Chansung menoleh lagi untuk kesekian kalinya ke arah Junho yang duduk di sebelahnya sementara Chansung sendiri sibuk mengemudi. Ia tersenyum melihat Junho yang sedikit cemberut dan hanya diam sepanjang jalan. Biasanya Junho selalu tak kehabisan bahan pembicaraan jika bersama Chansung. Chansung pun menoel (?) pipi Junho.

“Jangan menyentuhku!” Kata Junho dingin.

“Wae? Kalau aku suka bagaimana?”

Chansung mencubit pipi Junho gemas bahkan sedikit memelintirnya sedikit hingga membuatnya menjerit kesakitan.

“YA! Aish sakit dasar bodoh apa yang kau lakukan?” Junho memukul tangan Chansung.

“Kau mengacuhkanku, Junho.” Chansung mempoutkan bibirnya.

“Siapa yang mengacuhkan lebih dulu? Kau duluan yang memulainya, kan?”

“Aku kan sudah meminta maaf, kenapa kau masih mengungkitnya sih?” Chansung mendesah pelan.

Setelah itu tak ada pembicaraan lagi di antara mereka hanya keheningan yang menyelimuti keduanya. Chansung membawa mobilnya ke salah satu tempat makan yang tak jauh dari tempat Junho tinggal.

“Kita makan malam dulu ya, Nuneo. Setelah itu kau makan obatmu.” Kata Chansung sambil melepas sabuk pengamannya.

“Dengan hanya memakai pakaian seperti ini? Aku tidak mau.” Tolak Junho cepat.

Ia tak mau pandangan orang-orang kembali menatapnya seperti yang terjadi di rumah sakit tadi. Bahkan dokter yang memeriksa Junho tadi juga menatapnya heran walau ia tak berkomentar apa-apa mengenai outfit of the day-nya.

“Kau coba pakai ini saja, Junho.” Kata Chansung sambil memberi Junho sebuah bungkusan plastik.

Apa ini, pikir Junho. Ia membuka bungkusan tersebut dan menemukan celana panjang milik Chansung.

“Kenapa kau baru menawarkannya sekarang sementara tadi aku setengah telanjang dan terlihat seperti tidak memakai celana karena coat besarmu?” tanya Junho tak percaya.

“Eung, aku lupa Junho.”

Junho menatap Chansung dengan horor.

“Antarkan aku pulang sekarang, Chansung. Aku ingin makan di rumahku saja.”

“Aku punya hutang mengajakmu makan di luar, Junho. Aku ingin membayarnya malam ini. Ayo makan sekarang supaya cepat sembuh!”

Chansung pun keluar dari mobil. Junho menghela napas panjang. Ia memakai celana Chansung begitu ia melepas sabuk pengamannya. Junho melipat ujung celana Chansung yang kepanjangan di kakinya. Setelah merasa rapi ia mengikuti Chansung dari belakang. Melihat Junho yang berjalan di belakangnya, Chansung menarik Junho pelan untuk berjalan di sampingnya.

“Maafkan aku, baby.” Bisik Chansung.

Begitu pesanan mereka sudah datang, Chansung menyambutnya dengan suka cita. Ia makan dengan lahap. Chansung meletakkan beberapa potong daging ke mangkuk di hadapan Junho.

“Makan yang banyak, Junho biar cepat sembuh. Jangan lupa makan obatmu setelah ini!” Nasihat Chansung sambil mengunyah makanannya.

“Habiskan dulu makanan di mulutmu sebelum berbicara, Chansung-ah! Lihat nasimu keluar dari mulutmu dan berceceran dimana-mana.” Protes Junho.

Chansung tersenyum lebar dan mengangguk patuh.

“Nde, chagiyaaaa. Jangan marah-marah terus, Nuneo nanti kau cepat keriput!”

“Hmmm.” Balas Junho.

“Bagaimana dengan persiapanmu di KCON nanti, Junho?” tanya Chansung tanpa mengalihkan pandangannya dari makanan di hadapannya.

“Sejauh ini baik-baik saja. Aku hanya tinggal terbang ke Jepang.”

“Kapan kau akan pergi ke Jepang, Nuneo?”

“Lusa aku akan berangkat.”

“Kau jangan sampai sakit lagi, Nuneo. Kalau tidak aku akan membawamu paksa ke rumah sakit lagi.” Ucap Chansung santai.

‘Sebelum kau melakukannya, aku akan mengganti password apartemenku lebih dulu. Haha.’ Junho tersenyum sendiri membuat Chansung mengerutkan kedua alisnya dan Junho berhenti tersenyum.

“Wae?”

“Ah aniyaaa. Kau terlihat lebih manis kalau tersenyum.” Kata Chansung tanpa bermaksud untuk memuji Junho sedikit pun.

“Kau memulainya lagi.”

“Memulai apa, chagiya?” tanya Chansung bingung.

“Hng lupakan.”

“Sudah lama kita tidak menghabiskan waktu bersama seperti ini, ya. Aku merindukanmu. Terakhir kali kita makan bersama saat kau syuting I Live Alone.”

Junho tersenyum mengingat saat ia dan Chansung sedang mengikuti ujian kelas akting. Chansung sangat lucu saat memerankan burung unta.

“Kau sangat konyol saat itu, Chansung-ah.” Komentar Junho.

“Waeee? Aku sangat keren, Junho-yah. Bahkan aku dipuji dengan bakat aktingku ini.” Chansung tersenyum bangga.

“Ah ya ya, kau sangat keren, Chansung-ah. Kau bahkan terlihat lebih keren dibanding saat kau menangkap kecoa-kecoa di dorm.” Junho mengingat kenangan saat mereka masih tinggal di dorm bersama member 2PM lainnya.

“Aku jauh merindukanmu.” Lanjut Junho.

“Benarkah?” Chansung tersenyum senang.

Bersamaan dengan selesainya pertanyaan Chansung, ponsel Junho bergetar dan pesan baru masuk. Mata Junho sedikit membesar begitu melihat pesan masuk dari Nam Goong Min sunbaenim. Ia kalah cepat dari Chansung yang langsung mengambil ponsel Junho.

“Mwoya?!” Ucap Chansung kesal sambil membuka pesan dari Nam Goong Min.

Junho berdoa dalam hati semoga ia baik-baik saja setelah ini.

“Kenapa dia mengirimmu pesan?”

“Apa pesannya?” Tanya Junho harap-harap cemas.

“Apa kabar Junho-ya, aku harap kau sedang sehat saat ini. Aku sedang pergi makan malam bersama teman-temanku dan ahjussi di sana memutar lagu Pro