Final

Your Time

"Jeongyeon-ah."

"Wae unnie?"

"Bisa kau--"

"Jeongyeon-ah, kau lihat handphone ku?"

"Sebentar unnie," Jeongyeon berbalik ke arah Momo, "Kau sudah mencarinya di kamar? Di tempat tidur?"

"Sudah, dan tidak ada."

"Di atas meja?"

"Tidak ada. Jeongyeon-ah~"

"Aish, Momoring sudah aku bilang jangan sembarangan menyimpan barangmu."

"Hehe."

"Tunggu sebentar," Jeongyeon beralih ke arah Nayeon, "Unnie, tadi unnie mau bilang apa?"

"Hm? Oh. Unnie hanya mau tanya, apa kau mau ikut nonton bersama unnie dan Jihyo?"

"Nonton? Aku ikut--"

"Jeongyeon-ah~!"

"Jeongyeon-unnie, unnie lihat boneka ku?"

"Uh, Tzuyu-ah, coba kau cari lagi di kamar."

"Tidak ada unnie."

"Jeongyeon-ah."

"Unnie."

"Uh, Nayeon-unnie."

Nayeon tersenyum kecil, tangannya bergerak mengusap puncak kepala Jeongyeon, "Gwaenchana. Kau urus anak-anak itu, biar unnie dan Jihyo nonton berdua saja. Lain kali kita nonton berdua, oke?"

Jeongyeon tidak menjawab, wajahnya memberengut lucu, membuat Nayeon semakin gemas, "Arasseo."

"Jeongyeon-ah."

"Unnie."

"Iya sebentar. Aish, Hirai Momo, Chou Tzuyu, awas kalau aku berhasil menemukan barang kalian."

Nayeon tersenyum kecil melihat sosok Jeongyeon yang berjalan menuju kamarnya dan Momo dengan langkah kesal.

"Unnie, seingatku tadi unnie menolak ajakanku."

Nayeon berbalik dengan mata melotot, menatap leader mereka dengan kesal, "Berisik!"
.
"Jeongyeon-ah, mau jalan sama unnie?"

"Jalan kemana unnie? Memangnya boleh? Bagaimana kalau manager-oppa marah?"

"Oppa tidak akan marah, aku sudah minta izin. Bagaimana?"

"Mau unnie, tunggu sebentar, aku ambil jaket dulu."

"Jeongyeon-unnie, aku lapar~"

"Eh? Di kulkas tidak ada makanan?"

"Sudah habis. Unnie, aku mau makan masakan unnie."

"Tapi unnie mau keluar sama Nayeon-unnie. Bagaimana kalau kau memesan makanan saja?"

"Aku mau masakan unnie."

"Uh, Chaeyoung-ah, unnie mau keluar sama Nayeon-unnie. Nanti saja, oke?"

"Aku maunya sekarang unnie!"

"Yah Son Chaeyoung! Nada suaramu." tegur Nayeon.

"Mian, unnie."

Jeongyeon berdecak pelan, senyuman tipis terlukis di wajahnya. Member bersurai pendek tersebut sebenarnya tidak keberatan jika member yang lain memperlakukannya seperti teman mereka sendiri, termasuk tiga maknae kesayangan mereka. Namun Nayeon dan Jihyo selalu melarang ketiga maknae tersebut memanggil Jeongyeon tanpa honorific.
Jeongyeon mengusap puncak kepala Chaeyoung dengan lembut, "Gwaenchana. Chaeyoung-ah, nanti malam unnie akan membuatkan makanan untukmu. Sekarang unnie mau jalan sama Nayeon-unnie dulu. Oke?" mendengar ucapan Jeongyeon, Chaeyoung mengerucutkan bibirnya. Imut.

Nayeon menggelengkan kepalanya melihat member mungil tersebut, "Arasseo. Jeongyeon-ah, kau buatkan saja makanan untuk anak ini," ujarnya sambil mengacak rambut Chaeyeoung dengan gemas.

Chaeyoung menatap Nayeon dengan mata berbinar, pandangannya beralih menatap Jeongyeon dengan penuh harap. Rapper mungil tersebut tahu bagaimana Jeongyeon hampir selalu mengabulkan keinginan Nayeon.

Jeongyeon menghela nafas, ia tahu ia tidak akan bisa menang melawan unnie dan dongsaeng kesayangannya, "Arasseo. Unnie akan memasakkan makanan untukmu," ujarnya yang langsung dibalas dengan sorakan girang dari Chaeyoung.

"Dan unnie, jangan kemana-mana, aku akan membuatkan makanan untuk unnie," ujarnya sambil menatap Nayeon dengan tajam dan berjalan menuju dapur.

Nayeon berdecak geli, ia keluar dari kamar Jeongyeon dan berjalan menuju ruang tengah. Member tertua tersebut mendudukkan dirinya tepat di samping Mina yang asyik bermain game online di smartphone-nya.

"Bagaimana unnie? Jeongyeon mau jalan sama unnie?"

Nayeon menatap tajam maknae J-line tersebut dan menghela nafas berat, "Tanyakan pada rapper kecil kesayanganmu itu."

Mina mengerutkan alisnya heran, apa hubungannya dengan Chaeyoung? "Apa hubungannya dengan Chaeyoungie, unnie?"

Nayeon melemparkan tatapan kesal ke arah Mina, "Anak itu. Dia merengek pada Jeongyeon untuk membuatkannya makanan. Maksudku, kenapa harus sekarang!"

Mendengar gerutuan member tertua tersebut, membuat Mina menggaruk belakang kepalanya sambil tertawa canggung.
.
"Jeongyeon-ah, apa kau--"

"Jeongyeon-unnie, Momo-unnie menghabiskan chocopie-ku!"
.
"Jeongyeon-ah--"

"Jeongyeon-chan, mau main game denganku?"
.
"Jeongyeon--"

"Jeongyeon-ah, kau lihat handphone-ku?"

"Aish Sana-ya. Sudah aku bilang jangan sembarangan meletakkan handphone-mu!"
.
"Jeong--"

"Jeongyeon-unnie!/Jeongyeon-ah!/Jeongyeon-chan."
.
"...."

"Jeongyeon-unnie!"

"Jeongyeon-ah."

"Ck!"

"Eh?"

"!!!"

Jihyo menyeringai melihat pemandangan di depannya. Selama hampir satu minggu Nayeon tidak ada kesempatan menikmati waktunya berdua dengan member sekaligus dongsaeng favoritnya. Terima kasih kepada member lain yang dengan tanpa rasa bersalah selalu mengganggu waktu mereka. Tampaknya hari ini kesabaran bunny itu sudah sampai batasnya, dengan kasar ia menarik kerah pakaian Jeongyeon dan menempelkan bibir mereka berdua.

Ruang tengah yang tadinya ribut kini menjadi hening, enam pasang mata menatap adegan di depan mereka dengan berbagai ekspresi, berbeda dengan Jihyo yang dari tadi tersenyum sendiri.

"Yah! Im Nayeon! Kontrol hormon-mu. Ada tiga member yang masih di bawah umur di sini! Pindah ke kamar!" Nayeon tersenyum tipis mendengar suruhan leader mereka, walau terdengar seperti sedang kesal, namun member tertua tersebut tahu bahwa Jihyo sedang tersenyum lebar sekarang.

Nayeon menghentikan ciumannya dan menatap Jeongyeon yang berdiri mematung di depannya. Member dengan julukan mental maknae tersebut menelan ludahnya dengan susah payah dan berusaha mengontrol tubuhnya untuk tidak menyerang member bersurai pendek di deoannya itu. Bagaimana tidak, di depannya sekarang tengah berdiri seorang Yoo Jeongyeon dengan wajah merah padam dan bibir pink yang sedikit basah tengah menatapnya dengan mata yang setengah tertutup. Oho, benar-benar menggoda.

Tanpa membuang waktu lagi, member tertua tersebut segera menggenggam pergelangan tangan Jeongyeon dan menariknya menuju kamar Jeongyeon dan Momo, menutup kamar tersebut dan menguncinya dari dalam. Tidak lama setelah itu terdengar suara gumaman--atau mungkin desahan--Jeongyeon dari dalam kamar.

Jihyo menghela nafas, ia menatap ketiga maknae yang masih terdiam mematung, "Kalian kembali ke kamar. Jangan keluar sampai unnie bilang boleh."

"Eh? Kenapa unnie? Aku mau tahu apa yang lagi dilakukan Jeongyeon-unnie dan Nayeon-unnie~"

"Ya! Son Chaeyoung!"

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
gfrd_ot6
My first story. Hope you like it.

Comments

You must be logged in to comment
MocchizouFF
#1
Chapter 1: Cute!! Sequel dong authornimm