letting go

letting go
Please Subscribe to read the full chapter

Sebuah BMW mewah terparkir didepan Sogang University, merupakan salah satu universitas terbaik di Korea Selatan. Suasana jalan yang sunyi hanya terlihat rintik-rintik air hujan yang mulai membasahi jalan aspal namun berbeda dengan keadaan di dalam mobil tersebut.

“Pergilah...” Suara pria lembut memecah keheningan di dalam mobil itu, tapi tidak ada balasan dari seorang wanita di sampingnya. Wanita itu hanya memandang hujan samping kaca mobil.

Pria itu menghembuskan nafas pelan lalu berkata lagi “Pergilah... kita sudah sampai.”

“Tapi, Steve...” kini giliran suara wanita sambil menoleh ke arah pria yang bernama Steve.

“Pergilah, aku tidak apa-apa.” Pria Tersebut memotong perkataan wanita itu namun tatapannya lurus ke depan, melihat jalan sudah basah karena gerimis hujan.

“Kau berbohong, Steve. Aku mengenalmu, kau pasti sangat kesakitan. Aku tidak mau pergi.” Wanita itu kembali melihat pemandangan luar di samping kaca mobil.

Steve menghela nafas pelan dan memejamkan mata sejenak. Wanita di sampingnya memang sangat keras kepala.

“Look at me, honey..” ucap pria itu dengan menyentuh jemari wanita disampingnya. “Apa aku terlihat berbohong, sayang?” kata Steve dengan memperlihatkan mata senyumnya yang indah. Dan sang wanita itu tercengang hingga airmata yang dari tadi ia tahan akhirnya keluar tanpa izin sang pemilik.

“Pergilah sayang. Aku baik-baik saja.” Lanjut steve sambil mengusap airmata wanita yang sangat ia cintai. Akan tetapi wanita itu menggeleng-gelengkan kepala, tanda tidak setuju.

“Aku takut..hiks... aku takut nanti, aku tidak bisa kembali padamu, Steve... hiks.. aku takut..hiks..” wanita itu menangis sambil meremas kemeja Steve. Mendengar wanita yang di cintainya menangis membuat hati pria itu terasa ngilu, namun apa daya dia sendiri pun hanya bisa melepaskannya.

“Apapun keputusanmu, sayang, aku selalu mendukungmu. Aku mencintaimu, Jessie.” Pria itu menenangkan kekasih hatinya.

“Kalau begitu, aku tidak akan pergi. Aku akan tetap di sini bersamu, Steve. Hiks.. kita akan menikah, Steve...hiks...”

“Sayangnya, kau berbohong, Jessie. Aku tahu apa isi hatimu, sayang. Hatimu tak di sini Jessie. Pergilah, aku kan menemui menemui keluarga kita. Biar aku yang menyelesaikan semuanya. Percayalah padaku.”

****

Sogang University

Suara alunan musik menggema di ruangan itu. Para alumni yang datang mulai berdansa, menghentakkan kaki dan menggerakkan tubuhnya sesuai irama musik. Ada juga alumni yang mengambil sesi obrolan seperti yang di lakukan dua pria ini.

“Kau masih tidak berubah. Tetap pendek seperti biasa.” Ucap pria jangkung yang duduk sebelah pria pendek.

“Kau juga , Soo, tidak berubah. Dasar shikhin.” Balas pria pendek itu. Lalu mereka berdua tertawa dan berpelukan.

“Oooh, Taeyeon. Lama kita tidak bertemu.” Kata Sooyoung sambil menepuk punggung temannya itu.

“Hahaha... benar Soo, kita sudah 5 tahun tidak bertemu. Dan kau terlihat baik-baik saja.”

“Yeah, aku selalu baik-baik saja selama kulkas di rumahku penuh dengan makanan, Tae.” Ucap Sooyoung dengan santai.

“ Dasar Shikhin.” Taeyeon melihat segala arah namun sosok yang di cari tidak ada.

“Kau mencari siapa, Tae?”

“....”

“Jangan bilang kau mencari wanita itu.” Taeyeon hanya mengangguk sedangkan kedua matanya masih setia mencari-cari sesosok yang dia nantikan.

“Kau gila, Tae. Dia akan menikah dengan sepupuku. Sebaiknya kau cari wanitra lain saja.”

“Ya aku tahu Steven Hwang itu sepupumu, tapi aku juga sahabatmu, Soo.”

“Tetap saja, Tae. Jauhi Sica, dia milik Steve. Jangan ganggu hubungan mereka.” Kali ini Sooyoung berkata dengan nada serius. Dia tak ingin sahabatnya menghancurkan kebahagiaan saudaranya. Namun Taeyeon tak peduli, dan dia mulai beranjak pergi.

“Mau kemana, Tae?” tanya Sooyoung, sedangkan Taeyeon hanya menyeringai. Mendadak bulu kuduk Sooyoung berdiri pertanda tidak baik.

****

Seorang wanita yang tengah berdiri di dekat pintu masuk itu terkejut bukan main karena tiba-tiba tubuhnya di peluk dari belakang oleh seorang pria.

“Aku sangat merindukanmu, Sica.” Bisik Taeyeon sambil mencium aroma parfum Jessica yang menenangkan.

Jessica membalikkan tubuhnya, dan menangkup kedua pipi Taeyeon, “Aku juga merindukanmu, Taeng.”

Please Subscribe to read the full chapter

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Jafierra #1
Chapter 1: Like good story....
Sequel please
Kalo bisa sih berchapter2...
Hehe semangat thor...
icesmileprincess #2
Hello author-nim. Good story. I need pretty sequel please