[1] First Day

Something Kinda Crazy

Hey, baby even though I hate ya
I wanna love ya
I want you
And even though I can't forgive ya
I really want to
I want you

Suara Ariana Grande memenuhi seluruh kamar di pagi hari itu. Sang pemilik kamar sibuk merapikan kemejanya di hadapan cermin sembari sesekali menggoyangkan kepalanya sesuai dengan hentakan irama lagu.

Kim Yerim begitu semangat untuk menyambut hari pertama kuliahnya di semester 3. Siapa yang tidak bersemangat bertemu dengan teman-temannya yang menghabiskan liburan semester dengan kesibukan masing-masing?

"Adek ini Donghyuck udah dateng!" teriak Ibu Kim dari ruang tengah. Ia tergopoh-gopoh dari dapur membukakan pintu untuk sahabat anak bungsunya –Lee Donghyuck.

"Aduh nak Donghyuck rajin banget pagi-pagi nyempetin jemput Yeri padahal udah gede gini, sini masuk dulu, kamu udah sarapan belum?" sapanya disambut Haechan yang salim pada Ibu Kim.

"Halo tante, apa kabar? Kenapa sih gak pernah bosen manggil Donghyuck kaya baru kenal aja, pake Haechan aja tante. Iya Haechan belum sarapan nih," dirinya memasang wajah memelas sembari memegang perutnya.

Haechan memang sudah akrab dengan keluarga Yeri, karena mereka berdua sudah saling mengenal sejak SMP dan bersahabat sejak SMA.

Ibu Kim pun mengajak Haechan bergabung dengan Hanbin yang sedang mengunyah roti bakar di meja makan. Kemudian dirinya kembali ke dapur, menyiapkan sarapan untuk Yeri dan Haechan.

"Kim Yerim cepet turun! Ini temenmu udah sampai daritadi!" Ibu Kim kembali berteriak. Tak habis pikir pada putri bungsunya yang begitu lamban.

Suara langkah kaki menuruni tangga terdengar, Kim Yerim muncul dengan kemeja biru dan rok putih selutut. Rambut hitam panjangnya ia biarkan tergerai begitu saja.

"Mau kemana dek, rapi amat," celetuk Hanbin begitu menyadari kehadiran adiknya. Biasanya Yeri muncul dengan celana jeans dan kemeja gombrang setiap pagi saat akan ke kampus.

Haechan terkekeh, "Biasa bang hari ini kan hari pertama kuliah, mau nyari pacar katanya sih pingin brondong," celetukan Haechan disambut gelak tawa dari Hanbin.

Yeri mengerucutkan bibirnya, "Abang nyebelin banget ih ketawanya, sana abang juga cari pacar masa mau jomblo terus! Malah naksirin temen-temen adek lagi!" omelnya kesal. Hanbin memang pernah beberapa kali mendekati teman Yeri seperti Seulgi dan Dahyun, tak ada satupun yang berhasil.

"Aduh anak mamah kok malah nyari brondong sih, udah sama nak Jaehyun aja itu udah kenal dari kamu SMP, ganteng terus sopan sama pinter lagi! Kurang apa coba, iya gak nak Donghyuck?" pernyataan dan pertanyaan ibu Kim membuat Haechan tertawa dengan keras.

Yeri hanya memandang ibunya dengan putus asa. Telinganya kini merah padam, "Mamah ih!"

Bukanya memperbaiki keadaan, Ibu Kim malah menambahkan, "Ya gak apa-apa dong, Jaehyun kan emang idaman mertua, mamah mau kok punya menantu kaya dia."

"Sama abang juga mau kok punya adik ipar kaya si Jaehyun!" timpal Hanbin.

Yeri menggelengkan kepalanya, ibu dan kakaknya memang tidak bisa diandalkan sama sekali. Ia melewati sarapan pagi hari itu dengan gelak tawa Haechan, Hanbin dan Ibunya yang tidak mau berhenti menggodanya.

 

"Echan mau gue yang bawa mobil?" tanya Yeri begitu keluar rumah.

Sudah menjadi kebiasaan sejak SMA bagi Haechan menjemput Yeri setiap pagi. Bedanya dulu Haechan membawa motor kesayangannya kini diganti dengan mobil hitamnya sehingga terkadang Yeri yang menyetir.

Haechan sudah terlanjur duduk di balik kemudi, "Gak usahlah udah tanggung duduk gue, udah cepetan masuk," Yeri pun buru-buru duduk di kursi penumpang.

"Tuh ambil kantong kertas di belakang, buat lo sama nyokap lo tadi gue lupa bawa masuk," ucap Haechan merujuk pada oleh-oleh yang dibawanya untuk Yeri.

Ia dan geng-nya menghabiskan liburan semester di Chicago –tempat tinggal kakek dan nenek Johnny.

"Asik banget lo bisa main sama geng lo, lengkap lagi padahal banyakan. Gue cuma berlima tapi susah banget kumpul," jujur saja terkadang Yeri iri dengan pertemanan Haechan dan kawan-kawannya yang begitu erat.

"Elah, nyaris gak full team kemarin, si Jaehyun sama Mark nyaris gak ikut gara-gara di suruh wakilin kampus di kompetisi debat lagi, cuma Taeyong ngamuk udah pesen tiket pulang-pergi, akhirnya berangkat deh. Pada drama emang," Hachan menggegelengkan kepalanya mengingat perdebatan kecil di rumah Jaehyun tempo hari.

Mendengarnya Yeri cemberut, "Tapi kalo cowo asal udah pegang janji sama temennya situasi gimana juga cabut, coba kalo cewek. Kemarin gue batal ke Lombok gara-gara Irene ada sidang proposal skripsi mendadak terus Seulgi sama Wendy harus survey tempat buat proker BEM. Jadi cuma gue sama Joy yang cabut deh!"

"Loh lo ke Lombok? Kok gak bilang sama gue sih? Oleh-oleh buat gue mana?" Haechan melirik Yeri yang hanya nyengir.

"Buat geng lo semua gue titipin ke Jaehyun, soalnya kemarin dia datang ke rumah gue jadi sekalian deh," Yeri mengangkat kedua bahunya.

Mendengar hal tersebut Haechan protes tidak terima, "Tuh giliran Jaehyun aja langsung dikasih! Kenapa lo gak nebeng dia sekalian aja sih, rumah satu komplek juga?"

"Ya pengennya sama lo! Lagian gue kan sekelasnya sama lo bukan sama dia pasti beda jadwal! Ah lo drama terus deh kebiasaan!" jawab Yeri nge-gas.

Keduanya pun ribut seperti pagi hari lainnya. Jika Yeri dan Haechan berada di suatu tempat, rasanya mustahil jika keduanya luput dari perdebatan.

Mobil Haechan pun akhirnya sampai di parkiran utama kampus, "Udah ah gue cabut duluan ya, mau nyamperin Seulgi dulu tadi minta gue temenin ketemu sama Kak Jaebum," ucap Yeri buru-buru membuka pintu mobil tanpa melihat di luar ada orang yang berdiri tepat di depan pintu.

Buukk!

"Aduh!" teriak seseorang kesakitan membuat Yeri terkaget dan menutup kembali pintu mobil.

"Mampus Chan, gue nyenggol orang deh kayanya! Gimana dong?" Yeri panik. Takut orang tersebut marah padanya.

Haechan melepas seat belt-nya dan keluar dari mobil, "Ah kebiasaan lo," ucap Haechan walau ia pasti membantu sahabatnya.

Ia berjalan memutari mobil untuk melihat orang yang 'tersenggol' oleh Yeri.

"Bang Jungkook?" ucap Haechan terkaget melihat laki-laki yang duduk disebelah mobilnya sedang memegangi belakang lehernya.

"Eh Chan, ngapain?" sapanya sembari berusaha berdiri.

"Eh Bang, tadi lo kesenggol ya sama temen gue? Sorry ya anaknya agak kikuk gitu gampang jatuh, gampang nyenggol orang. Tapi lo gak kenapa-napa kan?" jelas Haechan sembari membantu rekannya di BEM itu berdiri.

Sebenarnya Jungkook merupakan seniornya di Badan Eksekutif Mahasiswa, namun karena pembawaannya yang santai membuat Haechan mudah akrab dengannya.

"Iya santai aja kali," jawab Jungkook singkat. Kemudian ia memperhatikan perempuan bermasker yang keluar dari kursi penumpang mobil Haechan.

"Yer kok tiba-tiba pake masker sih lo? Kena flu mendadak?" tanya Haechan kebingungan pada Yeri. Tetapi perempuan itu tidak memperdulikan pertanyaan sahabatnya. Sembari mengamit lengan Haechan dirinya berdiri dihadapan Jungkook dan membungkukan sedikit badannya sembari bergumam, "Sorry ya kak."

Belum sempat Jungkook menjawab Yeri langsung melangkah pergi sembari menyeret Haechan, "Bang gue cabut duluan ya!" teriak Haechan yang dibalas anggukan Jungkook yang masih kebingungan.

Satu hal yang pasti, lelaki itu masih memperhatikan perempuan dengan kemeja biru langit dan rambut panjang terurai itu.

'Oh sahabat Haechan yang anak komunikasi itu ' ujarnya dalam hati.

 

Kim Yerim – Yeri, 19 tahun, Ilmu Komunikasi

 

"Chan, please gak usah ngomongin masalah cowok di depan nyokap gue, pasti bahas Jaehyun!"

 

Lee Donghyuck – Haechan, 19 tahun, Ilmu Komunikasi

 

"Yer, lo udah gede please jalan yang bener, jangan jatoh atau nyenggol orang. Masa lo harus gue iket biar aman?"

 

© mysterydrm story, 2019

Btw happy birthday Jeon Jungkook

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet