Chapter 21

SWEET MEMORY EVER

.......

WANING : TYPO BERTEBARAN

.

.........

Suasana hening didalam mobil menyelimuti perjalanan Chansung dan Junho, mereka asik tenggelam dgn fikirannya masing2, 1 yg Chansung tau, Junho pasti sangat terluka atas perlakuan ibunya td. 

"Nuneo, untuk yg td aku... "

"Heiiiii bukankah sebentar lg kita sampai d rumah Taec hyung?? Eeuumm... Aku tdk sabar untk pergi dgn nya berkeliling Seoul lg..." Junho dgn cepat memotong kata2 Chansung. 

"Nuneo, kau..."

"Ahh menurutmu kita akan kemana hari ini Channie? Heemnhh ke taman bermain sepertinya asik juga, bagaimana menurutmu?.." Lagi dan Lagi Junho memotong kata2 Chansung, dan Chansung tau pasti bahwa Junho tdk ingin membahas yg td, dan dia jg tau senyum yg ditampakkan olh Junho adalah senyum palsu untk menutupi kondisi hatinya saat ini, ya, hanya Junho yg bisa melakukan itu. 

"Ne... Kita ketaman bermain saja nanti ya... " ucap Chansung akhirnya, berusaha mengimbangi mood Junho. 

"Euumm.. Aku ingin puas bermain dlu sebelum bsok aku kembali ke Jepang..."

Chansung menatap wajah Junho, waktu mereka untk bersama sangatlah singkat, dia baru menyadari betapa berartinya sosok Junho setelah mereka terpisah jarak sepeeti skrng, sedangkan dlu saat Junho ada d sampingnya, Chansung selalu mengabaikan itu.

"Wae? Mengapa menatapku seperti itu? Ada yg salah d wajahku?... " tanya Junho karena Merasa ditatap dgn begitu intensnya, dia menepuk2 pipinya merasa ada kotoran disana.

Tp Chansung dgn cepat meraih tangan Junho dan membawa kearahnya "Sini mendekat..." kemudian Junho merapat dan memeluk Chansung yg tengah mengemudi, "Kau tau? Aku sangat ingin kau terus berada disini bersamaku Nuneo, hhhmmm... Aku membenci fakta bahwa besok kau harus kembali ke Jepang..." ujar Chansung

Wajah Junho memerah, dia melingkarkan tangannya d pinggang Chansung, "Nado... Aku jg ingin terus berada disini bersamamu Channie, tp itu tdk mungkin, mianhe.. "

Chansung mengelus kepala Junho yg besandar didadanya, "Arra, waktu bersamamu kini terasa sangat berharga, berada didekatmu membuatku merasa semuanya baik2 saja, membuat semuanya nyaman..." Ujar Chansung sambil mengecup pucuk kepala Junho. 

Junho menengadahkan wajahnya dan menatap Chansung "Ne, semuanya akan baik2 saja jika kita bersama... " ucapnya sambil tersenyum hangat.

Senyum itu, wajah itu, sungguh Chansung tak ingin kehilangannya, dia ingin bisa melihat itu semua setiap harinya, tp syg nya semua itu akan berakhir besok. 

...........

Seharian itu waktu mereka habiskan bersama, tak lupa Taecyeon jg ikut bergabung dgn mereka, malam harinya Chansung ikut makan malam bersama keluarga Junho, tp Taec sudh pulang terlebih dahulu, dia jg memberikan waktu untk kedua sahabatnya itu berduaan saja. Tp justru suasana makan malam itu tdk berjalan mulus karena Junho mengalami sakit perut karena saat keluar td siang dia memakan makanan yg pedas. 

Nyaman, tentram, itu lah yg d rasakan Chansung kalau dia sudh berada d dekat Junho, bahkan Chansung lupa dgn rumahnya sendiri, hingga akhirnya Mrs. Hwang menelpon dan menyuruhnya pulang.

"Aku pulang... " ujar Chansung ketika memasuki rumahnya. 

"Channie, kemari sebentar, ayah mau bicara..." langkah Chansung langsung terhenti, ntah mengapa aura menyeramkan kini melingkupi ruangan itu. 

"Ne, ada apa ayah?.. " ujar Chansung setelah duduk d ruang keluarga bersama kedua org tuanya. 

"Kau darimana saja?... " tanya sang ayah. 

"Aku dari pergi bersama Junho dan Taec hyung, kebetulan mereka sedang pulang ke Seoul, tp bsok sudh berangkat lg ke Jepang... " 

"Heemmhhh... Sepertinya kau benar2 lupa waktu kalau sudh bersama anak itu, kau tdk akan pulang jika ibumu tdk menelpon td... " ujar Mr. Hwang datar

"Ini jg masih jam 9 ayah, belum terlalu malam, biasanya aku pulang lebih larut dari ini tp ayah tdk marah, lalu apa masalahnya?.. " Tanya Chansung heran

"Karena kau pergi dgn Junho, itulah masalahnya... " Mrs. Hwang yg td diam kini angkat bicara, dan Chansung mulai faham kemana arah pembicaraan mereka.

"Kau tau kemarin keluarganya Jo Kwon dtng kemari? Tp kau malah sibuk diluar sana bersama Junho, ayah sangat kecewa akan hal itu Channie... "

Chansung kembali mendengus kesal, lagi dan lagi Jo Kwon yg menyebabkan masalah "Aku tau, tp aku rasa aku sudh tdk ada urusan dgn Jo Kwon, jd untk apa aku menemuinya?.. " bantah Chansung tak terima. 

"Apa kau benar2 akan tetap memilih Junho dri pd Jo Kwon??.. " tanya Mr. Hwang sambil menatap Chansung dgn tajam, Chansung gelagapan, jujur saja, dia sangat takut dgn ayahnya jika sudh terlibat pembicaraan serius seperti ini. 

"Knp diam? Ayo jawab... " kini sang ibu justru ikut menekannya. 

"Ne, aku sangat mencintai Junho dan jelas aku akan lebih memilihnya... " Jawab Chansung dlm 1 tarikan nafas. 

"Tidak bisa, ayah tdk setuju... " 1 kalimat Mr. Hwang mampu meruntuhkan kekuatan yg dri td Chansung bangun. 

"A-ayah... Ke-kenapa... "

"Ayah tdk suka dgn anak itu, perangainya keras, ayah yakin org sepertinya pasti sangat egois, kau akan kesulitan mengendalikannya nanti, dan ayah tdk mau kau kalah darinya... ".

"MWOOOO?? Ayah tau darimana tentang Junho? Apa ayah mengenalnya? Apa ayah pernah berinteraksi secara dlm dgn nya, jgn menyimpulkan sesuatu dgn mudahnya..." Protes Chansung tak terima. 

"Ckk, tak perlu mengenalnya lebih dlm, karena dri sekali lihat saja ayah sudh tau sifat buruk anak itu.."

" Oh ya, lalu apakah sifatku termasuk dlm katagori anak yg baik menurut ayah?.." Tanya Chansung dgn nada yg mulai meninggi. 

"Tentu saja, karena kau anakku... "

"Hahahahaha... Lucu sekali, bahkan ayah tdk mengenali sifatku yg sebenarnya, ayah tau? Dibandingkan Junho, aku jauh lebih buruk, menurut ayah Junho egois? Tidak, tp akulah yg egois, Junho yg slama ini selalu berkorban demi hubungan kami, sedangkan aku, aku dgn bodohnya mengabaikan itu semua... " ujar Chansung meremehkan dirinya sendiri. 

"Tapi Junho melakukan itu hanya hanya untk mendapatkanmu, setelah dia mendapatkanmu nanti sifatnya pasti berubah, ckk, aku heran knp dia sampai merendahkan harga dirinya dan mengejar2 mu sampai seperti itu.. " ujar Mrs. Hwang. 

"Demi tuhan jaga kata2 ibu, Junho tdk merendahkan dirinya, jika di mata ibu dia melakukan itu semua terlihat rendahan, lalu bagaimana dgn Jo Kwon? BUKANKAH JO KWON MELAKUKAN HAL YG LEBIH MURAHAN UNTK MENGEJARKU HAH?..."

#PLAKKK!!!  Sebuh tamparan mendarat keras d pipi Chansung, seolh menyadarkannya dri emosi yg menyulutnya skrng. 

"Kurang ajar kau Chansung, aku ini ibumu, bagaimana bisa kau bicara sekeras itu padaku? Kau lihat skrng, inilah efek buruk dri kau bergaul dgn Junho, baru seperti ini saja kau sudh berani membentak ibumu, bagaimana kalau nanti kalian menikah hah? ..." Kini Mrs. Hwang sama emosi nya dgn Chansung

"Aku seperti ini karena ibu merendahkan harga diri Junho, dan aku tdk kan membiarkan siapapun melakukan itu padanya..." Ujar Chansung sama sinisnya. 

"Lalu apa rencanamu skrng??.. " tanya Mr. Hwang menengahi. 

"Aku tetap memilih Junho, dan aku akan menikahi dia secepatnya..." jawab Chansung lantang, yg sukses membuat Mr. Dan Mrs. Hwang membelalakkan mata tak percaya. 

"MWOOOO??? Menikah??.. "

"Ne, aku akan menikahinya... " 

Mr. Hwang kini tertawa, tawa yg lebih terdengar mengejek...  " Hahahahahahah... Kau ingin menikahinya? Silahkan... "

Mata Chansung membulat, tak percaya dgn apa yg baru saja dia dengar. 

"Silahkan kau menikahinya, tp ingat 1 hal, kami sbg org tuamu tdk akan membiayai pernikahanmu sedikitpun, kami tdk akan hadir d pernikahnmu, tdk akan memberi restu untkmu, dan yg terpenting, setelah kau menikahinya JANGAN PERNAH BAWA DIA UNTK MENGINJAKKAN KAKINYA SEKALIPUN DIRUMAH INI, FAHAM??.. "

DHUAARRRR!!! Jantung Chansung nyaris meledak mendengar perkataan ayahnya, yg artinya sama saja ayahnya tdk menyutujui pernikahan itu, bahkan mungkin dia tdk akan dianggap anak lg d rumah ini. Chansung menunduk dan terdiam, ada rasa sakit yg menghujam jantungnya hingga membuat nafasnya sesak. 

"Kau tau Channie, kami sangat menyayangimu, kami tdk ingin menyakitimu, dan sbg anak tunggal, kau adalah harapan satu2nya keluarga ini, ayah harap kau tdk akan melakukan sesuatu yg mengecewakan kami, jd tolong fikirkan baik2, ne??.. " kemudian Mr. Dan Mrs. Hwang berlalu meninggalkan Chansung sendirian d ruangan itu. 

Dan tinggallah disana Chansung sendiri dgn airmata yg mulai membanjiri pipinya, mengapa semua ini jd terasa sangat sulit? Mengapa sepertinya tuhan benar2 menutup jalan baginya untk bersama dgn Junho. 

..........

Pagi ini Junho tengah mengeluh tak nyaman d kamarnya, suhu tubuhnya naik, dan dia mangalami diare efek dri makanan pedas yg dia konsumsi kmren. Sedangkan nanti siang jam 2 adalah jadwal penerbangannya untk kembali ke Jepang. 

"Anyeong Nuneo, knp baru mengangkat tlpn ku? Kau sedang apa eoh? Knp pesan2 ku dri td tdk dibalas?.. " terdengar suara Chansung menyerbunya dgn pertanyaan setelah Junho mengangkat handphone nya yg dri td berbunyi, dri td Junho memang tdk memperdulikan handphone nya karena badannya yg tdk sehat. 

"Perutku sakit Channie, jd aku tdk menghiraukan handphone dri td... " ujar Junho setengah meringis. 

"Mwoo? Perutmu masih sakit dri semalam belum sembuh??..." tanya Chansung kaget. 

"Ne... Aakkhhh... Badanku lemas sekali Channie... "

"Ommoyaa... Eothokeeeee... Kau harus segera dpt cairan biar tubuhmu tdk semakin lemah, kau harus kembali ke Jepang siang ini, bagaimana ini? Aku belum bisa kerumahmu karena dri td pagi mobilku sudh d pakai ibu pergi... " Chansung panik karena tdk bisa secepatnya kerumah Junho. 

"Ne, gwenchana, sudh dlu ya, aku mau istirahat... "

Sesaat setelah memutuskan sambungan tlpn, Chansung semakin panik, dia melihat ini sudh jam 9, tinggal beberapa jam lg sebelum keberangkatan Junho, dan kondisi Junho yg terkena diare membuatnya lemas dan harus segera mendapatkan infus cairan, maka Chansung dgn cepat menghubungi salah satu sepupunya yg berprofesi sbg seorg Dokter.

......

Mata Junho perlahan terbuka saat dia merasakan ada seseorg yg menyentuh kening dan mengecek suhu tubuhnya. 

"Cha-Channie... " dia teekejut melihat Chansung berada d kamarnya bersama seseorg yg belum dia kenal. 

"Ne, suhu tubuhmu panas sekali Chagiya, kau jg kekurangan cairan karena diare itu pasti... " ujar Chansung khawatir,

"Eemmhh... Knp kau bisa berada disini? Bukankah mobilmu sedang dipakai? Lalu siapa dia??... " Junho melihat kearah org yg sedang berdiri d belakang Chansung

"dia sepupuku, dan dia seorg dokter, aku sengaja membawanya kemari agar bisa memeriksa kondisimu, aku langsung kesini td begitu mendengar kau sakit, aku sangat mengkhawatirkanmu... " ujar Chansung tulus. 

"Ne, sebaiknya kau dipasang infus dlu Junho-ssi, bukankah kau harus terbang ke Jepang siang nanti?.. " ujar sepupu Chansung.

"Ne... "

Setelah infus terpasang, Junho langsung mendapatkan beberapa kolf cairan untk membuat tubuhnya segar kembali, tak lupa jg obat untk menghentikan diarenya, setelah selesai memasang infus sepupu Chansungpun pamit pulang terlebih dahulu, dan tinggal Chansung skrng yg menjaga Junho disana. 

Disaat Junho tengah terlelap, Chansung menggenggam tangan Junho dgn erat, dan kembali sebutir airmata menetes membasahi pipinya, menatap wajah damai Junho sungguh terasa membahagiakan, tp mengingat pembicaraan dgn org tuanya td malam, kembali hati Chansung merasakan sakit, sungguh dia tdk ingin kehilangan Junho lagi. 

.........

Dosis obat yg cukup tinggi dan efek cairan yg masuk beberapa kolf membuat kondisi Junho dgn cepat membaik dlm waktu 3 jam. Dan disinilah mereka skrng, Junho beserta keluarganya sudh berada d bandara untk mengantar kepulangannya ke Jepang, Chansung dan Taec jg berada disana. 

Sejak tdk Chansung selalu berada d sisi Junho, mengingat kondisi Junho yg belum terlalu baik membuat Chansung selalu siaga untk menjaganya, genggaman tangan mereka tak pernah terlepas. Tapi tatapan matanya malah terlihat kosong, seolh manyatakan betapa jauh fikirannya yg terbang ntah kemana

"Heiiiii... Kau melamun? Kau sedang memikirkan sesuatu eoh??.. " tanya Junho heran. 

"Ah.. A-anni, a-aku tdk melamun... " jawab Chansung gugup. 

"Ckk, masih saja berbohong, sudh tertangkap basah juga, memangnya apa yg sedang kau fikirkan sebenarnya?.. " tanya Junho lg. 

Chansung tau, mengelak dari Junho adlah hal yg sia2. "Aku sedang bersedih, memikirkan kau yg akan segera kembali ke Jepang dan aku akan sendirian lg disini, kau tau aku sangat sedih Nuneo... ". Ucap Chansung, tak sepenuhnya berbohong, memang dia bersedih untk melepas kepergian Junho lg, tp sebenarnya bukan itu yg menjadi topik utama lamunannya, melainkan perdebatan dgn org tua nya td malam. 

"Hahahhaahah... Ayolah Channie, kau ini seperti anak kecil saja, kan hanya fisikku saja yg pergi tp aku akan selalu berada disini, dihatimu... " ujar Junho sambil menujuk dada Chansung. 

Mereka pun tertawa lepas, sampai akhirnya Junho dan Taec harus segera masuk karena Pesawat akan segera take off, memang terasa sangat berat untk berpisah kembali dgn Junho, ingin tasanya Chansung melewati waktu yg lebih lama bersama Junho, tp itu semua tdk mungkin. 

.........

Selepas mengantar kepergian Junho dan Taec ke bandara, Chansung kembali kerumahnya sekedar untk beristirahat dan menenangkan fikirannya yg sedang kacau skrng, saat dia akan trlelap, tiba2 pintu kamarnya terbuka dan menampakkan Mrs. Hwang yg berjalan kearahnya.

"Channie... Ibu mau bicara sebentar bisa?.. " tanya Mrs. Hwang dgn sangat lembut yg tentu saja mengagetkan Chansung mengingat bagaimana kerasnya perdebatan mereka td malam. 

"Aku lelah bu, jika ibu akan membahas sesuatu yg sama seperti td malam, lebih baik tdk ush, karena jawabanku akan selalu sama... " Ujar Chansung masih dgn menutup matanya. 

"Heemmhh.. ibu tdk akan membahas hal yg sama, tp ini tetap ada hubungannya dgn Jo Kwon, ibu ingin memberitahu kondisinya... "

Terdengar Chansung mendengus tidak suka "Aku tdk mau tau, tdk perlu tau, dan tdk butuh untk tau..." potong Chansung cepat. 

"Baiklah, ibu hanya ingin menyampaikan bahwa Jo Kwon sedang menjalani terapi kejiwaan skrng..."

"MWWOOOOO??..." Chansung terlonjak kaget dan dgn refleks bangkit dri tempat tidurnya. "Te-terapi kejiwaan? Ma-maksud ibu??.. "

Mrs. Hwang mengembuskan nafas perlahan "Ne, jiwa Jo Kwon terganggu akhir2 ini, jd kedua org tua nya memutuskan untk merawatnya d sebuah klinik teraphy kejiwaan... "

"Anni, wae? Memangnya apa yg terjadi pd Jo Kwon? Knp bisa seperti itu? Apa yg menyebabkannya? Bukankah ibu bilang 2 hari yg lalu Jo Kwon dtng kemari bersama org tuanya?.. " tanya Chansung penasaran.

"Ne, awalnya ibu kira Jo Kwon akan dtng, tp ternyata yg dtng hanya ibunya sendirian, dan dari itulah ibu tau tentang kondisi Jo Kwon, dan ibu rasa kau tetap harus tau masalah ini, karena kau yg menyebabkan Jo Kwon jd seperti itu... "

DEG!!! Jantung Chansung seakan berhenti berdetak, Jo Kwon harus menjalani terapi kejiwaan karenanya? Memangnya dia sudh melakukan apa? 

"Ka-karena ku? Ma-maksud ibu? Knp bisa aku yg menyebabkan?.. " tanya Chansung gugup

"Heemmhh... Kau tau? Jo Kwon sangat mencintaimu, dan sejak hubungan kalian menjauh ditambah lg dgn kesalahfahaman karena status SNS beberapa waktu yg lalu semakin membuatmu menjauhi Jo Kwon kan? Dia down Channie, dia tdk bisa jauh darimu, dia tdk segampang itu menerima kenyataan bahwa kau sudh menyadi milik org lain.. "

DHUAARRRR!!! Sepertinya kepala Chansung akan meledak detik ini jg, fakta macam apa lg ini ya tuhan.

"Ja-jadi, jadi dia seperti itu karenaku? Ta-tapi aku tdk tau bahwa akan terjadi hal seperti ini bu... "

"Ne, ibu tau, kau jg tdk mungkin berniat membuatnya seperti itu, tp jika boleh ibu menyarankan, sebaiknya kau temui Jo Kwon, setidaknya kau tdk harus bermusuhan dan membencinya seperti beberapa waktu terakhir ini, kasian dgn nya Channie... " ujar Mrs. Hwang sedih, jujur Chansung merasa terpukul, merasa amat sangat bersalah, bagaimana mungkin dia menyebabkan Jo Kwon jd seperti ini? 

"Dia dirawat dimana bu? Mu-mungkin aku bisa membesuknya nanti ..." tanya Chansung akhirnya.

"Ne, ibu berharap kau bisa membantunya untk kembali seperti dlu..."

Setelah mendapatkan alamat dri Mrs. Hwang, Chansung bergegas mengunjungi tempat dimana Jo Kwon sedang menjalani terapi. 

..........

Terlihat seorg namja yg sedang terbaring dgn posisi meringkuk d atas bed rumah sebuah klinik, Jo Kwon, ya, kondisininya cukup memprihatinkan, setelah bertemu dgn ibu Jo Kwon didepan, akhirnya Chansung melangkah masuk keruangan dimana Jo Kwon dirawat. 

Merasa ada yg datang, Jo Kwon kini menatap kearah pintu masuk, matanya langsung bertatapan dgn Chansung yg sontak langsung membuatnya terbangun, Jo Kwon menatap Chansung dgn mata nanar, seolah tak percaya dgn apa yg dihadapannya saat ini.

"Kwonnie... Haii... Ini aku..." Ucap Chansung pelan saat dia merasa Jo Kwon menatapnya dgn tatapan bingung.

"Cha-Chansung-ie..." 

"Ne... Ini aku, kau masih mengenaliku kan?.. "

Jo Kwon tdk menjawab, tp dia justru melompat kearah Chansung dan memeluknya erat, Chansung terkisap kaget, tubuhnya membeku, sementara Jo Kwon memeluknya sangat berat. 

"Cha-Chansung-ie hikkkzzz... A-akuuuu... Akuuu sangat merindukanmu, aku tdk percaya kau akan datang kesini hikkzzz... " erat, bahkan terlalu erat, dekapan Jo Kwon nyaris membuat Chansung tdk bisa bernafas, tp tangan Chansung tetap terjulur d sebelah tubuhnya, tanpa membalas pelukan Jo Kwon, mungkin lebih jelasnya Shock itulah kata2 tepat untk menggambarkan perasaan Chansung saat ini. 

"Hikkzzz... Huweeeeee hikkzzz... Knp kau baru dtng Chansung-ie, kumohon jgn pergi lg, jgn tinggalkan aku lagiii hikkzzzz... " semakin lama teriakan Jo Kwon makin terdengar histeris, hingga mengundang beberapa perawat dan dokter datang keruangan tsb, Mrs. Jo jg masuk kesana. 

"Chansung-ie apa yg kau lakukan pd anakku? Apa yg terjadi?.. " bentaknya panik melihat Jo Kwon yg menangis histeris. 

"Eomma, jgn marah pd Chansung, nanti dia pergi lg meninggalkan ku eommaaaa... Hikkkzzzzz, aku tdk mau dia pergi lagi, aku tdk mau, aku tidak mauuuuuuuuuu.. "

Dgn cepat Jo Kwon diambil alih olh staff medis yg merawatnya, sekedar untk menenangkannya, selang beberapa menit kemudian Jo Kwon terlihat tenang dan kembali terlelap.

"Chansung-ieee... Jgn pergi hikkzzz... Jgn tinggalkan aku... " Jo Kwon terus mengigau selama tidurnya. Dan Mrs. Jo menangis terisak melihat keadaan anaknya seperti ini. 

"Apa kau yg bernama Chansung?.. " tiba2 sang dokter bertanya pd Chansung. 

"Ne... " 

"Sepertinya kau adalah org yg sangat berarti bagi Jo Kwon, dan kehadiranmu bisa membantu kesembuhannya, secara perlahan jika kau terus berada d dekatnya kondisi Jo Kwon akan kembali stabil, dia hanya mengalami tekanan yg tdk bisa dia bendung saat dia merasa kehilanganmu, maka dari itu dgn kembalinya kau disisinya itu akan membuat dia pulih dgn cepat.. " jelas sang Dokter, dan Chansung kembali terdiam, dia tdk tau apa yg sebenarnya sedang terjadi disini, haruskah dia kembali pd Jo Kwon sekedar untk membantu kesembuhannya? 

"Maaf dok, tp saya rasa saya tdk bisa melakukan itu, walaupun kehadiran saya bisa membantu kesembuhannya, tp itu percuma, karena meskipun dia sembuh nanti, saya tetap tdk bisa terus2an berada d dekatnya, karena saya sudh memiliki org lain... " Tolak Chansung dgn tegas, disambut dgn isakan tangis Mrs. Jo yg semakin kuat. 

"Saya tau, tp saya rasa kesembuhan Jo Kwon lebih penting saat ini, untk kedepan nya pasti ada cara lain yg bisa kita lakukan jika kondosinya sudh mulai stabil... "

"Heemmhh maafkan saya, tp saya tetap... "

"Chansung-ie... Eomma mohon, mohon bantuannya untk kesembuhan Jo Kwon, eomma tdk akan memaksamu untk kembali pd nya, tp setidaknya, bantu kondisinya agar kembali stabil, eomma sangat sedih melihat dia seperti ini hiikkkzzz... " Mrs. Jo dgn cepat memotong kata2 Chansung dan skrng dia sedang berlutut didepan Chansung, hal ini sontak membuat seisi ruangan itu terkejut.

"Eomma, apa yg eomma lakukan, knp berlutut seperti ini??... " Chansung memegang bahu Mrs. Jo dan berusaha membawanya berdiri, tp tangannya segera d tepis. 

"Apapun akan aku lakukan asal Jo Kwon bisa kembali seperti dlu hikkzz, hanya dia satu2nya yg aku miliki didunia ini, kau tdk akan tau bagaimana rasanya saat kau akan kehilangan satu2nya hartamu hikkzz.. "

"eomma... "

"Apa lagi yg bisa aku lakukan agar kau mau membantu kesembuhannya Chansung-ie? Katakan, aku akan melakukan apapun itu..." 

Hancur, hati Chansung remuk melihat sikap Mrs. Jo, bagaimanapun jg dia lah yg sangat jahat dan egois disini karena tak sedikitpun mau memahami kondisi Jo Kwon, tp bagaimana dgn Junho? Bagaimana kalau Junho tau? 

"Ba-baiklah aku akan membantu, skrng ayo eomma berdiri dlu... "

"Benarkah kau akan membantu Jo Kwon untk segera pulih??.. " Mrs. Jo menatap mata Chansung

"Ne... " kemudian Mrs. Jo berdiri dan segera mengucapkan terimakasih pd Chansung. 

"Lalu apa yg harus saya lakukan dok? Hal apa yg bisa saya bantu?.. " tanya Chansung

"Cukup dtng kemari dan temani dia tiap harinya, buat dia merasa selalu terlindungi dan nyaman saat bersama mu, nanti akan saya jg akan mengajarkan kata2 seperti apa yg bisa kau ucapkan untk membantu dia kembali stabil... "

"Ahh ne..." akhirnya dgn segala keterpaksaan, Chansung harus menyetujui hal itu. 

......

@ Jepang

Sejak kepulangan Junho ke Jepang, lambat laun dia merasakan ada sedikit perubahan pd sikap Chansung, meski Chansung tak berubah total, tetap terasa ada yg mengganjal dihatinya. 

"Hyung, kau knp eoh? Knp akhir2 ini kau banyak melamun?.. " tanya Mark heran. 

"Hheemm molla, terasa ada yg mengganggu fikiranku skrng, tp aku tdk tau apa... " jawab Junho lemah, mereka sedang berada d kantin kampus. 

"Ckk, pasti ini ada hubungannya dgn si pisang pabbo itu kan?..." Tabak Seulong seenaknya. 

"......" Junho hanya diam

"Haahhh trnyata benar, lihat saja nanti aku ku basmi dia... " ujar Seulong dgn gaya sok pahlawannya. 

"Kau fikir dia hama yg harus kau basmi eoh? Dan apa itu? Hentikan sikapmu yg sok superhero mu itu hyung... " ujar Mark lg. 

"Wae? Aku hanya berusaha bersikap seperti tokoh superhero kebanggaanku yg siap membantu siapapun... "

"Siapa memangnya??.. "

"Doraemon.. "

PLETAK!!!  sebuah sumpit berhasil mengenai jidat lebar Seulong, yg tak lain adalah Junho pelakunya, "Sejak kapan Doraemon jd superhero??? Aiishhh jinchaaaaa... " protes Junho saat Seulong bocara seenaknya tentang superhero. 

"Oh bukan ya?? Hahahahahah ternyata skrng sudh berubah, aku tdk tau... "

"Ckk... Apanya yg berubah, memang dri dlu doraemon bukan superhero, dasar.... " protes Mark ikut2an, dan sialnya Seulong tertawa lebar melihat aksi protes kedua sahabatnya itu. 

Bukan Seulong namanya jika dia hanya berdiam diri saat melihat Junho mengalami kesulitan, saat itu jg dia mengambil handphone nya dan mengirim Pesan whatsapp ke Chansung secara diam2.

"Yakkhhh pabboyaa, dimana kau skrng eoh?.. "

"Hwang Chansungggg..."

"Ckk Banana Channa Pabboooo... Knp tdk membalas pesanku??.. " 

Seulong terus2an mengirimi pesan ke Chansung karena Chansung tak kunjung membalas, tak seperti biasanya, Setelah beberapa saat akhirnya terlihat Chansung membalas pesannya. 

"Ne, wae?? Aku sedang ada urusan td... " ujar Chansung datar, alis Seulong mengerenyit, tak biasanya Chansung bicara sedingin ini padanya. 

"Kau knp eoh? Sedang bertengkar dgn Junho??.. "

"Anni, wae???.. " Seulong semakin yakin sedang terjadi sesuatu melihat respon Chansung yg seperti ini. 

"Lalu knp kau bersikap dingin seperti ini? Kalau hanya dgn ku its oke, tp bagaimana mungkin kau bersikap begini pd Junho jg?.. "

"Pada Junho? Dingin? Apanya? Aku biasa2 saja dgn nya, tak ada yg berubah... " terlihat Chansung menghindar

"Itu menurutmu, tp tdk menurut Junho, sedikitpun perubahan atas sikapmu, Junho akan langsung menyadari itu, saranku, lebih baik kau selesaikan urusanmu dgn Junho, aku tau pasti ada sesuatu yg terjadi makanya kau bersikap seperti ini..."

"Kau terlalu berlebihan mengartikannya... "

"Terserah kau saja, yg jelas aku tdk mau melihat Junho seperti kehilangan semangat hidup begini, okee... Yg aku mau besok Junho sudh kembali seperti dlu, jgn sampai dia masih bersedih... "

Kemudian Seulong mengakhiri percakapan mereka dan lanjut mengobrol dgn Junho dan Mark. 

.........

@ Seoul

Malam harinya, setelah seharian tenaga Chansung terkuras untk kuliah dilanjutkan dgn menemani Jo Kwon yg sedang dirawat, kini dia bisa merentangkan tubuhnya diatas kasur, lelah, itu lah yg dia rasa, dan itu juga yg membuat Chansung terlihat berubah pd Junho, sebenarnya bukan berubah, tp skrng Chansung hanya sedikit memiliki waktu untk memegang handphone nya. 

Teringat dgn ucapan Seulong td siang, akhirnya Chansung memutuskan untk menghubungi Junho, ya, mungkin secara tdk sadar beberapa hari ini dia mengabaikan org yg disayanginya itu. 

"Anyeong chagiya... Kau sedang apa?... " Tanya Chansung saat Junho mengangkat tlpn nya. 

"Anyeong Channie, aku sedang santai, kau sendiri??.."

"Sama, aku jg sedang santai, maaf seharian ini jarang memberi kabar padamu, aku benar2 sibuk akhir2 ini... "

"Bukan hari ini saja, tp sudh beberapa hari belakangan ini, kau sibuk apa memangnya?.. "

#DEG!! Chansung terdiam, selalu seperti biasanya, Junho bisa dgn cepat menerobos pertahanannya.

"A-akuuu... Akuu... " Chansung terbata2, karena sangat tdk mungkin jika dia mengaku jujur kalau dia sedang disibukkan membantu Jo Kwon untk sembuh. 

"Sebenarnya ada apa? Aku tau pasti ada sesuatu yg terjadi, dan kau tdk mau bicara padaku..." lagi dan lagi Junho menembak tepat sasaran. 

"Heemmhhh aku mau cerita, tp janji kau jgn marah... " akhirnya Chansung tak bisa berkutik dan harus mengaku jujur.

"Tergantung apa yg akan kau ceritakan... "

"Apapun yg aku ceritakan nanti, ku mohon tetap percaya padaku, cukup lakukan itu, karena apapun fakta yg akan kau dengar, kau akan tetap baik2 saja asal kau tetap mempercayaiku, kau mau berjanji?.. "

"Kau membuat dadaku serasa mau meledak skrng, baiklah, aku akan berusaha percaya padamu, skrng ceritakanlah... "

"Heemmhhhh... Sebenarnya, saat malam sebelum kepulanganmu ke Jepang, ayah dan ibu menyidangku.. " Ya, satu2 nya hal yg akan d akui olh Chansung adalah perihal dia yg sempat beradu argumen dgn kedua org tuanya malam itu tanpa ada 1 pun yg dia tutupi, tp untk sesuatu yg berhubungan dgn Jo Kwon, Chansung belum berani atau mungkin tdk akan pernah berani berterus terang pd Junho. 

Setelah menjelaskan rinci kejadian malam itu, Junho terdengar masih diam saja d seberang sana. "Nuneo, knp kau diam saja? Kau marah padaku? Maafkan aku, aku tdk bermaksud membuatmu bersedih, kumohon percayalah padaku bahwa aku akan mengusahakan bagaimanapun caranya agar keluargaku bisa menerima kehadiranmu, ku mohon percayalah... "

"Nuneo... Jawab aku... "

Selama beberapa menit Junho tetap terdiam, hingga akhirnya perlahan Chansung menangkap suara isakan tangis dari seberang sana.

"Nuneo, kau menangis?? Heiii uljima, ku mohon jgn menangis chagiya, maafkan aku... " Chansung seketika panik. 

"Hikkkzzz... Apa yg harus aku lakukan skrng Channie???.. " lirih Junho terdengar putus asa.

"Sudah kubilang dari awal, skrng yg harus kau lakukan hanyalah mempercayaiku, kumohon percaya padaku Nuneo... " Chansung memelas, bsrusaha meyakinkan Junho agar tetap mempercayainya. 

"Hikkzzzz.. Walaupun aku mempercayaimu, tp fakta didepan sana tak bisa aku singkirkan begitu saja, bahkan org tua mu sama skali tak memberi ruang untkku bergerak, hiikkkzzz... Bahkan mereka sama skali tak akan menyetujui jika nanti kita menikah hiikkzzz huweeeeeeee... "

Sakit, sesak, hal itulah yg kini dirasa olh Chansung, 1 sisi dia memang sudh merasa stress karena perdebatan malam itu dgn org tuanya, dan disisi lain skrng hatinya jauh merasa lebih sakit saat Junho menangis seperti ini. 

"Aku mencintaimu Nuneo, aku ingin hidup dgn mu, aku menyayangimu sungguh, aku akan menikah dgn mu, aku berjanji, kumohon percayalah dgn ku... " 

"Aku tdk tau Channie hikkzzz, aku tdk tau apa yg harus aku lakukan skrng, aku tdk mau kau menjadi anak yg melawan pd kedua org tuamu hanya karena aku..." 

"Anni, aku hanya memperjuangkanmu, aku begini bukan karena mu... "

"Channie, ku mohon mungkin lebih baik mulai skrng kita jgn saling berhubungan, aku ingin sendiri, berikan aku waktu untk berfikir hikkzzz... "

"MWOOO???.. " Chansung tersentak mendengar permintaan Junho "Tidak Nuneo, aku tdk bisa... "

"Aku butuh waktu untk sendiri Channie, jika memang kau menyayangiku, maka jauhi mulai skrng... " pinta Junho dgn sadisnya. 

"Tidak mau, kalau kau sendirian, kau akan asik bermain dgn fikiranmu sendiri, dan bisa saja kau malah berfikir negatif tentangku, aku tdk mau, aku tdk bisa membiarkanmu sendiri...." Teriak Chansung frustasi menghadapi permintaan Junho.

"Bukankah td kau memintaku untk mempercayaimu? Jika kau yakin aku sudh mempercayaimu, maka tak ada yg harus kau khawatirkan..." 

"Tidak bisa Nuneo... "

"Maafkan aku Channie, kau tau? Kepala ku serasa mau meledak skrng hikkkzzzz... aku butuh waktu untk berfikir tenang, tanpamu... " Junho memberi tekanan pada kata2nya yg terakhir. Dan itu sukses menghujam jantung Chansung dgn sakit yg tak terkira.

"Ba-baiklah kalau begitu, tp ku mohon, tetap percaya padaku, apapun yg aku lakukan disini, hanya kau yg ada d hatiku..." ujar Chansung lirih. 

"Aku berusaha untk percaya hal itu, dan semoga saja rasa sakit hatiku tdk lebih besar dari kepercayaanku... Aku mau istirahat Channie, good night... " kemudian Junho memutuskan tlpn secara sepihak. 

Tinggal lah Chansung yg semakin stress dan nyaris gila karena permasalahan ini, akankahncintanya od Junho tetap bertahan ditengah huru hara ini?? 

.

.

.

TBC. 

Semakin mendekati ending, konfliknya mulai masuk klimaks. 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
nhmelody #1
Chapter 32: Waaah.. Daebak author-nim.. Ni FF yg paling bnyak menguras air mata. Dri chapter 3 ampechapter akhir' sungguh mengobrak abrik perasaan saya. Seperti membuka luka lama. Kenapa rasa sakit itu muncul kembali stlh baca FF ini?? . aaah No comment yg jelas tisu dah berhamburan dimana".
hydeemd #2
Chapter 32: Kak, org yg diperankan Chanie, really, he was such a filthy jerk, sorry to say hehehe. Agak mirip sama yg prnah gw alami sih, gw smpet benci banget ama itu manusia satu kluarga sama aja, hahaha tp mungkin agak beda sih, gw tidak seinnocent dan sebaik Junho di sini, I was guilty too a little bit. Si Khun juga ampun deh, are people like those two really alive in this world??? They'll ruin the universe, jinjja, hahahaha. Anyway, you did a great job since you could write it all over again despite your scars, gila banget. Keren. Ditunggu FF selanjutnya, and hope you'll find your own happiness someday!
ayudaantariksa #3
Semangatt lanjut authornim
santa_aritonang #4
Chapter 32: Like it. Krn sbnrnya kita ga bisa memaksa takdir. Suka sama jalan ceritanya. Masing2 pny cerita cinta. Berkarya trus author... ditunggu cerita selanjutnya...
niLynnelle
#5
Rada ng gantung sihh... Tpi gpp... Dimklumi krna ini kisah nyata.... Jiwa penasaran aku terenggut semua buat ff yg stu ini...
Now,, saat nya nimbrung di ff slnjutnya..
Ganbate eon buat ff barunya.. Sequel dri why yahh... Okehhsipplaahh...
akreema #6
Chapter 32: First of all, aku menunggu hingga akhir kalimat mu tentang FF ini. Sejak konflik chanuneo ini dimulakan, aku yakin yang cerita ini pasti akan terkait dengan dirimu. Tahniah untuk jalan ceritanya yang jelas dan bisa membuatku sering ternanti sambungannya. Juga sekalung tahniah kerana author berjaya membuktikan bahawa cinta itu terkadang harus melepaskan daripada terus memaksa. Dan melepaskan juga bukan bermakna membenci tapi tulus untuk melihat dia bahagia. Apa pun, tetap terus berjalan dan tersenyum pada masa lalu yang membuatmu terus kuat untuk berkata tidak pada kesakitan.

*Kerana aku juga pernah belajar melepaskan, memaksa diri melupakan hingga akhirnya yang ada hanyalah sebuah hati dan jiwa yang mati. Tidak mampu menyayangi yang lain kerana bimbang terluka dan meluka :)

Adiós ~ Annyeong
Tiya26 #7
Chapter 32: Astaga endingnya ngegantung bgt eon
Amaliaambar
#8
Chapter 32: Agak kecewa sih sama endingnya tp gwenchana eon... aku siap menunggu FF baru mu hwaiting!!!!
Khayra1989
#9
Chapter 32: Daebak!! Author hwaiting!!!
Ok_adel27 #10
Chapter 31: Khunnie ga ada kabarnya lagi?