PART 2

WAITING OUR DESTINY

BRAK…

AUTHOR POV

Seohyun hanya bisa menangis, ia tidak punya kekuatan lagi untuk melawan.

Tiba-tiba… BRAK… pintu kamarnya di dobrak oleh 2 orang namja.

2 Namja itu sedikit terpaku dengan kejadian di hadapannya, saat 2 namja itu tersadar, namja bermata dingin segera menyingkirkan tubuh laki-laki tua itu dan memukul nya tanpa henti seperti kerasukan. Ia terus memukulnya hingga membuat laki-laki itu basah oleh guyuran darahnya sendiri. Setelah puas, ia menghampiri yeoja yang terlihat melindungi tubuhnya dengan tangannya dan terus menangis.

“andwe…” gumam seohyun berulang-ulang takut namja itu juga akan memperkosanya. Tapi namja bermata dingin itu melepaskan jaketnya dan menyelimuti tubuh seohyun lalu menggendongnya pergi. Lagi-lagi seohyun hanya bisa pasrah dibawa namja itu kedalam mobilnya.

Mobil yang ia tumpangi bersama namja itu berlalu pergi. Entah kenapa ia membiarkan namja itu terus memeluknya dikursi belakang. Ia merasa terlindungi dan merasa aman, tanpa disadarinya ia sudah jatuh tertidur dalam pelukan namja yang baru saja dikenalnya.

@seoul (kediaman Kim taeyeon)

“bagaimana keadaannya?” tanya sekertaris Kim pada dokter yang menangani seorang yeoja yang baru saja diselamatkan oleh majikannya. “ada beberapa memar di beberapa bagian tubuhnya, dan tangannya sedikit bengkak karena terkilir tapi selain itu tidak ada luka serius. Hanya saja trauma yang ia alami akan membuatnya merasa tidak nyaman” jelas dokter pribadi keluarga kim.

Dokter itu cukup kaget karena tiba-tiba ia dipanggil oleh taeyeon dan menyuruhnya untuk memeriksa seorang yeoja.

“ini obatnya, tolong pastikan lukanya selalu di olesi obat ini agar memarnya cepat hilang” ucap dokter itu lalu pamit pergi.

“tuan muda…”

“bajingan itu…”

“saya sudah mengurusnya, besok ia akan mendapati perusahaannya bangkrut total” jelas sekertaris kim.

Yah, bajingan itu tidak lain adalah salah satu kolega bisnis taeyeon dan sepertinya bajingan itu akan sangat menyesali perbuatannya.

“apa yang akan anda lakukan dengan yeoja itu?” tanya sekertaris kim penasaran.

Ia sedikit bergidik takut saat mengingat cara taeyeon memukul bajingan itu tanpa henti seperti kerasukan. Saat itu ia dan tuannya yang baru saja tiba di korea tersesat saat menuju kediaman tuannya, mereka malah tersesat di tempat yang agak kumuh. Tiba-tiba ia mendengar suara teriakan minta tolong dari salah satu rumah, saat tuan nya bertanya padanya kenapa tiba-tiba berhenti ia pun mengatakan alasan yang sebenarnya. Dan saat itu juga, tiba-tiba tuannya memutuskan untuk menolong dan ia benar-benar mensyukuri keputusan tuannya. Kalau tidak ada mereka, yeoja  itu pasti sudah rusak oleh bajingan yang ternyata merupakan kolega bisnis mereka.

“profil yeoja ini…”

“saya sudah mendapatkannya tuan, berjaga-jaga jika tuan membutuhkannya” ucap sekertaris kim kemudian menyerahkan tumpukan berkas yang lumayan tebal.

“kau boleh pergi” ucap taeyeon kembali dingin seperti dulu.

TAEYEON POV

Kubawa berkas-berkas yang berisi data pribadi yeoja yang baru saja kuselamatkan ke ruang kerjaku. Yeoja ini, entah kenapa aku menolongnya. Kubalik lembar halaman pertama.

Nama                           : Kim Seohyun

marga yang sama?

Tanggal Lahir              : 09 September 1995

Tanggal lahir sama?

Umur                           : 18 tahun

Keluarga                      :  appa = Kim Woo Bin (RIP)

Eomma = Shin Yoo Min (40 tahun)

Oppa = Kim Joon (20 tahun)

Aku membalik halaman lain yang jauh lebih menarik.

Riwayat pendidikan:

SD    : Shinwa School (beasiswa)

SMP  : SM School (beasiswa)

SMA  : Shin School

‘selalu juara pertama’

Riwayat pekerjaan:

-          Penjaga toko

-          Cleaning sercive

-          Pengantar susu

-          Pengantar makanan

-          Taksi pengganti

-          Petugas pom bensin

-          Baby sister

-          Guru piano

-          Guru les

-          Penjual bunga

-

-          Dll

‘well, lumayan banyak untuk ukuran gadis18 tahun’

Kulirik jam tanganku yang tiba-tiba bergetar. Ada panggilan telfon yang masuk. Kupandangi nama layar yang tertera di hp ku saat ini. –kwon yuri

Tapi kubiarkan saja hp ku dan kembali membaca halaman lain. Riwayat keluarga yeoja itu.

‘jadi appanya meninggal saat ia berumur 10 tahun dan mewarisi hutang yang sangat banyak. Punya eomma dan oppa yang brengsek, kemudian ia menjadi tulang punggung bagi keluarganya. ... gadis yang malang’

Author POV

Tiba-tiba taeyeon seperti merasakan sesuatu yang tidak enak dikamarnya yang sekarang di tempati yeoja itu. Ia pun berjalan ke sana ingin mengecek keadaan. Sesampainya disana dilihatnya yeoja itu yang tertidur dengan gelisah, air mata terus mengalir membasahi wajah yeoja itu. Taeyeon pun berjalan mendekatinya.

Taeyeon menyentuh dahi yeoja itu yang sedikit panas. Ia pun pergi mengambil air dingin untuk mengompresnya. Dengan perlahan di singkirkannya anak-anak rambut yang menutupi wajah yeoja itu. Dengan lembut ia mulai mengompres dahi seohyun. Ia termenung memandangi gadis dihadapan yang saat ini sedang mencekram pinggiran seprai dengan kuat.

‘kau bermimpi buruk?’

‘lebih buruk dari mimpi ku kah?’

‘kim seohyun… apa yang harus kulakukan denganmu?’

‘kita sama… sama-sama menderita untuk waktu yang lama’

‘apa aku harus membantumu?’

“appa.. jangan tinggalkan aku… jeballl” igau seohyun dalam mimpinya masih menangis. Dihapusnya air mata yang terus mengalir di pipi yeoja itu, kemudian irasakannya ujung jarinya yang basah dan menatapnya dengan ekspresinya yang tidak bisa dibaca.

Perlahan seohyun mulai membuka kelopak matanya. Seohyun langsung memeluk tubuhnya ketakutan saat ia menyadari terbangun di tempat asing dan sedang ditatap tajam oleh namja yang tidak dikenalnya. Tangan taeyeon terulur hendak mengambil handuk yang untuk mengompres seohyun yang masih menempel di dahi yeoja itu tapi gerakannya terhenti saat melihat reaksi gadis itu yang semakin ketakutan.

“kau tidak mengingatku” ucap taeyon pertama kalinya berbicara pada orang lain selain yuri, sekertaris kim, dan dokter pribadinya. Seohyun tampak mencoba mencerna ucapan taeyon dan pupil matanya membersar saat ingatannya mulai kembali datang menghantuinya. Reflex tangannya bergerak memeluk tubuhnya seolah melindungi dirinya.

“aku tidak akan menyakitimu” ucap taeyeon dengan nadanya yang dingin, ia berusaha untuk bersikap lembut tapi tetap saja aura dinginnya yang keluar. Mata seohyun terpejam saat melihat tangan taeyeon yang terulur mendekatinya, tapi kemudian ketika ia membuka matanya  dilihatnya taeyon keluar sambil membawa alat kompres dan menggantinya dengan kotak obat ditanganya.

Seohyun menyentuh dahinya, berfikir.

Taeyeon kemudian duduk disebelahnya dan menarik selimut yang menyelimuti tubuhnya. Dan terlihat bagian atas tubuhnya yang hanya ditutupi pakaian dalam. Otomatis seohyun kembali menarik selimut menutupi tubuhnya dan membuang mukanya yang sudah memerah, malu.

“aku sudah melihatnya tadi, jadi melihat yang kedua kalinya tidak masalah bagiku. Aku harus mengobati lukamu” jelas taeyon kembali menarik selimut seohyun.

‘tentu saja kau tidak masalah’ batin seohyun dalam hati.

Dan seohyun pasrah membiarkannya mengobati lukanya karena memang terasa sangat sakit.

Wajah seohyun semakin memerah karena dadanya ditatap tajam oleh taeyeon, tapi entah kenapa ia percaya kalau namja itu tidak akan melukainya. Taeyeonpun mulai  mengobati lukanya, tidak ada yang bersuara.

“bajingan itu…”

Tubuh seohyun langsung menegang saat ia mendengar perkataan namja itu.

“tenang saja, aku sudah membalasnya” ucap taeyeon.

“gomawo” ucap seohyun tapi tidak mendapat tanggapan dari namja  dihadapannya. Tampaknya namja itu sedang sangat berkonsentrasi mengobatinya.

“gomawo” ulangnya lagi. Tapi taeyeon tetap diam.

Seohyun pun menyentuh tangan taeyeon yang sedang mengobatinya hingga membuat namja itu menatapnya. “gomawo” ulang seohyun untuk yang ketiga kalinya.

Taeyeon hanya mengangguk kecil. Setelah selesai, ia menyuruh yeoja itu untuk beristirahat dan mereka akan berbicara setelahnya.

Taeyeon mengambil hpnya yang kembali bergetar. 10 miss call (kwon yuri)

‘apa yang diinginkannya?’

Taeyeon pun menelfon yuri balik.

Tut..

“kau baru menelfonku” ucap yuri

Taeyeon membaca teks yang terpampang di layar hpnya (kalo pernah nonton Can you Hear My Heart)

“ada apa?” tanya taeyeon dengan nada yang sama, dingin yang membekukan

“kapan kau ke sekolah?”

“besok. Kenapa?”

“tidak ada. Sampai bertemu besok”

Tut…

‘ dia menelfon ku 10 kali hanya untuk menanyakan itu?’

@restaurant

Di sebuah restaurant bintang 5 yang sangat terkenal di seoul, terlihat seorang namja dan appanya yang berpakaian sangat formal sedang menunggu dengan tidak sabar. Mereka sudah menunggu 30 menit, tapi yang ditunggu belum datang. Kwon yuri baru saja tiba di korea setelah 18 tahun lamanya menetap di jepang tiba-tiba langusng ditarik appanya untuk makan siang bersama eommanya dan adik kembarnya.

Akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga, masuk lah seorang ibu-ibu yang sudah berumur tapi masih terlihat cantik dan menawan dengan balutan gaun mewahnya, sendirian.

YURI POV

“omo, lihat putraku yang tampan ini. Kau semakin tampan sayang” puji eomma padaku. Aku hanya mengangguk kecil.

“mian, jessica tidak  bisa datang. Sahabatnya, pewaris lee, hari ini tiba di korea. jadi ia pergi untuk menjemputnya” jelas eomma

Kami hanya mengangguk mengerti,  kemudian mulai memesan makanan. Hening… canggung…

“jadi kau akan tinggal bersama jessica kan sayang?” tanya eomma padaku. Sebelum aku menjawab, appa sudah menjawabnya.

“tentu saja, aku sudah membelikan apartemen yang  terbaik untuk mereka”

“maksud appa? Aku hanya tinggal berdua dengan jessica?” tanyaku bingung. Aku pikir orang tuaku akan tinggal bersama kami.

“anio, appa dan eomma punya banyak hal yang masih dilakukan. Jadi tentu saja kalau kalian berdua saja yang akan tinggal bersama” jelas appa yang membuat nafsu makanku hilang seketika.

@Kediaman Hwang

“sayang, kau sudah pulang?” tanya appa tiffany sambil mengecup pipi anaknya yang cantik.

“ne, appa menungguku?” tanya tiffany saat melihat makan siang appanya yang masih belum tersentuh.

“of course, so just eat together… arraso”

Tiffany tertawa kecil dengan tingkah appanya. Tiffany sangat mencintai appanya, satu-satunya keluarga yang ia miliki saat ini. Eommanya sudah meninggal 8 tahun lalu, sejak saat itu appanya selalu menjaganya dengan protective.

“kau besok akan ke America kan?” tanya appanya memastikan. Tapi anaknya yang cantik itu menggeleng.

“anio oppa, sebentar lagi sunny akan pulang dan kami sudah berjanji akan menginap bersamanya” jelas tiffany agak sedikit takut.

“itu berbahaya tiff, besok jadwalmu cek up” ingat appanya

“araso, hanya kali ini saja appa. Lagian aku tidak kemana-mana, hanya dirumah bersama sunny dan jessica” pinta tiffany

Appanya terlihat diam berfikir lalu menghembuskan nafasnya.

“baiklah, tapi kalau kau merasa tidak enak, kau harus segera berangkat”

@ Bandara Seoul

“SUNNY….” Teriak fany dengan antusias saat melihat sunny dengan beberapa pegawalnya. Sunny langsung berlari menghampiri fany dan sica yang telah menunggunya. Ketiga yeoja itu berpelukan dengan sangat erat.

“yah, ini hanya perasaanku saja, atau memang tubuhmu yang semakin kecil?” goda jessica padanya. sunny pun menjitak kepala jessica kuat-kuat. “YAH… itukah kata sambutan darimu!” protes sunny pura-pura marah.

“YAH… kenapa kau memukulku?” protes sica balik.

“OH GOD… plis guys, kita baru 1 menit bertemu dan kalian sudah langsung bertengkar” lerai fany sambil menggelengkan kepalanya tidak percaya.

“hehehe, arraso… by the way, lets party girls” ajak sica bersemangat.

Ke dua yeoja lain mengikuti ice princess yang sedikit hyperactive malam ini.

(OST- JUNIEL, first Love)

@SEOUL SCHOOL (paginya)

Dilapangan parkir yang sangat luas yang telah dipenuhi oleh barisan mobil milik anak-anak orang kaya, terlihat penuh oleh tumpukan yeoja dan namja. Teriakan dari para yeoja semakin kencang saat melihat sebuah Ferrari merah limited edition yang super mahal tiba dilapangan parkir. Saat pintu mobil kemudi terbuka, turunlah seorang namja. “OMOOO… apa itu benar-benar Im yoona?”

“pangeranku...”

“malaikat yang jatuh dari langit…”

“sangat tampan…”

Yoona hanya tersenyum balik kepada para yeoja yang terus memujanya. Kemudian ia berjalan ke pintu penumpang dan membukakan pintu untuk yeoja yang duduk dengan malas di dalamnya.

Perlahan yeoja itu turun dengan dewi keanggunannya dan membuat para namja yang kali ini berteriak sangat keras.

“krystal…. Gadis impianku”

“seksi…”

“super model…”

“berkencanlah denganku…”

Teriakan-teriakan lain terus terdengar hingga membuat krystal menutupi telinganya, risih. Memang semua siswa yang sekolah disini adalah anak orang kaya, tapi tetap saja mereka akan menjadi  orang biasa kalau dibandingkan dengan pewaris Im. Kekayaan keluarga Im jauh diatas mereka.

Tiba-tiba mobil lamborgini hitam berhenti didekat mobil yoona dan krystal, dan turunlah seorang namja.

“OMG! Itu kwon yuri”

“HOT...”

“Suami Impianku….”

Yuri hanya diam menanggapi teriakan yeoja-yeoja yang sudah menggila di hadapannya. Tapi kemudian diliriknya namja dan yeoja yang menurut instingnya sederajat dengannya.

“Im yoona” ucap yoona pada yuri dengan tersenyum lebar bersahabat.

“kwon yuri” jawab yuri membalas jabatan tangan yoona. Teriakan dari para yeoja semakin keras saat melihat kedua pangeran yang berdiri bersebelahan. Yoona menyikut krystal, menyuruhnya untuk ikut mengenalkan diri.

“kwon yuri” ucap yuri pada krystal sambil menatap kedua mata yeoja cantik itu dalam-dalam.

“krystal” jawab krystal ikut balik menatap mata yuri.

1… 2… 3…

“ehm…” yoona membuat suara menyadarkan kwon yuri yang masih belum melepaskan adiknya. Yuri pun tersadar dan langsung melepaskannya.

Yoona menatap yuri dengan curiga, kemudian berjalan mendekati yuri dan berbisik di telinganya.

“jangan macam-macam dengan adikku” bisik yoona dingin di telinga yuri. Kedua namja saling bertatapan mencoba membaca pikiran orang dihadapannya.

YOONA POV

Saat kulihat dari cara yuri menatap krystal, aku tahu… namja ini tertarik dengan adikku. Jangan salahkan insting protective ku yang tiba-tiba aktif. Adikku krystal, aku tidak akan menyerahkannya semudah itu.

YURI POV

Krystal? Saat kutatap mata yeoja ini, seperti  ada sesuatu yang menarikku… Im yoona? Apa dia mengancamku? Apa aku juga akan bersikap seperti itu jika ada yang tertarik dengan adikku?

AUTHOR POV

“oppa…” panggil krystal menyadarkan kedua namja yang masih belum berhenti duel tatap mata.

“ayo kita masuk, disini semakin ramai” ajak krystal saat melihat siswa yang semakin terus bertambah menonton mereka. Yoona mengangguk dan menggenggam tangan krystal menariknya pergi, tapi sebelum mereka melangkah teriakan yang dari tadi terus terdengar tiba-tiba lenyap.

Yoona membalikkan badannya mencoba mencari tahu siapa baru datang. Seorang namja berkulit putih dengan tubuh atletis yang berwajah sangat tampan, lebih tampan dari Im yoona, berjalan kaki dengan menggunakan headset biru di kedua telinganya (#tae yang paling kaya aja jalan kaki -__-) . Namja itu melewati mereka tanpa sekalipun melirik. Semua mata berpusat pada namja itu, kehadirannya seperti sebuah gravitasi yang membuat mereka mau tidak mau hanya berfokus padanya. Kim taeyeon…

YOONA POV

Itukah kim taeyeon? Auranya… aku bahkan tidak mampu menjelaskannya. Auranya sangat dingin… tapi menarik… tapi juga menakutkan…

@Di dalam kelas

“kau tidak menunggu kakakmu di parkiran?” goda tiffany pada jessica yang hanya diam memandangi pemandangan luar sekeloah dari balik jendela. Tapi jessica hanya diam tidak tertarik. Kemarin ia berhasil menghindar untuk bertemu dengan kakaknya dengan alasan untuk menjemput sunny, tapi sekarang ia tidak punya alasan lain untuk kabur.

“sesuai perkiraanku, hanya kalian berdua yang ada disini” ucap sooyoung yang tiba-tiba muncul.

“bertiga…” ucap seorang yeoja bertubuh mungil yang langsung membuat tubuh soo diam membeku.

“hai… lagi… soo” sapa sunny

Jessica dan tiffany mendelikkan matanya bingung, mengapa sunny bisa mengenal sooyoung. “kalian saling mengenal?” tanya tiffany tidak percaya.

“ne” jawab soo singkat.

“jelaskan” tuntut jessica pada sunny dengan bossy.

“dia calon suamiku” jawab sunny seolah itu hal yang sangatttt wajar.

“MWO???...” teriak jeti kaget. Untung mereka hanya berempat saat ini di dalam kelas.

Soo hanya mengangguk malas mengiyakan.

“sejak kapan?” tanya jeti serempak

“aku akan menceritakannya nanti” jawab sunny. Ia tidak mau membicarakan ini di tempat umum, ia tidak ingin wajahnya menjadi halaman utama korea besok pagi.

“dengan siapa kau kesini?” tanya soo mencoba bersikap ramah pada sunny, calon istrinya yang baru ia tahu 2 hari yang lalu.

“dengan mereka berdua, kami pergi pagi-pagi sekali, aku tidak suka membuat kehebohan” jawab sunny

(tettt…) tiba-tiba bel sekolah mereka berbunyi.

Sunny berjalan dan duduk dibelah kanan jessica sedangkan tiffany disebelah kiri jessica. Mereka berempat hanya diam menunggu siswa lain masuk.

“God, untuk pertama kalinya aku benar-benar merasa beruntung masuk ke sekolah ini. Aku harus bisa menaklukkan hati salah satu pangeran kita” ucap beberapa yeoja saat masuk ke dalam kelas.

Semua murid pun duduk dengan tenang saat melihat guru mereka masuk ke dalam kelas.

“baiklah anak-anak, seperti yang kalian tahu… kita kedatangan teman baru. Yang pertama, silahkan lee sonkyu untuk maju” ucap seorang guru dengan sangat sopan pada yeoja yang duduk didepannya. Walaupun dia seorang guru, bisa mati dia kalau membuat kesal para pewaris.

Murid-murid berpandangan dengan heran, perasaan tadi mereka tidak melihat pewaris lee di depan. Seorang yeoja yang beraparas imut pun maju ke depan kelas.

“annyeong… lee sonkyu imnida. Tapi panggil saja aku sunny, mohon bantuannya” ucap sunny penuh dengan aura persahabatan, tidak lupa dengan aegyo andalannya. Sontak beberapa namja menahan nafasnya tidak tahan dengan aegyo sunny.

“omo, imutnya…”

“aku ingin memeluknya” ucap seorang namja tanpa sadar. Sontak seluruh kelas pun tertawa, bahkan seorang jessica ikut tertawa, ia sebisa mungkin menikmati suasana yang menyenangkan yang mungkin sebentar lagi akan berubah. Tapi tidak dengan seorang namja, ia hanya tersenyum kecil.

Sunny pun duduk masih dengan senyum yang melekat dibibirnya, tapi perlahan menghilang saat eye contactnya dengan namja yang duduk dibelakangnya.

‘apa dia marah?’ batin sunny saat melihat mata soo yang tidak hangat seperti biasa.

‘anio, ini hanya perasaanku saja’ batinnya lagi dalam hati.

“baiklah, selanjutnya silahkan Im yoona dan Im Krystal untuk masuk dan memperkenalkan diri” dan suasana pun kembali bergerumuh

Prince dan princess masuk dengan keanggunan mereka.

“annyeong, Im yoona imnida” ucap yoona dan matanya bergerak menjelajah  ke seluruh ruangan, tapi ada sesuatu yang menariknya dan membuatnya mengegerakkan kepala sedikit ke selah kiri.

Tepat di depannya seorang yeoja yang sama cantiknya dengan adiknya tapi sedikit jauh lebih dingin menatapnya balik. Tanpa sadar ia tersenyum pada yeoja itu.

 

JESSICA POV

Im yoona? Kenapa ia menatapku seperti itu? …

Dan sekarang ia tersenyum padaku? Omo! Apa yang aku lakukan? Kenapa aku membalas senyumnya? Tapi… senyumannya begitu mendamaikan

AUTHOR POV

Tanpa sadar jessica membalas senyum yoona dan baru tersadar saat tiffany menyentuh tangannya. Disisi lain krystal melihat tingkah aneh oppanya. Anio, sebenarnya tidak aneh karena oppanya memang sangat suka tersenyum, tapi senyum oppanya tadi… ia belum pernah melihat senyum damai oppanya yang seperti itu.

“krystal imnida” ucap krys singkat dengan aura juteknya.

“juteknya…” gumam beberapa namja

“tapi cantik…” tambah lainnya tapi mereka langsung mengkeret ketakutan saat diberikan tatapan mematikan yoona.

Krystal pun duduk di bagian paling depan disebelah sunny dan yoona duduk dibelakangnya. Sepertinya kursi-kursi ini memang disiapkan untuk mereka.

Sementara itu didepan pintu berdiri dua orang namja tampan yang menunggu untuk masuk.

“kau ingin aku membantumu?” ucap yuri membuka pembicaraan. Taeyeon menautkan kedua alisnya, kebiasaannya jika ia bingung dengan apa yang orang ucapkan dengannya.

“memberitahumu jika ada orang yang mengajakmu bicara” tambah yuri. Akan berbahaya jika orang-orang tahu kalau temannya ini tuli.

“tidak perlu membantuku, sebaliknya bantulah dirimu sendiri. Adikmu…” ucap taeyon mengingatkan. Yuri hanya diam, yah… sebentar lagi dia akan bertemu dengan adiknya.

“selajutnya, silahkan kwon yuri untuk masuk dan memperkenalkan diri”

Deg… deg… deg…

Jessica menyentuh dadanya, merasakan denyut jantungnya yang tiba-tiba berdetak kencang.

“semoga beruntung” ucap taeyeon saat yuri mulai melangkah masuk.

Masuklah seorang namja dengan aura kegelapan yang menyelimutinya. Dilihatnya para yeoja yang sibuk menggodanya, tapi ia hanya memasang wajah datar tanpa ekspresi. Diliriknya yeoja yang saat ini tengah duduk tepat di didepannya… krystal…

“kwon yuri imnida” ucapnya datar. Disebelah krystal dilihatnya seorang yeoja dengan wajah imutnya seperti bayi yang sangat polos, tersenyum bersahabat. Dialihkannya tatapannya pada yeoja yang duduk disebelah yeoja tadi…

Detik itu juga yuri merasa seperti dunianya tiba-tiba berhenti bergerak… tidak ada suara apapun yang didengarnya… dirinya terpaku pada seorang dewi di hadapannya, “jessica” gumam yuri tanpa sadar menyebut nama gadis yang balik menatapnya.

YURI POV

Apa itu kau? Apa ini…? Perasaan ini… kenapa tiba-tiba duniaku seperti seolah berhenti? Ini… kenapa disini terasa begitu sesak?

JESSICA POV

Kwon yuri… apa itu benar-benar kau? Ini,.. perasaan tidak nyaman apa ini? Tatapan matanya padaku…

Author POV

Jessica mematahkan tatapan mereka dan berbalik menatap keluar jendela. Tapi tidak dengan yuri, pandangannya masih terpaku pada jessica. Ia pun mulai berjalan mendekati jessica dan duduk dibelakang gadis itu. Memandangi punggung jessica dari belakang. Tidak ada suara… tidak ada yang berani bersuara… setiap orang merasakan aura yang membingungkan dari keduanya.

“kau tidak apa-apa jess?” tanya tiffany yang khawatir saat melihat wajah temannya yang sedikit pucat. “ne, gwenchana” jawab sica dengan senyum lemah. Tiba-tiba saja tubuhnya merasa lemas, energynya seolah tersedot keluar dari dalam tubuhnya.

Tiba-tiba saja tanpa disuruh masuklah seorang namja dengan auranya yang sangat cool, ia bosan menunggu seperti orang bodoh di luar.

Taeyeon berdiri didepan kelas masih dengan headset yang terpasang di telinganya, tidak ada yang berani menatapnya. padahal mereka semua tadi sangat bersemangat untuk melihatnya, tapi sekarang saat ia berdiri di hadapan mereka tidak ada yang berani menatapnya. semuanya sibuk memandangi mejanya masing-masing, bahkan gurunya sibuk berpura-pura memandangi lantai kelasnya. Ia seperti medusa yang mempunyai kekuatan untuk membekukan apapun yang balik menatapnya.

‘benar-benar seperti gunung es’ batin soo yang juga tidak berani memandangi taeyeon. Cukup sekali ia melakukannya. Ia ingat saat pertama kali bertemu dengan taeyeon saat rapat, ia bingung kenapa semua direktur dari masing-masing perusahaan selalu memandang ke bawah dan ia pun dengan kepolosannya menatap mata taeyeon.

Deg… itu benar-benar membekukan, walaupun bukan benar-benar membuatmu seperti patung es, tapi tatapan taeyeon membuatmu tidak dapat bersuara, tidak dapat mendengar, tidak dapat berfikir. Ia seperti menghipnotismu dan tubuhmu seolah berada dalam perintahnya, kau akan melakukan apapun perintahnya. Bahkan jika saat itu taeyon memintanya untuk membunuh dirinya sendiri, ia yakin ia akan melakukannya.

Taeyeon melirik yuri yang masih terus menatap gadis didepannya, sedangkan gadis itu sibuk menatap ke luar jendela.

‘jessica jung?’ batin taeyeon dalam hati.

Tapi kemudian perhatiannya teralihkan pada gadis yang duduk di dekat jendela, di sebelah jessica, gadis itu… menatapnya…

TIFFANY POV

Kim taeyeon… matamu yang gelap, penuh dengan penderitaan dan rasa sakit…

Wae? pikiranku mengatakan untuk tidak menatapmu… dan sekarang aku malah melakukan yang sebaliknya… hatiku seolah mendengar teriakanmu… kau seperti berteriak meminta tolong untuk mengeluarkanmu dari sana. Apakah sesakit itu didalam sana?

 

TAEYEON POV

Gadis ini… wae? Kenapa kau berani menatapku disaat yang lain menghindar ketakutan? Dan apa ini…? Kenapa aku tiba-tiba merasa hangat?

Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku mengalihkan tatapanku dari seseorang. Gadis ini… ia membuatku gelisah, tidak nyaman, tapi juga hangat. Kulihat hanya 1 tempat duduk yang tersisa, dan itu dibelakangnya… well sepertinya aku tidak punya pilihan lain

‘wae? Kenapa ia mengalihkan tatapannya dariku?’ batin tiffany dalam hati.

“baiklah anak-anak, langsung saja kita mulai kelasnya hari ini. Buka buku matematika kalian halaman 234 tentang trigonometri…”

‘trigonometri? Huh… membosankan. Sampai kapan aku harus terjebak dalam kelas ini’

Kulihat yuri yang tidak memperhatikan penjelasan guru dan masih saja memandangi adiknya. Kemudian yoona yang menggoda adiknya mengajaknya untuk bermain, dan choi sooyoung yang asik makan cemilan. Lalu, yeoja di depanku ini… aromanya… aku bisa mencium aroma rambutnya yang wangi… sial… aku baru duduk 1 menit disini dan dia sudah mulai membuatku gila.

AUTHOR POV

Siswa-siswa berlarian ke kantin, bukan karena kelaparan. Tapi penasaran dengan para pewaris yang duduk di satu meja, kecuali jessica, tiffany dan taeyeon yang entah kemana. Tapi suasana di sekitar pewaris cukup tegang, mereka terlihat kaku satu sama lain.

“ehm… sebaiknya kita mulai memesan makanan” ajak soo yang sebenarnya mengajak para pewaris agar duduk bersama. Ia kemudian menyuruh pengawalnya untuk mengusir murid-murid yang mengerubuni mereka.

Mereka malam dalam diam, kecuali yoona yang dengan perhatiannya menyuapi adiknya yang tidak terlalu berselera makan.

“dimana sica?” tanya soo pada sunny yang terlihat sedikit pucat

“molla, terakhir kali dia bilang ingin ke toilet”

“kau sakit?” tanya soo sedikit khawatir

“anio, gwenchana”

“kalian tampak dekat” ucap yoona sambil menguyah makanannya dengan nikmat. Sunny pun tersedak mendengar ucapan yoona yang tiba-tiba.

“oppa, jangan mengejutkannya seperti itu”

“mwo? Oppa tidak mengejutkannya” jawab yoona polos.

“dia belum kembali?” tanya yuri yang sedari tadi diam, entah kenapa ia merasa kan sesuatu yang tidak enak sedang terjadi.

“YAHHH…” tiba-tiba terdengar lengkingan jessica dari arah toilet. Sontak suasana kantin tiba-tiba hening dan yuri langsung berlari secepat yang ia bisa diikuti oleh pewaris lainnya.

“JANGAN MENGANGGUKU” teriak jessica yang tengah mencoba menjauhkan taec yang semakin menekan tubuhnya ke tembok.

Jessica yang baru saja keluar dari toilet tiba-tiba saja di hadang oleh taec dengan senyum licik diwajahnya.

“berhenti menganggunya” ucap seorang namja dengan dingin, tak lupa tatapan tajamnya pada taec.

“bagaimana kalau aku tidak mau berhenti” tantang taec percaya diri. Yah, kali ini dia cukup percaya diri untuk melawan namja di hadapannya, kemarin bursa saham perusahaannya naik berkali-kali lipat hingga membuat kekayaannya saat ini berada pada rangking ke dua di bawah taeyon.

Taec kemudian mendekatkan wajahnya pada jessica  seolah menciumnya, ingin memancing emosi namja yang menatapnya dengan panas. Taec sedikit penasaran dengan reaksi namja yang dikenal tanpa ekspresi ini.

“lepaskan aku!” perintah sica, tapi taec semakin memperkuat genggamannya.

“lepaskan dia taec” ucap soo mencoba mencegah pertengkaran yang mungkin timbul di hari pertama.

Yuri berjalan mendekati mereka berdua dan … brukk…

Yuri meninju wajah taec hingga membuat namja itu tersungkur di lantai. Kemudian yuri menarik taec agar namja itu berdiri dan meninju perutnya dengan kuat, masih belum puas ia pun menarik  kerah taec dengan kuat hingga membuat namja itu kehabisan nafas.

“lepaskan dia yuri” teriak jessica yang mulai takut dengan reaksi yuri yang sudah berlebihan.

“SEKALI LAGI KAU MENYENTUH ADIKKU… KAU AKAN MENYESAL DI LAHIRKAN DI DUNIA INI BRENGSEK!!!” teriak yuri dengan emosi.

Semua diam menyaksikan kejadian didepan mereka, untuk pertama kalinya seorang kwon yuri menunjukkan emosinya dan itu sangat mengerikan.

“yul…” sica menarik tangan yuri dan membawanya pergi.

@ruang music

“apa yang kau lakukan? Apa kau tidak tahu kalau sahamnya lebih tinggi dari kita saat ini?” marah sica pada tingkah yuri.

“aku memukulnya” jawab yuri datar

“kau! APA KAU BODOH? ITU BISA MEMBAHAYAKAN PERUSAHAAN! KENAPA KAU MELAKUKANNYA BABO???”

“KAU YANG BODOH!!! KAU MASIH BELUM SADAR APA YANG TADI BAJINGAN ITU INGIN LAKUKAN DENGANMU?”

“KAU TIDAK PERLU BERTINGKAH SEPERTI OPPAKU… KAU…”

“TAPI AKU MEMANG OPPAMU!...”

 

 

Yuri menarik jessica agar mendekat padanya seperti memeluknya dan menatap mata adiknya dalam-dalam.

“dengarkan aku,… kau… adikku… dan… aku… oppamu

Dan mau tidak mau, mulai sekarang… aku akan menjagamu”

Yuri POV

Kau membuatku kehilangan kontrol jessica, wae? Apa ini perasaan seorang kakak yang ingin menjaga adiknya?  aku... aku..

Author POV

“sialan kwon yuri, tunggu saja apa yang akan kulakukan pada perusahaanmu” marah taec sambil menyentuh bibirnya yang berdarah.

“yah taecyon, itu salahmu sendiri kenapa menganggu jessica” ucap yoona pada taec. Ia juga kesal dengan tingkah namja itu, ia sendiri ingin memukul taec hingga membuat namja di hadapannya itu sadar. “oppa…” krystal menenangkan yoona yang mulai ikut emosi.

“Apa yang akan kau lakukan?” tiba-tiba terdengar suara dingin seorang namja.

“tttaaa..e ee yeon..” ucap taec terbata-bata

“apa yang akan kau lakukan pada kwon yuri?” ulang taeyeon lagi.

“aku…” taec terdiam tidak mampu melanjutkan ucapannya

“sebaiknya kau lihat lagi saham perusahaanmu. Cih… mian membuatnya turun drastic” ucap tae sarkatis.

Sontak taec mengecek sahamnya melalui handphonenya, dan benar apa yang dikatakan taeyeon. Sahamnya turun dengan drastic.

“itu harga yang harus kau bayar karena telah menganggu temanku” ucap tae dingin kemudiaan berlalu pergi.

Bruk…

Tiba-tiba saja sunny pingsan jatuh ke lantai.

@Besoknya (AMERICA)

“baiklah nona hwang, lain kali kau tidak boleh menunda-nunda terapi mu. Kau mengerti itu?” jelas seorang dokter pada gadis muda yang hampir selalu saja mencari masalah dengan kesehatannya sendiri. Tiffany hanya mengangguk-angguk malas, ia sudah bosan mendengar petuah seperti ini.

“jangan seperti itu, kau tahu kondisimu akan semakin memburuk jika kau terus bertingkah seperti ini” tambah dokter saat melihat reaksi yeoja di hadapannya.

“dan apakah aku akan sembuh jika terus melakukan terapi ini?” cibir fany mulai terbawa emosi.

Dokter hanya diam tidak menjawab, apa yang dikatakan pasiennya ini memang benar.

“setidaknya ini bisa mengurangi rasa sakitmu dan memperpanjang…”

“hidupku?...” potong fany kemudian menatap nanar pada dokter yang telah merawatnya selama 5 tahun terakhir ini. Yah, setelah taeyeon meninggalkannya sendirian, tiba-tiba rasa sakitnya kembali muncul, ia pun pulang dan langsung ke amerika karena desakan appanya.

“maafkan saya” ucap dokter itu menyesal karena tidak bisa melakukan hal lain selain terapi yang tentu saja amat sangat menyakitkan.

“berapa lama lagi? Berapa lama lagi aku bisa bertahan?” tanya fany tiba-tiba. Biasanya ia selalu mengindari percakapan ini, tapi kali ini… ia ingin memastikan waktunya.

“jika donornya masih belum ada…paling lama 6 bulan” jawab dokter itu jujur. Setetes air mata mengalir di pipi tiffany tapi dengan cepat ia menghapusnya, ia tidak ingin menunjukkan betapa rapuhnya dia saat ini.

“dokter…” ucap tiffany menatap dokter dihadapannya lekat-lekat.

“ne..”

TIFFANY POV

“apakah aku egois jika aku ingin mencintai seseorang saat ini?”

Kulihat dokter sedikit terpaku dengan pertanyaanku, ne… tentu saja aku sangat egois. Selama ini aku terus menolak ratusan namja yang tertarik denganku karena 1 alasan, karena aku tidak ingin mereka sedih saat ku tinggalkan, karena penyakitku ini semakin hari semakin berbahaya. Hanya saja… kim taeyeon… dia… dia membuatku ingin merasakan bagaimana mencintai seseorang.

Flashback

Saat itu kulihat taeyeon berjalan sendirian dengan headset yang terus menempel di kedua telinganya padahal yang lain sedang istirahat makan siang di kantin, tiba-tiba ia berbelok ke kiri menuju lapangan basket indoor tanpa ada satu orang pun didalamnya. Aku terus mengikutinya dan aku berhenti saat melihat taeyeon mengambil bola basket dan memasukkannya ke dalam ring seperti atlet professional. Tanpa kusadari aku tersenyum menikmati pemandangan di hadapanku ini, ia terlihat jauh lebih manusiawi dibanding saat berada di kelas.

Aku terus mengamatinya bermain tapi tiba-tiba lampu lapangan ini mati dan membuat ruangan menjadi redup, tapi aku masih bisa dengan jelas melihatnya.

‘apa yang dilakukannya?’ kulihat taeyeon yang terlihat seperti orang kebingungan dan sedikit ketakutan.

TAEYEON POV

Mati lampu?.. aish.. mataku tidak bisa melihat jika redup seperti ini. Bukan hanya telinga ku saja yang tidak berfungsi setelah kejadian itu, tapi juga dengan mataku yang tidak akan bisa melihat jika redup seperti ini, berbeda dengan orang lain yang masih dapat melihat. Aish… ini menakutkan.. tidak bisa mendengar tidak masalah, karena aku masih bisa melihat. Tapi jika tidak bisa keduanya ini sangat menakutkan.

AUTHOR POV

Taeyeon berjalan tidak menentu seperti kehilangan arah, dan tanpa ia tahu tiffany berjalan mendekatinya dan memegang tangannya hingga membuat tubuh taeyeon menegang.

“gwenchana?” tanya fany pada taeyeon, tapi tentu saja taeyeon tidak bisa mendengarnya. Karena taeyeon tidak tahu siapa yang memegangnya saat ini, ia pun menepis tangan yang memegangnya. Tapi kemudian dirasakannya sepasang tangan memeluknya dengan hangat.

Deg… deg… deg…

Tidak ada yang bersuara, yang terdengar hanyalah suara detak jantung beriringan dari namja dan yeoja yang berpelukan. Ne… taeyeon balas memeluk tiffany dengan erat.

TAEYEON POV

Aku tidak  tahu siapa yang memelukku saat ini, yang ku tahu hanyalah pelukannya terasa sangat hangat dan nyaman. Entah kenapa pelukan ini membuatku merasa seolah semua beban pikiranku  menguap tanpa bekas. Pelukan yang membuatku damai ini, aku ingin terus merasakannya…

AUTHOR POV

Tiba-tiba lampu kembali hidup dan membuat lapangan kembali terang. Perlahan tiffany melepaskan pelukannya dari taeyeon.

“gwenchana?” tanya tiffany pada taeyeon dengan mengeluarkan eye smile miliknya, tapi yang ditanya hanya diam.

‘gadis ini?’ batin taeyeon yang terpaku saat melihat eye smile cantik milik tiffany

“kau baik-baik saja?” tanya tiffany lagi dan membuat tae tersadar.

Tapi namja itu malah meninggalkan tiffany sendirian tanpa mengatakan apapun.

‘gadis itu terlalu berbahaya’ batin taeyeon dalam hati.

Flashback end

Kuingat kembali perasaan yang kurasakan saat aku memeluk taeyeon,. Semakin kuingat… semakin aku merindukannya..

Wae? Padahal aku baru sehari bertemu dengannya, apakah ini pesona yang dimilikinya? Pesona yang membuat gadis sakit sepertiku perlahan mulai mencintainya.

“tidak ada yang egois dengan mencintai seseorang nona hwang” jawab dokter akhirnya.

“benarkah? Karena sepertinya perlahan aku mulai mencintainya”

‘mianhae taeyeon,.. jeongmal mianhae karena sepertinya aku akan mencintaimu…

hanya saja, kau tidak boleh mencintaiku. Jangan … mencintaiku’

TO BE CONTINUE

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
shinrfsnsd95
Fantasy is not a crime. Welcome to my sweet bloody mind.

Comments

You must be logged in to comment
kidleader_tae #1
Chapter 2: TaeNy 😍😍
sone_marg14 #2
Chapter 1: can you make english version of this story..