The one

My love came from the sun (Indonesian)

*** 
Langit mulai berwarna jingga, awan pun mulai samar dan matahari sudah sedikit lagi akan menghilang. Namun, tubuh namja itu masih saja enggan beralih ke sandaran yang lain. Tubuhnya masih ingin terus bersandar di batang pohon besar belakang rumahnya.

Alunan senar gitar yang ia petik seakan beriringan dengan hembusan angin kecil. Suara yang keluar dari mulutnya menambah keindahan sebagaimana dirinya yang tercipta indah. Sebuah tumpukan kertas dihadapannya penuh coretan, dan ia berulang mencoret, mengganti, dan terkadang ia merobek frustasi kertas kertas itu. Ia ingin lagu yang sempurna, karena ia menciptakan lagu itu untuk seseorang yang sempurna. 

Henry terdiam saat ia sadar bahwa langit sudah benar-benar gelap, matahari sudah berganti bulan dan angin mulai kencang. Angin itu membuat kertas-kertas berharganya bertebaran. Namja itu tak langsung memungutnya, ia hanya bisa tersenyum frustasi. Langit diatasnya lebih menarik, hingga ia terus menatapnya hingga tak sadar bahwa butiran hangat itu mengalir sedikit demi sedikit. Ia anggap hidupnya sudah tak berarti, terlalu frustasi jika memikirkannya. 

“I‘m trapped.” Gumamnya sambil menghela napas dalam. 

Sudah sepuluh hari Henry tidak melihat amber lagi. Dirumah sakit, ia terakhir melihatnya. Melakukan hal yang diluar dugaan, apakah Amber masih tetap hidup. Ini menyedihkan, sepuluh tahun menunggu hanya dibayar satu hari. Begitu tidak adil. 

Dia sudah beberapa kali mengunjungi studio tempat mereka bertemu terakhir kali, namun nihil Amber tidak ada. Dia sudah tidak ada kabar sejak hari itu. 

Hari ini Henry sedang mengadakan meet and greet. Semangat dari fans nya itulah yang membuat Henry bertahan, dia masih bisa tersenyum manis sambil menorehkan tanda tangannya untuk fans. 

"Oppa, apa kau baik-baik saja? Ku dengar kau masuk rumah sakit. Ku harap kau cepat sembuh." Seorang fans wanita tiba-tiba berkata seperti itu . 

“Ah, gomawo yo.” Henry tersenyum sambil menuliskan tanda tangannya di poster milik fans itu. 

“Aku suka lagu trap, pasti itu  untuk cinta pertamamu ya? kk." Fans itu tertawa kecil sambil berjalan dan menuruni tangga. Kata-kata itu membuat Henry terkejut, apakah semudah itu ditebak. 
***

Henry menjatuhkan dirinya ke sofa dan mengambil beberapa cemilan. Hari ini dia datang mengunjungi Kyuhyun karena memang sedang libur. Mereka berencana untuk ke pantai. Mencari kesegaran, katanya. 

“Ya!" Kyuhyun memukul kepala Henry pelan, karena ia menghabiskan keripik kentang yang ditaruh di meja. 

"Kau tidak tahu betapa enaknya itu ha?" Kyuhyun merebah di sofa  tepat disebelah henry dan menendang nendangkan kakinya pada tubuh Henry. 

"Ara, makanya habis." Dengan innocent nya Henry malah menumpahkan bungkusnya dan beberapa butiran sisanya jatuh ke karpet. 

"Argghhh, aku baru saja membersihkannya. aish aish." Kyuhyun kembali menendang nendangkan kakinya, ia terlihat seperti anak kecil minta permen. 

"Hyung hyung, nanti aku belikan. Stop it." Ucap Henry sambil terkekeh jahil. 

"A, Aku punya sesuatu untukmu." Kyuhyun mengambil sebuah amplop biru muda dari sakunya. "Manager menitipkan ini untukmu, dia bilang wanita kemarin yang memukulmu yang memberikannya." 

"Hah? Benarkah?" Henry segera merebut amplop itu dari tangan hyung nya. 

"Ya ya ya!" Kyuhyun malah mengomel terus menerus. "Hey kalau begini terus mana bisa kau jadi normal? lalu siapa gadis itu? bukannya dia fans mu? Kenapa kau sangat peduli dengan wanita itu?" Ucapan Kyuhyun sepertinya tak ada satupun yang ia dengarkan. 

"Arasseo, yausudah aku pergi Hyung. bye." Henry beranjak dari duduknya dan berjalan pelan. Senyumnya mengembang teramat lebar. 

"Ya ya ya! Tunggu! kau mau kemana? lalu pantai? wanita seksi? Aissssh bocah!" Kyuhyun terus mengomel, sekarang ia menendang meja dan tak sengaja menumpahkan air disana. "Aish gelas nakal!" Bahkan gelas saja ia marahi. 

Henry berlari ke mobilnya dan segera menancapkan gas. Ia akan pergi ke sebuah taman. Taman belakang sekolah, tempat dimana ia bertemu Amber untuk terakhir kalinya pada sepuluh tahun yang lalu.  Henry yakin tempat itu yang dimaksudkan Amber, karena wanita itu hanya menuliskan "temui aku di tempat terakhir kita bertemu sepuluh tahun lalu." 

Di perjalanan Henry tak berhenti tersenyum, bahkan sepertinya melihat daun jatuhpun dia akan tertawa. Hal ini terlalu bahagia untuknya. Dia pikir tidak akan pernah bertemu Amber lagi, tapi ternyata mimpi buruk itu tidak terjadi. 

"Apa yang harus ku lakukan pertama kali saat bertemu dengannya?" 

"Say hi? itu terlalu klasik dan berkesan biasa saja." 

"hmmmm, memeluknya? menciumnya? aish tidak tidak." 

"Atau aku ajak dia liburan? menginap di hotel? tidur bersama? kau gila Henry!" Dia tak sengaja membenturkan kepalanya pada klakson mobil. Tentu saja itu mengalihkan perhatian orang-orang di jalan. 

“oops. mianhae.” 

Tak terasa sudah hampir sampai. Henry merasa asing, karena pepohonan sudah hampir tidak ada, hanya gedung tinggi yang ada. Ia merasa ragu ada taman disini, ia hanya melihat sebuah lapang gersang dan penuh debu. Sekolahnya kosong dan terlihat seperti gedung usang. Namun, memang itulah tempatnya, tempat yang telah berubah. 

Henry segera keluar dari mobil. Tidak ada bunga, cokelat, ataupun hadiah yang ia bawa. Ia hanya membawa sebuah harapan dan kepastian. Hal terpenting adalah lelaki itu membawa hati, hati yang setia dan benar tulus adanya. 

"Amber!" Henry langsung berlari pada seorang wanita yang sedang berdiri sambil memainkan kuki jarinya. Setelah terpanggil namanya ia menoleh ke arah Henry sambil tersenyum. Tubuh lelaki itu langsung mendekapnya, memeluknya erat. 

"Henry...." tangan amber meraih punggung henry dan sedikit meremas bajunya. 

"Syukurkah, kau tidak apa-apa?" Henry mengguncangkan tubuh Amber pelan dan matanya menelusuri bagian tubuh amber. Namun ia tak melihat satupun goresan di tubuh wanita itu. Amber menggeleng kencang sambil tersenyum. Namun namja itu masih tak percaya dan mengecek kedua lengan Amber.

"Benarkah? lalu kau sudah ingat sekarang?" 

"Belum, hanya sedikit. Aku harus bersabar menunggu ingatan itu datang. Tapi, setiap aku melihat apapun yang berhubungan denganmu. Ingatan itu pasti datang." Amber menatap Henry sambil tersenyum. Senyum yang Henry tunggu setelah sekian lama. 

"Kembalilah padaku, aku akan membantumu mengingat semuanya." Ucap Henry, Amber mengangguk pelan. 

"Aku.. berjanji Amber." Henry mendekatkan wajahnya pada wajah Amber. Ia merasa jantungnya amat berdegup kencang. Keduanya terlihat gugup.

"Hey! Kalian sedang apa?!" Teriak seorang pria paruh baya yang memakai seragam biru muda. Itu adalah penjaga keamanan yang sedang bertugas. Memang ini adalah taman kosong di belakang gedung sekolah usang yang mungkin hampir roboh. Makanya tempat ini siapapun dilarang masuk. 

"Hitungan 3, kita lari." Ucap Henry dan meraih tangan Amber. Amber mengangguk yakin. 

"tiga! lari." Henry mulai berlari dan Amber berada disampingnya. Tangan mereka saling bertautan, tawa mereka berdua saling menghiasi ditengah serbuan para penjaga. Namun, hal itu tak masalah karena yang terpenting mereka telah bertemu dan memulai menyatukan hati mereka kembali. Cerita cinta itu akan dimulai kembali.
***
Maaf baru update T_T diusahakan untuk update ya. 

Numpang promosi ya, bisa baca ff ku yang lain di: 
wattpad : woojin7090
fb: fanfiction ff shinee fx 
winner ikon fanfiction 

감사합니다 💗

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
dewipur
#1
Chapter 3: suka banget ff nya ,,
maaf baru komen disini ,,
dewipur
#2
Chapter 3: suka banget ff nya ,,
maaf baru komen disini ,,