Persiapan Ujian

Description

Ujian emang bikin kepala pusing, ngantuk dan lain halnya. Makanya sebelum ujian harus dipersiapkan sebaik-baiknya, tapi gimana ya kalo persiapan ujian kali ini sangatlah berbeda

Foreword

 

-------Minhyun POV---------
20.00
Aku memarkirkan mobil di sebuah pekarangan rumah yang luas.
Lalu aku keluar sambil mengunci mobil sampai terdengar bunyi "Click", dengan tangan kanan memegang 2 kotak martabak yang ku masukan dalam paper bag, sedangkan tangan kiri memegang sekotak martabak yang ku masukan dalam paper bag lainnya. Setelah itu, aku pun merapikan kemeja putih yang kubalut dengan v neck sweater putih  dengan warna hitam dan merah dibagian v neck nya yang ku padupadankan dengan celana hitam, sambil berjalan menuju rumah.
"Permisi" kataku mengetuk pintu rumah seseorang.
"Ya... sebentar" Teriak seorang perempuan. Pintu pun terbuka.
"Oh... nak Minhyun" kata seorang perempuan yang kuperkirakan usianya sekitar 42 tahun
"Malem tante" kataku
"Jangan tante, panggil aja mama, kan bentar lagi saya jadi mama mertua kamu" kata perempuan tersebut.
"Ah~ tante... eh mama mertua, jadi malu. Kebiasaan manggil tante" kataku sambil tertawa kecil. Mama mertuaku hanya tersenyum
"Oh ya tante, eh mama mertua, ini aku bawain martabak telor buat tante sama om" kataku sambil memberikan 2 bungkus martabak telor ke mama mertua.
"Wiiih enak nih kayanya, makasih ya" kata mama mertua.
"Ada siapa? Ma, ko ada tamu bukannya disuruh masuk malah dibiarin di luar?" kata seorang pria bertubuh tinggi dengan lebar bahu 60cm yang kuperkirakan usianya 40 taunan keluar dari suatu ruangan.
"Oh ya, silahkan masuk" kata mama mertuaku.
"Oh nak Minhyun ternyata" kata pria tadi dengan nada beratnya.
"Malem Om" sapaku pada papa mertuaku.
"(Y/n) nya ada?" tanyaku.
"Oh tunggu sebentar ya" kata mama mertuaku sambil menaruh martabak tersebut ke piring.
Yup, aku sedang berada di rumah pacarku Kang Se Yeon, dan martabak tadi ditujukan untuk  papa dan mama nya Se Yeon, Kang Daniel dan Kim Hye won.
"Paling Se Yeon ada di kamar" kata mama mertuaku.
"Kamu boleh ke kamar anak saya, asal jangan macem-macem" Kata papa mertuaku.
"Okay, tenang aja om  ga akan aku apa-apain kok , eh papa mertua" kataku.
--------

 Krieeeeeet.... Aku pun membuka pintu kamar Se Yeon dengan martabak coklat kacang digenggamanku.
"Astaga!!" kataku sambil terkejut, melihat kamar Se Yeon yang seperti kapal pecah. Buku berserakan dimana-mana, bungkus makanan berserakan.Aku langsung menutup mulut, setelah melihat Se Yeon yang sedang tertidur pulas diatas meja belajar dimana buku paket biologi adalah bantalnya sambil memegang buku catatan.
"Ah~ lebih baik aku beresin dulu kamarnya deh" Kataku yang tak sanggup melihat sekitaranku kotor.
"Tidak, lebih baik aku menaruh Se Yeon ke kasur saja, esok pagi pasti akan sakit badan bila tidur di meja belajar"
 -----------Minhyun POV End--------- 

------------Se Yeon POV --------------
"Astaga! kenapa aku melayang?"batinku.
"Ah~ aku rasa appa, tapi kenapa appa sangat kurus, atau jangan-jangan...." batinku yang masih pura-pura tidur.
"Tunggu... tapi bila dia penculik mengapa dia wangi?" pikiranku kemana mana
"Tapi... wangi ini... aku kenal dengan wangi ini, mint. Ya.. mint, wangi kesukaan Minhyun oppa, apa ini Minhyun oppa?" pikirku.
"kemana Minhyun oppa akan membawaku?" pikirku saat masih berpura-pura tidur. Setelah beberapa saat.
"Empuknya, ah ini kasur, jadi minhyun oppa membawaku ke kasur" pikirku tenang.
---------------Se Yeon POV End----------

"Kau tau Se Yeon, kau semakin berat" kata Minhyun sambil menaruh badanku ke kasur dengan posisi telentang lalu menyelimutiku.
"Orang aneh mana yang mengajak ngobrol orang lain yang sedang tidur" Pikirku sambil masih pura-pura tidur.
"Selamat tidur Se Yeon" bisik Minhyun di sebelah telingaku.
"Baiklah, aku akan membereskan kapal pecah ini" lanjutnya lagi.
Minhyun oppa pun membereskan kamarku yang dia sebut kapal pecah, sesekali aku mengintip. Untungnya aku tidak pernah ketahuan. Aku sangat senang mempunyai pacar seperti Minhyun oppa, selain baik, perhatian kepadaku dan kedua orang tua ku, dia adalah pria terbersih yang pernah kutemui.

22 menit kemudian

"Ah~ jeongmal... badanku pegal semua" Kata Minhyun sambil meregangkan badannya.
"Sebenarnya aku kasihan pada pacarku, tapi besok aku harus ujian dan tidak apa kan bila sekali-kali ruanganku bersih secara gratis?" pikirku sambil masih pura-pura tidur.
"Ah~ syukurlah... lebih baik aku pulang" Kata minhyun sambil menyelimuti ku lalu mematikan lampu.
"Semangat besok ujiannya ya, semoga lancar" bisik Minhyun lalu mencium keningku.
-----------

Saat Minhyun oppa akan pergi, aku pun menggenggam tangannya.
"Loh... Kamu udh bangun?" tanya Minhyun.
"Hm..." kataku sambil meregangkan badanku.
"Pegel juga badan aku, tidurnya ga ganti posisi demi ngintipin kamu" Kataku.
"Hah? Maksudnya? Jadi daritadi kamu pura-pura tidur?" Tanya Minhyun.
"Hehe.... ya, makasih ya kamarnya udah diberesin" kataku.
"Yak! badanku pegal semua karna harus membersihkan ruangan yang sudah seperti kapal pecah ini," Kata Minhyun kesal. Lalu duduk di samping tempat tidurku.
"Hehehe... Mianhae oppa, kapan lagi kamarku bersih secara gratis, hehehe" candaku sambil bangun dan duduk di tempat tidur
"Ya udah nih" kata Minhyun yang masih sedikit kesal sambil memberiku sekotak martabak coklat kacang kesukaanku  yang sudah dingin.
"Aku beliin ini buat kamu sama buat mama papa, tapi kamu nya tidur, jadi ya udah dingin" kata Minhyun sambil ikutan duduk di atas tempat tidur disebelahku.
"Mama papa? kamu beliin buat mama papa aku?" Tanyaku.
"Ya, mama kamu sendiri yang bilang manggilnya jangan tante tapi mama mertua" Kata Minhyun menjelaskan dengan masih sedikit kesal.
"Ih mama aneh-aneh aja. Aku aja belum lulus kuliah, oppa sih enak baru lulus kuliah, kerjaan? Nerusin kerjaan ayah jadi CEO." kataku.
"Oppa jangan marah ya.." pintaku.
"Ya, kan bentar lagi lulus, makanya kamu harus belajar yang rajin, pertahanin tuh ipk 3.87 kamu, kalau bisa tingkatin, untuk masalah kerjaan, kamu bisa kerja diperusahaan properti aku, eh perusahaan papa" Kata Minhyun panjang lebar menjelaskan.
"Oppa tau nilai aku? Darimana?" tanyaku.
"Ga perlu tau, aku tau nilai kamu darimana" Kata Minhyun.
"Yang penting kamu harus belajar yang rajin, biar cepet lulus, tingkatin ipk 3.87 nya juga. Aku udah nyiapin cincin yang bagus buat pernikahan kita" kata Minhyun yang sukses membuat pipiku menjadi merah.
"Ya oppa, ini kan aku juga lagi belajar" kataku
"Belajar apa pura-pura tidur?" Goda Minhyun.
"Belajar tau, kalau ga percaya tanya aja mama" kataku.
"Ya... aku percaya kok, sampai kamar kamu kaya kapal pecah. Siapa juga yang bilang ga percaya?" Kata Minhyun.
"Oppa, tolong ambilin buku aku, gomawo" kataku
"Nih" kata Minhyun sambil mengambil beberapa buku.
"Tapi.... Nanti aja deh, sekarang aku laper, gimana kalau kita makan barengan? Enak loh" kataku sambil mengambil martabak yang sudah ada di genggamanku
"Ga usah buat kamu aja" kata Minhyun sambil mengusak rambutku pelan
"Ya udah" kataku sambil memegang buku biologi yang tadi aku jadikan bantal.
Saat aku sedang makan martabak, tiba-tiba
.
.
.
Minhyun memakan martabak yang sedang aku gigit yang membuat wajah kami sangat dekat
"Hampir jatoh tuh martabaknya, makanya dipegang martabaknya, jangan digigit" Kata Minhyun.
"Yak! Emang oppa ga liat? Tangan aku kan sedang sibuk megang buku" Kataku kaget sambil memperlihatkan tanganku yang sedang memegang buku setebal 243 halaman.
"Makanya makan dulu, baru lanjut belajar, nanti kamu sakit maag, malah ga bisa ujian, gimana?" Kata Minhyun panjang lebar sambil merampas buku dari genggamanku.
"Oppa.... AAAAA" kataku menyuruh Minhyun oppa membuka mulutnya agar aku bisa menyuapi martabak yang sedang ku pegang.
Akhirnya Minhyun oppa menyerah setelah aku memaksa untuk makan martabak bersama.

-------

Minhyun oppa pun menunjuk mulutku yang penuh dengan martabak, sambil mengunyah. Aku mengerti Minhyun oppa  mengisyaratkan untuk tidak makan potongan yang terlalu besar, aku pun hanya mengangguk tanda mengerti.
Minhyun oppa menunjuk bibir ku kembali, padahal aku sudah tidak memakan dengan ukuran yang besar. Aku pun bingung maksudnya apa.
"Kamu makannya kaya bayi, kotor kemana-mana, tuh coklat sampe kemana-mana" kata Minhyun setelah menelan.
"Ah masa?" tanyaku setelah menelan martabak terenak menurutku, sambil mencari tisu untuk mengelap bibirku yang penuh coklat. Tiba-tiba
.
.
.
CHU
.
.
.
sebuah kecupan yang cukup lama mendarat di bibirku.
"Yak! Pabo!" kataku kaget sambil memukul pundak Minhyun. 
"Kenapa coklat yang dibibir kamu manis banget ya?" Tanya Minhyun sambil tertawa kecil.
"Lagian, aku daritadi udah nunjuk, malah ga ngerti" Kata Minhyun masih tertawa kecil.
"Kan aku lagi nyari tisu" kataku kesal dan masih sedikit kesal.
Walaupun kami sudah 2 tahun pacaran, itu adalah first kiss ku.
"Ah bilang aja minta dibersihin kan?" Goda Minhyun.
"engga k-" Belum selesai aku berbicara tiba-tiba
.
.
CHU
.
.
 Minhyun oppa menciumku lagi.
Krieet....
Suara pintu kamar pun terbuka dan 
"Yak! Minhyun, kamu apakan anak saya, malam-malam malah ciuman" Kata papaku yang mengagetkan aku dan Minhyun yang sedang ciuman.
"Pulang sana! udah jam 21.30" usir papaku
"Salah siapa cium aku ga bilang-bilang" batinku.
"Se Yeon, ujiannya semangat! nilainya pertahain kalau bisa tingkatin" Kata Minhyun sambil digeret keluar kamar oleh papaku.
Dan aku tak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya....

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet