Tell Me You Love Me (chapt. 2 END)

Namjoo & Sanghyuk Short Story

Author's Note: Maaf lama update karna sedikit sibuk hehe.

Ada sedikit perubahan di chapt. 1 dan ga begitu ngaruh sama ending di chapt itu. Tp aku saranin dibaca lagi biar lebih ngena(?). Jgn untuk lupa vote dan komen ya chingu ^^ Selamat membaca^^

 

Aku menyukaimu...

Dua kata yang sukses membuat waktu tidur Namjoo berkurang. Bagaimana tidak, Namjoo hanya tahu Sanghyuk adalah mahasiwa populer dan rumahnya yang searah, kemudian tiba-tiba menyatakan cinta kepadanya.

“Benarkah Sanghyuk berkata seperti itu?”, berkali kali Namjoo bertanya pada dirinya meyakinkan apa yang dikatakan Sanghyuk nyata atau hanya perasaannya saja.

“Kalau memang dia menyukaiku, kenapa hanya tersenyum lalu pergi tanpa penjelasan apapun? Sepertinya besok aku harus bertanya langsung padanya”, batin Namjoo.

 

Kebetulan Namjoo dan Sanghyuk memiliki jadwal dengan kelas yang sama. Kelas penjurusan, mereka memilih mata kuliah jurusan yang sama yaitu farmasi klinik. Saat Namjoo masuk kelas, ia melihat Sanghyuk sudah duduk di kursinya dan kebetulan kursi di sebelahnya kosong.

Awalnya Namjoo ragu, apa tidak masalah jika seorang wanita mengungkit apa yang dikatakan seorang pria yang tiba tiba melontarkan pengakuan cinta kepadanya? Tapi wanita butuh penjelasan, begitu juga Namjoo.

“Namjoo, sini...”, ucap Seunghee sambil menepuk bangku sebelahnya yang kosong.

Namjoo melihatnya. Tetapi dari semalam Namjoo sudah punya rencana akan bertanya pada Sanghyuk tentang perkataannya. Akhirnya Namjoo hanya menunjuk nunjuk kursi kosong di sebelah Sanghyuk tanda memberitahu Seunghee bahwa ia akan duduk disana. Seunghee sedikit terkejut tiba-tiba Namjoo tidak mau duduk disebelahnya, tetapi setelah Namjoo mengisyaratkan bahwa ia berjanji akan bercerita tentang semuanya, Seunghee hanya bisa mengiyakan dengan pasrah. Sebenarnya Namjoo merasa bersalah pada Seunghee, tapi rencana tetaplah rencana, apalagi yang berkaitan dengan perasaan.

 

Namjoo menuju kursi di sebelah Sanghyuk. Biasanya mahasiswa akan bertanya apakah kursi kosong itu sudah ditempati atau belum. Tapi tidak dengan Namjoo. Tanpa basa basi ia langsung duduk di kursi tersebut. Sanghyuk yang merasa ada orang duduk di sebelahnya hanya melihat Namjoo sebentar dan langsung melihat ke arah yang lain tanpa tersenyum sedikit pun. Sikapnya membuat senyum manis Namjoo menghilang dan membuat Namjoo semakin penasaran.

Kuliah pun dimulai.

15 menit...

30 menit...

50 menit...

Tidak ada percakapan diantara mereka.

Namjoo mulai gelisah karena bingung bagaimana memulai pembicaraan. Rencananya Namjoo ingin bertanya saat kuliah berlangsung, tapi jika keadaannya seperti ini rencana tidak akan berjalan lancar dan khawatir ketahuan dosen bahwa mereka sedang mengobrol. Akhirnya Namjoo mengeluarkan sticky note dan menuliskan pesan untuk Sanghyuk.

Hyuk-ah, saat jeda kuliah bisakah kita bicara sebentar?

Namjoo menggeser kertas tersebut ke arah Sanghyuk. Tanpa diduga, tanpa melihat pesan Namjoo, ia langsung menggeser kembali sticky note ke arah pemiliknya. Namjoo hampir membuka mulutnya karena terkejut.

“Waahhh, apa maksudnya sekarang? Kenapa sikapnya berbeda sekali dengan semalam? Sifat dinginnya kembali. Kalau begini aku merasa seperti sedang ditolak olehnya”, batin Namjoo.

Namjoo berfikir bagaimana caranya bisa bertemu dan berbicara langsung dengan Sanghyuk. Kemudian Namjoo tersadar bahwa ia sedang kuliah dan kembali memfokuskan diri ke materi kuliah yang sedang dijelaskan oleh dosen. Namjoo akan mencoba menemuinya setelah jam kuliah nanti.

Sialnya setelah kuliah farmasi klinik tadi selesai, Namjoo diperintahkan menemui dosen karena ada keperluan tentang skripsinya. Rencana Namjoo gagal? Tidak. Masih ada waktu untuk menemui Sanghyuk. Kapan? Saat pulang kuliah.

Kuliah berakhir, Namjoo langsung menuju gerbang fakultas menunggu Sanghyuk. Namun apa yang dilihatnya? Sanghyuk berjalan dengan wanita yang Namjoo ketahui bahwa wanita itu adalah teman satu kelas Sanghyuk. Ia terlihat tersenyum dan tidak memperlihatkan sifat dinginnya kepada wanita disebelahnya.

Yang Namjoo rasakan kali ini makin tidak jelas. Merasa tidak adil karena sikap Sanghyuk yang sangat berbeda saat berinteraksi dengannya. Tidak adil atau cemburu? 20:80 mungkin? Namjoo mau tidak mau harus melihat mereka dari kampus hingga ke halte bis. Beruntung saat di halte, wanita tadi menaiki bis yang berbeda dengan Namjoo dan Sanghyuk.

Lagi-lagi Namjoo ragu bagaimana mengatakannya. Antara penasaran dan perasaan kesal akibat kejadian tadi. Sesampainya di pemberhentian bis, Namjoo keluar terlebih dahulu seperti biasa dan Sanghyuk ada dibelakangnya.

Namjoo tiba-tiba menghentikan langkahnya setelah beberapa meter berjalan. Ia merasa Sanghyuk juga berhenti berjalan. Kemudian Namjoo berjalan dan berhenti, Sanghyuk pun mengikutinya. Berpikir terlalu dalam membuat Namjoo tidak melihat ada batu didepannya. Namjoo tersandung, beruntung ia tidak jatuh dan hanya kehilangan sedikit keseimbangannya. Bisa terdengar kini Sanghyuk sedang tertawa kecil karena melihat Namjoo yang tersandung. Sanghyuk langsung terdiam karena Namjoo sedang menatapnya kesal sekarang.

“Apa?”, ucap Namjoo dengan nada kesalnya.

Yang ditanya hanya tersenyum remeh dan berjalan menuju Namjoo.

“Kau tidak apa-apa? Dasar ceroboh”, kata Sanghyuk sambil sedikit mengacak puncak kepala Namjoo dan pergi begitu saja.

Belum jauh Sanghyuk berjalan, Namjo memanggilnya. “Hei! Tunggu sebentar”.

“Ada apa?”

“Apa maksud dari perkataanmu kemarin malam?”, tanya Namjoo dengan berani.

“Perkataan?”

Namjoo memilih diam dan membiarkan Sanghyuk menyadarinya sendiri.

“Aaah, kemarin? Apa kau tidak mendengar apa yang kukatakan?”, ucap Sanghyuk.

“Aku dengar, maksudku tidak adakah penjelasan darimu tentang perkataan kemarin malam?”, Namjoo mulai kesal.

“Kau butuh penjelasan?”.

“Iya, jika kau menyukaiku katakanlah dengan benar dan jelas. Tidak seperti kemarin, berkata seperti itu kemudian pergi tanpa penjelasan. Kalau kau mengatakannya dengan jelas, aku tidak perlu repot-repot mengikutimu seharian hanya untuk memastikan bahwa kau menyukaiku”.

“Kau yakin butuh penjelasan? Kau tidak menyesal jika mendapat penjelasan dariku?”.

“Tidak, jadi apa penjelasanmu?”, jawab Namjoo dengan tegas.

“Berikan ponselmu”.

“Untuk apa?”

“Cepat berikan”.

Namjoo memberikan ponselnya kepada Sanghyuk. Terlihat Sanghyuk sibuk memainkan ponsel milik Namjoo, sedangkan ia hanya bisa menunggu.

“Selesai. Ini ponselmu. Kurasa penjelasanku cukup untuk masalah kemarin. Ayo kuantar kau pulang”, ucap Sanghyuk sambil merangkul Namjoo dan mengajaknya untuk melanjutkan perjalanan mereka.

Namjoo langsung mengecek isi ponselnya hingga detail. Namjoo sedikit terkejut dan menunjukkan ponselnya ke Sanghyuk. “Apa ini?”.

 

Nama kontak: Nae Namchin <3~

 

“Kau tidak bisa membacanya? Jangan ganti itu tanpa seijinku, atau kau akan aku hukum dengan ini”, ancam Sanghyuk sambil menunjuk bibirnya.

 “Ck, oke”, Namjoo hanya bisa pasrah mendengarnya.

“Ah, satu lagi. Aku tidak memaksamu untuk membalas perasaanku, tapi aku akan membuatmu ingin membalasnya dengan caraku sendiri”.

“Hyuk-ah, kau serius?”.

“Yap, aku serius. Dan ingat, hari ini hari pertama kau menjadi pacarku”, kata Sanghyuk dengan percaya diri.

“Waaahhh, sekarang aku sadar ternyata pria juga suka memberikan kode yang tidak jelas. Kau benar-benar membuatku pusing, Hyuk-ah. Oke, aku percaya padamu. Kalau begitu pastikan aku pulang dengan selamat sampai dirumah”.

“Pasti”.

Tanpa kau beri tahu, aku pasti membalas perasaanmu, Hyuk-ah.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
DEERDEWI
#1
Chapter 3: Bahasanya udah bagus kok cuma kayaknya kurang detail jadi perasaannya belum sampe ke reader kaya nanggung gitu gpp kok masih enak dibacanya hehe fighting ya