mozart's skill

IF IT WAS YOU

Ting tong.

Seorang pria dengan terburu-buru menuruni anak tangga tanpa memedulikan keselamatannya karena menurutnya seseorang yang didepan pintu rumahnya lebih penting dari apapun.

Nafasnya terengah dan bulir keringat yang muncul instan meski dia hanya berlari selama beberapa detik dari kamarnya yang berada dilantai dua.

Senyuman manis tersungging di bibirnya yang mungil, sambil menarik nafas perlahan dia membuka kenop pintu kayu rumahnya.

                “ annyeong!” sapanya begitu bersemangat.

                “ hm, annyeong shihyun-ah, ayo.” Begitu singkat tanpa perlu kalimat tambahan lagi. Mengisyaratkan pria dihadapannya yang menurutnya tidak perlu menyapa dirinya dengan begitu mereka bisa segera pergi dan sampai ditempat yang akan mereka tuju.

Kim Yongguk, pria dengan ekspesi minim ini adalah partner Kim Shihyun, pria mungil yang selalu berada disekitar Yongguk sejak mereka tergabung dalam sebuah project di kampusnya. Hari ini adalah waktu yang tepat untuk melakukan project bersama.

                “tunggu ya aku mau ambil jaket dikamarku” Shihyun segera menahan Yongguk dalam upaya menyeretnya keluar dari rumah sedangkan segalanya masih belum siap menurutnya.

                “Kim Shihyun, kau tidak perlu jaket, kau perlu pergi denganku sekarang” yongguk sungguh tidak sabaran meski dia berada didepan pintu rumah Shihyun 1 menit yang lalu.

                “tapi hyung…” Shihyun benar-benar ingin menangis rasanya, dia merasa dirinya kacau dan lagi semua barangnya (tas, ponsel, jaket) berada dikamarnya. Dia terburu-buru turun kebawah karena tidak ingin Yongguk menunggu lama…dan setidaknya pria yang lebih tua itu bisa istirahat sejenak dirumahnya.

                “hhh…” yongguk menghela nafasnya dan mendorong tubuh Shihyun memasuki rumah Shihyun.

Shihyun tersenyum lebar dan melangkah kedepan Yongguk menunjukkan arah menuju kamarnya dengan beberapa cerita kenapa dia berada sendirian dirumah hari ini kemudian berlanjut dengan suasana kamarnya yang menginspirasinya membuat lagu. Yongguk tidak memberikan komentar, dia hanya mengamati bagaimana bibir Shihyun terus bergerak tidak henti meski dia tidak memintanya menceritakan semua itu.

Mereka kemudian memasuki kamar Shihyun yang bernuansa sky blue. Sangat bersih, wangi dan rapi seperti kamar kakak perempuan Yongguk. Tapi beberapa alat music,  miniatur helicopter, koleksi gundam dan buku sangat mendominasi kamar Shihyun.

                “…aku selalu menyempatkan untuk membaca lho hyung, oh ya apa kau sudah belajar sejarah korea untuk senin depan? Songsaenim akan menyiapkan kuis, aku mendengarnya dari temanku kelas sebelah Sunghyuk namanya-”

                Yongguk memakaikan jaket yang tergeletak di kursi belajar Shihyun. Dia melirik sebentar dengan celana dan kaos yang dikenakan SHihyun, dia mengangguk puas karena itu terlihat cocok dengan Shihyun.

                “hm, kau tampan, ayo kita harus pergi sekarang”

Yongguk pergi meninggalkan Shihyun ke lantai bawah.

Shihyun merasakan sedetik kemudian rasanya beribu kupu-kupu diperutnya. Wajahnya terasa panas seketika.

Kim Shihyun menyukai pria ini, Kim Yongguk. Seniornya setahun diatasnya yang terpaksa mengulang beberapa mata kuliah semester 1 karena cuti yang diambilnya diawal semester. Shihyun merasa bersyukur berkat itu dia bertemu Yongguk dalam beberapa kelas.

Pertemuan pertama mereka terjadi sangat biasa, tapi itu membuat dampak yang besar bagi Shihyun, karena dia hampir tidak bisa merasakan teriakan, cubitan, pukulan Wontak temannya karena dia seharian melamun dan membuat temannya ketakutan mengira dia kesurupan.

Shihyun saat itu hanya duduk di kantin menunggu wontak memesan makanan. Kemudian dia melihat beberapa senior dengan sangat bersemangat memasuki kantin dan bergurau. Yongguk berada dibelakang kawanan itu, dia mengenakan baju serba hitam polos dan Nampak tidak bersemangat. Shihyun tanpa tahu siapa pria kelam itu dia tetap menatapnya. penasaran untuk sesaat namun kemudian mata Yongguk justru bertemu pandang dengannya. Keduanya terdiam, sempat terkejut karena kontak mata yang sangat tiba-tiba namun mereka hanya terus saling menatap. Nafas Shihyun tercekat, dia seolah sudah jatuh tak berdaya pada pria asing yang membalas menatapnya.

                “Ya! Kim Shihyun! Apa kau baik-baik saja?!” Joo Wontak dengan panic berusaha menyadarkan sahabatnya itu. Setelah beberapa usaha akhirnya SHihyun menoleh padanya dengan wajah memerah dan mata berair. Bertambah paniklah Wontak melihat keadaan temannya yang hanya dia tinggalkan untuk membeli snack tadi. Sebelum Wontak melontarkan pertanyaan lagi SHihyun dengan wajah serius bertanya padanya “aku menatapnya selama 10 detik, apa menurutmu dia akan mengingatku?”

Kemudian Jo Wontak berteriak histeris dan memeluk sahabatnya yang sepertinya mengalami gangguan. Tepatnya gangguan hati…

=,=,=

                “Hyung sebaiknya kau tidak merubah bagian ini, kau akan menganggu susunannya” Shihyun mengoreksi beberapa coretan yang ditulis Yongguk pada tugas mereka. Meskipun hanya tugas mengaransemen lagu bebas untuk masalah ini Shihyun sedikit ketat dan dia memiliki passion dibidang ini.

Yongguk melihat lagi kertas yang sudah kusut dan banyak sekali coretan yang ia buat sejak semalam. Dia berharap juniornya ini akan bereaksi berbeda dengan saat ini. SHihyun terlalu jujur, dia terlalu mengedepankan detailnya dan Yongguk sudah putus asa karena usahanya semalaman hanya dianggap akan mengganggu susunan lagunya. Yongguk melepas earphone yang masih berasa ditelinganya dengan paksa. Melemparnya ke meja hingga menimbulkan suara ‘tak’ yang sangat jelas.

Alarm di kepala Shihyun berdenging. Dia membeku ditempat menyaksikan reaksi Yongguk.

                “kalau begitu kau saja yang lakukan” kalimat itu tidak terdengar biasa meski Yongguk sering berkata dengan nada datar. Itu hanya terdengar sangat marah.

                “h-hyung, bukan begitu maksudku-”

                “aku lelah, sebaiknya kau selesaikan atau kita akhiri saja hari ini”

                “hyung…”

                “wae?”

Kali ini Yongguk menatapnya. Namun bukan mata yang sama seperti saat pertama kali mereka bertemu. Begitu asing dan sangat membuatnya tidak nyaman. Dadanya sedikit kesakitan dengan reaksi Yongguk. Ini adalah pertama kalinya mereka keluar meskipun karena project, SHihyun tidak ingin merubahnya menjadi arena pertempuran. Dia harusnya sadar bahwa dia harus memberikan kesan yang baik pada pria yang ia sukai. Karena sudah seperti ini sepertinya semua itu akan lenyap seketika.

                “b-bagaimana kalau kita tetap memakai aransemen milikmu hyung? Aku tadi salah melihatnya, mungkin otakku sedikit bermasalah jadi omonganku jadi tidak jelas seperti tadi”

Wajahnya memucat memikirkan jika Yongguk justru menjadi membencinya dan membatalkan untuk menjadi partnernya.

                “terserah kau saja”

                “yup! Whoa kenapa tadi aku tidak melihatnya? Ini sangat bagus hyung!”

Yongguk tahu Sihyun merasa tidak enak padanya. Begitu dia bereaksi dingin, Sihyun seolah seperti anak kucing yang hendak ditinggal pemiliknya. Dia meneruskan untuk memakai aransemen Yongguk dan ditambah beberapa pujian yang tidak perlu karena Yongguk sudah yakin Sihyun tidak begitu menyukai aransemennya. Ini murni karena Sihyun takut padanya, itulah yang ada dibenak Kim Yongguk.

Yongguk melihat hasil project mereka berasal dari otaknya saja membuatnya sedikit khawatir. Keesokannya dia menuju kamar Jaehwan yang berada di depan kamarnya. Yongguk tinggal di asrama kampus karena rumahnya berada cukup jauh dari Seoul.

Kim Jaehwan adalah mahasiswa jurusan music yang sudah diakui bakatnya oleh professor. Dia satu-satunya angkatan Yongguk yang mendapatkan beasiswa penuh dan beruntung Jaehwan mau berteman dengan dirinya yang kaku itu.

“hmm… jika kau mau mendapatkan A dengan ini maka bermimpi saja, lagumu terdengar berantakan” ucap Jaehwan dengan wajah prihatin.

Yongguk segera memasukkan kembali projectnya dalam tas dan mengatur nafas karena ucapan Jaehwan membuatnya kesal. Dia mencoba mengatur ekspresi wajahnya.

“kau tahu sendiri kan professor Lee orangnya seperti apa, dengan level seperti ini kau tidak mungkin selamat dari kritikannya yang menyebalkan itu”

Persetan dengan mahasiswa berprestasi, Kim Jaehwan adalah tipe mahasiswa yang akan menyumpahi professornya jika dia mendapatkan kritik dari gaya pakaiannya.

“kau ikut kelas dengan mahasiswa baru kan? Kudengar mereka punya 2 mozart di angkatan itu. Yehyunie dan Shi… hmm aku lupa namanya, dia punya matanya besar dan indah, bibir merah dan sangat putih”

Yongguk tidak pernah mengikuti gossip apapun di fakultasnya. Dia hanya tidak peduli dengan kehidupan orang lain. Saat Jisung bergosip pun dia hanya akan menikmati hal lain tanpa menanggapi gossip itu.

“…Kim Shihyun?”

Yongguk menyebut nama Shihyun karena hanya dia yang Yongguk tahu diantara murid baru yang berbicara sangat berbeda ketika menyangkut tentang music. Shihyun juga terlihat terlalu serius saat mereka mengerjakan project itu kemarin. Dia sama sekali tidak menyentuh minumannya begitu membuka sheet milik Yongguk.

“Oh! Kau benar! Kau bertemu dengannya? Aku dengar dia sangat imut”

Imut.. yongguk hanya ingat pria lebih muda itu memang bertingkah seperti anak kecil dan terkadang Yongguk tidak sadar menuruti kemauannya saat Shihyun merengek.

“hei kalau kau bisa mendapatkan advice dari mereka aku yakin sampah ini akan berubah jadi emas,hahaha cepatlah kau ubah lagi aransemen ini dengan partnermu atau kau akan berakhir dengan sheetmu di sampah”

“Kim Shihyun adalah partnerku”

“…”

“…”

“YA! APA KAU BODOH?!”

TBC


YONGSI FOR LIFE

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
kukiev #1
Chapter 1: SHIHYUNNYA LUCU DEH!!! next thor aku sukaaaa ♡☆
jessy_yu_ri
#2
Chapter 1: Lanjut lah minnn hehehe