Chapter 1

Hate
Please Subscribe to read the full chapter

 

 

Malam, sebuah hal yang sangat identik dengan kesunyian, kegelapan, dan saat bagi seseorang untuk beristirahat. Namun, hal tersebut tak berlaku di tempat itu. Suara riuh yang menggema diseluruh sisi gedung malam itu dapat dipastikan terdengar hingga keluar, bahkan suara mobil yang berlalu lalang dijalan dekat gedung itu tak mampu menandingi teriakan para fans wanita dan beberapa fans pria yang sedang menyayi bersama dengan idola kesayangan mereka. Mereka semua mengelu-elukan seoang pria yang sedang menyanyi dan menari dengan kaos lengan buntung hingga otot lengannya yang sempurna itu terlihat dengan sangat baik. Semua fans yang hadir disana semakin bersemangat, berteriak, bersorak sekeras mungkin saat bintang utama di panggung itu tiba-tiba merobek kaosnya hingga terpampanglah kotak-kotak sempurna yang mampu membuat wanita meleleh dan pria merasa iri.

Pria di atas panggung itu tersenyum senang. Aksi encore-nya ternyata berhasil membuat semua penggemarnya bersorak. Pria itu membungkuk, memberikan ucapan terima kasih serta salam perpisahannya kepada semua orang yang sudah hadir dan tak lupa juga kepada para staff yang sudah bekerja dengan keras.

"Hati-hati di jalan, langsung pulang aku tidak ingin kalian kelelahan dan jatuh sakit."

Semua orang di gedung itu berteriak setuju, mereka pun juga memberikan balasan perpisahan kepada idola mereka secara serentak.

"AJ Oppa, juga. Istirahat dan jangan sampai jatuh sakit."

Idol yang biasa dipanggil para penggemarnya dengan nama AJ itu pun mengangguk setuju, melambaikan tangan dengan senyum lebarnya sebelum akhirnya menghilang dibalik lampu panggung yang dimatikan oleh para staff.

~

Seorang pria nampak malas membuka kedua matanya pagi itu. Semua itu wajar karena sudah tiga hari penuh ia menguras tenaga untuk memberikan penampian terbaiknya kepada para penggemar.

Suara ponsel yang berdering sedari tadi berhasil membuat pria itu mengumpat kesal. Pria itu mengumpat melihat nama sang manager terpampang di layar ponselnya.

"Hyung, apa aku tidak boleh istirahat?"

"Maaf, tapi bos ingin bertemu denganmu AJ. Nanti sore jam empat sore aku jemput."

Sorot mata AJ semakin tajam mendengar jawaban managernya tadi. Untuk apa dia menelfon sepagi itu padahal jam empat sore itu masih sangat lama.

"Jangan marah. Aku sengaja menelfonmu sepagi ini karena takut kau akan keluyuran tidak jelas. Sudahlah, kembali saja tidur. Jangan menghilang, nanti sore aku jemput."

Semua jenis umpatan berhasil keluar dengan sempurna dari mulut AJ sesaat setelah managernya mematikan telfon. Dia meletakkan ponsel, menutup kembali tubuh hingga wajahnya menggunakan selimut dengan niatan untuk kembali tidur. Namun, semua tak bisa karena mood-nya yang terlanjur buruk. Tempramen pria itu sangat tinggi hingga dia bisa dengan mudahnya berganti perasaan dari baik menjadi buruk.

Karena bingung antara malas bangun dan melakukan aktifitas akhirnya AJ kembali mengambil ponselnya dan membuka beberapa web. Tanpa pikir panjang dia langsung mencari berita tentang konsernya semalam. Dia tersenyum lebar, merasa bangga dengan semua artikel bagus yang dikeluarkan para jurnalis itu. Namun, semua itu tak bertahan lama setelah dia membuka dan membaca komentar yang ditinggalkan oleh beberapa orang di bawah artikel-artikel tersebut.

"Beraninya dari belakang, kemari dan bicara langsung padaku!" kesal AJ.

Dia semakin kesal ketika melihat nama ID seseorang yang setia bertengger di semua artikel tentang dirinya, sebuah ID yang sangat ia hafal. Dia akan sangat senang kalau komentar itu berisi nada pujian. Namun sayang, nyatanya semua komentar atas nama ID 'Bebek Kuning' itu ia tulis berdasarkan rasa benci dan tak sukanya terhadap AJ.

Kesal dengan semua komentar buruk yang ditujukan kepadanya, AJ pun melempar asal ponselnya dan mencoba kembali tidur disela umpatan yang ia tujukan untuk para hatersnya.

Seorang wanita muda dengan celemek yang ia gunakan agar bajunya tak kotor terkena cipratan air itu nampak berlutut di pojokan rumah makan sambil sibuk mengetik huruf demi huruf di ponselnya.

"Bangga sekali dia menunjukkan badan kurus kerempeng dan jelek seperti itu di atas panggung. Cih." gumam wanita itu dengan nada kesalnya.

Setelah berhasil mengirimkan kalimat panjangnya di sebuah kolom komentar artikel salah satu idol terpopuler itu ia pun segera berdiri untuk kembali masuk ke dalam restoran sebelum chef kepala memergokinya bermain ponsel saat ia disuruh keluar untuk membuang sampah.

Cekatan, ramah, murah senyum dan cantik. Itulah hal yang terpampang jelas saat orang melihat sosok wanita bercelemek yang sedang mencuci piring bekas pasta dan makanan lain yang dipesan para pelanggan di tempat kerjanya.

"Soojung, tolong ambilkan abalon di dalam ruang pendingin."

"Ya chef." teriak Soojung kemudian berlari menuju ruangan berpintu baja dengan suhu minus itu.

Menjadi petugas cuci piring di restoran bukanlah keinginan Soojung. Namun, karena desakan ekonomi dia harus rela melakukan bermacam-macam pekerjaan paruh waktu agar dia dan seluruh anggota keluarganya bisa bertahan hidup. Apa yang bisa diharapkan dari seorang lulusan SMA disaat persaingan pekerjaan semakin ketat dan banyak yang hanya memilih seseorang yang sudah menjadi seorang sarjana. Soojung sadar akan hal tersebut, oleh karena itu dia sedang berusaha sekuat tenaga mengumpulkan uang yang nantinya akan ia gunakan untuk masuk ke universitas yang dia inginkan.

Jam menunjukkan pukul tujuh malam. Waktunya bagi Soojung untuk pulang dan beristirahat. Namun, semua itu hanya teorinya saja. Alih-alih naik bus untuk pulang dia malah naik bus menuju taman di sungai Hankang untuk melakukan hobi dengan beberapa temannya selama ini.

Ruangan dengan tulisan Ruang CEO didepan pintu itu nampak sunyi. Pria paruh baya yang menjabat sebagai orang tertinggi disalah satu perusahaan industri musik itu melempar beberapa kertas berisi kontrak untuk salah satu artis utama di perusahaannya.

"Aku tidak mau." ketus AJ.

"Bacalah skripnya. Setelah itu baru kau putuskan."

"Tidak mau."

"AJ!"

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet