1. Pertemuan (?)

Fantasy Club: Journey of the Power

Kisah ini adalah kisah tujuh orang yang memiliki kemampuan ajaib yang sudah ada sejak mereka lahir. Aku sengaja mengumpulkan mereka di tempat ini untuk mengetahui seberapa layak mereka menggunakan kuasa itu. Jika ia tidak layak, salah satu dari mereka bisa mati. -anon

Di suatu tempat yang belum diketahui namanya dan berlatar belakangi oleh suasana gelap dan sepi dan tidak tau kapan terjadinya, terlihat tujuh orang berusia 20 tahunan sedang berkumpul membentuk sebuah lingkaran dan saling membelakangi. Mereka terlihat sedang melawan sesuatu, tidak diketahui apa yang mereka lawan, hanya sesuatu. Tujuh orang ini terdiri dari empat perempuan dan tiga laki-laki.

Masing-masing dari ketujuh orang itu menunjukkan ciri khasnya. Perempuan yang tingginya tidak lebih dari 160cm itu mempunyai wajah yang cantik serta berambut panjang. Adapun perempuan lainnya yang tampaknya dingin dan memiliki kulit putih seperti kertas. Perempuan yang wajahnya terlihat manis nan menggemaskan. Perempuan yang terakhir ialah wanita dengan wajahnya yang tenang serta matanya yang bulat.


Selain itu, ada juga tiga laki-laki yang belum bersama mereka. Lelaki pertama berwajah tampan dan berkulit putih. Lelaki lain yang wajahnya yang terlihat dingin yang memiliki kulit putih seputih susu. Terakhir, lelaki yang bertubuh tinggi dan bermata bulat.

"Katakan padaku! Darimana kau tahu aku?" tanya perempuan berambut panjang memulai pembicaraan kepada perempuan berkulit putih susu. Ia saat itu sedang fokus karena hal lain

Perempuan yang diajak bicara saat itu sedang menumpukan perhatiannya ke arah lain menjawab, "Aku sendiri tidak tahu darimana aku mengetahuinya. Kau pula, darimana kau tahu masa depanku?"

Perempuan berambut panjang itu menatapnya bingung. Ia kemudian bertanya "Apa kau bisa membaca pikiran? Sepertinya bukan hanya aku"

Laki-laki berwajah tampan kemudian menyela pembicaraan mereka, "Hei! Apa kalian berdua saling mengenal?"

"Tidak," jawab perempuan berkulit putih itu. Perempuan berambut panjang juga ikut menyetujui.

"Jangan pikirkan hal lain! Pikirkan bagaimana cara mengalahkan orang ini," ujar laki-laki yang bertanya tadi.

Perempuan berkulit putih itu kembali pada pembahasan tadi. Ia berkata pada perempuan berambut panjang, "Hei! Jika kau ingin tahu mengapa aku tahu identitasmu, aku akan mengatakannya." Ia pun melanjutkan, "Aku bisa membaca pikiran."

"Sudah kuduga," gerutu perempuan berambut panjang itu. Ia juga memberinya tatapan sinis disertai dengan senyuman jahatnya.

Perempuan berwajah manis kaget. Ia mengalihkan pandangannya ke para perempuan ini dan bertanya, "Apa? Kau bisa membaca pikiran? Termasuk aku juga?"

"Ya, aku bisa membaca pikiran semua orang. Tapi ada banyak yang aneh di sekitar sini" jawab perempuan berkulit putih. Ia kembali bertanya ke perempuan yang masih belum menjawab pertanyaannya, "Bagaimana denganmu? Apa kau bisa melihat masa depan?"

Perempuan yang mengajaknya bicara terdiam. Belum sempat memberikan jawabannya, laki-laki berkulit putih meginterupsinya, "Hentikan! Jangan pikirkan hal lain. Kalahkan dulu orang itu."

Beberapa detik selanjutnya, terlihat bahwa tujuh orang itu sedang melawan dengan kemampuan ajaib yang mereka punya. Beberapa dari mereka mengeluarkan sesuatu yang aneh, bahkan tidak pernah terlihat dalam kehidupan sehari-hari dan juga menarik. Laki-laki berwajah tampan mengeluarkan suatu pedang dari tangannya berbentuk seperti petir. Perempuan berwajah manis bisa mengangkat batu besar dengan mudah di balik ukuran tubuhnya yang kecil. Laki-laki bertubuh tinggi bisa berlari cepat. Sedangkan yang lain tidak melakukan apapun, termasuk perempuan bermata bulat yang dari tadi hanya diam.

Laki-laki berwajah tampan kemudian membuka percakapan kembali, "Aku dari tadi berpikir, mengapa hanya kita yang diburu orang ini."

"Entahlah. Tapi sepertinya ada yang bilang padaku kalau ini adalah takdir," jawab perempuan berkulit putih.

"Wah! Kau benar-benar aneh," laki-laki berwajah tampan berseru karena terkejut.

Perempuan berkulit putih kemudian menunjuk ke arah perempuan bermata bulat dan berkata, "Sebenarnya dia juga aneh. Aku tidak bisa membaca pikirannya."

"Beneran? Aku kira hanya aku yang dianugerahi kemampuan ini," ucap lelaki yang terkejut tadi.

Perempuan berwajah manis kemudian berteriak ke arah mereka yang dari tadi hanya berbicara, "HEI!!" dan ia memecahkan batu yang ada di tangannya dengan tangan kirinya.

Lelaki itu terkejut lagi karena pemandangan aneh di depannya. Ia melihat perempuan itu bisa menghancurkan batu hanya dengan tangannya dibalik wajahnya yang menggemaskan.

Perempuan yang menghancurkan batu tadi kemudian memperingatkan mereka, "Bisakah kalian jangan bicara?"

"Keren! Dia sangat kuat," ucap laki-laki itu terkejut kembali.

Beberapa waktu kemudian, terlihat pertarungan yang tadi kemungkinan telah berakhir. Orang yang mereka lawan tampaknya juga telah menghilang. Kini hanya tujuh orang itu yang masih berdiam diri dan menatap satu sama lain.

Perempuan berkulit putih kembali memulai pembicaraan. Ia lalu menunjuk ke perempuan berambut panjang, "Kau! Apa kemampuanmu?"

"Dasar tidak punya sopan santun!" gerutunya. Ia lalu melanjutkan, "Mengapa kau ingin tahu identitasku? Kasar sekali!"

Perempuan berkulit putih menatapnya dengan marah dan berkata, "Apa? Kau bilang aku kasar?

Perempuan berambut panjang lalu melemparkan senyumnya. Ia berkata, "Baiklah! Kalau kau ingin tahu apa kemampuanku, akan ku katakan. Aku bisa melihat masa depan. Apa kau senang hah?"

Orang lain yang mendengar adu mulut mereka terkejut. Tak terkecuali perempuan berwajah manis yang berdiri di dekat mereka. Ia berseru, "Ya ampun!

"Hei! Si pembaca pikiran! Sudah ku katakan 'kan? Kalau begitu, aku pergi."  Perempuan berambut panjang pergi menjauhi mereka dengan tenang. Ia lalu berlalu dari tempat itu.

"Kasar sekali!"

"Hei! Mau kemana kau? Seharusnya kau tetap disini," panggil laki-laki bertubuh tinggi.

"Aku tidak mau, aku sama sekali tidak tertarik karena aku mengetahuinya," jawab perempuan itu yang tampak tidak tertarik kepada mereka yang tinggal.

Kini, tinggal enam orang yang masih berada di tempat tersebut. Mereka saling diam dan juga saling melemparkan tatapan satu sama lain. Suasana di sana sangat hening, bahkan bisa mendengar hembusan angin yang bertiup karena terlalu hening.

***

Beberapa saat kemudian, terdengar suara ayam berkokok di suatu pagi yang tidak begitu cerah dan angin pagi yang telah menyapa begitu perempuan berambut panjang terbangun dari tidurnya. Peristiwa yang dialami sesaat yang lalu itu hanya mimpinya saja. Ia kemudian duduk merenung dan memikirkan sesuatu lalu tiba-tiba ia berdiri menghampiri meja yang berada tidak jauh dengannya. Ia mengambil sebuah buku catatan berukuran kecil dan pulpen lalu menuliskan sesuatu.

"Jisoo! Kau sudah bangun kan? Turunlah ke sini, bantu aku!" panggil suara wanita yang tiba-tiba terdengar setelah keheningan tersebut.

"Baik, eomma. Sebentar lagi," jawabnya atau yang dipanggil Jisoo.

Eomma = ibu

"Cuci mukamu! Banyak yang harus kau kerjakan di bawah sini," ujar seorang wanita itu lagi yang terdengar hanya dari suaranya.

Jisoo masih menulis sesuatu di catatan kecilnya. Ia lalu menjawab, "Ya."

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet