Late Regret, but ....

The Late Regret
Please Subscribe to read the full chapter

Masa lalu, aku selalu menyesal mengingat masa lalu, membayangkan betapa kejamnya aku di masa lalu. Hati kecilku sakit, aku merindukan nya. Sangaatt, sangat merindukannya. Apa yang bisa aku lakukan. Mengingat betapa kejamnya aku waktu itu, aku merasa menyebut namanya saja aku tak pantas. Orang yang sangat mencintai ku. Dan sangat ku cintai. Dengan mudahnya aku lukai, dengan mudahnya aku lepaskan. Aku bodoh waktu itu. Semua orang tau betapa bodohnya aku. Hati kecilku selalu menjerit. Untuk membawanya kepada belahan hati nya.. tapi aku tak pernah sanggup. Dan takan pernah pantas.

 

~

 

   "Seulgi, kau dimana?" Teriak irene dari  dalam kamarnya.

 

"Aku disini hyun-ah.. Aku sedang membuat sarapan, kemarilah" Jawab seulgi dari arah dapur.

 

"Tidak bisakah kau membawa nya kemari seul, aku malas untuk bangun" Ujar irene manja.

 

"Tunggulah sebentar"

 

 

 

Seulgi berjalan ke arah kamar, dengan membawa nampan berisi makanan sehat, untuk irene. Dia mendekati kasur dan meletakkan makanan di meja kecil di samping tempat tidur. Seulgi tau irene sudah bangun. Tapi dia mengerti bahwa istri nya itu sedang manja. Yahh. Seulgi sudah resmi menikah. Walau tanpa restu dari Appa irene , irene dan Seulgi pada akhirnya bisa menikah. Seulgi adalah laki laki beruntung sekaligus tidak beruntung. Dia beruntung bisa memiliki irene yang begitu diinginkan semua orang. Tapi dia juga tidak beruntung karena dia harus bekerja keras untuk itu. Irene berasal dari keluarga yang kaya. Tidak seperti dirinya. Seorang anak kesepian,tanpa orang tua. Orang tua nya bukan orang jahat, yang meninggal kannya, hanya saja tuhan tidak memberikan waktu yang panjang untuk mereka hidup, oleh karena itu Dia harus bekerja ekstra untuk dirinya dan irene. Mengingat bagaimana kehidupan irene sebelum bersamanya. Seulgi punya harga diri. Untuk tidak membuat irene menderita. Dia berusaha menyeimbangi kehidupan irene. Bukan berarti mewah seperti dulu. Hanya saja dia rasa cukup untuk tidak membuat irene malu. Seulgi menjaga makanan irene, kesehatan nya, pola hidup nya, juga penampilan nya. Dia berusaha agar dapat membelikan Irene pakaian yang cantik. Walau bukan pakaian mewah, hanya cantik. Walau begitu Irene tak keberatan, dengan segala yang seulgi bisa berikan. Seulgi menjaganya dengan baik. Irene dapat merasakannya.

 

" Hyun-ah bangun, habiskan sarapanmu, aku harus segera berangkat bekerja"

 

Ucap Seulgi lirih

 

"Seul, kau berangkat sepagi ini? Kau tidak sarapan?" Tanya Irene duduk dari tidur malasnya.

 

"Aku harus bekerja hyun, kau tau itu, jadi lekas habiskan makanan mu yah"

 

"Kau tidak menemaniku makan?, Kenapa kamu tidak sarapan juga, aku gak suka makan sendirian?"

 

"Hyun-ah mengertilah, aku harus bekerja untuk kita" Seulgi mengusap halus kepala Irene "aku berangkat dulu" kecupan hangat mendarat di kening Irene. Seulgi pun dengan cepat berlalu berangkat untuk bekerja.

 

 

 

Irene menghela nafas. Seulgi Bekerja terlalu keras. Tak jarang Seulgi melupakan nya yang di tinggal sendirian di rumah. Apakah Seulgi tidak tau bahwa dia kesepian. Berangkat sangat pagi dan pulang hampir larut malam.

 

'Tringg' suara handphone nya membuyarkan lamunannya.  Satu pesan masuk dari sahabat lamanya. Sudah lama Irene gak ngumpul bareng mereka, semenjak menikah Dengan Seulgi, dia memiliki sedikit jarak dengan masa lalu nya. Termasuk kawan kawannya.

 

Wendy~ hey rene, apa kabar? Udah lama gak ngumpul. Ikut dong kumpul kyak dulu. Lusa kita mau ngumpul, di tempat yang biasa. Dateng yah.

 

Irene~ hey wenn, aku baik. Mmmhhh aku pikir pikir dulu deh. Aku juga kangen sama kalian sihh. Di usahain hehe.

 

wendy ~baguslah.. sampai jumpa lusa yah bye

 

Irene~ bye..

 

 

 

Irene tersenyum mengingat sahabat sahabat nya.. benar juga dia udah lama gak kumpul sama mereka.

 

~

 

Seulgi membuka pintu rumahnya. Terlihat jelas bahwa dia lelah , tidak gampang menjadi dirinya yang kerja kesana kemari. Seulgi melihat Irene yang seperti nya tidak menyadari kehadirannya. Fokus melihat ke arah layar televisi milik mereka.

 

"Hyun-ah kau belum tidur?" Tanya seulgi sambil berjalan menghampiri nya.

 

"Ah seul, aku menunggu mu"  jawab Irene menegakkan tubunya. Irene menepuk kursi di samping nya. Pertanda Irene ingin Seulgi duduk disana.

 

"Ada apa love?" Tanya seulgi sambil meletakan tasnya di meja.

 

"Lusa teman temanku mengundangku ke acara kumpulan. Boleh aku pergi?" Ucap irene pelan. Dia takut seulgi melarangnya, tapi dia sangat ingin bertemu dan berkumpul lagi seperti dulu dengan teman temannya. Sudah sangat lama rasanya. Padahal baru beberapa bulan.

 

Seulgi tersenyum melihat gelagat istrinya, Seulgi mendekat dan memeluk Irene dari samping, dia menyesal membuat irene kesepian, Seulgi tau irene kesepian akhir akhir ini, walau istrinya itu tak pernah membicarakannya. Seulgi Tau dan sangat menyadarinya. Seulgi memeluk Irene semakin erat, dia merasa sedih atas apa yang Irene rasakan.

 

"Dimana?" Irene menenggelamkan wajahnya didada Seulgi, apa Seulgi marah padanya.

 

"Di tempat kami biasa berkumpul" Seulgi menghela nafasnya, yang membuat Irene semakin mengeratkan pelukannya.

 

"Tentu saja, kau boleh pergi” Irene melepaskan pelukannya, memastikan apa yang baru saja ia dengar “Mianhae karena ku kau tak pernah bisa berkumpul bersama teman teman mu lagi" Irene melepaskan pelukannya, memegang wajah Seulgi, menatapnya dalam. Irene menggelengkan kepalanya, tak menyetujui ucapan suaminya. “yang kau berikan lebih dari yang ku inginkan” irene mengakhiri ucapannya dengan ciuman yang dalam, menyalurkan rasa syukurnya atas segala yang telah seulgi berikan padanya.

 

“Tunggu sebentar” seulgi mengulurkan tangannya, mengambil tas yang tadi ia letakan begitu saja,mengeluarkan sesuatu dari dompetnya, yang membuat irene heran apa sebenarnya yang hendak seulgi tunjukan padanya. Seulgi memegang tangan irene, dan meletakan sesuatu disana. Irene mengangkat alisnya bingung.

 

“ini uang kita, kau bisa menggunakannya untuk keperluanmu” irene memandang kartu yang di berikan seulgi, dan beralih memandang wajah suaminya bergantian.

 

“Seul aku bisa meminta Appa-“

 

“sshttt aku suamimu, dan kamu tanggung jawabku sekarang” irene memandang Seulgi dengan mata berkaca kaca, dan dengan cepat menghempaskan tubuhnya kedalam pelukan suaminya.

 

Dan setelah hari itu, irene bisa berkumpul kembali bersama teman teman setiap ada kesempatan.

 

 

 

*****************

 

Tak terasa sudah sepuluh bulan aku menikah dengan Seulgi, tak banyak hambatan dalam hubungan kami, hanya saja seulgi jarang sekali berada dirumah, bahkan di akhir pekanpun dia harus pergi bekerja, membuatku terkadang merasa terabaikan, teman temanku selalu membantuku menghilangkan rasa kesepianku, dan seulgipun selalu mengijinkanku pergi karena dia tau aku pasti kesepian, mengingat dia jarang bisa menemaniku.

 

“Seuul” sekarang kami sedang menonton TV, menonton TV adalah satu satunya waktu yang bisa kami kami manfaatkan untuk berduaan seperti ini sebelum kami beranjak pergi untuk tidur. “Hmmmm” gumam seulgi.

 

“Teman temanku, mengundangmu datang, mereka ingin mengenalmu, akupun ingin mengenalkan teman temanku padamu, aku harap kamu bisa pergi kali ini” Aku memandangnya penuh harap, aku sering sekali mengajaknya untuk bertemu teman temanku, tapi seulgi selalu menolaknya dengan halus membuatku tak bisa memaksakan kehendakku padanya, tapi kali ini aku ingin dia mengenal teman temanku , orang orang disekelilingku, ‘apa seulgi tak penasaran dengan siapa aku menghabiskan waktu tanpanya’.

 

“Kapan?” Seulgi memandangku, aku menatapnya penuh harap, semoga dia mau bertemu dengan teman temanku “Besok sore” aku masih menatapnya dengan tatapan yang sama, agar seulgi menyadari bahwa aku sungguh ingin seulgi pergi

 

“Baiklah akan ku usahakan” Seulgi tersenyum padaku, aku melompat memeluknya senang, aku tau seulgi tak akan mengecewakanku.

 

.

 

.

 

Sore ini aku sedang menunggu seulgi pulang, aku sudah siap pergi dengan pakain yang sudah aku siapkan, agar setelah seulgi pulang dia tinggal bersiap tanpa harus menunggu lebih lama lagi. Sudah 1 jam aku menunggunya, tapi seulgi belum juga pulang, kalau seulgi belum juga datang kita bisa terlambat.

 

2 jam sudah aku menunggunya, seulgi masih belum menampakan batang hidunya, pesankupun belum di bacanya, hingga matahari tak lagi menampakan dirinyapun seulgi masih belum pulang, membuatku khawatir apa terjadi sesuatu padanya . aku merasa gelisah , seulgi masih belum pulang walau langit sudah gelap sekarang. Tringg …… aku bergegas mengecek handphone ku setelah mendengar notifikasi yang datang, setelah membaca pesan yang barusaja aku terima, seketika kekhawatiranku sirna digantikan dengan kekecewaan dan amarah . kenapa,,,, kenapa disaat seperti ini seulgi lebih mementingkan pekerjaannya daripada aku istrinya, aku menggenggam handphoneku erat, aku benar benar kecewa  hingga rasanya aku ingin menangis

 

~HUBBY~

 

‘hyun-ah mianhae , sepertinya aku gak bisa pergi, ada pekerjaan yang gak bisa aku tinggalkan, jeongmal mianhaeyoo, kau bisa pergi sendirikan tak apa? sampaikan salamku pada teman temanmu’

 

Aku bediri muak mengingat kembali pesan yang dikirim seulgi padaku, baiklah jika kau tak peduli padaku, aku tak akan mempedulikanmu. Aku mengumpat dalam hati dan berjalan keluar dengan membanting pintu rumah, yang aku butuhkan sekarang adalah teman temanku yang selalu ada umtuk menemaniku, dan aku tak akan menahan diri lagi, tak akan kang seulgi.

 

Setelah kejadian itu, aku sering sekali pergi keluar, mendatangi setiap perkumpulan yang dibuat teman temanku, dan semenjak itu pula seulgi semakin jarang berada dirumah, aku selalu pulang larut malam walau begitu  aku selalu pulang lebih dulu darinya, aku tak pernah membicarakan kekecewaanku padanya, aku ragu dia masih peduli padaku. Tapi terkadang aku rindu padanya, walaupun hampir setiap hari dia pulang setelah aku tertidur lelap, aku masih dapat merasakan kecupannya dikeningku setiap malamnya, dan walaupun dia berangkat kerja sebelum aku bangun, aku selalu mendapati makanan yang dibuatnya untukku. Aku senang dia masih memperhatikanku, tapi aku juga merasa muak dalam waktu bersamaan, dia pikir aku ini apa, dia pikir semua cukup dengan memberikan semua keperluanku tanpa menampakan wujudnya, dia pikir dia Deddy Long Legs atau semacamnya. Aku muak dengan segala hal yang dia lakukan, apa aku kurang berkorban untuknya, ku tinggalkan keluargaku hanya untuk bisa hidup dengannya, tapi yang terjadi hanyalah aku sendiri dengan kehidupanku, dan dia dengan kehidupannya. Setiap memikirkannya, aku sangat marah sampai rasanya ingin menangis.’ Kenapa Seul, kenapa’. Aku mengepalkan tanganku , menahan diri agar tak menangis, rasanya tak ada gunanya menangis sekarang. karena tak ada orang yang dapat mendengarku , sekeras apapun aku menangis seulgi tak akan mendengarnya.

 

 Karena segala hal yang aku pikirkan aku berada disini sekarang, bersama teman temanku, bercanda bersama mereka seperti tak ada apa apa yang menggangu pikiranku, bertingkah seperti dulu, seperti irene yang dulu, sebelum seulgi menikahiku, sebelum seulgi masuk kedalam hidupku.

 

 

 

Aku sedang bersiap untuk pergi, malam ini teman temanku berencana berkumpul  di sebuah club malam, aku sedikit ragu untuk pergi, tapi apa yang akan aku lakukan di rumah?,... tak ada , tak ada yang bisa aku lakukan, jadi aku putuskan untuk pergi. Aku sedang berjalan dari arah parkiran bersama teman temanku, aku menghentikan langkahku setelah mataku tak sengaja melihat seseorang memasuki club yang hendak kami kunjungi, seseorang yang sangat aku kenali, “Seulgi..”

 

aku menggertakan gigiku kuat, jadi ini yang selama ini ia lakukan sehingga pulang sangat larut, dapat kurasakan tubuhku memanas, hingga rasanya aku dapat meledak kapanmu. Aku berjalan memasuki club memandang sekeliling mencari keberadaan seulgi, tapi setelah beberapa menit aku masih belum dapat menemukannya, aku menegung cocktail yang ku pesan, aku meneguknya segelas demi segelas minuman memabukan itu, hingga kurasakan aku tak dapat berpikiran jernih, aku tak lagi dapat focus dengan apa yang aku lakukan, yang dapat kupikirkan hanyalah seugi, seulgi dan seulgi, pikiranku sekarang dipenuhi dengan seulgi. Dan Dimana ia sekarang.

 

 

 

*************

 

Seulgi sedang berjalan hendak menempati tempat yang biasa ia tepati, dia melihat seseorang yang sangat mirip dengan irene, dia mengernyitkan keningnya saat dia menyadari wanita itu bukan hanya mirip dengan irene, tapi wanita itu memang irene. Dia berjalan cepat menghampiri irene yang sepertinya dalam keadaan kurang baik.

 

“Hyun-ah apa yang terjadi padamu” seulgi memegang pundak irene, menariknya sehingga mereka berhadapan sekarang, seulgi memandang irene terkejut sekaligus khawatir. Irene memandang seulgi lekat, dia berdiri tepat dihadapan seulgi, memandangnya memastikan pria yang berada dihadapannya benar benar suaminya.

 

PLAKKK Sebuah tamparan keras mendarat dipipi seulgi, membuat seulgi terperangah, dia memandang irene tak percaya, ‘ada apa dengannya’ tak cukup disitu, irene mengambil minuman yang entah apa dan entah milik siapa dan menyiramk

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Lesmana
#1
Chapter 1: Iya,ch ga pede emang klo punya,pasangan beda kasta psti berusaha bgt buat ngimbaingin nya ,,, semua emang pake uang ,, harta emang kebutuhan tpi bukan segalanya ,, duh msh adakah suami nti modelan Seulgi begini :(