Oh My Girl

INDESTRUCTIBLE
Please Subscribe to read the full chapter

Sorbonne, “Oh my girl”

.

.

Part 3

.

.

“Hai”, sapa Taeyeon dengan senyuman memukaunya.

.

Namun gadis yang disapa seolah tak melihatnya dan jalan begitu saja menuju kelas. “Ya~~~~ Fany-ah”, panggil Taeyeon lagi.

.

Tiffany yang dipanggil pun menghentakkan kakinya karena kesal. “Jangan sok akrab denganku, kejadian semalam bukan berarti kita sudah berteman”, teriaknya pada Taeyeon.

.

Ia pun melangkahkan kakinya lagi, meninggalkan Taeyeon yang kini mempoutkan bibirnya. Tapi detik selanjutnya, mata Taeyeon berbinar saat melihat cara jalan Tiffany yang terlihat y karena seragam sekolah yang digunakan gadis itu membentuk lekukan tubuhnya.

.

“!! She’s so damn hot”, Taeyeon meremas tangannya karena menahan hormonnya yang sebentar lagi meledak.

.

“Urrgggh”, Taeyeon segera berlari ke kamar mandi karena keadaan semakin darurat.

.

.

.

.

“Dia pikir dia siapa huh? Cuma gara-gara menyelematkanku sudah besar kepala”, Tiffany mendumel sepanjang perjalanan dan memaki-maki Taeyeon. Gadis itu masih kesal karena kejadian semalam.

.

.

Last night.....

.

.

“Maaf dan terima kasih sudah menolongku”

.

Ucapan Tiffany cukup membuat surprise Taeyeon. Pasalnya sejak di bandara hingga beberapa menit lalu, gadis ini mengabaikan dirinya dan menunjukkan kekesalannya terhadap Taeyeon. Tapi kali ini Tiffany melembut di hadapannya. Tanpa Tiffany sadari, Taeyeon mengulum senyumnya.

.

“Musibah yang membawa berkah”, kekehnya dalam hati.

.

Detik selanjutnya Taeyeon kembali sedih mengingat gitar kesayangannya yang rusak. Tiffany yang melihatnya jadi merasa bersalah. Namun belum sempat ia berucap sesuatu, dua orang gadis menginterupsi mereka.

.

“Taeyeon?” sapa salah satu gadis.

.

“Hara-ya, Gyuri”, balas Taeyeon.

.

Kedua gadis itu ikut menyamakan posisinya dengan Taeyeon. “Apa yang terjadi pada gitarmu?”, tanya Gyuri sedangkan Hara bergelayut manja di pundak Taeyeon dengan meletakkan dagunya di pundak namja itu.

.

“Ah, hanya kecelakaan kecil”, jawab Taeyeon.

.

“Tae, apa kau malam ini free? Ayo kita ke bar lagi dan melakukan sesuatu yang menyenangkan disana”

.

Tanpa mereka sadari, Tiffany yang masih berada disana mendengarnya. Wajah Tiffany memerah karena ucapan tidak tahu malu dari gadis yang sedang bermanja dengan Taeyeon. Tanpa membuang waktu, Tiffany berdiri dan meninggalkan ketiganya dan tidak mempedulikan panggilan Taeyeon.

.

.

.

“Dasar, manusia ert.. arrrrghhh”, kesal Tiffany. “Aish, kenapa aku harus bertemu dengan makhluk pendek seperti itu dan lagi Yuri bersahabat dengannya. Bagaimana bisa?”, herannya lagi.

.

.

“Oh, ing ”, maki Tiffany begitu ia melihat dua kekasih sedang bercumbu di dalam toilet.

.

Gadis itu tak berniat melanjutkan keinginannya untuk masuk ke dalam. Ia memilih pergi ke taman sekolah dan duduk di salah satu bangku kosong disana.

.

“Boleh aku duduk disini?”, sapa seseorang. Demi apapun, ingin sekali Tiffany memaki siapa saja yang berani mengganggu ketenangannya. Namun wajahnya berubah menjadi biasa begitu melihat siapa yang menyapa.

.

“Terserah kau saja”, balasnya.

.

“YA! Kau bertemu denganku seolah aku makhluk menyebalkan”, protes Yuri terhadap sepupunya ini.

.

“Karena memang kau menyebalkan”

.

“APAAA? Bagaimana bisa?” heran Yuri.

.

“Karena aku harus bertemu namja menyebalkan dan semua itu gara-gara kau. Susah sekali menemukanmu di sekolah ini”

.

Yuri justru tertawa mendengar penjelasan Tiffany. “Kurasa kau terlalu malas untuk membaca buku panduan SA”, jelas Yuri. “Tiffany Hwang, sepupuku yang paling cantik, dengar ya, jika kau ingin mencari seorang Kwon Yuri maka aku akan selalu berada di gedung utama bagian utara”

.

“Kau sangat tidak mengasyikkan”, jawab Tiffany.

.

“Hahahahah. Ngomong-ngomong siapa namja menyebalkan? Taeyeon? Tebak Yuri dan tebakannya benar karena melihat perubahan gesture dari Tiffany.

.

“Aish, jangan membahas manusia ert itu lagi”

.

“Oh jadi benar kau bertemu Taeyeon LAGI”, ucap Yuri dengan menekankan kata lagi dan Tertawa puas. Pasalnya semalam Taeyeon yang bercerita saat Yuri menemani Jessica menunggu Taeyeon pulang.

.

“Walaupun dia ert, dia bahkan lebih jenius daripada guru-guru disini Fany-ah. Bukankah tipemu adalah namja yang jenius?” goda Yuri.

.

Seketika pipi Tiffany bersemu merah akibat ejekan dari Yuri. Tiffany berdiri dan menghela nafasnya sejenak. “Okay lupakan, kau benar-benar sepupuku yang menyebalkan”, ucap Tiffany.

.

“Apa dia membuatmu marah hingga kau berkata seperti itu?” Yuri menyelidik.

.

“Tidak, tidak ada”, jawab Tiffany cepat.

.

Yuri menajamkan tatapannya pada Tiffany. “Kau yakin?? Kau terlihat memiliki masalah dengannya? Kau bisa cerita padaku Tiff”

.

“Sudah kubilang tidak ada”, Tiffany menghindari pertanyaan Yuri dan pergi begitu saja meninggalkan Yuri.

.

“Fany-ah”, panggilan Yuri tak dipedulikannya. “aish, kenapa dengannya? Aneh sekali”

.

.

Tiba-tiba....

.

“Yul”, sebuah tangan halus memeluknya dari belakang. Siapa lagi jika bukan Jessica, kekasihnya. Gadis itu sudah mulai frontal setelah beberapa hari sudah menjadi kekasih Kwon Yuri.

.

“Hai”, Yuri mengecup pipi Jessica dan itu membuat gadis itu tersenyum.

.

“Siapa yang kau lihat?”

.

“Ah, dia Tiffany. Baru saja dia disini dan kami terlibat pembicaraan ringan tapi tiba-tiba saja dia marah dan pergi begitu saja”

.

Jessica melepaskan pelukannya pada Yuri dan duduk disebelah namja itu. “Benarkah? hanya mendengar cerita tentangnya saja aku jadi penasaran dengan sepupumu.”

.

“Kau akan segera bertemu dengannya. Aku akan mengenalkanmu jika kau mau”, tawar Yuri.

.

“Baiklah aku setuju”

.

“Sepertinya Oppamu menyukai sepupuku?” celetuk Yuri.

.

“Apa? Darimana kau tahu, seobang?”

.

“Hanya tebakanku saja baby. Tapi kurasa mereka sangat cocok”

.

Jessica menggenggam tangan Yuri. “Kau tahu Oppaku pernah terluka sangat dalam satu kali sebelum ini. Aku tidak mau sepupumu menyakiti Oppaku”

.

“Huum, aku tahu bagaimana hancurnya Taeyeon saat itu. Tapi kurasa Taeyeon butuh seseorang dan aku yakin Tiffany orangnya, hanya saja dia memang gadis yang susah ditaklukkan hatinya”, jelas Yuri.

.

Jessica menyandarkan kepalanya di pundak Yuri. Kedua tangan mereka masih saling menggenggam lembut. “Terima kasih, kau sudah peduli pada Oppaku”, Yuri mengangguk dan mengusap lembut rambut Jessica.

.

.

Keduanya melanjutkan obrolan mereka dengan bercerita apa saja di bangku taman sesekali tertawa bersama. Tapi suasana mereka sedikit terganggu dengan kedatangan Sooyoung. Hahhaha kali ini dia perusak momen Yulsic.

.

“YAA! Kau malah berduaan dengan Yul dan melupakan latihanmu”, teriak Sooyoung begitu sudah berada di depan pasangan itu.

.

“Oh my god, aku lupa”, Jessica menepuk jidatnya begitu menyadari dia harus latihan untuk konsernya lusa. “Seobang maafkan aku, jika manusia tiang ini tidak mengatakannya mungkin kita masih bisa berduaan”, ucapnya dengan nada tak rela. “Aku pergi dulu, bye seobang”, ucapnya lalu mencium bibir Yuri dengan kilat.

.

Sooyoung hanya dibuat cengo dengan sikap sahabatnya itu dan ia menatap Yuri yang hanya mengendikkan bahunya.

.

“Aish” kesalnya dan berlalu meninggalkan Yuri.

.

“Kenapa dia??” bingung Yuri

.

.

.

.

***

.

Namja itu terus mengerucutkan bibirnya melihat tingkah kekasihnya yang masih cuek. “Princess, apa kau masih marah?”

.

“Menurutmu?”

.

“Aish, aku kan cuma bertanya saja. Karena yang kutahu dia sepupunya Yuri hyung.”, bela Yoong.

.

Sejak semalam Yoong masih merana karena Krystal yang mengabaikan dirinya, bahkan ia tidak mendapat jatah sama sekali dari kekasihnya itu.

.

.

Beep....

.

From: Yul hyung

Yoong!! Apa kau tidak latihan basket hari ini?

.

.

To: Yul hyung

Maaf hyung, aku izin ya.

.

.

From: Yul hyung

Ah, pasti karena Krystal. Its okay, yang penting jangan absen di pertandingan besok.

.

.

To: Yul hyung

Okay hyung, tenang saja aku tidak akan absen

.

.

.

Yoong memasu

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
grogerskim
#1
Chapter 3: Kenapa engga dilanjutin ini ceritanya?