Woohyun dan Merah

Woohyun dan Merah
Please Subscribe to read the full chapter


 
 Sunggyu masih ingat senyuman yang Woohyun berikan kepadanya. Sosoknya yang sama sekali tidak menyadari sosok Woohyun saat itu. Orang-orang selalu menilai Sunggyu sebagai sosok yang sombong dan tidak mudah untuk di dekati untuk kesan pertama mereka. Namun tidak untuk Woohyun. Woohyun masuk ke dalam kehidupan Sunggyu begitu cepat sehingga Sunggyu lupa kapan dia mulai kecanduan oleh hadir Woohyun.
 Merah adalah hal pertama yang Sunggyu ingat tentang Woohyun. Saat itu Woohyun mengenakan jaket berwarna merah menutupi seragam sekolahnya, sepatu merah dan topi merah. Ranselnya juga berwarna merah. Bahkan rambutnya pun dia warnai dengan warna merah. Warna yang Sunggyu benci. Sunggyu selalu menyukai warna gelap yang tidak menarik banyak perhatian orang. Jika kau memeriksa keadaan lemari Sunggyu, maka akan di penuhi warna hitam dengan beberapa warna abu-abu gelap dan biru gelap.
 Di pertemuan pertama, dengan segala warna merah yang menyilaukan, Woohyun tersenyum kepada Sunggyu dan menanyakan apakah dia bisa duduk di sampingnya, satu meja di kantin yang berisik dan di penuhi tawa yang memekakkan telinga. Sunggyu hanya mengangguk.
 Pertemuan pertama berlanjut dengan pertemuan-pertemuan berikutnya yang tak terduga. Woohyun muncul begitu saja, di koridor, di halaman sekolah, di perpustakaan, setiap kali bertemu Woohyun pasti akan mengenakan setidaknya satu benda yang berwarna merah. Entah itu jaket, sepatu, topi atau sekedar kaos kaki.
 Sunggyu selalu berusaha semampunya agar tidak mengobrol dengan Woohyun, meski begitu Woohyun selalu mengoceh tentang segala hal yang mau tak mau Sunggyu dengarkan dan masuk ke dalam pikirannya. Woohyun berhasil menarik perhatian Sunggyu.
 “Mengapa kau selalu mengenakan sesuatu dengan warna merah?” tanya Sunggyu akhirnya setelah pertemuan yang entah keberapa dan Woohyun masih terus menemui Sunggyu dan mengajaknya mengobrol.
 “Alasan yang sama denganmu dengan segala sesuatu milikmu yang berwarna hitam," jawab Woohyun sambil tersenyum.
 Begitulah Woohyun, selalu terlihat memukau dengan senyuman, dan dia selalu mengerti Sunggyu.
 “Aku benci warna merah," ucap Sunggyu. “Apakah alasanmu masuk ke sekolah swasta agar bisa mewarnai rambutmu?” 
Dengan cengiran Woohyun menjawab,”Apa aku begitu mudah di tebak? Hehe”
Beberapa lama terdiam akhirnya Woohyun berucap,”Jika kau membenci merah, berarti kau membenci Cinta?”
“Apa hubungannya merah dan cinta?”
“Hmm, bagiku merah adalah warna yang mewakili cinta. Perasaan tulus, yang penuh dengan perjuangan untuk memiliki sesuatu, berani untuk mengungkapkan perasaan yang mendalam.”
Sunggyu terkekeh.
“Warna hanyalah warna. Tidak memiliki arti. Sama halnya dengan cinta, tidak memiliki arti  jika kau telah merasakan cinta yang tak berbalas.”
Sunggyu melihat wajah Woohyun berubah menjadi muram sesaat. Namun akhirnya Woohyun tersenyum dan membuat lelucon lucu untuk mencairkan suasana.
***
 Woohyun meminta Sunggyu untuk melihat pertandingan bolanya. Woohyun adalah kapten tim sepak bola di sekolah, tentu saja Sunggyu tidak mengetahui sebelumnya. Sunggyu sungguh kurang pergaulan dan sangat tidak menyenangkan seperti yang sering Woohyun katakan sambil tertawa terbahak-bahak mengejek Sunggyu. Hal pertama yang Sunggyu tangkap dari pertandingan itu adalah seragam tim Woohyun yang berwarna merah. Mungkin sebagai kapten Woohyun berpengaruh besar untuk membuat seragam dengan warna merah menyala seperti itu.
 Woohyun berlari di lapangan dengan sigap, rambut merahnya yang mulai panjang berayaun-ayun, terlihat seakan-akan menyala di bawah sinar matahari. Terlintas di benak Sunggyu warna merah terlihat indah. Ataukah diri Woohyun yang indah? Entahlah.
“Kau mengenakan pakaian serba hitam lagi,” ucap Woohyun ketika menemui Sunggyu seusai pertandingan. Keringatnya bercucuran, dengan napas terengah-engah dia menegak minumannya.
 “Aku menyukai hitam,” jawab Sunggyu singkat.
 “Kau terlihat keren dengan hitam, tapi akan terlihat indah dengan warna cerah," sahut Woohyun cepat.
 “Aku tidak ingin terlihat indah. Aku bukan bunga yang perlu di kagumi.”
 “Aku mengagumimu,” jawab Woohyun serius membuat Sunggyu terdiam sej

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
parkdaeun
#1
Chapter 1: Kiyowo ❤❤
gari_chan #2
Chapter 1: wah suka, bikin haru thor keren banget
resi300701 #3
Chapter 1: Hoho gyu bisa malu ya, namu kan jadi gemes makin deketin,, daebak author nim ceritanya, lanjut dong
ambar_namstar
#4
Chapter 1: Hem hem hem, fluffy nya. Gyu yg malu2 Sama woo yg gal tau malu. Haha, senyum2 pas baca ni.