Dahyun berjalan tergesa sembari membawa tray makanan miliknya menuju salah satu meja kantin. Di sana sudah duduk dua orang lain bersama tray makanan masing-masing. Dahyun meletakkan tray miliknya sedikit bertenaga,memastikan kedua orang lainnya untuk sadar akan kedatangannya dan berhenti dengan lomba-siapa-paling-tahan-menatap-satu sama lain yang saat itu mereka lakukan.

“Tidakkah itu terlalu lemah?” Dahyun menaikkan sebelah alisnya pada gadis yang lebih pendek.

“Seharusnya kamu menambah lebih banyak tenaga sampai semua makanan tumpah” tambahnya sarkastik.

“Itu merepotkan,” kali ini Dahyun beralih menatap gadis yang lebih tinggi. “ membalik mejanya langsung lebih efisien.”

“aku berterimakasih dengan perhatian kalian untuk memberi saran, tapi lain kali bisa tidak hindari saran yang mengandung ke-brutal-an. Aku pecinta damai.” Dahyun membentuk simbol ‘peace’ dengan wajah datar.

Kedua orang yang duduk sebelum dirinya kompak memutar mata.

“ada apa?” tanya Chaeyoung akhirnya. Dahyun menyengir, memperbaiki letak duduknya dan meminta kedua temannya untuk lebih mendekat.

Jika sudah begini, baik Chaeyoung mau pun Tzuyu tau apa yang sebentar lagi akan dimulai gadis yang lebih tua.

Bergosip.

“aku membawa berita baru,”

Pastinya! Kompak yang lebih muda dalam hati.

“ sudah dengar soal siswi pindahan dari Jepang?” Keduanya kompak mengangguk, “pernah melihatnya?” kali ini dua respon berbeda di dapatkan Dahyun.

“Benarkah? Kamu melihatnya di mana Tzuyu?” Chaeyoung menatap Tzuyu penasaran karena gadis Taiwan itu memberikan jawaban yang berbeda darinya.

“Umh..mungkin beberapa kali saat di perpustakaan. Dia cukup rajin berkunjung,” Chaeyoung dan Dahyun kompak mengangguk. “ tidak aneh,” Dahyun menepuk kedua tangannya. “kembali ke topik, kabarnya dia sangat cantik—tidak, dia memang sangat cantik, kedua mataku ini saksinya. Sampai-sampai hampir semua anak lelaki di sekolah kita mengejarnya, dia menjadi siswa yang paling dicari hanya dalam waktu beberapa hari sekolah di sini. Gila bukan?” Dahyun menekan setiap perkataannya khas para penggosip ulung. Dramatis dan berlebihan.

Tzuyu berusaha keras menahan hasrat untuk mencibir dan mengatakan bahwa itu bukan hal penting. Namun, ia harus menghargai hobi mendalam gadis bermarga Kim itu dan memilih diam. Terlebih Kim Dahyun tetap lebih tua darinya dan korea adalah negeri penganut budaya hirarki yang kental, apalagi menyoal usia.

Berbeda dengannya, Chaeyoung menanggapi hal ini lebih serius.

“ tidak mungkin!” Dahyun dan Tzuyu menatap heran pada Chaeyoung yang tiba-tiba berdiri. “Maksudmu, dia lebih cantik dari Jeongyeon sunbae?” Keduanya kemudian mengerti dengan perubahan sikap Chaeyoung yang agresif.

Chaeyoung dan kecintaannya pada sang Jeongyeon sunbae..

Namun, alih-alih memadamkan api dengan air, Dahyun justru menyiramnya dengan minyak bakar.

“Chaeyoung, Jeongyeon sunbae-mu bahkan tidak menandingi setengah dari kecantikan gadis Jepang itu!”

“APA?!”

“ Tanyakan saja pada Tzuyu,” Cha