I found her

My love came from the sun (Indonesian)

My love came from the sun

---

Perbedaan diantara kita terlalu banyak

Tapi aku yakin dengan adanya keajaiban.

---

Henry, 27 y.o

Penyanyi, kreatif, friendly, senyum mematikan, tapi tidak tertarik dengan cinta.

Jika seseorang dengan berani bertanya padanya tentang cinta saat ini, dia akan menunjukan wajah terjahat dan kau tak akan mengira apa yang terjadi selanjutnya.

Dia orang yang menyenangkan dan senang bercerita terutama tentang pengalamannya. Satu hal yang tidak ingin bicarakan adalah perjalanan cintanya.

Suatu saat, mungkin tanpa sadar. Ia bercerita tentang cinta pertamanya saat interview di radio. "Sejujurnya aku pernah jatuh cinta pada seorang gadis. Sampai sekarang aku tak pernah terpikir untuk jatuh cinta lagi, dia terlalu sempurna." ..... "Setelah saat itu, aku tak bertemu lagi dengannya, hingga sekarang."

Kau terlalu sempurna, misterius, tapi  berbahaya untukku. Aku hampir gila saat kau menghilang dariku. Aku benar-benar tidak bisa menyembunyikan perasaan ini.

Aku tidak peduli siapa dirimu

Kembalilah

Ini sudah kesepuluh tahun kita tak bertemu

Aku rindu padamu

Kau tidak akan melanggar janjimu kan?

----

“Henry, pemotretan akan segera dimulai. Ku harap kau siap dalam waktu lima menit, okay?” Ucap manager Henry yang muncul di balik pintu.

Henry mengangguk pelan, ia segera mengambil jaketnya dan mengambil botol air dan membasahi tenggorokannya yang mulai kering. Tiba-tiba ponselnya berbunyi dengan keras, dia tidak bermaksud untuk mengangkat teleponnya. Namun, sesuatu membuatnya tertarik untuk melihat ponselnya, sebuah gantungan kunci. Gantungan sepasang merpati putih. Dia hanya terfokus melihat benda itu, dia tidak peduli dengan ponselnya yang terus berdering. Tiba-tiba kenangan manis itu kembali hadir dalam benaknya.

---

“Henry, apa kau tahu apa arti hidupmu?” Ucap seorang gadis yang duduk di sampingHenry. Terkadang gadis itu mengayunkan kakinya sesuai irama angin.

 

“Hmmmm. Itu adalah pertanyaan yang sulit untukku. Mungkin, aku harus menjadi orang sukses dan membuat orang tuaku bangga. Bagaimana denganmu?” Jawab Henry dengan penuh pemikiran, ia sempat terhenti di beberapa kata karena sulit diucapkan. Tapi gadis itu tidak sabar untuk menunggu jawaban dari mulut Henry.

 

“Aku tidak akan menjawabnya sekarang. Nanti pun kau akan tahu, disaat kita bertemu nanti.”Gadis itu bangkit dari duduknya dan mengambil langkah kecil

 

“Tunggu! Apa maksudmu? Bukankah kita akan bertemu lagi besok? Iya kan?” Tanya Henry sambil mengikuti langkah gadis itu.

 

 “Apa kau lupa? Aku akan pergi setelah acara kelulusan. Dan.... acara  itu sudah seminggu yang lalu kan? Jadi aku akan pergi secepatnya.” Gadis itu menghentikan langkahnya dan ia masih membelakangi Henry. Dia benar-benar tak sanggup untuk menatap wajah Henry. Terlalu berat menunjukkan linangan air mata di hadapan lelaki yang menjadi cinta pertamanya.

“Aku tidak ingat... Ah maksudku, aku tak ingin mengingatnya! Mengapa kau harus pergi? Aku pikir kau akan menepati janjimu. Masih banyak yang harus kita lakukan!” Henry melangkah pelan mendekati gaddis itu dan meraih tangannya.

 

“Maafkan aku, Henry... Aku tak bermaksud.. Tolong jaga ini untukku, aku harap kau akan selalu mengingatku setiap kau melihat ini. Saranghae.” Akhirnya gadis itu membalikan tubuhnya, kali ini dia benar-benar tak peduli dengan air mata yang terus mengalir di pipinya. Ia menatap Henry dalam dan memberikan sebuah gantungan sepasang merpati.

Cheongmal saranghae, Aku akan menunggumu sampai kapanpun,Amber....” Henry meraih dagu amber dan menciumnya. Air mata mereka terus mengalir semakin deras. Ditengah ciuman hangat, dibaluti pula dengan air mata. Mereka tidak ingin mengatakan bahwa ini sebenarnya adalah ciuman perpisahan.

---

“Henry, kau benar-benar gila!” Henry tersenyum tipis sambil menatap gantungan kunci yang sedang ia pegang. Kenangan manis namun juga kenangan yang paling menyedihkan.

“Henry! Ayo segera ke studio!” Ucap sang manajer yang membuka sedikit pintu dan memasukan sedikit kepalanya untuk melihat Henry.

 

“Ne!” Henry segera terbangun dari lamunannya dan mulai melangkah menuju studio yang jaraknya tak jauh.

“Ke pose selanjutnya Henry. Nice!” Ucap sang fotografer sambil terus meletakan kameranya dihadapannya.

“Ok Henry! Perlihatkan karisma mu lebih lagi! Oh nice!” Tiba-tiba sang fotografer menghentikan kegiatan memotretnya. Ada beberapa masalah terjadi di kameranya.

“Miss Liu! Bisa kau panggilkan Tuan Kim di kantornya? Ada beberapa masalah. Maaf Henry, tunggu sebentar.” Ucap sang fotografer.  Tiba-tiba seorang wanita yang dipanggil Miss Liu berdiri dan terlihat dari belakang monitor yang cukup besar. Dimana terletak tak jauh dari sang fotografer.

Wajahnya tampak tak asing bagi Henry. Matanya tak henti terus menyidik pada gadis itu. Seperti sesosok yang ia ketahui, pikir Henry.

"Amber....Amber, Ya itu Amber!!!" Henry mengambil langkah seribu dan meninggalkan tempat photoshoot nya. Dia terus meneriakan nama Amber berkali kali. Hingga akhirnya gadis itu menghentikan langkahnya dan membalikan tubuh kearah sumber suara.

"Ya tuan?" Tanya gadis itu sembari menatap wajah henry yang ekspresif. Tanpa jawaban Henry langsung menarik tubuh gadis itu ke pelukannya. Sepuluh tahun bukanlan waktu yang sebentar, ini bukan main dan kegilaan hampir terlintas dipikiran Henry setiap harinya. 

"A. Maaf tuan apakah kita pernah  saling  mengenal? " ucap  Amber pelan,  Henry memeluknya sangat  erat hingga ia sulit bernapas.

“Amber? Apa kau lupa?  Aku Henry!” Henry menyapu beberapa helai rambut Amber yang menutupi wajahnya. 

"Benar namaku Amber,  tapi aku benar benar tidak mengetahui tuan. Maaf,  apakah anda bisa kembali ke tempat photoshoot?  Kita harus memulainya sebentar lagi. Jadi bisakah kita bicarakan nanti? " Amber memalingkan wajah dan memutarkan tubuhnya lalu melanjutkan langkahnya menuju kantor Pak Kim.

"Tunggu! " Henry menarik lengan Amber hingga  tubuhnya mendekat  pada Henry. "Ikut aku! " Henry membawa gadis itu menuju guest room.  Disana hanya mereka berdua. "Aku yakin kau Amber! "

"Mungkin kau salah orang tuan. Di dunia ini banyak sekali orang bernama Amber." Amber mulai menaikan intonasi bicaranya.  Dia tetap yakin Henry salah orang.

"Ayolah Amber. Aku yakin! "Henry berjalan mendekati Amber dan tiba tiba ia menarik bagian kanan blouse yang dikenakan Amber dengan kencang.  Hingga beberapa kancingnya lepas. Henry melihat dengan jelas tanda di dada sebelah kanan. Ini sudah pasti dugaan Henry memang benar.  Tak salah lagi ini adalah Amber yang ia cari selama sepuluh tahun.

"Mengapa kau berlaku tak sopan tuan?!" Amber mencoba menutupi bagian blus yang terbuka . Tanpa sadar kepalan tangan kanannya terhempas ke wajah Henry dengan cukup kuat. Henry terjatuh pingsan dan ada darah mengalir di sudut bibirnya. 

To be continued....

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
dewipur
#1
Chapter 3: suka banget ff nya ,,
maaf baru komen disini ,,
dewipur
#2
Chapter 3: suka banget ff nya ,,
maaf baru komen disini ,,