hari minggu siang di musim panas yang membosankan..

hari minggu siang di musim panas yang membosankan..
Please Subscribe to read the full chapter

 

Satu-satunya hal yang kusukai dari hari Minggu adalah aku tidak perlu bangun pagi untuk pergi bekerja. Tapi sialnya aku selalu terbangun pada pagi hari setiap hari minggu,  tapi tidak pada hari-hari lainnya. Dikarenakan suara berisik anak-anak yang bermain di tanah lapang belakang rumah, tepat di samping kamar tidurku, mengganggu sekali. Demi Tuhan, hari Minggu hanya sekali dalam sepekan, jadi tolong biarkan aku tidur lebih lama lagi, kumohon.

Hal lain yang seharusnya bisa kusukai dari hari Minggu ialah aku bisa menghabiskan seharian waktuku untuk bermalas-malasan di rumah tanpa melakukan apapun. Tapi seringnya hal itu justru membuatku nyaris mati bosan. Seandainya aku punya lebih banyak uang di dompetku.. aku pasti sudah akan menghabiskan seharian ini untuk bersenang-senang seorang diri, memanjakan diri sebagai bentuk hadiah bagi diriku sendiri yang telah bekerja keras selama sepekan.

Seandainya aku punya lebih banyak uang di dompetku saat ini.. mungkin aku akan berjalan-jalan di pusat perbelanjaan, walaupun aku tidak terlalu senang berbelanja. Ah, itu karena aku jarang mempunyai uang lebih untuk berbelanja pakaian atau semacamnya. Tentu akan lain ceritanya jika aku memiliki lebih banyak uang di dompetku, mungkin aku tidak hanya akan melihat-lihat barang-barang yang dipajang di etalase toko, tapi aku juga akan membelinya. Karena aku punya lebih banyak uang di dompetku.

Tidak hanya itu, aku juga akan berburu buku-buku karya penulis favoritku untuk melengkapi koleksi di rumah. Asal tahu saja, aku gemar membaca, dan favoritku adalah Harry Potter karangan J.K. Rowling dan seri triler Robert Langdon dari Dan Brown. Tapi aku hanya bisa membaca dalam format pdf, baik versi terjemahan maupun dalam bahasa aslinya, yang kudapatkan secara gratis lewat unduhan dari internet. Jadi, jika aku punya lebih banyak uang di dompetku, aku akan membeli buku-buku itu dan buku-buku lainnya yang ingin kubaca. Karena sensasinya berbeda saat membaca lewat ponsel ataupun komputer dibandingkan saat membaca kopi fisiknya dalam bentuk sebuah buku.

Hal lain yang ingin kulakukan seandainya aku memiliki lebih banyak uang dalam dompetku adalah mencoba makanan-makanan lezat di restoran terkenal. Selama ini aku hanya mendengarkan bagaimana kelezatan makanan-makanan itu dari teman-teman kerjaku yang mengunjungi restoran itu bersama kekasih mereka. Sementara aku hanya bisa menatap lapar foto-foto makanan lezat yang diposting di akun jejaring sosial mereka, sembari menikmati ramen instan pedas yang selalu membuatku menitikkan air mata setiap kali memakannya.

Selain makan di restoran, aku juga ingin mencoba apa yang dilakukan orang-orang pada umumnya. Minum kopi atau teh di kafe sembari membaca sebuah buku diiringi alunan musik indie yang mengalun dari pengeras suara di dalam kafe. Atau sekedar duduk-duduk dan memperhatikan orang yang berlalu-lalang lewat jendela kaca besar yang mengarah ke jalanan. Atau mungkin aku akan pergi ke tempat karaoke atau menonton film di bioskop seorang diri. Aku akan menonton film apapun yang sedang tayang saat itu. Dan aku akan bernyanyi lagu apapun yang bisa kunyanyikan dengan suara yang menurut seseorang tidak terlalu jelek ini. Mungkin juga aku akan pergi ke taman hiburan dan menikmati semua permainannya seorang diri. Bianglala, komidi putar, roller coaster. Dan jangan lupakan membeli permen gula-kapas warna-warni dan es krim rasa coklat dan stroberi, jajanan wajib di taman hiburan.

Banyak hal yang mungkin kulakukan di hari Minggu yang membosankan ini seandainya aku punya lebih banyak uang di dompetku.. apapun untuk membunuh kebosanan ini, dan apapun itu.. hanya seandainya.

Menyedihkan, aku tahu. Tapi mau bagaimana lagi, karena tidak ada yang mau menemaniku melewati hari minggu yang membosankan ini. Dan lebih membosankan lagi karena saat ini di dompetku tidak ada sepeser pun uang, tidak ada koneksi internet di tempat tinggalku. Dan aku kelaparan, tapi bahkan mie instan pun tidak tersedia di lemari makan dan tidak ada apapun di dapur yang layak untuk dimakan. Hanya ada botol-botol minum berisi air putih di dalam lemari pendingin. Bersyukur saja, setidaknya hari ini tidak ada pemadaman listrik yang biasanya terjadi setiap akhir pekan dari siang hingga sore. Karena jika itu sampai terjadi, tidak hanya mati karena bosan dan kelaparan, aku juga bisa mati kepanasan tanpa pendingin ruangan di Minggu siang yang terik ini.

Hari minggu siang di musim panas yang membosankan. Dan aku hanya seorang diri di rumah. Kedua orang tuaku sibuk bekerja, bahkan pada akhir pekan sekalipun. Ayahku seorang pengemudi bus antar provinsi yang pulang ke rumah setiap beberapa pekan sekali, ibuku bekerja di sebuah restoran ayam goreng yang tetap buka dan justru semakin ramai pada hari libur. Sementara adikku yang cantik merupakan seorang trainee di agensi artis ternama dan menghabiskan akhir pekannya untuk berlatih, kabarnya dia dan teman-temannya akan debut dalam waktu dekat. Sedangkan aku yang pegawai kantoran libur setiap akhir pekan. Teman-teman terdekatku semua menghabiskan akhir pekannya dengan beristirahat di rumah ataupun bertamasya dengan keluarga mereka. Hanya aku satu-satunya yang masih melajang, sangat tidak sopan jika aku merecoki mereka hanya karena aku merasa bosan dan kesepian.

Terakhir kalinya aku menjalin hubungan dengan seseorang adalah dua belas tahun yang lalu. Saat itu, aku baru saja lulus sekolah dan mendapatkan beasiswa untuk berkuliah di universitas nomor satu di negeri ini. Di sanalah aku bertemu dengannya, kekasih pertamaku, Jung Daehyun, seorang perantau dari daerah, pemilik suara dan senyuman semanis madu. Dia bukan cinta pertamaku, tapi dialah orang pertama yang secara terang-terangan mengatakan bahwa ia menyukaiku. Aku tidak terlalu ingat bagaimana hubungan kami  berakhir, sejak kapan kami mulai berpacaran.. aku pun tidak begitu ingat. Sudah lama sekali, banyak hal yang tidak terlalu kuingat. Aku hanya ingat dia adalah orang menyebalkan yang selalu mengikutiku kemanapun. Awalnya aku menganggap dia hanyalah orang iseng yang kurang kerjaan, hingga suatu hari dia mengajakku berkencan. Aku tidak memberinya jawaban saat itu juga. Aku tidak memungkiri bahwa aku bukanlah orang normal yang menganggap hubungan sesama jenis sebagai suatu hal yang tabu. Karena bagaimanapun cinta pertamaku adalah seorang pria tema

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
RealFangirl #1
Chapter 1: sedih banget:(( pertemukan mereka berdua dong authornim:(