He's come

Glow In The Dark

.....................

Aktifitas biasa yg dilalui dgn rasa yg begitu2 saja, Junho bermonolog dgn dirinya sendiri bagaimana tuhan menciptakan kehidupannya dgn sangat membosankan, profesinya sbg dokter membuat hidupnya hanya sebatas rumah sakit dan rumah, hanya 2 itu, bahkan ia tak memiliki waktu untk mencari kesenangan diluar sana seperti yg dilakukan remaja berusia 24th yg lainnya. Dia baru beberapa minggu bekerja dirumah sakit ini dan jelas ia tak mau membuat ulah dgn hal2 yg tak menguntungkan. 

Dia hidup seoarang diri setelah insiden kecelakaan yg merenggut nyawa sang ayah 1 th yg lalu, sedangkan ibu kandungnya sudh meninggal saat melahirkannya, bahkan ia sendiri tak mengingat bagaimana wajah sang ibu kecuali dri fto2 yg disimpan begitu rapi olh sang ayah, Junho tak mempermasalahkan itu karena ia tau sang ayah begitu menyayanginya selama ini, membesarkannya seorang diri tanpa berniat mencari ibu pengganti. 

#DRRTTTT

#DDRTTTTT

Getaran ponselnya membuat Junho urung memejamkan mata, apalagi menyadari nama yg terpampang dilayar ponsel itu seketika membuat kedua pipinya bersemu, sosok yg akhir2 ini menjadi sangat dekat padanya, seorang dokter spesialis bedah yg juga baru bergabung dirumah sakit tempat nya bekerja nampaknya mampu mengubah hari2 suram Junho menjadi lebih berwarna, dan menurut Uyong yg merupakan sahabat dekat Junho, sosok yg sedang menghubunginya ini menaruh perasaan khusus pd nya. 

"Hallo... " Dan Junho mencoba peruntungan dri apa yg dikatakan olh Uyong ,menjawab panggilan itu dgn dada yg bertalu gugup. 

"Hai, kau sudh sampai d rumah?... "

Dan semburat kemerahan tampil memalukan d pipi Junho, suara berat yg terdengar begitu hangat menyapa telinganya. "Ne hyung, aku sudh d rumah... "

"Baguslah kalau begitu... " Adalah Ok Taecyeon, dokter spesialis yg langsung memukau Junho dgn segala perlakuannya yg begitu baik dan sopan mampu membuat junho merasa lupa dari pahitnya hidup yg ia jalani pasca kecelakaan itu.

Tak banyak yg tau memang, Junho mengalami trauma berat yg begitu mengguncang jiwanya karena kepergian sang ayah yg tiba2, masih membekas jelas d benak Junho saat mobil yg mereka kendarai menghantam pembatas jalan dan merenggut nyawa ayahnya seketika, sedangkan ia sendiri tersadar 2 hari setelahnya dan berada d ruang ICU, berita buruknya lg ia kehilangan beberapa bagian memori nya dlm kurun waktu beberapa tahun terkahir ini musnah begitu saja, hal yg terkahir ia ingat adalah saat tertawa bahagia bersama sang ayah di acara pelantikannya sbg seorang dokter, dan sang ayah yg berprofesi sbg seorang profesor menurunkan otak yg cerdas pd Junho hingga ia langsung mendapatkan pekerjaan d rumah sakit terbesar d Seoul. 

Tapi tolong ingatkan jika itu hanyalah masa lalu, karena faktanya saat ini ia hanyalah dokter di rumah sakit Ilsan yg jauh dri Seoul, ia sengaja memilih tempat ini untk mengabdi mengingat d tempat ini pula sang ayah terkahir kali bertugas. 

"Junho, hallo... Heii kau masih disana?... " 

Lamunan Junho buyar saat suara diseberang tlpn kembali menyentak nya ke dunia nyata, ia tersenyum lirih sebelum kembali pd sang penelpon. "Ne, aku masih mendengarmu hyung... "

"Ku tebak pasti kau sedang melamun... " Dan Junho hanya terkekeh pelan,  "Ya sudh kalau begitu kau istirahat dulu, nanti sore kita ada pertemuan dgn dokter2 lain dri kota Seoul, kau harus mempersiapkan diri, jgn terlalu lelah, aku akan menjemputmu nanti... "

Junho kembali tersenyum malu.  "Ne hyung, aku mengerti, kalau begitu aku akan istirahat------"

"Tunggu, Junho..."

"Ya... " Junho mengernyit saat Taecyeon terdengar menghela nafas ragu, sepertinya ada yg ingin disampaikan namja itu tp mengapa terdengar sangat sulit.  "Hyung? Kau ingin bicara sesuatu?... "

"Eemhh bagaimana kalau setelah pertemuan nanti sore kita pergi makan malam diluar, kau mau?... "

"Makan malam?... "

"Ya, bukankah ini sabtu malam, kau mau melewati akhir pekan dgn makan malam bersamaku bukan?... "

#BLUSSSHHH

Wajah Junho semakin memerah tak tau malu, Taecyeon mengajaknya makan malam? Melewati akhir pekan bersama? Oh apakah ini sebuah ajakan kencan? 

"Bagaimana Junho?... "

"Eemhh i-iya, kita akan makan malam bersama... "

Lalu setelah menutup panggilan telpon Junho segera membanting tubuhnya diatas ranjang, berguling kesana kemari seperti remaja yg sedang dimabuk Asmara, memejamkan matanya tanpa membersihkan diri terlebih dahulu meski td malam ia harus bergelut dgn banyak pasien dan baru bisa merebahkan diri pagi ini, namun hal itu tak jd masalah mengingat setelah ada pertemuan nanti sore maka ia akan makan malam bersama Taecyeon,

Wajah bersemu Junho tak menyadari jika ia sudh meletakkan hati pd namja dominan yg salah.

-Ok Taecyeon bukanlah org yg seharusnya-

................................

....................

"Kau harus mempersipkan diri Junho syg, kita akn bertemu dgn dokter terbaik dri Seoul hospital kalau kau lupa... "

Adalah Uyong, namja cerewet yg merupakan sahabat baik Junho dan sekaligus menjadi satu2nya org yg selama ini selalu memperlakukan Junho seperti saudara kandungnya sendiri, namja ceriwis itu terlihat sedikit menyebalkan karena sejak td ia selalu mematut diri di depan cermin ruangan yg akan mereka gunakan sbg tempat pertemuan dgn dokter2 handal dri Seoul hospital. 

"Lalu knp jika itu dokter2 dri Seoul hospital?... " Tanya junho dgn malas melihat kelakuan teman ny yg ntah mengapa dirasa sangat berlebihan. 

"Ohh apa kau tau betapa hebat2 nya mereka? Itu Seoul hospital Junho, kita bisa menimba banyak ilmu dari mereka daaaannn..... menurut gosip yg beredar kali ini kita akan kedatangan anak dri pemilik rumah sakit ini, ku dengar anaknya juga seorang dokter lulusan luar negeri sekaligus sudh menyandang status profesor d usianya yg masih sangat muda, dan ia masih lajang... " bisik Uyong genit. 

"Hahahahahaha.... " Junho tak bisa menyembunyikan tawanya.  "Dia dokter lulusan luar negeri yg sudh mendapatkan gelar profesor, lalu untk apa kau berusah payah membenahi penampilanmu karna seharusnya kau tau jika org selevel dirinya takkan mungkin melirik dokter2 umum seperti kita Jang Wooyoung... "

Dan Uyong seketika menghentikan aksinya di depan cermin.  "Ckk~ tp berkhayal tak ada salahnya kan?... "

Junho hanya melipat tangannya d dpn dada, menggeleng remeh sebelum kembali k tempat duduknya yg diikuti olh Uyong dgn celotehan2 lucu karena Junho mematahkan khayalannya dlm sekejap. 

Taecyeon yg duduk d sebelah Junho segera menyambut kedangan namja itu dgn Uyong dibelakangnya, tatapan hangat Taecyeon pantas saja membuat Junho besar kepala, karena bagaimana pun jg dri sorot matanya jelas terlihat bahwa Taecyeon memiliki perasaan lain padanya. Dan kontak mata mereka terputus saat org yg dikatakan sbg dokter2 terbaik dri Seoul Hospital sudh memasuki ruangan. Tp kening junho dan Uyong mengerut karena yg hadir justru dokter2 senior yg rambutnya mulai d tumbuhi warna putih,

Heol~ apa Uyong baru saja tertipu gosip murahan d luar sana? 

.........................……

………………………

Malam harinya

"Kau tau junho? Sudh hampir 2 th lamanya sejak terkahir kali aku berkencan dgn seseorang... "

Taecyeon tersenyum hangat saat mereka telah menyelesaikan acara makan malam dgn menu2 kelas atas d sebuah restaurant elegan dgn sorot lampu temaram membuat suasana terasa begitu romantis. 

Dan Junho menopang dagunya dgn jari2 yg begitu halus, menatap Taecyeon dgn senyum yg tak kalah hangat.  "Apa kau tak mencari org2 lain untk berkencan setelah itu?... "

Taecyeon menyesap minumannya sebelum menatap Junho penuh arti.  "Sudah, aku sudh membuka perasaan ku untk seseorang namun nyata nya aku tertinggal terlalu jauh, hingga akhirnya aku harus membunuh perasaan ku sendiri dgn melihat dia yg meregang nyawa 6 bulan sebelum tgl pernikahan kami... "

"Oh tuhan maafkan aku... " Wajah manis Junho seketika memucat, menyadari jika pertanyaannya sudh membuat Taecyeon harus mengingat masa lalunya yg begitu pahit. 

"Tdk ush meminta maaf, aku hanya ingin bercerita... " Seolah menyadari jika Junho merasa bersalah karena kata2 yg ia keluarkan, Taecyeon kembali berusaha mencairkan suasana.  "Skrng aku sudh mampu bercerita tentangnya dgn tersenyum ,berbeda dri awal kepergiannya yg selalu membuatku menangis... "

Junho menerawang, memikirkan betapa tuhan telah menciptakan obt yg begitu manis bagi jiwa2 yg terluka, yaitu waktu, waktu secara perlahan akan memperbaiki segalanya, bukan menghilangkan rasa sakit ,tp waktu mampu membuat kita terbiasa ,dan akhirnya bisa menerima jika itu semua memang harus tersimpan sbg kenangan, dan itu pula yg pernah ia rasakan saat kehilangan ayahnya. 

"Itu jg yg aku rasakan saat kehilangan ayahku 1 tahun yg lalu, dan seperti yg kau lihat, saat ini aku bisa bercerita dgn tenang tanpa ada airmata seperti dlu lg... "

Tatapan Taecyeon menusuk jauh kedalam mata Junho, seolah menggali sesuatu yg sebenarnya terlalu sakit untk diingat.  "Kau sepertinya sangat mencintai ayahmu... "

Junho mengangguk pelan.  "Sangat, dan jika boleh jujur aku belum benar2 bisa melupakan peristiwa kecelakaan itu... "

Junho nyaris saja menangis andai kehangatan tangan Taecyeon tak menggenggam tangannya diatas meja.  "Semua org mempunya kemampun masing2 untk mengendalikan rasa sakit, seperti kita berdua contohnya... "

Dan Junho kembali menghangat, merasakan genggaman tangan Taecyeon yg mampu membuatnya tenang ditengah airmata nya yg nyaris keluar. Kemudian namja itu melirik arloji mahalnya.  "Sudh jam 11 malam Junho, sebaiknya kita pulang, kau pasti lelah... "

Dan Junho mengangguk, membiarkan Taecyeon menggenggam tangannya selagi mereka berjalan keluar restaurant, sampai mereka melewati sebuah meja .

Meja itu kosong. 

Tapi ada sesuatu yg menyala d atas meja itu, seolah sedang menanti seseorang.

Suatu diatas meja itu---------

#DEG!!! 

Tubuh Junho sontak menegang, wajahnya memucat dgn perut yg bergolak luar biasa, diatas meja itu-----

------Ada sembilan lilin berwarna biru, disusun dgn begitu sempurna membentuk setengah lingkaran bulan sabit dan mengeluarkan cahaya redup yg romantis. 

Seolah ada seorang laki2 tengah menunggu pujaan hati untk memberi kejutan, ntah siapapun itu yg jelas org tsb pasti akan merasa sangat bahagia dgn pengaturan lilin2 yg temaram mampu menghangatkan hati, namun alih2 merasakan kebahagiaan itu Junho justru dihantam perasaan yg berdentam mengganggu hatinya, lilin biru itu, pengaturan yg amat rapi itu.......... 

Seolah memaksa Junho untuk membuka kenangan yg sangat menakutkan. 

Junho memejamkan mata untk menahan gelombang perasaan yg tiba2 menyergapnya, menimbulkan getaran disekujur tubuhnya hingga nyaris jatuh limbung, membuat Taecyeon sontak menahan agar Junho tak terjatuh sambil menatapnya panik. 

"Junho... Junho... Kau knp?..."

Junho nyaris kehilangan kesadarannya atas rasa sakit yg seakan merobek kepala, ia kembali melirik lilin diatas meja itu dan semakin membuatnya mual dan ingin muntah.

"A-aku ingin pergi dari sini... "

Membuat Taecyeon menatapnya khawatir, namun tak ingin keadaan Junho semakin parah namja itu segera membantu junho untk berjalan meninggalkan restaurant itu. 

Setelah sampai d dlm mobil Taecyeon segera memasangkan seatbelt Junho dan duduk d belakang kemudi, namun ia melihat dada namja itu masih naik turun tak beraturan, membuat Taecyeon semakin cemas. 

"Kau knp Junho? Mau segelas air?... " Taecyeon sudh bergegas untk turun dari mobil mencari minum, namun Junho lebih dulu mencekal tangannya. 

"Tidak apa2, aku baik2 saja, tolong jgn tinggalkan aku sendiri, tunggu sebentar dan aku akan baik2 saja..."

Taecyeon menghela nafasnya sejenak, membersihkan keringat dingin d kening junho sebelum membawa namja itu masuk k dlm dekapannya.  "Tenanglah, aku disini bersamamu... ".

............………….

Sementara itu tanpa diketahui ada sosok lain yg sedang menyeringai dibalik kegelapan disalah satu sudut bangunan memperhatikan kejadian itu, ia lah yg memasang lilin biru itu hanya untk melihat sejauh mana hal itu akan mempengaruhi Junho. 

Dan ternyata hasilnya begitu luar biasa. 

Sosok itu tersenyum simpul, ia yakin pd saatnya nanyi Junho akan mengetahui sejauh mana hal yg sudh ia lewatkan selama ini, dan sampai hal itu terjadi, ia akan menunggunya dgn sabar. 

....................

Setelah mengantarkan Junho pulang, Taecyeon segera melesat menuju rumahnya sendiri dan menghubungi seseorang dgn sangat terburu2. Imvulsip memang, namun ia takut akan terjadi sesuatu pd Junho ,kejadian td sungguh membuatnya cemas, ia yakin ada sesuatu yg tak beres meski Junho sendiri tak mengetahui hal apa itu, Taecyeon tau jika memang sudh tugasnya melindungi Junho, namun disisi yg lain ia menyadari ada perasaan yg terlibat, dan ia takut kehilangan namja itu. 

Taecyeon segera mengambil ponselnya sesaat setelah masuk ke kamar dan memastikan keadaan sekitar sudh aman, ia mencari kontak seseorang dan menunggu tlp nya dijawab dgn gusar. 

"Ya, apa terjadi sesuatu?... " pertanyaan tanpa basa basi langsung Taecyeon dpt kan, mereka memang seharusnya mengatur pembicaraan seefektif mungkin untk mencegah bocornya informasi melalui penyadapan saluran seluler. 

"Dia terlihat sangat shock karena melihat cahaya lilin ,dan aku akan mencari informasi detail mengenai ini... "

"Bagus... " Suara d seberang tlp terdengar tegas.  "Ingat kau harus melindunginya Taec, kita sudh berusaha keras sejauh ini dan jgn sampai hal yg sudh kita rencanakan berakhir sia2. "

Dan setelah itu mereka memutuskan panggilan tsb. 

......................………

……………………

Pagi harinya Junho kembali ceria saat menemui Taecyeon sudh berdiri d dpn rumahnya dgn sebuah paperbag yg berisi donat, 

"Kau butuh sarapan sebelum kembali bertemu dgn pasien.. " Itulah alasan yg d gunakan Taecyeon hingga akhirnya mereka sarapan bersama dgn suasana yg begitu hangat pagi ini. 

"Ini enak hyung... " Ucap Junho sambil menggigit donatnya seperti anak kecil. 

Membuat Taecyeon tertawa gemas sebelum menyadari sesuatu.  "Ada krim dibibirmu... " Taecyeon mengarahkan tangannya untk membersihkan krim d sudut bibir Junho, awalnya biasa saja namun tatapan Taecyeon berubah serius ketika pandangannya bertemu dgn manik mata polos Junho, ada perasaan aneh diantara mereka berdua terlebih lg saat wajah Junho bersemu merah, Taecyeon menyadari hal itu terlebih dahulu hingga ia menarik tangannya dan berdehem pelan. 

"Sebenarnya apa yg mengganggumu td malam, eum?... ".

Junho memejamkan mata, bayangan lilin berwarna biru yg memancarkan cahaya redup itu membuatnya ngeri, hingga tanpa sadar ia memegang leher belakangnya tiba2 merasa bergidik takut. 

"Ada meja kosong d restaurant itu, dan aku melihat pemandangan diatasnya yg tiba2 membuatku panik... "

"Pemandangan apa?... "

"Pemandangan lilin2 biru yg dinyalakan setengah melingkar, bahkan tanpa menghitung jumlahnya aku sudh bisa menebak jumlah lilin itu ada berapa, jumlahnya ada sembilan dan d susun begitu rapi, ntah mengapa pemandangan itu membuat ku merasa ketakutan hingga bereaksi seperti kemarin... "

Taecyeon mengerutkan keningnya.  "Dan kau tau arti dri sembilan lilin berwarna biru itu?... "

"Tidak... " Junho menggeleng lemah.  "Aku sudh mengingat apapun yg ada d benakku tp tetap tak bisa menghubungkan dgn lilin biru itu, aku mulai merasa takut, ngeri, dan kepala ku serasa ingin pecah tiap kali aku berusaha mengingat itu .." Junho tak berbohong, bahkan dri sudut matanya saat ini Taecyeon bisa melihat bagaimana Junho kembali sedikit bergetar saat membahas hal ini lg, 

"Sudah jgn difikirkan, mungkin kau hanya sedikit trauma dgn warna biru akibat benturan dri kecelakaan itu... " Ujar Taecyeon berusaha menenangkan.  "Kajja, kita kerumah sakit skrng, pasien2 sudh banyak menunggu ..."

"Ne, aku ambil tas dulu... "

Saat Junho berlalu masuk k dlm kamar, saat itulah kening Taecyeon kembali mengerut menghubungkan antara lilin biru dan junho, knp cahaya lilin itu mampu membuat Junho ketakutan sebegitu hebatnya? 

"Lilin itu pasti memiliki kode atau menyimpan arti tertentu, karena jika tidak Junho takkan mungkin berekasi sekuat itu... " Taecyeon bergumam dlm hati. 

'Apakah sang pembunuh sudh kembali? 

.............................

....................

#BRAKKKK

Seseorang melempar beberapa fto diatas meja hingga membuat sosok yg sedari duduk tenang kini mulai jengah. 

"Lihat itu, seharusnya ia tak pantas bersenang2 seperti ini... "

Namun sosok itu tetap memasang wajah datarnya, ia menyandarkan tubuh di kursi seolah tak peduli, sangat bertolak belakang dgn hatinya yg saat ini menjerit tak terima, org yg berada dlm foto itu sungguh membuatnya muak, dimana Junho dan Taecyeon sedang makan bersama bahkan ada jg fto keduanya tengah bergandengan mesra, ayolah.. 

"Knp kau nampak perduli sekali dgn Junho? Sepertinya kau yg terobsesi dgn Junho bukan aku, Wang Jackson... "

Lelaki lebih muda yg bernama Wang Jacksonitu hanya menghembuskan nafasnya berat saat sosok anak muda yg tengah duduk d hadapannya ini tengah menatapnya penuh selidik. 

"Bukan begitu maksudku tuan muda yg terhormat, tp kau harus sadar jika kau terlalu lambat untk bertindak atas sesuatu yg tengah kau rencanakan itu.... "

Namun sosok yg baru saja dipanggil tuan muda itu nampak acuh, ayolah panggilan tian muda itu hanya ejekan baginya.

"Aku tak mungkin salah dlm penempatan waktu Jack ,dan kuharap kau tetap menjauhkan tanganmu dri Junho, ingat, ia targetku... "

Dan sosok itu berlaku dgn langkah penuh keangkuhan, begitu lah ia yg sebenarnya, tak ada 1 org pun yg berani menentang saat ia sudh melempar tatapan ingin membunuh ,hanya org yg tak takut kehilangan nyawa yg berani menentangnya. 

Termasuk Ok Taecyeon sialan itu salah 1 nya. 

..............................

………………………

………………

Sosok itu kembali dgn mobilnya menyusuri jalanan kota Ilsan dgn mobil mewahnya yg terkesan sangat mencolok, namun ia hanya akan menampakkan diri secara terang2an disaat malam hari, ia lah Hwang Chansung, sosok itu membaur dgn masyarakat seperti org normal lainnya, meski dirinya sendiri menyadari jika ia tak seharusnya berkeliaran begitu tenang dgn status yg ia bawa.

Tangannya penuh darah. 

Dan haruskah ia menodai tangannya dgn darah Junho kali Ini? 

Dia lah sang pembunuh berdarah dingin yg tak pernah mengenal kata ampun bagi org yg sudh ia kunci sbg targetnya, tua, muda, wanita, laki2, org kaya atau bahkan rakyat jelata pun akan meregang nyawa ditangannya dgn sekali gerakan, dan profesi itu sudh ia geluti sejak menginjak usia remaja. 

Dia sudh memarkirkan mobilnya cukup jauh dri kediaman Junho, keluar dri mobil dgn tinggi tubuh yg diatas rata2 juga wajah dan style ny yg sangat mencolok terlihat sedikit sulit membaur malam ini, ia berdecih remeh saat org2 yg berpapasan dgn nya bahkan harus menoleh 2x melihat ketampanan yg terpahat seindah pahatan dewa Yunani diwajahnya, biasanya ia akan menyembunyikan wajah tampan itu dibalik penyamarannya untk mengawasi Junho dlm jarak aman. 

Junho.... 

Satu2nya target yg tak berhasil ia bunuh ,kegagalan ny dlm melenyapkan nyawa namja lemah itu seolah mencoreng merah reputasi baiknya selama ini, Chansung jelas tak terima akan hal itu ,dan itu pula yg membawa dia berdiri d dpn rumah Junho dlm waktu selarut ini, ia melihat pasti fto2 yg td d lemparkan Jackson padanya, bagaimana Junho terlihat begitu bahagia bersam Taecyeon. 

'Namja itu sedang jatuh Cinta rupanya

Chansung tersenyum sinis, kehadiran Taecyeon dlm hidup Junho mungkin terasa manis, namun Chansung tak akan tinggal diam, ia akan merenggut semua kebahagiaan yg tak seharusnya Junho rasakan. 

............................……

………………………

"Junho, aku harus kembali ke Seoul untuk beberapa hari... "Wajah Junho terlihat sedih saat Taecyeon tiba2 berpamitan pd nya malam ini.  "Ada keluarga ku yg sakit dan yaahhhh aku harus merawatnya sendiri untk memastikan dia benar2 sembuh... "

Dan alasan yg di beberkan Taecyeon bukanlah hal yg bisa ia bantah, hingga mau tak mau Junho harus merelakan kepergian namja itu . "Hhmm aku mengerti, berapa lama kau akan pergi?... "

"Mollayo.. Aku akan mengambil cuti dan tak bisa kembali kesini sampai kondisinya benar2 membaik.. " Taecyeon maju sedikit untk memeluk Junho.  "Aku benar2 akan merindukanmu nanti... "

Junho mengangguk lembut.  "Aku juga... " Hingga sebuah ciuman mendarat d keningnya. 

......................…………

…………………

Dan kepergian Taecyeon adalah hasil dri usaha Chansung, ia sengaja memamerkan dirinya dgn mencolok dipusat kota Seoul beberapa waktu yg lalu, dan bravo... Ia berhasil memancing Taecyeon untk meninggalkan Junho seorang diri, ia terkekeh dlm hati menyadari jika Taecyeon dan tim nya bgitu mudh d bodohi hanya dgn umpan kecil, itu lah alasan mengapa Taecyeon tak pernah berhasil menangkapnya selama ini. 

Menangkapnya? 

Tunggu, kalian tak berfikir jika Taecyeon benar2 dokter bedah kan? 

……………………………

……………………

Hari ini Junho memiliki jadwal lembur yg mengharuskannya ada d rumah sakit dri pukul 7 pagi hingga 11 malam seperti saat ini, seharusnya ia sudh pulang d jam 8 malam, namun adanya kasus kecelakaan beruntun membuatnya tak mungkin meninggalkan pasien yg bergelimpangan d ruang UGD, jadilah ia serta tim medis lainnya selesai menangani puluhan org itu d jam 11 malam. 

Well, berita buruknya adalah ia tak memiliki tumpangan untk kembali ke rumahnya d waktu selarut ini, membuat tubuh lelahnya berjalan gontai menuju halte bis yg mulai sepi, seingatnya sebelum pukul 12 malam masih ada bis yg menuju kearah rumahnya, dan itu satu2nya bis terkahir. 

Hujan rintik membuat Junho harus kembali mengutuk kesialannya hari ini, halte semakin sepi karena org2 sudh meringkuk d balik selimut dgn kondisi sedingin ini kecuali beberapa org namja yg kini tengah berjalan kearah halte tempatnya berteduh, kemudian insting Junho mulai menyalakan alarm wasada, tindikan dan tatto disana sini pd gerombolan itu membuat Junho ketakutan, ia memilih untk kembali k rumah sakit dri pd harus berurusan dgn mereka.

Namun terlambat, gerombolan itu sudh berada d hadapannya. 

"Hai cantik, mau kemana dingin2 seperti ini? Kau tak mau menghangatkan diri bersama kami?... "

Junho hendak maju, tp namja2 itu menghalangi langkahnya, sangat menjijikkan ketika kepulan asap rokok itu keluar dri bibir mereka, gerombolan itu mulai menatapnya melecehkan, seketika membuat Junho ketakutan dan panik saat beberapa yg menatap bagian tubuhnya dgn nafsu yg tak bisa d sembunyikan. 

"Bahkan jika kau seorang namja, kami rela menyetubuhi mu karena kau begitu cantik.. "

Setelah itu tangan Junho d cekal begitu kuat, Junho refleks menjerit dan berusaha melepaskan diri, namun ia hanya mendapat tawa ejekan dri gerombolan itu mengingat tempat ini sangat sepi dri lalu lalang kendaraan, semuanya tertawa akan keputusasaan Junho, sebelum... 

"Lepaskan dia... "

Sebuah suara dingin yg tiba2 muncul dri kegelapan d belakang halte, nadanya begitu berat dan menakutkan hingga pemimpin gerombolan yg sedang mencekal tangan Junho kini menoleh, begitu jg dgn Junho yg sontak melirik kearah sumber suara dan dia menemukan sosok bertubuh tinggi yg terbalut coat hitam, wajahnya tdk begitu jelas karena tertutup bayang pepohonan dibelakang halte.

"Oh bung ayolah, kau bisa mencari mangsa lain, tp yg ini kami menemukannya terlebih dahulu... "

Pemimpin gerombolan itu berusaha menentang, mengakibatkan sosok misterius dri kegelapan itu melangkah maju dan sedetik setelah itu wajahnya terlihat dibawah lampu halte, begitu tegas dgn sorot mata yg tajam, ekspresinya berhasil membuat pemimpin gerombolan itu menciut dan mengendurkan genggamannya yg mencekal tangan Junho 

"Lepaskan tangamu kotormu dari milikku... " ia tak membentak, justru bicara dgn suara terendah sambil menggeram ngeri, dia mendesis penuh ancaman saat mengatakan Junho adalah miliknya, bahkan Junho yg berada d tengah2 mereka pun meringis ketakutan. 

"Ba-baiklah, ambillah, dia milikmu... " Kemudian gerombolan itu lari terbirit2 meninggalkan Junho dan sosok misterius itu. 

Junho menarik nafas lega sambil memijit lengannya yg td d cekal begitu keras ,ia yakin hal itu akan menyebabkan memar keesokan harinya. 

"Kau tidak apa2?..."  Suara yg begitu tenang membuat Junho mendongakkan kepalanya, dan tatapan mreka langsung bertemu pd mata berwarna coklat yg Junho yakini jika namja ini bukanlah warga Korea, tp mengapa pengucapannya dlm bahasa Korea terdengar begitu fasih? 

"Y-ya saya tidak apa2, terimakasih... " Junho memutuskan jika sosok itu adalah pria baik2 ,terbukti dgn ia yg tetap menjaga jarak dan hanya memperhatikan Junho dri jarak aman tanpa berniat mengambil keuntungan, "Jika tdk ada anda, saya tak tau akan jd seperti apa saya ditangan mreka... "

"Bukankah tak aman jika kau sendirian d tengah malam seperti ini?... "

Junho kembali tertunduk.  "Ada banyak pasien hingga saya harus lembur, dan bis terkahir untk kerumah ku seharusnya datang sebentar lgi.. "

Pria itu menganggukkan kepala.  "Kau harus naik bis yg aman, aku akan menunggu sampai bis mu datang.. "

"Eh?... " Junho menatap tak percaya pd sosok misterius itu, meski di dlm hatinya ia merasa terlindungi karena bisa menunggu bis nya dgn aman tanpa rasa was was, namun tetap saja ia sadar telah merepotkan org lain.  "Eemhh anda tdk perlu melakukan itu, ma-maksud ku mungkin ada hal lain yg harus anda kerjakan, aku tdk apa2 sendirian... "

Sosok itu masih diam d tempat.  "Tak ada kegiatan lain yg lebih penting yg harus aku lakukan.."

"Ohh, baiklah kalau begitu, terimaksih... " Junho tak berani menatap sosok itu, kembali fokus menatap ujung jalan berharap bis yg ia tunggu akan segera tiba.. 

Namun bukannya bis yg datang, justru hujan rintik yg semakin deras menjadi butir2 yg turun secara serentak, hujan mulai membasahi hingga Junho ataupun sosok itu harus mundur kebelakang untk menghindari derasnya air, Junho yg masih mengenakan kemeja kerjanya kini memeluk tubuhnya sendiri untk melindungi dari rasa dingin, dan sosok itu menyadari Junho kedinginan hingga ia segera melepaskan coat tebal yg ia kenakan dan meletakkannya dgn lembut d bahu Junho. 

"Ini akan membuatmu hangat... " Gumam pria itu lembut sebelum kembali menjaga jarak.

Junho mendonggakkan kepalanya.  "Tapi kau akan kedinginan... ".

"Aku baik2 saja tenang.." "  Pria itu tersenyum lagi. kali ini lebih lebar, menciptakan perpaduan wajah yang sangat mempesona, Junho baru menyadari betapa tampannya sosok yg berada d dekatnya ini, 

Keduanya kembali bertatapan dan sosok itu mengangguk saat Junho mengucapkan terimakasih, setelah itu Junho benar merasa tubuhnya terlindungi dari terpaan dingin air hujan, ia mencium bau maskulin yg bercampur dgn aroma kayu2an yg begitu mewah dan lembut dri coat yg ia kenakan, dan secara bersamaan muncul sorot lampu yg begitu silau dan Junho tau itu bis yg sejak td ia tunggu. 

Saat bis itu berhenti Junho segera naik antusias dan melambaikan tangannya kearah sosok misterius.  "Aku duluan... "

Dan sosok itu mengangguk.  "Hati-hati... " 

Setelah itu pintu bis tertutup namun Junho masih terus menatap sosok tsb hingga ia harus menoleh kebelakang untk memastikan sosok itu masih menatapnya, setelah bis melaju jauh hingga sosok itu tak lg bisa ia tatap Junho baru menyadari jika ia masih mengenakan coat tebal yg tengah ia genggam erat, coat ini terlihat sangat mahal karena dijahit khusus, Junho memang mengetahui beberapa jenis barang2 bermerk dan ia tau untuk ukuran kelembutan dan hangatnya tekstur coat ini jelas itu takkan bisa d beli olh kalangan biasa2 saja. 

'Jangan ganggu milikku'

Ntah mengapa kalimat itu terus mengusik Junho, padahal ia tau pasti jika kalimat itu hanya dikeluarkan untk melindunginya, tp knp hatinya berdesir lain? 

…………………………………

………………………

…………

Suasana rumah sakit kembali riuh lantaran gosip yg mengatakan jika anak dri pemilik rumah sakit ini akan datang, dan tentu saja Uyong menempati posisi nmr 1 sbg org yg begitu menyiapkan diri. 

"Dia sudh datang... "

Junho yg tengah mempelajari beberapa rekam medis pasien terlonjak saat dokter2 dan staff lainnya berlarian kearah loby rumah sakit untk melihat sosok yg sejak td mereka bicarakan. 

Dan benar saja, sosok itu sudh tiba dgn sejuta kharisma yg melekat padanya, bahkan untk dokter yg dtng demi menyembuhkan pasien Junho merasa sosok itu terlalu angkuh, bagaimana bisa ia menginjakkan kaki d rumah sakit dgn membawa bodyguard sebanyak itu? Ayolaahhhh... Junho memutar bola matanya malas. 

Awalnya Junho berdiri dibarisan paling belakang seolah tak memperdulikan rombongan dokter muda selaku pemilik rumah sakit ini yg dtng berkunjung dan menimbulkan kehebohan, Junho tau pasti bagaimana kaya rayanya lelaki itu, dilihat sekilas pun wajahnya begitu ketara keturunan bangsawan dgn rambut blonde, tubuh menjulang tinggi dan senyum manis yg terpatri ,tp ntahlah, Junho tak memilki minat besar seperti yg dirasakan teman2nya saat ini. 

Namun tiba2 bulu kuduknya berdiri saat merasakan ada sosok yg berdiri dihadapannya dan benar saja saat ia mengangkat wajah maka sosok yg baru saja ia fikirkan sudh berdiri dihadapannya. 

"Kau residen dokter bedah?... " Suara itu begitu tenang dan dalam sangat cocok dgn penampilannya yg berwibawa .

Junho langsung menganggukkan kepalanya.  "I-iya, saya asisten dokter bedah... " jawab nya cepat karena tak tau harus berkata apalagi, benar seperti yg dikatakan Uyong sebelumnya, lelaki yg setampan raja2 Mesir kuno ini sungguh membuatnya tak berkutik. 

"Kau.... Mengingatkanku pada seseorang yang..... "

Kalimat itu menggantung begitu saja membuat junho mau tak mau kembali mengangkat wajah untk menatap pemilik rumah sakit tempatnya bekerja. 

"Saya Nichkhun Buck Horvejkul, dan anggap saja ini hanya kebetulan... " Kemudian sosok yg bernama Nichkhun itu berlalu begitu saja bersama bodyguard pribadinya.

Junho yg masih dlm posisi membungkuk hormat tiba2 menajamkan penglihatannya saat sepasang sepatu pantofel hitam berlalu begitu lambat dihadapannya, disaat ia mengangkat wajah dan seketika terkisap, ia nyaris menjerit jika tak segera mengendalikan diri, bagaimana mungkin salah 1 bodyguard Mr. Nichkhun adalah sosok misterius yg menolongnya td malam, selagi Junho membelalakkan matanya sosok itu jg sedang menatapnya dgn senyum tipis.

Dan d tempat terang seperti ini Junho bisa melihat jika sosok itu jauh terlihat lebih tampan dgn manik mata berwarna coklat senada dgn rambutnya, menjadikan ia begitu klasik tak kalah menarik dri Mr. Nichkhun yg ia kawal, sifat keduanya terlihat begitu dingin dri sorot matanya tp saat sosok itu menganggukkan wajahnya pertanda ia jg mengingat Junho, maka Junho tersadar jika coat sosok itu masih ada padanya. 

Saat sosok itu berlalu Junho berjanji dlm hati bagaimana pun caranya ia harus menemuinya lg sekedar bertanya nama untk mengembalikan coat yg ia pakai td malam, ia bisa saja langsung bertanya saat ini namun itu akan terlihat tak logis karena mereka belum sedekat itu untk saling menyapa, belum lg tatapan org2 disekitar sana yg begitu memuja Mr. Nichkhun belum bisa mengalihkan pandangannya meski ia dan beberapa pengawalnya sudh memasuki lift.

............................

"Ommo ommo ommo... Mr. Nichkhun menegurmu?? Jinchaaaa huaahh dhaebak~.."

Sejak kejadian itu pula Uyong jd berteriak histeris d ruangan mereka ,terus mengganggu Junho yg sedang bersiap untk pulang setelah rangkaian panjang mengurus pasien hingga jam tukar shift mereka akhirnya datang. 

"Anni wae? Bukankah kau begitu beruntung Junho-ah?? Mr. Nichkhun mengenalimu?... "

"Uyongie pliissss... Dia hanya menegurku karena aku mirip dgn seseorang ,dan aku tak tau tau siapa itu jd jgn anggap aku beruntung karena itu hanya kebetulan... "

Junho menggeleng2kan kepalanya saat melihat Uyong masih histeris, ini sudh lewat dri jam kerja mereka dan Junho segera mengambil tas nya untk bergegas pulang, ntah mengapa ia berlari penuh minat menyusuri koridor rumah sakit ketika melihat mobil2 mewah yg td dinaiki Mr. Nichkhun kini bergerak menjauh dri loby rumah sakit, dan setibanya d pintu keluar ia langsung menghambur kearah security. 

"Wae? Ada apa dok?... " Tanya sang security. 

Junho menasih mengatur nafasnya yg terengah.  "Apa Mr. Nichkhun dan rombongannya sudh pergi? ..."

"Ne, mreka baru saja pergi... " Jawab Sang security  . "

Junho menghela nafas sejenak ,harapannya bertemu sekedar untk mengetahui nama penolong misterius nya kini sirna sudah, bisa saja ia menunggu keajaiban semoga d hari2 selanjutnya sosok misterius itu kembali menginjakkan kaki d rumah sakit ini untk mengawal Nichkhun, tp ntah itu bisa terjadi atau tidak, Junho akhirnya berjalan lemah menuju pintu keluar rumah sakit. 

"Ku harap kau kemari untk mengejarku... "

#DEG!!! 

Suara pria yg tiba2 muncul dri arah samping nyaris membuatnya terlonjak kaget, dan saat menolehkan kepala matanya langsung bertatapan dgn si penolong misterius yg sejak td ia cari ,ntah sudh berapa lama pria bertubuh tinggi itu berdiri disana dan sungguh wajahnya terlampau tampan untk ukuran manusia normal, membuat wajah Junho bersemu tak terkendali. 

"Y-yah... Aku mencarimu... Coat mu... " nafas Junho sedikit terengah membuat Chansung pasti tau jika namja itu sudh mencarinya sejak tadi.  "Coat mu masih ada padaku... "

Sosok itu terkekeh kemudian mengulurkan tangannya.  "Maafkan ketidaksopanan ku karena td malam tak mengenalkan diri, namaku Hwang Chansung ..."

Junho mengernyit heran, ia pikir akan mendengar nama bergaya eropa yg keluar dri bibir namja itu, tp bukankah itu nama Korea? 

Chansung kembali terkekeh membaca ekspresi Junho.  "Itu nama Korea ku, nama asliku Willis Agnellis... "

Tak salah lg, itu nama Italia ,dan Junho berani bertaruh ia ia pernah mendengar nama itu dipakai olh salah 1 org paling berpengaruh di Italia ,apakah Chansung salah 1 dari mereka ?atau hanya kebetulan semata?

"Junho.... " Ujarnya menyambut uluran tangan Chansung. Dan tanpa d duga namja itu meremas tangannya dgn lembut, membuat Junho lg2 tertegun sebelum ia melepaskannya dgn sopan. 

"Sungguh tak kusangka bisa bertemu dgn mu lg, membutuhkan waktu yg lama untk meyakinkan diri jika itu memang kau yg ku tolong td malam, bagaimana keadaanmu? Ku harap perjalanan pulangmu waktu itu baik2 saja... "

Chansung berbohong dgn sengaja, memasang wajah malaikat sementara mata tajam ya melahap habis tubuh Junho dgn sekali tatap, seolah mengunci namja itu agar bisa ia remukkan dgn sekali gerak, untungnya ia berhasil menyimpan niat buruknya dibalik wajah dingin dan senyum tipis. 

"Iya, aku jg tak menyangka bisa bertemu dgn mu lagi... " Hati Junho berdentam tak karuan melihat tatapan Chansung, tanpa ia ketahui ada maksud tersembunyi dibalik itu. 

Chansung kembali tersenyum.  "Ku rasa kita akan sering bertemu setelah ini... " lalu ia melirik jam tangannya.  "Aku harus pergi... "

"Eh?.. " junho melihat Chansung sudh berjalan memunggunginya.  "Ta-tapi aku tdk tau cara menghubungimu, aku ingin mengembalikan coat mu... "

Dan sosok ituberbalik untk menatap Junho misterius.  "Aku yg akan menghubungi mu nanti... "

"Mwoo?? Aku bahkan belum memberimu nmr tlpn ku... "

Namun kekehan kecil yg ia terima.  "Aku memiliki banyak koneksi di rumah sakit ini, dan mendapatkan nmr tlpn mu bukanlah hal yg sulit bagiku, pulanglah dgn hati2 dan jgn menunggu kendaraan sendiri d tengah malam yg hujan... "

Setelah memberikan senyum misterius namja itu melangkah dgn kaki2 tegapnya meninggalkan lobby utama rumah sakit, masuk k dlm mobil hitam mewah yg sudh menunggu ny sejak td, bahkan terkesan mewah hanya untuk ukuran mobil bodyguard. 

……………………………………

…………………………

Junho baru saja tiba d rumahnya, dan merasa begitu hampa karena ini sudh hari ketiga Taecyeon pergi namun namja itu belum menghubunginya. Biasanya jika ada tugas d Seoul Taecyeon akan memberinya kabar setidaknya sekali sehari, namun kali ini tdk sama skali. 

Sejak td pula ia menimang2 ponselnya sendiri beberapa kali jempolnya nyaris menekan nmr tlp Taecyeon namun lagi2 diurungkan, ayolah apa dia terlihat seperti sedang patah hati skrng? 

Sekian lama bergelut dgn fikirannya akhirnya Junho memutuskan untk menelpon Taecyeon, dan--

"Hallo... "

Junho terkisap saat panggilannya trjawab.  "N-ne Taec hyung ,ini aku, bagaimana kabarmu? Mengapa tak memberiku kabar?... " pertanyaan menuntut itu bergulir begitu saja dri bibir Junho 

Membuat helaan nafas dari seberang sana sontak terdengar.  "Maafkan aku Junho, tp kurasa aku takkan kembali ke Ilsan, jd mulai skrng jgn menghubungiku lagi.. "

#DHUAARR

Tubuh Junho melemas seketika, terlebih lg Taecyeon memutuskan panggilan mereka secara tiba2 ,oh tidak mengapa rasanya bgitu sakit? Junho menekan dadanya sendiri yg nyeri tak kasat mata, 

Dia kembali membanting ponselnya diatas kasur lalu bergerak menuju kamar mandi, ia harus mendinginkan kepalanya yg tiba2 terasa begitu berat akibat ulah Taecyeon, bunga yg nyaris mekar dihatinya kini layu sebelum berkembang, tragis. 

Tanpa Junho sadari pula sejak td ada sosok lain yg berdiri d belakang rumahnya, sosok yg seolah tak memiliki kesulitan apapun untk mengakses keluar masuk pintu rumah Junho tanpa menimbulkan kecurigaan, bahkan saat ini ia sudh menginjakkan kakinya d dapur, sosok itu jg mendengar segala yg Junho bicarakan dgn Taecyeon, tak ada yg tau bagaimana panggilan tlp itu sudh d sadap dgn begitu canggihnya. 

"Sedang patah hati rupanya... "

Chansung, siapa lg yg memiliki kemampuan mengerikan seperti ini jika bukan sosok itu, ia datang bermaksud untk kembali menakuti2 Junho dgn memasang sembilan lilin berwarna biru, namun hal lain justru yg ia dapatkan, membuatnya harus mengendap kearah ruang tamu ketika Junho sudh selesai dgn acara mandinya dan dgn masih terbalut bathrobe namja itu berjalan kedapur untk mengambil air minum d kulkas. 

"Hahhhhh~ knp kau lakukan ini pd ku hyung?... " Junho mengeluh lg setelah menelan air minumnya.  "Apa kau tak memilki perasaan apapun pd ku? Tp knp kau memperlakukan ku begitu spesial akhir2 ini? Atau hanya aku yg besar kepala?... "

Sangat menyedihkan, Junho merutuki nasibnya sendiri sambil membawa kepalanya bersandar d meja makan, sepertinya ia terlalu lelah hingga tanpa sengaja terlelap disana. 

Dan si misterius keluar dri kegelapan, ia muncul dri persembunyian nya dan menuju dapur ketika Junho sudh beberapa menit berada disana dgn posisi yg sama. 

Chansung memiliki sebuah suntikan d saku coat yg ia kenakan, dan seharusnya posisi Junho yg meletakkan kepalanya d atas meja makan adalah hal yg memudahkan Chansung untk menarget leher namja itu dgn jarum suntiknya, namun lihat apa yg terjadi setelah ini? Dia malah mengambil posisi berlutut d samping Junho, mengulurkan tangannya mengusap surai lembut namja itu, membuat Junho sedikit mengeliat sebelum Chansung mendekatkan tubuhnya untk membelai pipi mulus Junho, memberikan rasa nyaman hingga namja itu kembali terlelap,

Dan tak ada yg bisa menjelaskan pakai logika saat Chansung tiba2 membawa tubuh Junho k dlm gendongannya dan berjalan menuju kamar, meletakkan tubuh yg tengah tertidur pulas itu d atas ranjang, hati Chansung memiliki sedikit belas kasihan agar namja itu bisa bernafas sedikit lebih lama sebelum ia benar2 menghabisinya. Membiarkan mangsa yg sudh menggores tinta hitam d lembaran prestaisnya sbg pembunuh terbaik itu untk menikmati hari2nya lg sebelum masuk k dlm cengkramannya. 

Dan sebuah ciuman kecil mendarat d kening Junho sebelum Chansung meninggalkan rumah itu .

………………………………………

……………………………

Perlahan Junho terbangun dgn kepala yg terasa sedikit pusing, dia merasa ada tangan halus yg menyentuh pipinya begitu nyaman, ia membuka mata dan dlm keremangan malam ia menemukan sosok dgn siluet yg begitu tampan kini tengah menindihnya, memberi kecupan lembut d pelipisnya dgn tangan yg lain mulai turun menyusuri tulang selangkanya, dan sebuah gerakan halus maju dan mundur dibawah sana menghentak kan kejantanannya d dlm lubang senggama junho teramat halus, tak ada rasa nyeri sedikitpun kecuali perasaan nyaman dan nikmat, Junho harus memejamkan mata dan menggigit bibirnya sendiri saat tumbukan d prostatsnya semakin menggila. 

Kenikmatan yg begitu luar biasa, kenikmatan yg sudh lama ia rindukan, ntah mengapa tangan Junho justru mengalung d leher sosok yg tengah mencumbunya, ada sesuatu yg akan meledak dibawah sana membuat Junho terengah dan bibirnya langsung dilumat panas, oh ini begitu nikmat, tubuh mereka berdua melengkung seiring dgn geraman yg begitu rendah menandakan jika mereka sudh mencapai Puncak masing2, sosok itu jatuh ambruk melingkupi dirinya ,mengecup keningnya lg sambil berbisik.

"Miss me, Nuneo?... "

#DEG!!! 

Junho tersentak dri tidurnya seketika, keringat dingin membasahi sekujur tubuhnya ketika mimpi yg ntah mengapa terasa begitu nyata menjadi penyebab ia terbangun dgn kondisi yg sangat kacau, Junho melirik bagian bawah tubuhnya yg terasa lembab, bukankah itu hanya mimpi? Tp mengapa rasanya begitu nyata hingga ke lubang pori2?

Dia baru saja mimpi erotis dgn sosok yg tdk dikenalnya? Oh ayolah, siapa yg sebenarnya menjadi objek fantasinya barusan? Dan tubuh itu, suara rendah itu, tidak mungkin, Junho rasa ia pernah mendengar nya. 

#DRRTTTT

Kemudian getaran ponsel membuatnya kembali terperanjat d tengah lamunannya, Junho segera menyambar benda itu dri atas meja nakas dan sebelum itu ia mengernyit heran, tunggu dlu, bukankah semalam ia tertidur didapur setelah menelpon Taecyeon? Lalu knp pagi ini ia bisa terbangun d atas ranjangnya? Sebegitu frustasikah ia hingga tanpa sadar berjalan sendiri masuk k kamarnya? 

#DRRTTTTTT

Ponsel itu bergetar lagi, dan Junho sebenarnya tak berminat pd setiap nmr baru yg masuk k ponselnya, biasanya hanya sebatas penawaran asuransi atau apapun itu yg tak penting, tp saat tlpn itu sudh masuk berulang2 berarti org tsb benar menghubunginya untk hal penting. 

"Selamat pagi Junho.... "

#DEG!!! 

Junho kembali membeku saat suara ini terdengar, lagi2 terasa begitu familiar seolah bisa menghantarkan getaran hangat hingga k sekujur tubuhnya.  

"Hallo, apa aku mengganggu?... "

"Ahh an-anni, emmhh maafkan aku, karena ku fikir kau org lain... " Jawab Junho gugup.

Willis Agnellis, hanya nama itu yg mampu membuat Junho menghangat dipagi buta seperti ini, sosok yg biasa d sapa Chansung itu selalu membuat hatinya berdebar ntah karena apa, bahkan debaran itu lebih besar dri yg ia raskaan kpd Taecyeon. 

"Siapa? Mantan pacar yg ingin kembali?... " Godaan kecil yg Chansung lempar mampu membuat pipi Junho kembali bersemu merah, 

Junho sempat berdehem untk menetralkan suaranya.  "Emhh bukan siapa2... Oh ya coat mu sudh selesai d laundry... "

"Trimakasih... " pria itu menjawab dgn sopan, membuat junho gusar mencari topik apalagi yg bisa d bahas agar panggilan ini tetap berlangsung. 

"Emmhh aku harus mengantarnya kemana? Atau kau sendiri yang akan-----"

"Aku yg akan mengambilnya langsung... " Jawab pria itu terlalu tenang dan membuat junho curiga. 

"Kau sudh tau rumahku?... "Sedikit aneh memang, setelah pagi ini Chansung benar2 menelponnya dan ntah mendapatkan nomornya dri siapa, lalu bukan hal yg aneh jika tiba2 Chansung mengetahui rumahnya. 

"Jgn curiga, sudh ku bilang aku banyak koneksi d rumah sakit jd mendapatkan data mu bukanlah hal yg sulit... " Chansung langsung menjelaskan seolah sudh mengerti kemana arah fikiran Junho

Junho mau tak mau tersenyum mendengar nada angkuh yg ntah bagaimana bisa terdengar tetap sopan dari tutur katanya, Junho menyukai selera pria elegan ini, tp tunggu dulu, Junho menginginkan pendamping hidup dari kalangan biasa2 saja dan jika melihat bagaimana kehidupan seorang Willis Agnellis alias Chansung maka namja itu jauh dri kata biasa2 saja. Heii ayolah Junho ,knp kau memikirkan pendamping hidup d saat2 seperti ini? 

"Jadi kapan kau akan mengambil coat ini?... " 

"Hheemhh aku tak bisa dtng ke rumah mu karena kau hanya tinggal sendirian, bukankah akan menimbulkan perasaan tak nyaman jika aku berkunjung? Bagaimana jika aku mengambilnya saat kita makan malam d luar?... "

Saat Chansung menyebut sebuah restaurant ternama d kota Ilsan, Junho tercenung meragu, terlalu banyak hal mengejutkan yg Chansung bawa padanya. Apakah ini sebuah ajakan berkencan? 

"Hanya acara makan malam biasa untk menghormati perkenalan kita, dan ku harap kau mau menerimanya hitung2 sbg biaya sewa coat itu... "

Candaan ringan berhasil membuat junho tersenyum.  "Baiklah aku mau... " mungkin ini saatnya junho bersantai dan melupakan sedikit tentang Taecyeon. 

"Nanti malam aku jemput jam 7 ,trimakasih Junho... " Dgn penuh etika sopan santun pria itu memutus panggilan tlpn mereka. 

…………………………………

………………………

Hari ini Junho dinas sore, dan dgn sedikit tergesa2 ia berlarian keluar dari lobby karena sudh hampir jam 7 malam namun dia belum mempersiapkan apapun untk pergi bersama Chansung. 

Sedangkan Chansung sendiri tengah mematut dirinya d depan sebuah cermin besar, 

"Ini jas nya tuan... " Jackson, seorang pelayan pribadi yg nyaris seperti saudara kandung yg bersama dgn Chansung sejak mereka kecil menyodorkan jas hitam saat Chansung bahkan sudh tampan dgn celana bahan dan kaus putih oblong yg ia kenakan.

Dan jgn tanya apa yg akan terlihat ketika jas itu membungkus tubuhnya, dunia pun akan menolak jia dia d sebut bodyguard, seharusnya ia menduduki posisi tertinggi dlm suatu organisasi. 

Jackson mengamati Chansung lalu bergumam.  "Ku harap malam ini anda akan sukses... "

Yg disambut senyuman miris dri Chansung.  "Aku harap jg begitu.. "

Jackson yakin Junho pasti akan terpesona melihat tuan nya ini, membuat ia tak sabar menunggu saat dimana Chansung akan mendapatkan Junho kembali, tuannya itu sudh menunggu terlalu lama dlm diam. 

"Apa anda akan mengambilnya skrng?... "

Chansung yg tengah memasangkan jas nya seketika menatap Jackson dgn alis yg terangkat.  "Maksudmu?... " dri mata yg berkilat itu Jackson tau jika tuan muda nya tak suka atas pertanyaan itu.  "Aku hanya akan mengambilnya disaat waktu yg tepat Jackson... "

"Aku hanya takut kau terlambat... " Jackson tanpa sadar menggunakan bahasa informalnya, membuat Chansung tersenyum simpul dan menggelengkan kepalanya. 

"Aku tdk akan terlambat, percayalah, aku tak lengah sedikitpun... "

Kemudian pria itu menyambar kunci mobilnya d atas meja dan berjalan keluar dgn tampilan yg luar biasa tampan, meninggalkan Jackson yg masih menatapnya sendu ,Jackson merasa sangat cemas, terlalu cemas karena ini menyangkut tentang Junho satu2nya org yg bisa membuat Chansung gagal menjalankan tugas.

Junho benar2 merusak reputasi Chansung, dan menurut Jackson ,Chansung harus segera mengambil namja itu agar semuanya tak semakin rumit.

……………………………………

…………………………

Junho nyaris selesai bersiap, untk pemanis terakhir ia menambahkan kalung dgn liontin saphire itu di leher jenjangnya, ia tak tau sejak kapan kalung itu berada d lemari namun yg jelas ia menyukai liontin itu, dan tepat disaat yg bersamaan suara bel rumah berbunyi, membuat Junho secara refelek bergerak cepat seolah sudh tau siapa yg berada d balik pintu. 

"Oh haii sweet... " Chansung sendiri sedikit terpana melihat Junho, bibirnya bergumam misterius sambil menolehkan dagu ny kearah mobil hitam yg sudh terparkir d pinggir jalan.  "Ayo... "

Dan seperti remaja yg tengah jatuh Cinta Junho berjalan dgn wajah yg bersemu merah setelah ia mencuri pandang betapa tampannya Chansung malam ini. 

……………………………………

"Apa kau suka suasananya Junho?... " 

Pertanyaan itu Junho dengar kala ia tengah mengagumi betapa klasik dan romantisnya tempat mereka saat ini, katakanlah Chansung memiliki selera kelas atas yg sangat luar biasa, diam2 Junho terkekeh dlm hati mengingat dlm kurun waktu yg berdekatan dia sudh 2x diajak makan malam olh dua org laki2 yg berbeda namun sama romantisnya, tp ntah lah untk Chansung sendiri Junho merasakan jauh lebih nyaman dibanding saat ia berada d samping Taecyeon, cara namja itu menatapnya, cara ia memberi senyum tipisnya, ada sesuatu disudut hati Junho yg menghangat .

"Eummhh, aku sangat menyukainya, terimakasih..." Jawab Junho d tengah alunan piano gg mengiringi dari sudut ruangan, wajah Junho sendiri membuat Chansung tenggelam hilang kendali, ada sebuah keinginan dihatinya, sesuatu yg tak bisa ia sampaikan dan seolah menunggu Junho untk menyadarinya sendiri. 

Hingga makan malam mereka berlalu dgn suasana yg begitu fomal, Chansung memiliki etika yg sangat baik seolah dia di didik dlm keluarga kerajaan, sesekali hanya menyelipkan senyum tipisnya yg lagi2 membuat Junho tersipu. 

"Apa kau memiliki seseorang yg istimewa saat ini?... " Chansung bertanya setelah ia menyesap minuman dlm gelas beningnya. 

"Org istimewa?... " Tanya Junho seperti org bodoh meski ia tau pasti apa yg dimaksud Chansung, pria d hadapannya dengan menatapnya dgn sedikit tersenyum, dan ada binar misterius d matanya. 

"Ya org istimewa, semacam kekasih atau calon suami begitu?... "

Junho kemudian terkekeh.  "Mungkin ada untk beberapa hari yg lalu, tp tidak untk saat ini... "

"Maksudmu?... "

Mata junho menerawang membayangkan khayalannya yg begitu tinggi tentang Taecyeon. 

"Aku.... A-aku hanya sedang patah hati... " Gumam Junho nyaris tak terdengar, ada makna tersirat yg menunjukkan jika dia tak mau menjelaskan lebih, dan Chansung mengerti, dia tak lg mengejarnya dgn pertanyaan lain. 

"Ku tebak pasti dia pria yg bodoh.. " Lanjut Chansung dgn santainya. 

Junho mengangguk mencoba menghindari pembicaraan tentang Taecyeon dimeja ini, lalu tanpa sengaja matanya menangkap ada cincin emas yg melingkar d jari manis Chansung, terlalu mencolok untuk dilewatkan tp ntah mengapa dia baru menyadarinya skrng, cincin emas mewah yg melingkar d jari maskulin itu seketika membuat Junho gusar, bisa saja itu berarti Chansung sudh dimiliki olh seseorang dan hal itu cukup membuatnya gusar. 

"Apa.... Kau sudh menikah?... " Junho berhati2 menyuarakan pertanyaan yg meneror hatinya, ia melirik sekilas kearah cincin yg berada d jari Chansung dan namja itu mengikuti arah pandangannya sambil tersenyum miris. 

"Maksud mu cincin ini?... " Chansung menatap jarinya sendiri.  "Dulu aku pernah menikah.. "

'Dulu?'

'Pernah?'

Junho mengerutkan kening apa itu artinya saat ini Chansung sudh tak terikat pernikahan lg skrng? Dia sudh tak brsama org itu? Sudh bercerai? Atau mungkin pasangannya meninggal dunia? 

Chansung menangkap raut penasaran d wajah Junho.  "Aku tak mau membahas hal itu disini, sama seperti kau yg tak mau membahas tentang patah hatimu... ". Dan kecerdasan Chansung jg terlihat dri bagaimana tenangnya ia.  "Yg pasti aku bisa menjamin bahwa tak ada yg akan terkulai patah hati ataupun pelanggaran etika lainnya saat aku makan malam dgn mu disini... "

Junho kembali mengangguk, mengartikan mungkin saja pasangan chansung benar sudh bercerai atau meninggal dunia, tp ntah mengapa dimata namja itu Junho bisa melihat masih tersimpan Cinta yg begitu besar untk pasangannya. Dia masih mengenakan cincin itu, dan Junho benar2 kagum bagaimana cara Chansung masih mencintai pasangannya meski org tsb sudh tiada, membuat nya menciut seketika karena untk mendapatkan hati Chansung nampaknya bukan hal yg mudah. 

"Jika dia perempuan pasti ia wanita yg sangat beruntung... " Junho bergumam sambil tersnyum saat Chansung melempar senyum hangat pd nya. 

"Dia seorang namja dan ia sangat manis... " Tiba2 tatapan Chansung berubah sendu.  "Dan yahhh dulu aku jg sangat beruntung memilikinya... "

'Dulu'

Sekali lg Junho mencatat pemilihan kata yg begitu lihai Chansung gunakan untk mendeskripsikan masa lalu, dan pria ini masih mencitai sosok yg telah tiada, masih berjuang mengobati luka hatinya gumam Junho dlm hati, well mungkin makan malam ini bisa mengobati luka dihati masing2 karena Junho sendiri tak menampik acara makan malam mereka sedikit melupakan rasa sedihnya karena ulah Taecyeon. 

……………………………

"Trimakasih untk makan malam dan untuk coatnya... " Junho mengucapkan terimakasih begitu tulus saat Chansung mengantarkannya sampai d teras rumah, Dan pria itu kembali menunjukkan betapa tinggi harga dirinya dgn sebuah anggukan dan menatap Junho tajam, membuat ia merasa sedikit gugup.  "Kalau begitu a-aku permisi masuk dlu... " Junho membungkuk sebentar sebelum berniat masuk. 

"Junho... " Chansung memanggilnya kemudian mengenggam pergelangan tangannya dgn erat sambil membawa tubuh mereka berhadapan lagi. 

"Ada ap---- hhmmphh.. " Suara Junho terbungkam saat Chansung tiba2 mendekat dan membawanya dlm sebuah pelukan, lalu sebelah tangan Chansung yg lain menarik dagu Junho hingga tengadah dan seketika itu jg ia merunduk untk menempelkan bibir mereka dgn lembut. 

Junho tersentak, sangat tak menyangka Chansung akan melakukan hal ini padanya, terlebih lg saat mata namja itu terpejam dgn menempelkan kedua bibir mereka, hanya menempel, Chansung tak sedikitpun berniat melumat atau memberi gerakan panas pd ciuman mereka, Junho merasakan gelanyar luar biasa pd tubuhnya, luar biasa nyaman seakan ia kembali pada tempat yg memang seharusnya.

Dan tanpa d duga tangan Junho yg satunya lg terangkat untk melingkar d leher Chansung supaya ciuman mereka semakin dalam, dan secara refleks ia lebih dulu melumat kecil bibir Chansung hingga namja itu membuka bibirnya dan membiarkan Junho bermain disana, Chansung melepaskan genggaman tangannya pd pergelangan tangan Junho dan menarik pinggang namja itu agar semakin dekat.

Junho sendiri tak bisa mengerti knp hal ini bisa terjadi pdhal seingatnya ia belum pernah jatuh Cinta apalagi sampai mencium seseorang begitu intimnya seperti saat ini, dan Chansung menarik perlahan bibirnya memisahkan jarak mereka ketika melihat wajah Junho yg mulai merah padam. ia Butuh oksigen. 

"Aku merasakannya sejak pertama kali melihatmu... " Bisik Chansung dgn suara rendah.  "Gairah ku meluap tak tertahankan hingga aku tak bisa mengendalikan diri... " Jemari chansung menyusuri bibir Junho yg lembab akibat ciuman mereka, memperhatikan bagaimana namja itu menarik nafas ribut yg masih terengah.   "Aku ingin memiliki mu Junho ,dan kau harus menjadi milikku... "

Awalnya Junho masih terpaku mendengar kalimat2 itu meluncur, namun saat akal sehatnya sudh kembali Junho secepat kilat menjauhkan diri dari jangkauan Chansung, klaim kepemilikan yg Chansung katakan dgn begitu dominan membuat Junho merasa dirinya bagai piala yg harus d dapatkan bagaimana pun caranya, lalu apa bedanya pria ini dgn Taecyeon? Sama2 berujung manis namun mematikan, dan Junho menatapnya dgn tak kalah angkuh. 

"Kau takkan bisa mendapatkan ku jika yg ada d fikiranmu hanyalah sebatas kepuasan fisik... " Seolah mengungkapkan kekecewaannya Junho mengusap kasar bibirnya yg masih terasa hangat karena ciuman mereka td, merasa menyesal karena sempat terbakar gairah dari ciuman itu yg mungkin saja menjadi dasar Chansung menganggapnya begitu mudah untk d dpt kan. 

Setelah membanting pintu dgn keras Junho memaki dirinya sendiri yg kembali tersakiti kedua kalinya karena hal yg sama hanya dlm kurun waktu beberapa hari. 

……………………………………

…………………………

"Ommmooooooo~ Apa kalian mulai berkencan skrng?...."

"Yaiisshhh berkencan apanya Uyongie??... "

"Makan malam bersama dgn penolong misterius mu dan berakhir dgn sebuah ciuman, bukankah itu artinya kalian berkencan?... "

Junho menghela nafas panjang, salahnya memang yg tak bisa menahan rasa kesal hingga tanpa sadar bercerita pd Uyong, melupakan bahwa Uyong tipe org yg sangat cerewet jika sudh menyangkut gosip yg seperti ini. 

"Kau tau? Kau sangat beruntung Junho, pria itu sangat tampan dan d kencan pertama dia sudh menciummu, artinya dia benar2 tertarik padamu... "

Junho menggelengkan kepalanya demi meredam histerisnya Uyong.  "Tidak Uyongie, dia mungkin menyukai ku, tp bukan menyangkut perasaan, hanya sebatas ketertarikan fisik semata... "

Dan Junho mendapat tatapan aneh dri Uyong.  "Bukankah itu Bagus? Bukankah hubungan yg baik memang berawal dri kontak fisik?... "

"Dan dia lebih arogan dri itu, dia mengatakan jika dia tertarik padaku dan ingin memiliki ku, bukankah dia terdengar seperti psikopat?... "

"Wooww itu luar biasa Junho, aku justru menginginkan ada lelaki dominan yg mengatakan hal itu padaku, tp sayangnya lelaki yg ku incar sepertinya tak akan pernah mengatakan hal itu.. "

Junho hanya menggeleng.  "Sayangnya bagiku itu malah terdengar seperti merendahkan... "

#DRRTTTTT

Disaat yg bersamaan Junho merasakan ponselnya bergetar dgn nomor baru sbg penelponnya. Siapa? Apakah itu si Willis Agnellis alias Chansung?? Aahh tdk mungkin, bahkan hanya dlm 1 hari Junho sudh bisa menghafal nmr pria itu d luar kepala. 

#DDRRTTTT

"Knp tdk diangkat? Siapa tau penting.. " Ujar Uyong 

"Ntahlah, feeling ku mengatakan hal tak baik... "

"Ckk~ dokter apa kau sebenarnya, bagaimana kalau itu pasien atau keluarganya yg ingin konsul pribadi padamu... " 

Ahh benar juga, bagaimana jika itu benar2 tlp penting, akhirnya Junho mengambil ponselnya untk menjawab panggilan.  "Hallo…"

"Oh hallo Junho, ini aku Taecyeon... "

#DEG!!!

Tubuh Junho kembali mengejang saat mendengar nama itu, suara itu lagi oh tuhaannn knp lelaki ini muncul lg? 

"Wae? Untuk apa kau menelpon ku? Bukankah kau sendiri yg mengatakan untk tdk menghubungimu lg?... "

Emosi Junho tersulut seketika begitu jg dgn Uyong yg duduk disampingnya tiba2 berjengit kaget, merasa menyesal sudh meminta Junho mengangkat tlpn tsb dan Junho sendiri merasa dirinya begitu d permainkan setelah diminta menjauh lalu org itu datang sendiri untk kembali mendekat. 

"Maafkan aku Junho, ada sesuatu yg harus aku jelaskan ,bisakah kita bertemu? Aku akan menjelaskan semuanya pada-------"

"Tidak mau, aku tdk mau lg berurusan dgn mu dan mulai saat ini jgn pernah menghubungiku lg... "

#TUTTT

Junho memutus panggilan dgn dada yg terengah2. Membalas seperti waktu itu Taecyeon meminta ia untk tdk menghubunginya lg. 

……………

Namun sial memang berada d garis kehidupannya, saat ia tiba d rumah justru ia menemukan Taecyeon sudh berdiri dpn terasnya, mereka bertatapan dan meski Junho masih dilingkupi rasa kesal juga emosinya, ia masih berusaha menahan diri

"Apa yg kau lakukan disini?... " Tanya nya datar, meski sarat akan kekecewaan ia berusaha membuang wajah karena belum siap untk bertemu Taecyeon secara langsung. 

"Aku berjanji tak akan lama, aku hanya akan menjelaskan suatu hal yg seharusnya kau ketahui... "

"Apa aku perduli?... "

"Kurasa iya, karena ini tentang kematian ayahmu... "

………………………

Dan disinilah mereka sekarang, tengah duduk d ruang tengah rumah Junho dgn keadaan yg sangat kaku, ntah pergi kemana kedekatan mreka yg begitu hangat dulu semuanya berganti dgn sekejap mata hanya karena rasa kecewa. 

"Apa yg ku katakan mungkin akan sangat mengejutkanmu... " Taecyeon duduk d seberang Junho, sedikit meringis karena dulu dia bisa duduk bersebelahan dgn namja itu namun kini Junho sangat mewaspadai jarak diantara mereka, tangannya bersedekap d dpn dada untk melindungi diri. 

"Cepat katakan... "

"Apa yg kau ingat tentang ayahmu?... " Taecyeon mulai melempar pertanyaan yg membuat Junho menegang seketika, dgn spekulasi yg ia buat sendiri ia melempar tatapan curiga ada Taecyeon. 

"Mengapa tiba2 bertanya tentang ayahku? Apa pedulimu?... " Taecyeon tersentak kala Junho begitu ketus padanya, namun ia sadar betul Junho memang pantas melakukannya karena ia sudh menyakiti namja mungil ini. 

"Baiklah, aku ingin mengaku jujur jika selama ini aku bukanlah dokter spesialis bedah.. "

"A-APA?... " See? Bahkan Junho semakin ketakutan skrng. "Ka-kau? Apa maksudmu?... "

"Ya, aku bukanlah dokter, aku agen rahasia dri pemerintahan yg d tugaskan untk mengawasimu... "

Junho bergerak gelisah dgn mengernyit tak mengerti.  "Aku tdk mengerti... "

"Junho tenanglah, ku mohon jgn panik... " Taecyeon tak bisa melanjutkan ceritanya selagi Junho masih gelisah.  "Kau mungkin akan bingung mendengar cerita ku tp sungguh Junho aku tak bermaksud menyakitimu, aku berharap setelah mengetahui semuanya kau bisa memaklumi alasan dri sikapku kemarin... "

Awalnya Junho mengira jika Taecyeon hanya ingin membuat cerita bohong untk menarik simpatinya ,namun saat ia menyadari dri awal hingga saat ini Taecyeon memasang ekspresi yg sama, maka Junho memutuskan jika Taecyeon benar2 ingin bicara serius. 

"Baiklah kalau begitu ceritakan... " Junho menata nafasnya agar siap mendengarkan segala hal yg akan d ocehkan Taecyeon, terlepas itu benar atau tidak. 

"Semua berawal dari hasil penelitian ayahmu, ayahmu adalah profesor ternama yg bertugas d rumah sakit yg saat ini kau tempati, dulu ayahmu adalah profesor terbaik di Seoul dan berkat kemampuannya pemerintahan meminta ia menciptakan obat HIV ... "

Junho mengernyitkan dahi, ia tau ayah ny berprofesi sbg dokter, dan ia jg tau jika ayahnya tengah menciptakan obat yg mampu menyembuhkan HIV, tp bukankah itu obat biasa? Lalu knp begitu rumit? 

"Jd apa hubungan menciptakan obat HIV itu dgn kematian ayahku? Apa kau ingin mengatakan ayah ku mati d bunuh karena ia gagal menciptakan obat itu? Ayolah, ayahku jelas2 meninggal karena kecelakaan yg bahkan aku sendiri berada d mobil yg sama... "

Junho mungkin terlalu menggebu saat bercerita, atau mungkin ia mengingat kembali masa lalu yg membuat kepalanya kembali berdenyut sakit, tanpa sadar ia meremas rambutnya sendiri untuk mengurangi rasa pusing, Taecyeon tau itu, namun ia harus tetap melanjutkan cerita karena jika bukan skrng maka ntah kapan ia bisa mengungkap semuanya .

"Kau salah, ayahmu justru berhasil, Profesor Lee berhasil menemukan obat untk menyembuhkan HIV, namun sayangnya keberhasilan itu ternyata sebuah tipuan karena selama ini yg meminta ayahmu menyelidiki itu bukanlah pihak rumah sakit yg sebenarnya, melainkan org dri organisasi gelap yg biasa menjual obat2 terlarang dan sialnya mampu menyusup ke dlm rumah sakit untk membawa ayahmu bekerjasama.... "

"Ti-tidak mungkin, ayahku pasti tidak tau... "

Taecyeon memejamkan matanya.  "Ayahmu tau, tp itu sudh terlambat... "

"APA?.... " Ntah ini fakta atau hanya sebatas cerita dongeng karangan Taecyeon namun yg jelas ini benar2 mengejutkan

"Aku tdk tau pasti bagaimana hal ini bisa terjadi, namun keberhasilan ayahmu sudh membuat kehebohan besar d pasar dunia gelap, banyak mafia2 dan pihak tak bertanggung jawab menginginkan hasil penemuan itu, dan mereka mulai mengganggu ketentraman hidup kalian hingga terjadi sesuatu yg memaksa ayahmu menyetujui menjual hasil penemuan itu pd sebuah organisasi meski nyawa sbg taruhannya... "

"A-apa?... "

"Kami sbg pihak yg berwajib telat mengetahui informasi ini, kami berusaha menyelamatkan semuanya tp terlambat, kecelakaan mobil yg membawa kalian hari itu bukanlah kecelakaan biasa, melainkan sebuah pembunuhan... "

"TIDAK MUNGKIN... "

Taecyeon segera mengambil map yg berisi fto2 dri dlm tas nya. Membeberkan beberapa file yg nampaknya memang sudh d persiapkan hari ini. 

"Aku dan agen penyelidikan yg lain menemukan bukti jika ada salah 1 organisasi hitam yg mengirimkan pembunuh untk mengintai ayahmu, dia d kenal sbg pembunuh keji yg tak pernah mengenal kata ampun untk calon korbannya ... "

Junho melirik fto2 yg bertebaran d atas meja, ia tak mau peduli karena apa yg dikatakan Taecyeon hanyalah cerita dongeng yg tak masuk akal, sampai dimana matanya membelalak tak percaya melihat salah 1 foto yg nampak buram, terlihat sekali fto itu diambil secara diam2 dan tergesa2 ,namun mata Junho kenal sangat dgn siluet tampan itu, tentu ia sangat mengenal nya karena mereka baru saja makan bersama . 

"Oh tuhan... " Junho tersentak sambil menutup mulutnya yg menganga, ekspresi terkejut junho sontak membuat Taecyeon heran. 

"Ada apa junho? Kau mengenalnya?..." Taecyeon berusaha menggali info selagi namja itu masih belum sadar dari rasa shocknya.  "Junho, kau-----"

"Anni, a-aku tdk mengenalnya... "

Namun tolong ingat jika Taecyeon adalah agen pemerintahan yg terlatih jelas berbohong dihadapannya adalah hal yg haram dilakukan. 

"Jangan berbohong Junho, katakan sesuatu jika kau mengenalnya... "

"Tidak, aku sungguh tak tau... "

Taecyeon menghela nafas dalam, nalurinya mengatakan ada sesuatu yg salah namun otaknya melarang untk memaksa Junho lebih dlm lagi. 

"Hanya ini fto terbaik yg kami miliki, semua data tentangnya sudh d hapuskan, yg kami tau dia adalah pembunuh bayaran yg sangat kejam, bayarannya pun sangat tinggi dan dgn keahliannya menyamar membuatnya bisa lolos dri pengejaran kami, kami biasa memanggilnya 'sang pembunuh', dia sangat berkuasa Junho, maka dari itu kami mengkhawatirkanmu... "

"Aku? Knp dgn ku?... " Tanya Junho tak mengerti.  

"Karena sepanjang garis karir ny sebagai pembunuh hanya kau satu2nya org yg bisa selamat, dan menurut infomasi yg kami dapat kau masuk dlm daftar org yg harus ia musnahkan bersama ayahmu, tp syukurnya kau selamat, maka dri itu tugas kami adalah melindungimu dan menunggu 'sang pembunuh' datang, tp ntah mengapa dia menghilang begitu lama, membuat kami bertanya2 aa yg sebanrnya ia rencanakan... "

Taecyeon menghela nafasnya panjang.  "Nyawa mu selalu berada dlm bahaya Junho ,maka dari itu tugasku adalah memastikan kau baik2 saja, awalnya itu memang tugasku, namun salahkan aku karena sekian lama menghabiskan waktu bersama mu nyatanya aku.... Emhhh aku memiliki perasaan yg lain padamu, aku menyayangimu Junho, maafkan aku karena seharusnya aku sadar sampai kapanpun aku takkan bisa memilikimu... "

Junho semakin mengernyit heran. "Ke-kenapa?... "

Taecyeon menatapnya sendu.  "Kau benar2 tak mengingat apapun kejadian sebelum itu ya?... "

Junho tertunduk.  "Kau tau sendiri aku mengalami trauma yg begitu besar akibat kejadian itu, dan dokter mengatakan aku kehilangan ingatan pd rentang waktu sebelum kecelakaan itu terjadi, yg tersisa hanyalah ketakutan dan trauma hingga aku harus mengikuti instruksi psikiater yg memintaku untk tak lg mengingat hal2 yg membuatku takut... "

Taecyeon kembali menghea nafas.  "Itu lah yg menyebabkan penyelidikan kami buntu sampai skrng, karena kami tak bisa menggali informasi apapun dirimu dan aku rasa hilang nya ingatanmu jg menjadi penyebab knp kau bisa selamat sampai skrng... "

"Dan knp hilangnya ingatanku bisa menyelamatkanku?... "

"Karena selama kau hilang ingatan mereka mengira kau jg melupakan suatu informasi penting tentang penelitian ayahmu yg mungkin saja kau tau, sebuah informasi yg mengancam mereka tentu nya, tapi ntah mengapa aku khawatir jika 'sang pembunuh' sudh semakin dekat dgn mu... "

Dada Junho semakin bergemuruh, lidahnya sudh gatal ingin mengatakan jika sang pembunuh yg mereka cari jelas sudh berada d sekitarnya skrng, namun d sudut hatinya Junho masih mempertimbangkan bagaimana jika dia salah org, karena jika memang yg mereka cari adalah Chansung seharusnya ia sudh tak bernyawa skrng, seharusnya chansung sudh menghabisi nya dgn mudah karena mereka pernah bertemu hanya 4 mata. 

Maka dari itu Junho mempertimbangkan untk menyimpan semua ini sendiri.  "Ntahlah, kepala ku sangat pusing ,informasi yg kau berikan terlalu berat, aku butuh waktu istirahat... "

Dan Taecyeon mengangguk mengerti.  "Baiklah, aku akan menghubungi mu lg nanti... "

Sebuah pengusiran halus dan Taecyeon sadar diri, memutuskan untk pergi sebelum kondisi Junho semakin drop. 

………………………………

Tanpa mereka ketahui Chansung tengah menyeringai saat ini, ia mendengar segala apa yg diperbincangkan Junho dan Taecyeon, yah.... Chansung sudh memasang beberapa alat penyadap dan kamera pengawas d rumah Junho ,lalu saat Taecyeon sudh membuka mulutnya malam ini maka Chansung tau bahwa saatnya telah tiba.

Kemarin2 dia masih membiarkan Junho lolos dgn berbagai alasan, tp kali ini ia sudh berjanji pd dirinya sendiri untk tak akan gagal kedua kalinya. 

Sang pembunuh sudh kembali, dan sudh berada dimana tempat seharusnya. 

.

.

.

TBC

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Salwaa_ #1
Chapter 4: Next bkn yg part pendek lg ya author.... Makasih FFnya
__nuneotjabe #2
Chapter 4: HUUUEEEE UNTUNGNYA HAPPY ENDING INIIII T.T

Btw apa kabar minjun? Dia udh sadar apa masih pingsan??wkwkwkwk

Khunnie sini khunnie, siapa tau kalo kita ketemu, kamu jadi kayak channie. Berubah ke jalan yang baek wkwkwk

Thanks eon ku tercintahh:* sering2 dahh bikin ff macem begini, biar aku kagak makin gilaa kalo baca ff eon hahaha
__nuneotjabe #3
Chapter 3: HUUEEEEE EOMMA, EON JAHATT BANGET SUMPAHH T.T

DENGER YAA TUAN TAECYEON YANG TERHORMAT. SEGALA SESUATU YANG DIPAKSAKAN ITU TAKKAN BERAKHIR DENGAN INDAH /ehh apa dahh:'v/ UDH SITU MOVE AJA YAAA, BAEK2 SAMA MINJUN OKE? JANGAN NGAREP LAGI SAMA NUNEO!!
__nuneotjabe #4
Chapter 2: OH MY GOD INI APAAN WOIII EON ASTAGA!!!

UYONG SAMA MINJUN SURUHANNYA CHANNIE? BODO AMATT DAHHH OTAK AKU ABIS GARA2 MIKIR KERAS BACA INI FF

HEHH TJABE!! INI BULAN PUASA WOIII NGAPA ELU MIMPI NAENA MULU SAMA SI CHANNIE.. GILIRAN MAU NAENA BENERAN SOK2AN NOLAK LAGII-_- /EHH/

PLISSS CHANNIE BAIK KAN SEBENERNYA? KAGAK NGEBUNUH NUNEO KAN? BENERKAN MEREKA DULU UDH NIKAH? IYAAA KAN???

*MAAF CAPSLOCK JEBOL WKAKAKA
2pmhottest_saranghae
#5
Chapter 4: Huaaaaaa... Gak nyesel gue baca ff ini...
Happy ending dong, terharu aku tuh...
Makin sayang sama authornya...

Chanie, kenapa kamu begitu sempurna ? Nuneo beruntung sekali anda...

Sweet bgt sih T.T nangis nih jadinya...
Gak ada yg meluk dong, minta peluk laki orang kena gampar kan gak lucu...

Khunie ? Kagak tau dimana gimana mau meluk...

Huweeee... Ceritanya kenapa sweet ?
Ya gppa sih dari pada sad ending ntar gue yg jd 'sang pembunuh' kan gak lucu wkwkwkwk

Kakak author, terima kasih cerita singkat ini...
Semangt ya, kisseu~
2pmhottest_saranghae
#6
Chapter 3: Huwaaaaaa.... Aku menangis T.T
Kan benerkan Chansung lakiknya Junho... Huwe gue pinter huweee...

Trs Nichkhun sama siapa ? Sama gue ? Baik bgt authornya, makasih loh

Tp hikz huweee... Napa jd sedih begini T.T

Gue mau ngomong apa td jd lupa jadinya nangis doang ini

T.T T.T T.T
2pmhottest_saranghae
#7
Chapter 2: ASTAGAAAA... KENAPA JD BEGINI ?
Sumpah ya gue ngotak bgt ini

FIX Chansung lakiknya Nuneo dulu... Iya kan ? Gue benerkan ?
Chansung baik ? Tp napa pembunuh ? GIMANASIIIH ?

Taec itu siapa ? Kenapa bisa kecolongan banyak bgt ? Beneran agen pemerintah ? Bukan agen pulsa ?

Uyongiie elu nape jd begini ? Gilak sih pengen gue jmbak sumpah... Minjun juga, ya ampun

Tp gue suka Chansung jatuh cinta sama Junho.. Iyalah orang bininya....

Khunie suka siapa sayang ? Aku ? Beneran ? Ayuklah mau aku diikat hatinya sama kamu... Wkwkwkwkk canda ding. Uyongie ya, iyakan.. Gak berani deh aku klo dia ntar di gampar bolak-balik...

Iiiiisssh gemesin bgt cerita ini...
2pmhottest_saranghae
#8
Chapter 1: Astagaaa... Berat ye... Untung cuma 4 chapter, ini baru satu ae otak gue dah maksimal mikirnya...

Gtw deh gue main tebak"an anjirr, gimana nanti jadinya, alurnya kek apa.. Pusiiing..

Btw, Uyong tetep ye... Dokter apaan kek dia begitu ?

Chan, jgn jahat", gue selepet pale lu... Lagian ya, kan itu Junho di dpn elu, tinggal minta nomer sama alamat ae ribet pake segala nyari" data... Ribet lu...

Lihatin Chansung gue sumpahin jatuh cinta sama Junho, jd bucin dah lu... Dari pembunuh bayaran jd BUCIN! Mampus turun tahta...

Taecyoonn... Abang yg serius jagainnya, jgn meleng... Sape calon elu ? Junho ? Tp dia masih idup, apa boongan nih ? Beneran Junho ?

Btw itu juga Chanie. Sape bini elu ? Junho ? Ya kali bininya mau di bunuh... Gimana sih ? Cerita coba cerita...
__nuneotjabe #9
Chapter 1: INI APAAN EON ASTAGAAAA MALEM2 OTAK AKU DISURUH MIKIR KERAS KEK BEGINI:( JANGAN BILANG DULU TUH NUNEO UDH NIKAH SAMA CHANNIE? ENGGA KAN EON?;( AKU DOAIN CHANNIE CINTA BENERAN SAMA NUNEO JADINYA KAGAK BISA NGEBUNUH NUNEO>_<
__nuneotjabe #10
Eon yakin si tjabe jadi dokter??? Gimana kalo dia pilih2 pasien? Dia cuman mau om2 kaya sama ganteng lagii???