shin, tetangga sebelah yang gemuk dan ceria.

 

And say, "Hello"

“Woohyun, ini anak kedua dari tetangga baru kita.”

Walau masih berpegangan erat, sebuah senyum lebar menampilkan gigi putih tampak. “Hai. Namaku Nam Woohyun!”

 

Little did I know

That you were Romeo, you were throwin' pebbles

“Namaku Sunggyu.”

Woohyun melambaikan tangannya. Ayah Sunggyu tersenyum dari kejauhan, senang Sunggyu bicara pada orang lain saat dirinya tidak disana.

“Sunggyu, kenapa matamu sipit sekali? Apa kamu bisa melihatku dengan jelas?”

“Woohyun!” memberikan cubitan mengecam pada bocah disebelahnya, Pak RT menatap panik Sunggyu yang menangis keras.

 

And my daddy said, "Stay away from Juliet"

“Sunggyu, ada apa?” ayah mendekati Sunggyu yang langsung memeluknya erat. Boneka beruang lepas dari genggaman.

“Astaga, maafkan saya, pak. Anak saya tidak bisa menjaga ucapannya.” Pak RT sama bingungnya dengan ayah, pasalnya sekarang bukan hanya Sunggyu yang menangis. Woohyun juga mulai terisak, merasa bersalah sudah membuat sedih teman barunya.

“Bawalah dia menjauh dulu, pak Nam. Sunggyu sepertinya sudah lelah juga, belum tidur siang. Kasihan anak-anak lelah bermain.”

 

So I sneak out to the garden to see you

“Shh, Sunggyu, disini!” Sunggyu mengendap keluar dari rumahnya, menghampiri Woohyun yang melambai dari balik semak. Tadi sore mereka berjanji mau main kembang api di taman bersama Myungsoo, Sungyeol dan adiknya Sungjong.

Sebenarnya Sunggyu tidak boleh keluar oleh ayah dan bunda. Tapi, Sunggyu sudah 15 tahun. Tentu ia juga ingin bermain bebas seperti Woohyun dan teman yang lain. Lagipula mereka sudah besar. Perkara kecil seperti main kembang api di taman pukul delapan malam tidak patut dipusingkan.

 

We keep quiet, 'cause we're dead if they knew

So close your eyes

Escape this town for a little while

“Sudah bawa korek api, ‘kan?” Sunggyu mengangguk, menampilkan dua kotak korek api batang dari balik celana pendeknya.

Mengendap, mereka berlari dalam diam. Sesampainya di taman pinggir kota yang tidak begitu jauh dari rumah, mereka tertawa lebar.

Myungsoo, Sungyeol dan Sungjong sudah menunggu dengan bungkus kembang api dan seember air di tengah.

Bersama perasaan senang yang menggebu, mereka menghidupkan kembang api, berteriak-teriak saat cahaya api itu memercik.

 

'Cause you were Romeo, I was a scarlet letter

And my daddy said, "Stay away from Juliet"

“Sunggyu! Astaga, ayah sudah mencari kemana-mana. Kenapa tidak bilang pada ayah?” ayah dan kak Jieun turun dari sepeda, menghampiri Sunggyu yang sesaat lalu masih senang bermain dengan temannya.

Senyum Sunggyu lenyap. Ia lantas mencelupkan kembang apinya yang masih menyala dalam air, menimbulkan desis.

“Ayo pulang. Kalian juga pulang. Malam-malam seperti ini tidak baik untuk anak-anak bermain.”

Sunggyu membiarkan tubuhnya ditarik ayah. Walau wajahnya sendu, ia tetap berbalik untuk memberi salam pada teman-teman.

“Maaf, paman. Woohyun yang mengajak Sunggyu untuk main bersama. Jangan marahi Sunggyu ya paman?”

Ayah tak menanggapi Woohyun, hanya menyuruh mereka pulang ke rumah masing-masing.

 

But you were everything to me

I was beggin' you, "Please don't go," and I said

“Sudah, Woohyun. Cengeng sekali kamu menangis karena itu.” Sunggyu mengusap bahu Woohyun yang masih bergetar.

“Kamu tidak mengerti, Sunggyu! Aku suka sekali padanya. Aku bahkan melipat origami bangau untuk diberikan pada hari jadi kami ke-22, tapi dia malah memutuu. Aku sungguh sedih.”

Sunggyu menggaruk kepalanya bingung. Saat belajar tadi, Woohyun melompat ke beranda kamarnya dengan wajah penuh air mata, hendak curhat perihal hubungan seumur jagung yang

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Zd7394
#1
Hi
Which language is it?
akitou
#2
Chapter 1: Kisah sunggyu gambaran hatiku.... Hu... Hu... Hu.... Sayangny romeony blm datang.... Sempet nyesek... Tp pas ending wow..... Penantian yg berbuah manis...