Untold

Untold

Ah, hujan lagi. Apa hari ini aku bisa melihatnya, atau bertemu dengannya?

Kim… Kau penakut. Kau selalu mengikutinya sejak masih di sekolah tapi tidak pernah berani menyapanya secara langsung, kau selalu mengikutinya seperti stalker.

Ya. Inilah aku. Kim Taeyeon. Aku sedang menunggu gadis yang sangat kusukai, dan 3 tahun terakhir aku selalu melakukan hal seperti ini, ketika pagi dan sore saat pulang sekolah. Aku tidak pernah menyapanya, atau mengajaknya berkenalan. Heol, berdiri di dekatnya saja bisa membuat jantung-ku meledak. Tapi, Aku berencana untuk menyatakan perasaan-ku padanya saat kelulusan SMA nanti. Ku rasa itu saat yang sangat tepat.
Karena jika ia menolak, aku takkan perlu takut akan bertemu dengannya lagi. Karena kami tidak akan berada di Universitas yang sama. Pengecut bukan?
“Yah!! Bagaimana bisa kau lakukan itu! Itu bukan hal yang benar.” 

 Ah, itu suaranya. Aku melihatnya datang bersama teman baiknya seperti setiap pagi, ia bercanda tertawa dan aku hanya bisa melihatnya. 
“Valentine kali ini, apa yang paling berkesan untuk-mu?” ketika teman baiknya menanyakan hal itu, aku jadi merasa tertarik untuk mendengar jawabannya. Karena, aku memberinya coklat dan bunga, hanya saja aku mengirimnya tanpa nama.
“Aku mengirim balasan hanya kepada orang yang kusukai.” Jawabannya membuatku langsung patah hati. Dan aku hanya bisa terdiam mendengar percakapan mereka.
“Huuuuu, apa orang itu populer?” Temannya mulai mengejeknya dan ia hanya memukul temannya. Aku merasa sangat putus asa, tapi aku juga tidak bisa menyalahkan siapapun. Karena aku tidak pernah bertindak dan hanya melihatnya, mengambil gambarnya secara diam-diam, seperti stalker. Jika ada orang lain yang lebih dulu bersamanya saat ini, itu adalah kesalahan-ku.

Kepribadian ku yang rumit ini membuat-ku sulit berteman. Karena aku sangat pemalu dan mudah gugup.

Aah… Aku rasa ini lebih baik, aku takkan menyatakan perasaan-ku padanya. Jika aku mengatakannya, ia pasti akan histeris dan menganggap ku seperti maniak yang tiba-tiba muncul lalu menyatakan perasaan padanya.


Ketika aku hendak pergi meninggalkan tempat itu untuk melarikan diri, Suara yang paling kusukai memanggil nama ku. 
“Kim Taeyeon.” Suaranya membuat-ku merasa seperti sedang berhalusinasi.

“Kim Taeyeon…” Ia memanggilku lagi. Aku pun memberanikan diri untuk menoleh kearah suara yang memanggil nama-ku itu. Saat itu aku seperti mendapat kebahagiaan terbesar dalam hidup.

Gadis yang kusukai tersenyum padaku.

“Selamat ya, ku dengar kau mendapat beasiswa untuk menempuh pendidikan kedokteran di Universitas Korea.” 
Aku hanya terdiam membatu karena Ia bicara padaku, mengulurkan tangan padaku dan tersenyum padaku. Karena itu aku jadi tidak menjabat tangannya dengan segera.
“Uh..ah ya…terima kasih.” Aku membungkuk padanya membuat dirinya tertawa kecil.
“Kim, jangan buat dia besar kepala dengan membuat kau membungkuk padanya.” Ejekan teman baiknya semakin membuat-ku gugup. Tapi ketika aku melihatnya tersenyum, aku mendadak merasakan ketenangan. Lalu aku melihat tangannya masih terulur padaku. Aku memberanikan diri menjabat tangannya. Lalu tersenyum padanya.

Sejak hari itu, kami saling tersenyum ketika kami bertemu di sekolah. Terkadang kami mengobrol sebentar, itu karena dia selalu memulainya lebih dulu. Karena hal kecil itulah, aku tidak pernah bisa menjadi seorang stalker lagi. 
Aku mulai mengumpulkan keberanian, aku mencetak semua foto yang ku ambil secara diam-diam selama 3 tahun ini. Dan aku akan memberikan itu padanya, aku akan menyatakan perasaan di saat kelulusan nanti.
Tapi pernahkah kalian merencanakan sesuatu namun semua itu gagal?
Itulah yang terjadi padaku.

Di hari kelulusan, aku tidak menemukannya. Gossip yang menyebar di sekolah, ia langsung pergi berlibur bersama pacarnya ke luar Korea.

Aku hanya bisa menerima semua yang terjadi. Dan melanjutkan hidup.


5 Tahun kemudian

“Kau ingin makan di luar?” Aku bertanya pada Juniel, Junior sekaligus kekasih ku. 
“Sepertinya. Apa kau bisa makan di luar?”
“Aku akan mengurus semuanya lebih cepat.” Kami mengobrol sambil berjalan menuju ruang poliklinik. 
“Yoo.. Kim taeng.” Panggilan Yuri membuatku merasa malu karena ia selalu bersuara keras ketika memanggilku.
“Sudah ku bilang berhenti memanggilku sekeras itu.”
“Jika aku tidak memanggilmu sekeras itu, kalian pasti takkan mendengarku.”
“Tch… Ada ap_a…”
Nafas-ku seolah tertahan ketika mata ku melihat sosok yang selalu mengisi hari-hari ku selama di sekolah melintas di belakang Yuri. Lalu Aku berjalan meninggalkan Yuri dan Juniel, mengikuti sosok yang sangat ku kenal itu.
“Yah Kim Taeyeon, aku di sini belum selesai bicara.” Kata Yuri. Dan Perempuan itu berhenti melangkah, membuat-ku ikut menghentikan langkah-ku. Ia membalikan badannya dan kedua matanya bertemu dengan-ku. Ia terlihat sedikit lebih tinggi, dan lebih dewasa. Ia mengenakan badge Sungkyunkwan pada jasnya. Ah, di sana rupanya dirinya berada selama ini.
“Kim, Kim Taeyeon.” Aku mengulurkan tangan kanan ku padanya. “Selamat datang…”
Dan tanpa ragu ia menjabat tanganku dan tersenyum, senyuman yang sama seperti dulu.

 

 

2 Tahun lalu

“Lupakan saja, rumornya sudah beredar. Dia mengencani Juniornya.” Teman-ku yang berada di universitas yang sama dengan Taeyeon mengatakan itu padaku. Tapi aku tetap saja tidak bisa melupakannya.
Aku selalu berada di tempat yang sama selama 3 tahun hanya untuk bisa bersamanya. Begitu mengetahui ia mengirim coklat valentine untuk-ku, hati-ku menjadi terlalu senang.
Bagaimana kau tau itu pemberian Kim Taeyeon?
Tentu saja aku tau… Hanya dia yang memberikan pita biru pada ikatan bunga, karena dia menyukai warna biru. Dan memo yang ia berikan, adalah memo bergambar yang selalu ia bawa bersamanya. 
Aku mengetahuinya, segala sesuatu tentang Kim Taeyeon apapun itu. Termasuk Taeyeon yang selalu berada di dekat-ku. Yang selalu melihat-ku dari kejauhan, mengikuti ku pulang. Dan meninggalkan payung di halte saat aku tidak membawa payung ketika musim hujan. Ia selalu menjaga-ku dan menemani-ku tanpa bicara padaku.

Memang...
Harusnya aku menyatakan perasaanku padanya sejak dulu. Tapi saat itu aku terlalu takut untuk mengatakannya lebih dulu, aku takut Taeyeon akan berpikir aku adalah perempuan aneh lalu menjauhi-ku.
Mendengar ia sudah memiliki kekasih membuat-ku sangat sedih dan putus asa. Aku merasa sudah kehilangan kesempatan. Sekarang yang bisa kulakukan hanya belajar lebih giat. Agar aku bisa mengejarnya dan berjalan berdampingan dengannya. Aku akan berada di dekatnya seperti ia selalu berada di dekat-ku.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

=======================================

Maaf jika ada typo :)

terpikir untuk post ini sebelum tidur

terimakasih untuk pengertiannya

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet