.

.

.

Mark kesal. Sangat kesal.

Ia juga sebal. Luar biasa sebal, melebihi kesebalannya saat melihat tim sepakbola favoritnya kalah bertanding.

Mark pun jengkel. Amat. Sangat. Jengkel.

Apa pasal?

Well... apalagi kalau bukan karena tingkah kekasih imutnya, Lee Donghyuck?

Sudah berhari-hari ia ditelantarkan oleh kekasih yang lebih muda darinya itu.

Penyebabnya?

Uh...

Agak menggelikan, kalau boleh jujur...

Mark melirik judes pada penyebab ia diabaikan oleh kekasihnya tersebut. Mungkin, jika sebuah tatapan benar-benar bisa membunuh, penyebab itu telah lama terkubur di kedalaman bumi terdalam (?).

Kalian bisa menebak?

Eh? Tidak bisa?

Baiklah, baiklah...

Akan kuberitahu penyebabnya.

Penyebabnya, tak lain dan tak bukan adalah... karena sebuah boneka.

Iya.

Bo-ne-ka.

Boneka kelinci, lebih tepatnya.

Boneka kelinci berwarna seputih salju, dengan sepasang mata hitam nan bulat menggoda, juga segaris lengkungan bibir yang membentuk sebuah senyum manis, membuat Donghyuck lebih sibuk memperhatikan boneka hadiah dari Jaehyun itu.

Ingin rasanya Mark membuang benda jelek (di matanya) tersebut, apalagi benda itu berasal dari kakak sepupunya yang luar biasa menyebalkan.

Tapi, tentu saja ia tak bisa melakukannya.

Hell yeah, he absolutely can't do that.

Karena apa?

Tentu saja karena ia tak tahan mendengar rengekan dari Donghyuck supaya ia boleh menyimpan boneka sialan itu.

Mata cokelat yang berkaca-kaca, lengkap dengan cebikan bibir merah muda yang terlihat begitu kiss-able dan menggoda,

mana bisa ia mengalahkan sosok se