1 - The Answer (Jawaban)

My Dearest - Short Stories

"Gue butuh lo, Le... I need you to complete me... be the rhyme to my lyrics, be the melody to my song, be mine"

 

Begitu saja Hannady yang selama ini hatinya dibolak-balik jatuh bangun gara-gara Alea, menyatakan perasaannya. Alea yang saat itu masih dirundung dilemma karena merasa itu semua hanya mimpi terpaku dan tidak kunjung menjawab pernyataan Hannady.

"Lea...?"

"Hah..? Eh... iya kak... Gue...mmm.. aduh..ini beneran kak??"

Hannady sontak tersenyum mendengar pertanyaan Alea. Tembakannya masih meleset.

"Beneran, Le... Jadi pacar Gue ya Le?"

Lagi-lagi Alea diam. Masih bingung sama permintaan Hannady padanya barusan. Alea butuh berpikir dulu, masalahnya.. ini Hannady, kakaknya Helena yang pernah memusuhinya gara-gara berusaha ia jauhkan dari Mario, sepupunya yang berengsek. Sekarang memang mereka sudah baik-baik aja, tapi... apakah berita kalau dia ditembak kakaknya Helena, akan membuat hubungan mereka akan terus baik-baik aja? Belum tentu... Helena belum tau kedekatan Alea dan Hannady. 
Lama Alea diam, Hannady merasa memang tindakannya membuat Alea shock.

"Yaudah yaudah... santai Le jangan shock gitu. Gue ga minta lo jawab sekarang deh.. pikirin dulu aja. I didn't consider myself as a good guy tho, but I still want to try my best for you..."

"Maaf ya kak, gue beneran shock... makasih banget kak gue akan pikirin baik-baik, at that time I will directly tell you my answer"

Baru Hannady ingin menyetujui kesepakatan Lea, terbersit sebuah ide yang mungkin agak cringy untuk level kedewasaan Hannady tapi sangat cute untuk ukuran roman picisan yang ia alami sekarang. Ia keluarkan 2 carik kertas dari dalam saku jaket bombernya dan memberikannya kepada Alea.

"Gini deh, gue manggung di gigs nya kampus sebelah sabtu besok. Ini tiketnya, ada dua lo boleh ajak siapa aja. Terserah mau datang atau engga, tapi kalo lo datang... I will take your presence there as a yes to my confession... okay?"
Ujar Hannady dengan senyum manisnya

Alea dibuat kaget lagi

"See you there, Le..."

Begitu saja, begitu saja Hannady meninggalkan Alea dengan tangan gemetar memegangi tiket gigs di depan lorong perpustakaan mahasiswa S2. Tidak menunggu hitungan ketiga Alea langsung terbirit2 mencari Donna untuk menceritakan semuanya.

***

"DONNA!!!"

Pekikan Alea memenuhi ruang belajar lt. 2 gedung perpustakaan fakultas manajemen bisnis. Donna yang merasa terpanggil langsung mencari arah sumber suara yanh dibalas oleh terjangan peluk dari Alea, si sumber pekikan.

"Apaan sih le berisik amat"

"Don... Don... mau mati rasanya gue Donn"

"Ih apaan sih ah ngaco... kenapa sih le??"

Donna menyeret Alea keluar ruangan karena berisik.
Alea mengeluarkan tiket yang diberikan Hannady kepadanya beberapa saat yang lalu.

"Tiket Gigs? Lo dapet dari mana dah?"

"Hannady... tapi bukan tiket ini perkaranya...."

"Lah terus??"

.
.
.
.

"Hannady nembak gue.....tapi gue ga jawab langsung"
1..
2..
3..

"KO LO BEGO SIH LELEEEE TINGGAL BILANG IYA ADUUUHH"
.
.
"Takut Don... kan Helena blm tau gue deket sama abangnya mana baru baikan gue ma dia masa skrg musuhan lagi"

"Ya kasih tau Helena dulu lah Le susah amat kaya soal geometri..."

Alea terdiam... masalahnya tidak semudah itu... Helena, entah kenapa Helena itu bukan tipe yang mau abangnya pacaran sama temen sendiri takut ada conflict of interest dan Alea gamau juga itu terjadi... tapi Hannady loh ini, yang dia agung-agungkan sebagai calon kuat imam masa depannya sekarang malah betul-betul jadi calon imam masa depannya....

Donna yang melihat Alea diam jadi ikut bimbang...

'Apa emang sesulit itu ya ngomong sama Helena soal ini?' Batin Donna

"Dicoba dulu Le, siapa tau Helena nggak serius soal itu..."

"Tapi... mepet banget waktunya... gigs nya lusa..  kapan gue ngomon ke Helena nya...."

"Nanti minggu le...YA NANTI MALEM KAN BISA ELAH"

Alea cuma berjengit mendengar geraman kesal  sahabatnya dan hanya membalas dengan cengiran...

***
Malamnya...

Alea terduduk di depan jendela kamarnya, diluar bulannya terang banget seolah olah mendukung upaya Alea untuk segera menelpon Helena minta ketemu buat cerita. Akhirnya.. 

'Halo..? Lea?'

"Hai Len... mmm belum tidur?"

'Ya belom ini telpon gue angkat makanya...'

"Hehe... len mau cerita... tapi hrs ketemu... gabisa di telpon, besok lo bisa?"

'Diih tumben serius... cerita cowo yaa??'

"Nggg... sort of..  hehehe"

'Duh tapi besok gue gabisa Le, nemenin abang gue beli baju buat manggung nih... Eh... ketemu di gigs kampus sebelah aja yuk? abang gue manggung disana sekalian nonton? Gimana? Sabtu ini tapi...'

....
Harus gimana... sabtu kan deadline nya...
Batin Alea

Okay... bisa... semoga Alea bisa sambil menyelam minum air... semoga...

"Okay, sabtu ya... kabarin lagi nanti ketemu dimana ya Len"

'Orait !! See youu~~'

Dan telpon pun ditutup... seiring dengan berakhirnya percakapan mereka.

***
Hari sabtu pun datang....

Jam 7 Hannady yang dengan janggalnya sudah selesai lari pagi menimbulkan kerut kening dari adik perempuan kesayangannya yang kala itu sedang minum susu pagi-pagi.

"Lo jogging? Subuh-subuh? What so new...."

Hannady cuma nyengir sambil memghampiri jus jeruk yang disiapkan ibunya setiap pagi sebelum sarapan dan menenggaknya habis dalam sekejap

"Kenapa sih abang sendiri ga olahraga dikata males, keliatan jogging sedikit dikata tumben mau lo apa"

"Nervous ya lo... hahahaha... udeh pasti dateng kok si Lea gue yang jamin !!"

Jadi... Helena sudah tau... karena Helena adalah salah satu jembatan Hannady menuju Alea.

"Nggak nervous kok... cool aja lagi, bukan pertama kali gue nembak cewe ya lo inget"

"Tapi pertama kali tembakan lo menggantung di udara, gue inget.. hehe"

"Sialan lo Len..."

Begitulah... semenjak perseteruan mereka semasa si Mario berengsek mereka sudah kembali ke keadaan semula, a usual each other bicker partner.

"Udah mandi aja sana, pake baju yg kita beli kemaren, besok-besok kalo manggung jangan pake kaos buluk lagi ah kan bentar lagi punya pacar hehe..  pake parfum juga!!"

"Iye bawel!!" Sambil lalu Hannady mengacak muka adiknya..

***
Alea..  gusar menunggu telpon Helena tentang tempat ketemu mereka sebelum ke gigs. Dia butuh menceritakan semuanya kepada Helena sebelum mereka sampai di gigs, sebelum Alea ketemu Hannady disana..atau tidak.

Jam sudah menunjukkan pukul 2 lewat, dan Stormtrapper - Band nya Hannady akan jadi band pembuka dari guest star utama jam 5 nanti. Helena masih belum ada kabar... terakhir pesan yang diterimanya Helena harus membantu mamanya membuat kue dulu karena akan ada arisan malam minggu di rumahnya. Dan berjanji akan menghubungi Alea tepat pukul 3.

Sampai akhirnya telpon berdering pada pukil 3.30 dengan nama pemanggil : 
Helena Agustine

'Le gue baru kelar nih langsung ke venue aja ya? Ketemu di depan gue berangkat sekarang.. see  youu~~'

Bahkan Alea belum sempat menjawab, Helena sudah memutus sambungan telepon.

"Ah Lena sialan kapan gue ngomongnya kalo kaya gini"

Alea langsung beranjak pergi dari rumah sambil memesan ojek online karena ia tau Jakarta jam segitu macet kali mana enak pake taksi...

***

Di Venue...

Jam menunjukkan pukul 5 kurang 15 menit... 15 menit lagi Hannady naik panggung tapi belum terlihat batang hidung Lea ataupun Lea yang ia lihat.

"Storm trapper standby!!"

Lamunan Hannady pecah mendengar panggilan crew acara.. Hannady akhirnya naik panggung lengkap dengan converse hitam putih, jeans baru yang lututnya tidak robek, kaus polos warna burgundy dan leather jacket yang menyelimutinya. Perfect, ganteng banget, udah cocok punya pacar.

Hannady main 3 lagu..  dan ini sudah lagu kedua tapi  Lea dan Lena masih belum kelihatan... senyumnya hilang... moodnya turun drastis... rasanya sudah malas untuk tebar pesona di atas panggung.

Sampai lagu ketiga dimainkan, di tengah-tengah lagu akhirnya...

ia menangkap keberadaan sosok familiar di sebrang sana, tepat di sebrangnya, ia melihat.. Alea berdiri tersenyum melambaikan tangannya ke arah Hannady.

Akhirnya senyum itu kembali... 
"... And I will take your presence there as a yes to my confession..."

Akhirnya... Jawaban itu datang.

♡♡♡

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet