Mentari pagi masuk melalui celah tirai jendela kamar kami, aku masih betah berada dalam posisiku. Tangan kekar yang kini menjadi bantalan kepalaku dan tangan yang satunya tengah melingkar di pinggul ku begitu posesif, nafas hangatnya menerpa tengkukku. Lelaki yang masih terlelap dalam mimpi-mimpinya semakin menelusupkan kepalanya ke perpotongan leher ku, rambut-rambut halus disekitaran dagunya terasa menggelitik di bahu ku. Dia akan selalu meminta ku untuk membantunya mencukur rambut-rambut halus di sekitaran dagu dan bawah hidungnya, bagaimana nasib kita ke depannya hyung? Aku bahkan tidak sanggup memikirkan kehidupan ku di masa yang akan datang jika itu tanpamu.

"Good Morning My Beautiful World..." sapanya sembari mengecup bertubi-tubi tengkuk dan pundak polosku. Aku masih betah membelakanginya, sekarang apa yang harus kulakukan sebagai seorang adik? Apakah aku harus berbalik dan mengecupnya tepat di bibir lalu membalas sapaan manis nya seperti yang biasa aku lakukan atau hanya beranjak dari kasur seolah tidak ada satupun kalimat yang ku dengar terucap darinya?

"Mengapa kau diam saja sayang? Apa ada yang sakit?" Tanya Siwon hyung masih betah menciumi tengkuk ku, aku menghela nafas. Ya ada bagian yang sakit dalam diriku, hatiku lah bagian yang saat ini tersakiti. Aku beranjak dari posisiku, menyingkap selimut yang menutupi tubuhku kemudian duduk di tepian ranjang.

"Apa semalam aku terlalu kasar?" Tanya Siwon hyung, ku rasakan ranjang kami bergerak tanda seseorang di belakangku beranjak dari posisi tidurnya. Hatiku sakit ketika mengacuhkannya seperti ini, aku takut dia akan marah ketika aku menjawabnya karena seluruh hal yang ku lontarkan padanya merupakan ungkapan cinta. Ku rasakan ia beranjak dari atas ranjang kami lalu berjalan entah kemana, aku masih betah duduk membelakanginya, melihat ke arah luar tirai terasa lebih menarik.

"Apa yang kau pikirkan sayang?" Tiba-tiba saja sosok itu bersimpuh di depanku, memegang tanganku yang tergeletak diatas pangkuan ku. Ia membenahi kemeja yang ku pakai, aku menoleh ke belakang dan mengingat kembali yang telah terjadi semalam. Bau khas pergumulan sangat kentara, sentuhannya, kecupannya, dan kata-kata cintanya. Seluruhnya begitu sulit di lupakan.

"Aku disini sayang, apa yang kau cari?" Siwon hyung menyadarkan ku akan lamunanku, tangan kirinya yang tengah di perban -akibat kejadian pecahan kaca d