~01~

BACK

Seulgi Prov. 


Terkejut, itulah yang aku rasakan sekarang. Ternyata suami yang aku anggap setia bermain dengan wanita lain yang notabennya adalah sahabatku sendiri. Sahabat yang sudah ku anggap sebagai saudara. Tanpa kusadari air mataku telah menetes membasahi kedua pipiku.

BRAK

"Seulgi"

Kata itulah yang keluar dari mulut suamiku dengan raut wajah yang terkejut.

"Jiyeon eonnie.... bisakah kau tinggalkan kami" kataku dengan suara serak.

"Seulgi, aku bisa menjelaskan semua-"

"AKU BILANG KELUAR" aku potong ucapan Jiyeon eonnie dengan suara yang meninggi dan menatapnya tajam. Persetan dengan dia merupakan sahabatku, lagipula dia sudah menghianatiku.

Jiyeon eonnie hanya bisa diam dan berjalan keluar meninggalkan kami berdua yang masih diam. Aku hanya bisa menundukkan kapala. Entah kenapa rasanya tidak sanggup jika aku harus menatap wajah suamiku.

"Seulgi, aku bisa menjelaskannya"

"Apa? Apa yang perlu dijelaskan bukankah sudah jelas"

"Bukan begitu-"

"Bukan begitu bagaimana? Aku mendengar semuanya Jae"

Aku merasakan sebuah pelukan yang dapat aku pastikan jika Jaebum yang memelukku. Pelukannya masih hangat seperti dulu. Jujur aku nyaman dalam dekapannya saat ini yang mungkin ini merupakan terakhir kalinya dia memelukku.

"Maafkan aku" itulah katanya yang masih mendekapku.

Setelah aku merasa tenang perlahan aku mulai melepaskan dekapannya. Aku bersihkan sisa air mata diwajahku.

"Kita akhiri saja semuanya"

"Apa?"

"Kita akhiri hubungan kita sampai disini"

"Apa maksudmu?"

"Aku ingin kita bercerai"

"Tidak aku tidak akan pernah menceraikanmu"

"Harus, kau harus menceraikanku"

"Apakah tidak ada cara lain selain bercerai?"

"Lalu kau mau bagaimana? Di dalam perutnya ada anakmu apakah kau tidak ingin bertanggung jawab atas perbuatanmu?"

Ku balikkan badanku sehingga memunggunginya.

"Sudah kuputuskan, kita bercerai mulai sekarang. Aku akan menyiapkan dokumennya besok..dan........segera menikahlah dengan Jiyeon eonnie"

Sungguh berat saat mengatakan menikah dengan wanita lain. Tapi mau bagaimana lagi, mungkin ini yang terbaik bagi kami.

Aku melangkahkan kakiku keluar dari ruangan CEO yang dijabat oleh Jaebum dan menutup pintunya. Kemudian berlari sejauh mungkin dari tempat itu. Rasanya semakin sakit jika aku melihat wajahnya.

Bukannya aku benci padanya, tidak, aku tidak membencinya. Tapi aku takut jika aku melihat wajahnya aku semakin berat melepaskannya.
Jika ada yang bertanya kenapa aku tidak mempertahankanya dan merawat anakya setelah lahir? itu karena artinya aku harus memisahkan antara ibu dan anak. Meskipun aku tidak mengalaminya tapi aku juga seorang ibu. Ibu mana yang kuat melihat anaknya menggapnya orang asing. Tidak. Aku tidak seegois itu untuk memisahkan mereka. Jadi lebih baik aku saja yang pergi.

Seulgi Prov end

*

 

*

 

*

 

*


Waktu telah menunjukkan pukul 5 sore. Tapi Seulgi masih belum berniat beranjak dari bangku taman dekat sungai han. Kejadian siang tadi masih terus berputar seperti kaset cd yang telah rusak di kepalanya. Sampai dia dikejutkan handphonenya yang bergetar di dalam tas selempang yang dia pakai.

"Halo"

"Halo eomma, eomma dimana? kenapa tidak pulang? Hyunjin menunggu eomma. Tadi pagi eomma bilang ingin mengajak Hyunjin pergi ke taman"

Mendengar suara malaikat kecilnya tersebut seakan membuat dunianya telah kembali sehingga dia mengembangkan senyumnya.

"Maafkan eomma sayang, tadi eomma bertemu dengan teman eomma sehingga eomma lupa waktu. Baiklah eomma akan segera pulang. Kau tunggu di rumah ya? eomma tidak akan lama".

Seulgi segera beranjak dari tempatnya dan segara berjalan ke halte terdekat untuk naik bus.

*

 

*

 

*

 

*


Setelah turun dari bus Seulgi segera berjalan ke arah rumahnya. Setelah sampai di gerbang rumahnya dia menekan bel yang ada di samping gerbang untuk meminta penjaga membukakan gerbang untuknya.

"Eh, nyonya? Kenapa nyonya jalan kaki bukannya tadi nyonya berangkat menggunakan mobil?", tanya penjaga sambil membukakan gerbang dan mempersilakan masuk Seulgi.

Seulgi hanya menanggapinya dengan senyum

"Tadi saya meninggalkan mobil di kantor tuan karena tadi saya ada janji dengan teman. Dan ternyata dia menjemput jadi terpaksa  meninggalkan mobil di kantor".

Seulgi berjalan sampai di depan pintu utama rumahnya. Ia menghembuskan nafas berat sebelum membuka pintu tersebut. Ia membuka pintu secara perlahan dan sampai terbuka penuh.

Yang dilihatnya kini hanya rumah yang sepi. Bisa dipastikan jika Jaebum belum pulang karena jika dia sudah pulang pasti sekarang rumahnya sudah dipenuhi oleh suara jaebum dan juga malaikat kecil mereka.

Ia langkahkan kakinya masuk kedalam rumah. Ia menoleh ke arah jam besar yang sudah menunjukkan pukul 6. Itu artinya Hyunjin pasti sedang belajar di kamarnya. Kemudian ia melangkahkan kakinya menuju kamarnya dan membersihkan diri. Tidak mungkin di menghampiri putranya dengan keadaan mata sembab. Meskipun kini Hyunjin baru memasuki usia 4 tahun tapi dia cukup pintar membaca situasi di sekitarnya.

Saat keluar dari kamar mandi dia mendengar deru suara mobil milik Jaebum yang artinya Jaebum sudah berada di rumah. Ia segera keluar dari kamarnya dan bersiap menyambut Jaebum. Meskipun keadaannya tidak seperti sebelumnya tapi Jaebum sekarang masih manjadi suaminya.

"Appa"

"Hei jagoan. Bagaimana harimu? apakah menyenangkan?"

Saat keluar kamar ternyata Hyunjin lebih dulu menyambut ayahnya. Ia berlari dan langsung dibawa Jaebum kegendonggannya. Kemudian Seulgi menghampiri mereka yang masih berdiri di depan pintu rumah. Ia mengambil tas kerja suaminya.

"Hyunjin turunlah nak. Biarkan appa istirahat dulu, appa pasti lelah",  mendengar teguran ibunya, Hyunjin langsung mengerutkan bibirnya, tetapi dia tetap menuruti perintah ibunya.

"Cepatlah mandi. Sudah ku siapkan air hangat di atas dan segera turun mari makan malam bersama. Hyunjin tunggu di meja makan ya, eomma akan menaruh tas appa dulu"

Setelah mendengar perintah ibunya, Hyunjin segera ke meja makan. Setelah Hyunjin pergi Seulgi berniat meninggalkan suaminya yang masih berdiri di sampingnya. Tapi Jaebum memegang tangannya.

"Seulgi, ku mohon jangan tinggalkan aku. Aku tidak ingin berce-"

"Ku mohon jangan bicarakan ini di rumah aku tidak ingin Hyunjin mengetahui ini" kemudian melepas pegangan suaminya dan beranjak ke kamar.

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet