Meet You, Love you, A Lucky Of Me

Meet You, Love You, A Lucky Of Me

FF "Meet You, Love You, A Lucky Of Me" By WonderBangNe1

CHAPTER 3!!

.

.

[Jam Istirahat]

 

"Hai Sohee, kenalkan namaku Lee Sunmi. Mari berteman." sapa Sunmi si teman sebangku Sohee. Sohee hanya tersenyum dan membalas jabatan tangan Sunmi,

"Ne, kamshamnida Sunmi-ah."

"Tidak perlu terlalu formal kepadaku. Bagaimana kalau saling bertukar nomor Handphone? Biar nanti kita bisa sms-an gitu.” saran Sunmi mengeluarkan Handphonenya. Sohee mengangguk dan ikut mengeluarkan Handphone. Tapi baru saja ia hendak memberikan nomor Handphonenya kepada Sunmi, seseorang tiba-tiba datang merampas Handphone itu.

“Yah!” teriak Sohee kaget kembali merebut Handphonenya. Tapi niatnya urung saat ia mengetahui siapa yang mengambil Handphonenya itu,

“Kwon Jiyong?!” kata Sunmi kesal.

Sohee hanya merungut sembari mengingat nama pria yang beberapa hari lalu sudah membuat masalah dengannya di Hotel itu.

“Apa yang kau lakukan?” tanya Sohee menantang Jiyong. Jiyong hanya tersenyum miring,

“Kenapa kau datang ke sekolahku?” tukas Jiyong mengangkat dagunya pongah.

“Tsk. Kalau aku tahu kau juga sekolah disini, aku tidak akan mau pindah ke sekolah ini tau!” kata Sohee kesal. Sehingga membuat seisi kelas yang merasa ada kejadian menarik di kelas itu pun segera berbondong-bondong menyaksikan sepasang murid cakep itu.

“Yayaya, mungkin nasib ku saja yang sedang sial. Bisa satu sekolah bahkan satu kelas ama cewek sembrono sepertimu! Ini ambil!” Jiyong melempar Handphone Sohee ke Sunmi dan berlalu meninggalkan kelas dengan ke-2 tangan dimasukkan ke saku celana.

“Yah!” tapi tiba-tiba Sohee berteriak dan berhasil membuat Jiyong menghentikan langkahnya, Ia berjalan menghampiri Sohee dan menantangnya dengan berani,

“Jangan sekali-sekali berkata aku ini adalah cewek sembrono ya! Kau tidak berhak menilai diriku dan merendahkanku disini! Mentang-mentang aku anak baru, kau jadi sok senior dan eksis di sekolah ini! Oh No, kau tidak bisa memperlakukanku begitu! Dasar cowok genit pengintip orang mandi!!” tukas Sohee mendorong bahu Jiyong dan berlalu meninggalkan kelas.

“Sohee!!” teriak Sunmi ikut menyusul Sohee.

Jiyong hanya bisa tertegun dengan mulut menganga. Sedangkan seisi kelas dibuatnya shock mendengar ucapan terakhir Sohee barusan.

“Mwo? Pengintip?”

“Omo! Jiyong-ssi seorang pengintip?!”

“Andwe! Beruntung sekali dia bisa diintip oleh Jiyong-sunbae!”

Terdengarlah berbagai komen para murid yang menyaksikan kejadian itu. Sehingga membuat Jiyong malu karena dituding yang aneh-aneh.

Urgh! Kurang ajar!” batin Jiyong mengepal erat tangannya.

.

.

 

"Dara, kita akan melakukan meeting bersama dengan agensi T.O.P, untuk itu kau harus mempersiapkan diri untuk besok. Pokoknya kita harus bisa memakai T.O.P sebagai artis kita. Karena ku rasa hanya dialah yang cocok untuk Project ini. Nanti, jika kau berhasil menjalankan project ini, aku menjanjikan posisi yang lebih tinggi untukmu."

Dara tersenyum simpul menerawang langit mengingat ucapan Direktur-nya tadi siang. Entah kenapa, ia merasa hari ini adalah hari Hoki-nya. Pertama, projectnya di terima oleh kliennya, dan sekarang jabatannya pun akan dinaikkan oleh Bos-nya. Sungguh keberuntungan yang sangat beruntun.

Malam sudah begitu larut, tapi Dara masih ingin berjalan mengelilingi kota sendirian. Angin malam yang menusuk tulang menerpa rambut panjangnya lembut, sehingga membuatnya tidak sekalipun mengeluarkan tangannya dari saku jaketnya. Syal rajutan biru yang baru saja dibelinya kemarin terpasang rapi melilit lehernya. Sehingga membuat tubuhnya terasa hangat dan nyaman.

Dara meregangkan urat sarafnya yang terasa beku, lalu ia masuk ke sebuah cafe yang terletak di pinggir jalan. Baru saja ia mencecahkan pantatnya di kursi, tiba-tiba dua orang pria masuk ke dalam Cafe. Dara mengernyitkan alisnya,

"Mereka?" batin Dara teringat kejadian beberapa hari yang lalu, dimana ia baru pindah ke Apartmentnya dan diganggu oleh preman-preman setempat.

"Yah! Lihat dia." ujar salah satu pria itu memberitahu temannya saat menyadari sosok Dara yang sedang mengendap-ngendap agar tidak dilihat mereka.

"Hm, ayo kesana." kata pria yang diberitahu itu menghampiri Dara, diikuti oleh temannya dari belakang.

PRAAK

Pria itu memukul meja sambil duduk di depan Dara, sehingga membuat gadis itu kaget dan terpatung.

"A, apa yang kalian lakukan disini?" tanya Dara gelagapan. Si pria yang tak lain adalah Jiyong itu tersenyum licik dan menaruh tangannya ke atas meja untuk menopang dagunya.

"Noona, tahu kah kau? Wajahmu mengingatkanku pada seseorang. Kalian benar-benar mirip sekali." kata Jiyong memperhatikan wajah Dara seksama. Dara yang ketakutan hanya menundukkan kepalanya was-was.

"Wuah, benar juga! Dia mirip sekali dengan si anak baru itu!" timpal teman Jiyong, yang tak lain adalah Seungri.

"Yeaa, mirip sekali seperti kakak adik. Tapi tahukah kau," Jiyong mengulurkan tangannya mengangkat dagu Dara agar gadis itu menatap wajahnya.

"Gadis itu sudah membuat Mood ku tidak baik hari ini. Karena itu, aku ingin membalaskannya padamu sekarang." kata Jiyong tersenyum sinis, sehingga membuat Dara tidak bisa menyembunyikan rasa takutnya dan bergetar hebat.

"A, apa maksudmu? A, apa salahku?"

"Tsk. Salahkan orang tuamu karena telah membuat wajah kalian menjadi begitu mirip, sehingga aku tidak tahan melihatmu dan ingin menghukummu. Hahahahahaha," Jiyong tertawa licik. Dara mengulum ludah dan meronta, tapi Jiyong menariknya dengan kasar dan tanpa sengaja melemparnya ke lantai.

BRUUK

Dara dapat merasakan tulang hidungnya retak saat wajahnya dengan keras menubruk lantai.

"Yah! Tidakkah kau merasa ini keterlaluan?" protes Seungri kepada Jiyong.

Jiyong hanya berdecak kesal,

"Tsk. Dasar gadis lemah! Kau membosankan!" ujar Jiyong meludahi Dara dan berlalu pergi. Seungri pun mengikutinya.

Sementara itu, Dara bangkit dengan darah melumuri hidungnya.

"Argh." rintih Dara menenggadahkan kepalanya saat darah itu tidak kunjung berhenti mengalir.

Setelah memastikan ke-2 pria itu pergi, si pemilik Cafe langsung menghampiri Dara dan membantunya mengobati hidungnya.

"Maaf nona. Tadi aku mau membantumu. Tapi aku tidak bisa melakukan apa-apa, karena mereka adalah preman pengacau di wilayah ini. Kalau aku melawan, maka mereka akan menghancurkan Cafe ku. Jeongmal mianhe." kata si pemilik Cafe menyesal.

Dara hanya merungut kesal dan pergi dari Cafe itu.

"Sial! Bocah-bocah sialan! Kalau bukan mengingat besok akan ada meeting, aku pasti sudah melaporkan mereka ke polisi!" batin Dara naik ke atas taxy dan pulang ke apartmentnya.

.

.

Sohee sedang membersihkan akuarium di ruang tamu saat terdengar suara ketukan pintu dari luar. Ia menaruh akuarium yang terbuat dari kaca itu pelan-pelan ke atas meja dan berlalu untuk membukakan pintu.

KREK

Baru saja ia membukakan pintu, seseorang sudah mendorongnya duluan kedalam dan segera menutup pintu. Sohee yang kaget hanya terpana menatap orang itu membuka topi dan glasses hitamnya.

“Kau?” kata Sohee kaget.

Orang yang tak lain adalah Seunghyun itu hanya membuka jaketnya dan merebahkan tubuhnya ke atas sofa.

“Yah! Apa yang kau lakukan disini?” protes Sohee berdiri di depan sofa. Tapi Seunghyun hanya menutup matanya sambil berbaring di sofa.

“Yah! Kalau wartawan melihat kita berduaan disini, nanti berita yang aneh-aneh malah muncul lagi!” ujar Sohee kesal.

“Bisakah kau diam untuk sebentar saja?” ucapan Seunghyun barusan berhasil membuat Sohee membungkam mulutnya dan beralih menata Akuarium barunya.

Hening sejenak, Seunghyun merasa ada yang ganjil. Ia membuka matanya dan bangkit melihat apa yang dilakukan Sohee. Melihat gadis itu sedang menata sebuah mini akuarium, ia menghampirinya.

“Apa yang kau lakukan?”

“Tidak bisa kah kau menyimpulkannya sendiri?” tanya Sohee balik.

“Yayaya, menata sebuah akuarium dan memasukkan ikan emas berwarna kuning kedalamnya. Seperti anak-anak saja.” celoteh Seunghyun sembari bangkit dan pergi ke dapur.

Sohee hanya mengernyitkan alisnya dan menatap punggung Seunghyun yang menghilang dibalik pintu.

“Sebenarnya apa maksudmu malam-malam begini ke Apartmentku? Er, maksudku ke Apartment yang ku hutang padamu,” kata Sohee memperbaiki kalimatnya.

Seunghyun hanya tersenyum kecil. Ia membongkar kulkas dan membawa sebuah Pop Mie ke ruang tamu.

“Aku hanya bosan. Jadi tidak apa kan aku datang kemari?! Lagian tidak akan terjadi apa-apa dengan kita kok, toh aku tidak tertarik dengan si dada rata sepertimu!” ujar Seunghyun santai sembari melahap mie. Sohee hanya mendongkol kesal.

“Yah! Begini-begini aku banyak yang suka tahu! Lagian ngapain punya dada besar-besar amat kalo nggak alami? Wek!” cibir Sohee.

“Sudah, sudah! Jangan membahas dada-dada lagi. Ngomong-ngomong, bagaimana Apartment ini? Apakah kau nyaman tinggal disini?”

“Hmm, yea, lumayan. Aku nyaman kok tinggal disini. Tapi emang sih, kali pertama tinggal sendirian mengerikan juga.” kata Sohee malu-malu.

“Lalu apa aku perlu menemanimu untuk tinggal disini?” goda Seunghyun yang berhasil membuat Sohee menggeleng-geleng.

“Andwe!! Aku tidak mau hidup serumah denganmu!”

Seunghyun tersenyum sinis.

“Lho? Kenapa? Padahal kau termasuk orang yang beruntung lho bisa hidup serumah dengan seorang T.O.P. Lagian kau bilang kau adalah Fans ku kan?” kata Seunghyun tersenyum miring.

“Ya, dulu sih aku memang fans mu. Tapi sejak aku tahu sifat aslimu, err, bodoh sekali aku bisa menjadi fansmu.”

“Hei, tapi setidaknya aku sudah pernah menolongmu tahu!”

“Jadi sekarang kau mau aku menyanjung-nyanjungmu mentang-mentang sudah pernah ku tolong, gitu? Huah, sorry ya. Tapi aku bukan tipe gadis seperti itu!” Sohee menyilangkan ke-2 tangannya kearah Seunghyun.

“Lupakan masalah itu. Bagaimana dengan sekolah barumu?”

Tiba-tiba Sohee terdiam. Ia teringat akan kejadian tadi siang, dimana ia dan Jiyong bertengkar di dalam kelas.

“Sebenarnya aku senang sekolah disina. Tapi, tapi aku tidak suka dengan salah seorang teman sekelasku. Dia jahat sekali. Tipe Bad Guy bermulut kasar. Aku membencinya!” curcol Sohee yang berhasil membuat Seunghyun berhenti memakan mienya.

“Memangnya kasar gimana? Kau diapain ama dia? Apa aku perlu memberimu seorang Bodyguard?”

“MWO? Ah, aniyo! Aku tidak membutuhkan Bodyguard. Kau terlalu berlebihan. Aku bisa menanganinya sendirian kok.” ujar Sohee tertawa kecil.

“Kalau begitu berusahalah~” kata Seunghyun tersenyum memberi semangat dan kembali memakai perlengkapan penyamarannya. Sohee hanya tertegun menyaksikan senyum lembut Seunghyun barusan. Seunghyun yang merasa aneh melihat sikap Sohee balas menatapnya heran,

“Kau kenapa?”

Sohee tersadar dan membuang muka,

“Ti, tidak kok. Kau sudah mau pergi? Ya sudah, sana. Aku mau tidur.” kata Sohee membukakan pintu. Seunghyun hanya berdesah.

“Ya sudah, aku pergi. Jaga dirimu baik-baik ya.” Seunghyun menepuk bahu Sohee sementara tangannya yang lain mengacak-acak rambut gadis itu.

“Ah~ Arasseo!” kata Sohee menundukkan kepalanya dan membuang tangan Seunghyun.

“Bye~” Seunghyun pun berlalu meninggalkan Apartment. Sohee hanya terdiam menatap punggung pria itu yang mulai menjauh.

“Ternyata kau memang orang baik, T.O.P. Terimakasih, terimakasih sudah mengkhawatirkanku.” batin Sohee tersenyum intens teringat sosok Seunghyun yang mirip dengan kakaknya.

.

.

Pagi itu Dara mempersiapkan dirinya serapi mungkin agar nanti terlihat baik di rapat project pertamanya. Tapi hidungnya yang patah kemarin membuatnya mau tak mau harus memakai perban. Tapi ia masih bersyukur malam tadi hanya hidungnya yang patah, coba kalau lebih parah dari itu, mungkin projectnya ini akan terbengkalai begitu saja. Setelah merasa semuanya clear, ia berangkat ke kantor.

Setibanya di kantor, ia disambut hangat oleh semua peserta meeting. Sebelum ditanya, Dara menjelaskan terlebih dahulu alasan kenapa hidungnya diperban. Setelah itu, ia duduk di kursinya dan berbincang sejenak dengan kliennya sementara menunggu Direktur utama dan T.O.P si artis untuk project ini datang. Beberapa saat kemudian pintu terbuka. Seisi ruangan langsung bangkit dari kursi dan merungkuk 90 derajat kepada si pembuka pintu yang ternyata adalah sang Direktus Utama.

“Annyeong haseo PD-nim,”

Sang Direktur Utama yang bernama lengkap Park Jin Young itu balas merungkuk dan duduk di kursinya. Berselang beberapa menit kemudian pintu kembali terbuka, dari sana masuklah T.O.P dengan gaya Rich-nya ke dalam ruangan. Sehingga membuat seisi ruangan berdecak kagum akan ketampanan dan style artisnya.

“Hai T.O.P, senang akhirnya bisa bertemu denganmu. Silahkan duduk,” kata JYP menyalami Seunghyun dan mempersilakannya untuk duduk di kursinya. Tapi Seunghyun tiba-tiba menghentikan langkahnya saat ia menyadari sesosok wajah familiar sedang memperhatikannya.

“Dia,” batin Seunghyun teringat foto kakaknya Sohee.

Dara yang merasa diperhatikan hanya tersenyum dan menyapa Seunghyun. Sekilas, terpampanglah seutas senyuman di wajah Seunghyun.

“Ahn Sohee, sepertinya kau benar-benar harus berterimakasih kepadaku.” batin Seunghyun duduk disebelah Dara.

“Baiklah, semuanya sudah lengkap. Bagaimana kalau kita mulai meetingnya sekarang?” tawar JYP membuka conversation.

Seisi ruangan mengangguk mendukung saran tersebut. Dan rapatpun dimulai dengan presentasi yang dilakukan oleh Dara. Sementara Dara menjelaskan didepan, Seunghyun hanya menatapnya tanpa berkedip.

“Mereka benar-benar terlihat sangat mirip.”

.

.

Setelah lonceng berbunyi, semua murid pun masuk ke dalam kelas masing-masing. Tapi lain dengan Sohee yang hari ini telat bangun, ia masih berlari di sepanjang jalan menuju ke sekolah. Dengan nafas ngos-ngosan, ia melirik ke sekeliling berharap akan ada kendaraan yang lewat, tapi percuma. Sejauh mata memandang, jalanan itu tetap saja sepi. Sehingga membuat Sohee mau tak mau harus berlari ke sekolahnya. Setibanya di persimpangan, tiba-tiba ia dikagetkan oleh sebuah motor besar yang mengebut dari ujung jalanan dan hampir menyerempetnya jika saja ia tidak meloncat ke pinggir jalan.

NGEEENGGG

Motor itu berlalu begitu saja seolah tidak terjadi apa-apa. Sementara itu, Sohee merintih kesakitan meraba kakinya yang keseleo karena terpelekok ke aspal jalanan

“Argh,” erang Sohee berusaha bangkit. Walau sulit, ia terus berusaha dan berjalan pincang menuju sekolah.

“Bagaimanapun juga aku harus pergi ke sekolah. Kalau tidak si Jiyong itu pasti akan mengira aku takut kepadanya.” kata Sohee memantapkan niatnya.

 

[Dilain sisi]

 

“Hei, bukankah itu si anak baru?” kata Seungri dari belakang sementara Jiyong mengendarai motor.

Jiyong hanya diam focus mengemudikan motor.

“Kau yakin tadi tidak menabraknya?” tanya Seungri khawatir.

“Ku pikir tadi aku tidak mengenainya. Lagian kita kan memakai helm, ia tidak akan mengetahui itu adalah kita.”

“Well, kalau itu katamu, ya mau gimana lagi?! Tapi ngomong-ngomong, tadi kau sengaja menyerempetnya ya?” goda Seungri yang berhasil membuat Jiyong menggas motornya lebih kencang.

BUUUUUUUUUMMMMMMM

.

.

Sementara Pak Guru sedang menerangkan pelajaran, tiba-tiba seseorang mengetuk pintu. Sehingga membuat seisi ruangan terdiam dan menoleh ke pintu.

“Annyeong songsaenim. Mian saya terlambat. Bolehkah saya masuk?” tanya Sohee didepan pintu. Pak Guru hanya menatap Sohee dari ujung kepala sampai ke ujung kaki. Menyadari kondisi Sohee yang tidak beres, Pak Guru hanya mengangguk dan mempersilakan Sohee masuk.

“Sohee-ah, kakimu kenapa?!” kata Sunmi khawatir melihat Sohee yang berjalan pincang ke dalam kelas. Sohee hanya menggeleng dan duduk disamping Sunmi. Sementara itu, Jiyong yang melihat kondisi Sohee hanya tersenyum licik.

“Yah! Kau harus segera ke UKS.” saran Sunmi membantu Sohee membersihkan darah di lututnya.

“Akh, aniyo~ Ini tidak parah kok. Nanti juga sehat sendiri.” kata Sohee sungkan.

“Tapi kau ini sebenarnya kenapa sih?” tanya Sunmi heran.

“Aku hamper diserempet motor. Tapi untung aku bisa mengelak, kalau tidak mungkin aku sudah dirawat di Rumah Sakit.”

“Jinja? Ukh, syukurlah kau baik-baik saja. Tapi siapa sih yang berani menyerempet uri mandoo!” tukas Sunmi kesal. Sohee mengernyitkan alisnya. Seingatnya yang tadi mengendarai motor adalah dua orang murid SMA berseragam sama dengannya. Intinya, pasti mereka adalah murid satu sekolahan dengan Sohee.

“Mereka adalah murid sekolahan ini. Tapi aku tidak tahu siapa, karena mereka memakai helm. Tapi yang pasti, mereka memakai motor besar berwarna merah.”

“Apa? Motor besar merah?” kata Sunmi teringat akan seseorang.

“Ya, kau tahu siapa mereka?” tanya Sohee heran.

“Setahuku sih satu-satunya yang mengendarai motor besar berwarna merah di sekolah ini adalah Lee Seungri anak XII.D. Dan lebihnya lagi, dia itu adalah temannya si Jiyong.” tutur Sunmi melirik Jiyong yang sedang tertawa bersama teman-temannya. Sohee ikut melirik Jiyong dan mengumpat kesal,

“Kurang ajar!”

.

.

Setelah selesai rapat, Seunghyun segera menghampiri Dara dan mengajaknya mengobrol sejenak. Dara yang heran hanya mengangguk menyetujui.

“Jadi kau adalah Sandara Park?” tanya Seunghyun memulai pembicaraan.

Dara mengangguk mengiyakan.

“Aku senang sekali bisa bekerjasama denganmu, tuan Choi.”

“Ya, tapi tidak perlu begitu formal denganku. Panggil saja aku Seunghyun.”

“Eh?” Dara mengernyitkan alisnya.

“Ada sesuatu yang mau kutanyakan padamu.”

Dara hanya diam menatap Seunghyun heran.

“Kau mengenal Ahn Sohee?”

Seketika mendengar nama ‘Ahn Sohee’, Dara terdiam terpatung. Ia menatap Seunghyun heran,

“Bagaimana kau bisa mengenalnya?”

“Aku bertemu dengan adikmu beberapa hari yang lalu. Dia datang ke Seoul seorang diri untuk mencarimu. Untuk itu aku mau kau segera menemuinya dan menjaganya sendiri. Karena ia cukup menyusahkan dan mengkhawatirkanku.” terang Seunghyun.

“Untuk apa kau mencemaskannya? Kau bukan siapa-siapanya. Jangan pernah sekali-sekali ikut campur dengan masalah keluarga kami. Kau tidak tahu apa-apa.” Tukas Dara sedikit menaikkan suaranya.

“Ya, karena aku tidak tahu apa-apalah makanya aku ingin tahu apa masalah sebenarnya. Kalau kau tidak keberatan, kau bisa menjelaskannya padaku.”

“Tidak! Kau tidak perlu ikut campur! Ini masalah kami, kau hanyalah orang luar yang kebetulan berbisnis denganku! Jangan mentang-mentang aku membutuhkanmu untuk project ini lalu kau memanfaatkanku untuk menuruti keingananmu ya.” tutur Dara menunjuk Seunghyun dengan pandangan tajam.

“Well, sepertinya aku memang tidak perlu ikut campur. Lakukan apa yang ingin kau lakukan, tapi aku hanya mengingatkan, adikmu diluar sana sendirian. Dia ingin bertemu denganmu. Makanya dia berani ke Seoul sendirian. Di,”

“Katakan padanya untuk tidak mencariku lagi!” potong Dara sambil bangkit dari duduknya dan merungkuk 90 derajat kehadapan Seunghyun,

“Aku pergi dulu! Permisi.” Dara pun pergi tanpa mendengarkan sepatah katapun dari Seunghyun.  Seunghyun hanya terdiam menatap kepergian Dara.

“Hmm, sepertinya gadis itu harus bertemu langsung dengan kakaknya.” batin Seunghyun teringat akan Sohee.

.

.

“Yah Kwon Jiyong! Kenapa kau murung begitu? Tidak seperti kau yang biasa saja,” tukas Seungri sambil merokok bersama teman-temannya.

Jiyong hanya menghela nafas dan mengerling lapangan sekolah dari balkon tempat tongkrongannya.

“Apa dia baik-baik saja ya?” kata Jiyong menopang dagu. Seungri mengernyitkan alisnya.

“Yah, jangan bilang kau mencemaskan si anak baru itu,”

“MWO?! Ya, ya tidak lah! Aku, aku kan cuma penasaran! Kalau dia cedera, berarti dia tidak akan berani melawanku lagi! Ya gak teman-teman?” elak Jiyong kepada teman-temannya.

“Yoyoi~” sahut teman-temannya yang sibuk bermain judi.

Seungri hanya menyipitkan matanya menantang Jiyong. Tiba-tiba,

BRAAAAAAAK

Pintu balkon terbuka. Sehingga seisi balkon menoleh ke pintu,

“Lee Seungri! Apa kau disini?!” tutur seorang gadis berponi berparas manis di depan pintu. Sehingga membuat seisi balkon menoleh kearah Seungri yang duduk di sudut ruangan.

“Yah! Jadi kau disana hah? Hebat, hebat. Setelah menyerempet orang, sekarang kau enak-enakan bermain disini bersama teman-temanmu?! Dimana otakmu hah? Berani sekali kau me,”

“Yayaya, tunggu, tunggu, apa maksudmu?” Seungri membuang rokoknya dan berdiri dihadapan gadis yang tak lain adalah Sunmi.

“Jangan pura-pura tidak mengerti! Kau kan yang sudah menyerempet Sohee tadi?!”

“Mwo? Yah! Kau sal,”

“Kenapa sih kau itu mengganggu mandoo-ku? Memangnya apa salahnya padamu? Dia kan Cuma bermasalah dengan temanmu si Jiyong itu. Tapi kenapa kau ikut-ikutan begini?” potong Sunmi tidak memberi kesempatan Seungri menjelaskan kejadian yang sebenarnya.

“Hei, bukan aku! Kenapa tidak percaya sih?” tukas Seungri kesal.

“Memangnya kau pikir aku percaya hah? Dasar tukang bohong! Ingat saja ya, kalau sekali lagi kau berani mengganggu Sohee-ku, maka aku tidak akan segan-segan mengadukan sifat aslimu pada ayahmu! Ingat itu!” ancam Sunmi menantang Seungri. Seungri hanya berdecak kesal sementara teman-temannya menatap mereka geli.

“Kau mengancamku hah?”

“Kau pikir saja sendiri!”

PRAK

Sunmi menendang tempat sampah di dekatnya dan berlalu meninggalkan koridor.

Setelah Sunmi pergi, Seungri meninju pintu. Sehingga membuat seisi balkon meledak tertawa.

“Sialan!” lirih Seungri mengepal erat tangannya.

“Phuahahaha, Seungri, Seungri~ Kau tidak bisa berkata sedikitpun kepada gadis itu, huahahaha,” tawa Jiyong ngakak sambil meraba bahu Seungri dari belakang. Seungri  hanya berdecak dan mengerling Jiyong.

“Ini semua gara-gara kau! Aku yang dituduh jadinya kan? Padahal kan kau yang bawa motor!”

“Hahaha, tapi gadis itu hanya menuduhmu kan? Wkwkwk,”

“Diam Kwon Jiyong!” teriak Seungri kesal. Tapi Jiyong tidak bisa menghentikan tawanya dan semakin tertawa lantang bersama teman-temannya. Seungri mengepal erat tangannya,

“Ukh, mentang-mentang ayahnya adalah sahabat ayahku, bukan berarti dia bisa mengadukanku pada ayahku seenaknya! Lee Sunmi, aku benar-benar membencimu!” tutur Seungri menendang udara.

“Lihat-lihat, ku pikir mereka benar-benar pasangan yang serasi. Hanya gadis itu yang bisa membuatnya bungkam dan tidak berani main tangan,” kata salah satu pria di Balkon. Diiringi anggukan teman-temannya,

“Huahahaha, Seungri memang selalu lemah di depan teman masa kecilnya itu, wkwk.”

.

.

Setelah sekolah usai, semua murid kembali ke rumah masing-masing. Terkecuali Sohee yang malah berniat mencari kakaknya sementara kakinya keseleo dan bengkak.

“Yah! Kau jangan berjalan dulu. Ku antar pulang ya,” tawar Sunmi menarik Sohee kedalam mobilnya. Tapi Sohee menolak,

“Terimakasih Sunmi-ah, tapi aku harus pergi ke su,”

Tiba-tiba Sohee mengerem ucapannya saat sebuah mobil berhenti di depannya. Sohee dan Sunmi terdiam menatap seseorang bertubuh tinggi dan berwajah tampan keluar dari mobil itu,

“T, T.O.P??” kata Sunmi shock sementara Seunghyun menarik Sohee ke dalam mobilnya.

“Akh!” erang Sohee kesakitan. Seunghyun menyadari ada sesuatu yang aneh, melihat Sohee memegang kakinya dan lututnya memar, Seunghyun menghentikan langkahnya.

“Kakimu kenapa?”

“A, aku tadi terjatuh.” bohong Sohee.

Seunghyun menghela nafas dan tiba-tiba mengangkat tubuh Sohee, sehingga membuat Sunmi yang melihatnya shock setengah mati.

“GYAAAAA~” teriak Sunmi ber-fangirl melihat idolanya mengangkat teman sebangkunya itu.

“Y,yah! Lepaskan aku!” ronta Sohee malu, namun Seunghyun tidak mau dengar dan membawa Sohee kedalam mobil.

Setelah mereka masuk ke dalam mobil, Sohee mengeluarkan kepalanya dari jendela mobil dan minta maaf kepada Sunmi,

“Mian, aku pergi dulu!!” kata Sohee sungkan mendadahi Sunmi. Sunmi hanya mengangguk sambil tersenyum melepas kepergian Sohee dan Seunghyun.

“Omona~ Jadi Sohee mengenal T.O.P?? Omo omo!! Apa aku baru saja bermimpi?” oceh Sunmi tersenyum senang.

“Maaf Nona, tapi kita harus segera pulang ke rumah.” celetuk supir Sunmi membangunkan Sunmi dari lamunannya.

“Eh? Ne. Mian ahjussi. Kajja~” kata Sunmi penuh semangat dan masuk ke dalam mobil.

Sementara mobil Sunmi berlalu meninggalkan gerbang sekolah, Jiyong melangkahkan kakinya keluar dari Sekolah.

“Dia kan Choi Seunghyun. Kenapa dia mengenal si anak baru itu? Apa hubungan mereka?” batin Jiyong mengernyitkan alisnya.

.

.

Di atas mobil, sementara Seunghyun mengemudikan mobil, Sohee hanya bisa terdiam dengan dada deg-degan. Entah kenapa, ia merasa canggung dengan Seunghyun setelah digendong tadi. Itu adalah kali pertama ia digendong oleh seorang pria, sehingga membuat Sohee benar-benar shock dan malu.

Merasa suasana sunyi sepi tidak seperti biasanya, Seunghyun memulai percakapan.

“Aku sudah menemukan kakakmu,”

“Mwo?” Sohee menatap Seunghyun shock.

“Sandara Park kan? Ternyata dia adalah rekan bisnisku.”

“Jinjayo?” kata Sohee shock.

Seunghyun mengangguk,

“T.O.P, antar aku ketempatnya! Please~” kata Sohee memegang lengan Seunghyun. Seunghyun melirik Sohee yang sedang bermohon dengan puppy eyesnya.

“Baiklah. Ku antar kau kesana. Tapi dengar, nama asliku bukan T.O.P. Tapi Choi Seunghyun. Berhubung aku sudah lebih tua darimu, jadi panggil aku ‘oppa’. Arasseo?”

“Uhm, arasseo oppa-yo~” kata Sohee tersenyum senang. Seunghyun ikut tersenyum,

“Baiklah. ayo sekarang menemui kakakmu,”

“Kajja~” teriak Sohee bersemangat.

 

TBC

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment