I'm In Love

INDESTRUCTIBLE
Please Subscribe to read the full chapter

Sorbonne, I’M IN LOVE

.

Part 1

.

.

Matahari mulai menampakkan sinarnya dan kicauan burung mulai terdengar. Suatu pagi yang cerah di kota Paris, kota mode yang terkenal dengan keromantisannya. Tak jauh dari pusat kota, sebuah rumah megah berdiri disana dan bangunan itu tak bisa tertandingi dengan bangunan rumah-rumah di sekitarnya.

.

Di dalam sebuah kamar yang didominasi warna putih dengan beberapa aksen gold, seorang gadis cantik dengan rambut cokelat keemasan sedang tersenyum ceria di depan cermin. Suatu hari yang menurut orang sangat mengejutkan. Bagaimana tidak, jika gadis yang sedang duduk manis dan didandani oleh asisten make up pribadinya ini bangun jam 6 pagi.

.

Pada hari-hari sebelumnya, ia akan berteriak mengeluarkan suara dolphinnya jika alarm miliknya berbunyi sebelum jam 9. Tapi kini, bahkan sebelum alarm berbunyi dia sudah bangun pagi. “Jiyeonnie, apa Yul akan menyukai rambut model baruku ini?”, tanyanya pada wanita yang berusia 7 tahun di atasnya ini.

.

“Yul pasti tak akan bisa menolak pesonamu, Sica”, ucap Jiyeon penuh keyakinan dan Jessica tersenyum dengan lebar.

.

Tak berapa lama, Jiyeon sudah mendandani gadis itu dengan seragam sekolahnya. “Apa kau ingin berangkat sekarang? Aku akan memberitahu buttler Lim”

.

“Aku ingin pergi bersama Oppa, aku akan membangunkannya terlebih dulu”, dengan begitu Jessica keluar kamarnya dengan langkah riang dan menuju ke kamar yang didominasi berwarna biru langit dengan aksen white.

.

Gadis itu menongolkan kepalanya dari balik pintu untuk mengecek apa benar Oppanya masih tidur, dan ternyata dugaannya tepat. Ia masuk perlahan dan mendekati ranjang kakak laki-lakinya itu.

.

.

“Woaaaaaa”,

.

Jessica mengerutkan keningnya mendengar Oppanya mengigau. “Bikini~~ oohhh” igau sang Oppa. “ yang indah, woooooww”, igaunya lagi.

.

“Aish, dasar si ert ini tak berhentinya berulah”, kesal Jessica. Ia lalu mengambil sesuatu dari pojok kamar Oppanya,

.

“OOWHHH, .....”, igauan Oppanya makin menggila.

.

Jessica dengan cepat mendekat lagi ke ranjang Oppanya dengan membawa sesuatu.

.

Chu~~

.

Namja itu terkekeh dalam mimpinya saat sesuatu yang lembut mendarat di bibirnya. Jessica hanya geleng-geleng kepala karena kebyunan akut dari Oppanya. Namja itu terus menciumi sesuatu yang lembut yang Jessica berikan. Dengan hati-hati, Jessica berbisik di telinganya “Oppa, dookongmu akan kubakar jika kau tak bangun sekarang”, bisikan nan lembut itu membuat Oppanya membuka mata lebar.

.

“Andweeee!!!” teriak namja itu. Ia terbangun dari tidurnya dan terkejut melihat apa yang adiknya pegang. “Kemana dookongku dan kenapa kau memegang ginger?”, paniknya dan segera menoleh ke lemari yang berisi koleksi dookongnya.

.

Ia mendesah lega karena dookongnya masih utuh. Ia melihat jam dinding kemudian menatap sang adik heran. “Aish, masih jam 7 Sooyeon-ah. Dan lagi, tumben sekali kau mau memegang ginger?” tanyanya lagi. Yang Taeyeon tahu, Jessica tak menyukai ginger.

.

“Cepat mandi, aku ingin menjemput Yuri-ku”, ucap Jessica disertai tatapan mematikannya. Gadis itu meletakkan ginger ke lantai lalu mengelusnya sebentar. “Terima kasih bulu hitam, sudah membantuku membangunkan si byuntae”

.

Sebelum Jessica keluar kamar, ia berbalik badan dan menatap Oppanya lagi. “15 menit Oppa, jangan lama”, ancamnya dan segera pergi dari kamar Taeyeon.

.

Namja berwajah imut dan berkulit putih itu tak bereaksi dengan ancaman Jessica karena otaknya sedang berpikir apa yang baru saja terjadi. Tiba-tiba ia teringat bibirnya dan mimpinya barusan lalu memandang ginger anjing kesayangannya sedang bermain di lantai. “Buddy, ja—jangan bilang........”, Taeyeon menatap ginger penuh harap namun anjingnya menjawab dengan gerakan riang dan itu pertanda buruk bagi Taeyeon. Ia baru menyadari jika tadi yang dia cium bukan pipi gadis-gadis berbikini yang ada di mimpinya tapi ginger, anjing kesayangannya.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

“APAAAA??? SOOYEOOOOOOONNNNN!!!!!”

.

.

.

Dan begitulah pagi yang indah di kediaman keluarga Kim, lebih tepatnya kehebohan Taeyeon karena ulah adiknya, Jessica.

.

.

.

***

.

.

“Yulllllllllll..............”

.

Yuri menjauhkan ponselnya dari telinga. Teriakan seseorang di seberang sana mampu membuat telinganya berdengung.

.

“Ouch, Fany-ah... Bisakah kau tidak berteriak sepagi ini?”, ucap Yuri masih dengan suara seraknya.

.

Gadis di seberang sana tertawa kecil. “Hehehe, sorry Yul. Aku terlalu bahagia”, jawabnya dengan riang.

.

“Wae?”

.

“..........................”

.

“Fany-ah?”, Yuri melepaskan ponsel di telinganya dan menatap layar. Telponnya bersama Tiffany masih tersambung. “YA, Fany-ah jawab aku”, Yuri mulai tak sabaran.

.

“Kau penasaran?”

.

“Aish, cepat jawab aku”, Yuri mulai kesal.

.

“Yul??”

.

“Apa? Ya, cepat katakan”

.

“AKU DIIZINKAN OLEH DADDY SEKOLAH DI SORBONNE!!!”, Teriak gadis itu lebih kencang dari sebelumnya. Terang saja, Yuri langsung kaget bukan main.

.

“Astaga, Stephany Hwang.. Suaramu bisa membunuhku”, kesalnya lagi.

.

“Hehehe, maaf Yul, aku terlalu senang. Bisakah kau menjemputku besok?”

.

“Hmmm, baiklah”

.

“YAH!! Kau tidak senang jika aku bersekolah di tempat yang sama denganmu?”, Protes gadis itu karena reaksi Yuri biasa saja.

.

Yuri langsung berteriak kegirangan dan di seberang sana Tiffany hanya memutar bola matanya karena reaksi berlebihan dari namja tanned itu.

.

“Bagaimana? Kau mendengarnya?”, tanya Yuri.

.

“Terserah kau sajalah Yul...”

.

Tuutt...tuutt...tuutt....

.

Yuri dibuat cengo karena Tiffany tiba-tiba mematikan telpon. “Aish, anak itu”. Setelah meletakkan ponselnya, Yuri segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan bersiap-siap ke sekolahnya.

.

.

.

.

“Oppa, cepetan”, Jessica mendorong tubuh Taeyeon untuk segera keluar dari mobil. Gadis itu bersemangat untuk menjemput Yurinya dan Taeyeon yang menjadi umpan dari semua ini. Pasalnya, Taeyeon dan Yuri bersahabat sekaligus partner dalam tim basket di sekolah.

.

“Aish, Oppa masih mengantuk baby. Bisa kan kita ketemu Yul nya di sekolah saja?”

.

Jessica menggeleng, ia masih kekeuh untuk pergi sekolah satu mobil bersama Yuri. Mereka kini berada di halaman parkir yang berada di rumah Yuri. Karena Jessica adik satu-satunya, maka Taeyeon akan tetap selalu menuruti keinginan gadis dingin itu walaupun awalnya ia menolak ide ini.

.

.

“Taeng??”, Heran Yuri saat Taeyeon menghampirinya di meja makan diantar salah satu maid Yuri.

.

“Hai Yul”, Taeyeon duduk di kursi yang berada di depan Yuri yang sedang menikmati sarapannya. “Aku kemari karena ingin mengajakmu pergi ke sekolah bersama”, Taeyeon mengungkapkan niat kedatangannya.

.

Yuri mengangkat alisnya “Apa Sica menunggu di mobil?”, tebak Yuri dan Taeyeon mengangguk.

.

“Hihihihi, gadisku yang lucu” lanjut Yuri.

.

Taeyeon yang sedang minum pun tersedak karena ucapan Yuri yang membuatnya shock. Bagaimana bisa Jessica dibilang gadis yang lucu jika Taeyeon setiap hari harus mendapatkan ancaman dari adiknya itu terlebih dookong kesayangannya selalu menjadi sasaran empuk HellSica.

.

“Kajja Taeng, kita pergi sekarang”, ajak Yuri yang langsung memakai jas almamater khas Sorbonne.

.

Sepanjang perjalanan, Jessica tak berhenti tersenyum. Dari kaca spion depan, ia sesekali melirik Yuri yang sedang membicarakan tim basket dengan Oppanya. Bagi Jessica, kebahagiaan itu sederhana. Cukup bisa bersama Yuri setiap hari sudah membuatnya bahagia.

.

.

----------------------------------

.

Sorbonne Academy (SA), salah satu high school terkenal di Paris yang memiliki banyak keunggulan. Mulai dari murid-muridnya, semua yang diterima masuk ke Academy ini adalah anak-anak berprestasi dalam berbagai bidang mulai dari akademik, seni, hingga olahraga. Selain itu juga, sebagian besar m

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
grogerskim
#1
Chapter 3: Kenapa engga dilanjutin ini ceritanya?