Who Are You

Description

Milyaran orang sesempurna apapun takkan pernah bisa menggantikanmu/yohoo! ini begitu menggiurkan Yeolli! Belikan aku 3 cup/ jumlah ice cream itu selalu terlihat awet sejak kepergiannya/aku mencintaimu Baixian/chanyeol masih terpaku ditempat. ia bukan orang yang percaya mistik bahwa itu adalah arwahnya/ wajah mungil itu, mata indah itu, dan senyuman manis itu.../Baekhyun-ah/

Foreword

Who Are You

Prologue

by ArishimaByun

Genre: school-life, crime, romance.

Summary:

Milyaran orang sesempurna apapun takkan pernah bisa menggantikanmu…

.

.

WARN!BOYXBOY!

.

.

Koper putih itu diletakkannya dengan asal. Membuat suara berdebum keras di ruangan lenggang dengan orang-orang yang sibuk mendorong koper disana-sini. Cukup membuat beberapa perhatian pengunjung bandara tertarik olehnya. Bukannya meminta maaf setidaknya pada nenek-nenek yang sedang mengurut dada karena ulahnya, namja mungil itu malah mendudukkan dirinya disamping nenek-nenek itu dengan kasar. Ia mendengus beberapa kali lalu mengacak-acak rambut magentanya yang terlihat mencolok.

Hazle coklatnya ia bawa mengeliling pada bangunan luas dengan ornamen-ornament khas yang terlihat disetiap penjuru langit-langit bangunan. Perasaan rindu tiba-tiba menyeruak. Lantas sekilas ia tersenyum manis.

Aku pulang

Entah perasaannya saja atau keadaan yang membuatnya begini. Ia merasa keputusannya pulang ke tempat kelahirannya adalah sesuatu yang salah. Kejadiaan setahun yang lalu tentu tak bisa ia lupakan begitu saja meski ingin. Ia takut kepindahannya kali ini membuat semuanya bertambah runyam. Tapi ia sudah berjanji. Berjanji pada dirinya sendiri bahwa keputusannya akan membuat'nya' senang.

Hah~

Ia menghela nafas berat. Ia sendiri bingung dimana menemukan seseorang dengan tinggi menjulang berparas tampan yang sedari tadi ia cari. Juga alasan kenapa ia membanting kopernya beberapa waktu lalu. Ia sudah lelah mengitari bandara Incheon yang luasnya tiada tara ini demi menemukan pangerannya itu.

"HEUH! Apa yang sedang dilakukannya sekarang! Tepat waktu apanya huh?" jari-jari lentiknya merogoh benda persegi panjang dari mantelnya. Menyalakan kamera depan lalu memeriksa penampilannya dilayar ponsel. Ia berjengit ngeri saat melihat rambut keren yang selalu dipuji-sendiri- itu terlihat seperti habis ditarik ratusan fans yeojanya. Oke lupakan namja ini terlalu narsis. Dan ia bukan selebriti. Meskipun kenyataannya ia memiliki fans club sendiri saat di China.

Rambut magentanya kini terlihat lebih rapih dan keren dibanding sebelumnya. Kini jemari lentiknya mengusap-usap hidung mancungnyanya yang sedikit mengkilat. Saat tiba-tiba pergerakannya terhenti melihat bayangan lain selain dirinya dilayar ponsel. Tersenyum tampan tanpa dosa seperti biasa. Ia mendecak sebal lalu memajukan bibirnya-kebiasaannya saat sedng merajuk.

"kau terlambat 4 jam Kris" keluhnya menurunkan ponsel putih itu dari hadapannya. Lalu memutar tubuhnya berhadapan dengan Kris- namja yang ia cari- yang sedang duduk menyamping dikursi belakangnya. Dan memasang wajah flat imut andalannya.

"bohong! aku baru melihatmu keluar dari pintu 45 menit yang lalu baby" kris mengelus pipi namja yang lebih pendek darinya sayang.

"yach! Jadi kau sudah melihatku saat aku baru saja keluar dan kau mengacuhkanku? Dan kau membiarkanku mengelilingi bandara ini hanya untuk mencari hidung bodohmu itu? Kenapa kau tidak menghampiriku Kris?! Sungguh mereka tak bisa merasakan lagi bagaimana rasanya menapak!"

Namja mungil itu mengacungkan kedua kakinya-menunjukkannya pada Kris. Kris hanya terkekeh melihat aksi merajuk kekasih cerewetnya ini. Sifat kekanakan khas anak sma. Tapi anehnya namja 24 tahun ini sanagt kecanduan menikmati aksi namja mungilnya. Itulah alasan mengapa ia sengaja membuatnya marah. namja mungil ini akan terlihat beratus kali lebih manis jika ia sedang merajuk. Kris sangat menyukainya. Selama masih ia yang melakukannya.

"kris aku sedang marah" laya menjewer satu telinga namja tinggi itu. Kris meringis heboh berpura-pura sakit menerima tarikan kecil pada telingannya.

"baiklah aku minta maaf sayang~" rayunya mencubit hidung mungil si kecil.

"belikan aku eskrim dengan toping strawberry" ketusnya. Kris terkekeh.

"apapun untukmu baby" kini giliran namja mungil itu meringis saat kedua pipinya ditarik gemas oleh Kris. Ia meronta minta dilepaskan. Ia mengusap pipinya yang terasa panas saat cubitan Kris terlepas dari pipinya. Malah terlihat seperti melakukan aegyo oleh kris.

"aku mencintaimu…

.

.

.

.

"baixian"

.

.

.

.

Namja mungil itu tersenyum. Sangat manis.

"nado"

.

.

.

"CHANYEOL HYUUUNGG!"

Namja yang tengah terpejam itu menutup erat telinga kesayangnya. Ia merutuki siapapun yang membuka pintu kamarnya seenak jidatnya lalu melompat-lompat dikasur king sizenya ini. membuat tubuh bongsornya terhentak-hentak tak mengenakkan. Tak tahukah semalaman ia berlatih renang? Yah~ semalaman. Sayangnya bukan berlatih seperti yang namja itu kilah. Seperti melampiaskan kegundahannya- semalaman dengan berenang di suhu yang nyaris minus.

"hyung hyung hyung! Bantu aku carikan ya! Hyung! Kau tega sekali padaku! Sudah tau aku sekelas denganmu nanti dan kau tak mau membantuku mencari persyaratan untuk besok!hyung jebal~" namja pengganggu-menurut chanyeol- menarik lengan chanyeol hingga tubuh tinggi itu terduduk dengan pasrahnya. Chanyeol menghela nafas. Mata bulatnya menatap namja berkulit seperti albino dengan malas.

"sehunni~ minta tolong Jongin saja~"

"maka dari itu hyung! Si bodoh itu mana bisa diandalkan. Jongin bahkan akan sampai disini 12 menit lagi"

"mwo?" oke. Ingatkan chanyeol untuk tak mengusir dua bocah menyebalkan yang terlalu lengket padanya ini. bahkan ia tak segan-segan mengusir jongin yang bahkan belum sampai dirumahnya.

"CHANYEOL HYUNG~~"

Bersyukurlah jongin! Kau panjang umur!. Chanyeol membatin.

"maksudmu 12 detik sehun?" sindir chanyeol tentang waktu kedatangan jongin yang diperkirakan sehun. sehun nyengir. Chanyeol facepalm.

"apanya yang 12 detik?" jongin bertanya dengan polosnya. Membuat chnayeol berhak mendapatkan 5 jempol karena kesabarannya.

"ishh! Jangan buat chanyeol hyung ngambek jongin!" omo oomo omo ! Lihat yang sedang berbicara disini.

"hyung! Aku kan hanya minta bantuanmu untuk menyiapkan persyaratan be-"

"kalian berdua! tunggu aku 30 menit lagi" potong chanyeol. Ini semua tak akan ada akhirnya. Daripada lumutan mendengar rajukan bocak-bocah tengil ini, lebih baik chanyeol menuruti permintaan bodoh kedua temannya itu. Setidaknya ia akan sedikit merasa terhibur.

Atau terganggu.

"maksudmu 30 detik hyung?"

Chanyeol mengusap wajahnya kasar.

"apa ada yang kalian perlukan lagi?" tanya chanyeol seraya menatap kedua namja kontras warna kulit itu datar. Kedua bocah ini masih saja anteng mengaduk aduk tempat beras swalayan. Sedangkan ia sendiri mengambil beberapa barang yang dibutuhkan kedua temannya pada troli. Kurang baik apanya coba chanyeol ini?

"syut jangat berisik hyung nanti aku lupa berapa. Tuh kan! Berapa tadi?30?40?" jongin heboh sendiri. Sempat membuat beberapa pengunjung menoleh risih kearahnya. Membuat chanyeol memutar bola matanya malas dan mengangguk minta maaf pada yangg lain.

"memangnya apa yang kalian lakukan?" chanyeol penasaran sendiri melihat kegiatan serius mereka. Chanyeol merangsek diantara keduanya. Sehun menjawab dengan santainya. Hingga ia melayangkan jitakan jitu pada kepala keduanya.

"menghitung 5000 butir beras"

JTUK!

"ambil saja 1 liter beras! Kalian ini mana mungkin panitia menghitung jumlah berapa banyak butir beras dari ratusan siswa baru? Ahyu~ kalian benar benar eoh!"

"iya juga ya? Aigo kau ini bodoh sekali hitam!"

"siapa yang kau sebut hitam? Dasar cadel!"

"mwo? Tidak! Aku sudah normal!"

"ani! Bla blab la…

Chanyeol sudah menduga. Menemani kedua orang ini takkan semudah membalikkan telapak tangan. Ia menjauh dari perdebatan hitam putih itu. Biarkanlah mereka baikkan sendiri.

Kaki jenjangnya ia langkahkan menuju rak minuman dingin disamping lemari eskrim. Onyx xoklatnya beralih kearah lain. Chanyeol terdiam menatap lemari itu lekat. Memaku perhatiannya pada eskrim berwarna merah muda dengan gambar buah strawberry menggiurkan. Seolah eskrim itu lebih menarik dibanding minuman kesukaannya.

"yoohoo! Ini terlihat menggiurkan yeoli! Belikan aku 3 cup!"

Chanyeol terkekeh membayangkan raut wajah menggemaskan itu. Ingin sekali mencubit kedua pipinya lalu ia akan merajuk marah. Sangat manis. Ingin sekali mencium pipinya yang selalu terlhat merona.

Namun ia tak bisa. Jumlah eskrim itu selalu terlihat awet sejak kepergiannya.

"belikan aku tiga cup!"

Chanyeol tertegun. Suara itu?

Mata bulatnya perlahan ia edarkan keseluruh penjuru ruangan itu. Berharap melihat sosok dia. Pandangannya seperti orang kesetanan menelaah setiap detail tempatnya berdiri. Namun ia tak melihatnya. Yang ia lihat hanya kehampaan. Yang sama seperti hatinya.

Chanyeol tersenyum kecut.

Bodoh

Chanyeol merutuki kebodohannya dalam hati. Ia segera mengambil segelas susu pisang kesukaannya lalu segera pergi dari tempat itu. Saat tiba-tiba langkahnya terhenti mendengar suara kekehan yang sangat ia kenal.

"aku kan penggila strawberry~"

Ani. Chanyeol tidak mungkin salah. Itu suaranya. Suara namja mungilnya. Kini ia mendengar tepat dibelakang punggungnya.

"arraseo! Ambillah 3 cup strawberry manismu itu baixan" suara lain terdengar. Ia sama sekali tak mengenal suara husky itu. Entah kenapa chanyeol ingin sekali menoleh hanya sekedar memastikan bahwa kini ia tengah berkhayal. Mana mungkin dia ada dibelakangnya?

Perlahan hazle coklatnya menoleh kearah belakangnya. Hatinya was-was. Kenapa menoleh saja terasa sangat lama dan berat. Saat tiba-tiba dua kepala penuh cengiran muncul dihadapannya. Si hitam dan si putih. Chanyeol menghembuskan nafas. Sudah ia duga. Ia hanya berkhayal. Ia merasa sudah gila. Apa tadi ia mengira namjanya hidup lagi? Bodoh! Kini kepalanya terasa pening. Ditambah kehadiran kedua bocah konyol ini tak membantu apapun. Bahkan memperburuk suasana.

"kenapa hyung? Seperti melihat hantu saja?" ujar si hitam mengambil alih troli dalam pegangan chanyeol.

"kaja hyung! Kau terlihat mengerikkan dengan mata membeo itu" chanyeol tak berkomentar saat sehun dan jongin menarik lengannya ke arah meja kasir. Chanyeol hanya menundukkan kepalanya. Ia merasa tiba-tiba sangat lelah. Dan ingin bungkam sampai rumahnya nanti.

"hyung!" sehun memanggil. Chanyeol mengangkkat kepalanya. Memasang wajah sedater mungkin. Ia malas mendengar ocehan tak penting temannya itu.

"kau baik-baik saja?"

"eung"

Chanyeol bergumam lirih. Ia menatap jongin yang tengah sibuk mengantri didepannya. Tiba-tiba…

Bruk

"O! jwesonghamnida!"

Seru jongin saat lengannya tak sengaja menjatuhkan barang belian orang didepannya. Chanyeol melirik kelantai tempat barang itu terjatuh. Hanya sekedar iseng. Namun lagi-lagi ia membulatkan matanya. Eskrim strawberry. Entah jenapa akhir-akhir ini ia merasa sensitif dengan makanan itu.

"kwaechanha" entah keberapa kalinya chanyeol tertegun. Lagi-lagi ia mendengar suaranya.

Pandangannnya ia tolehkan pada orang yang sedang memeriksa eskrim yang jatuh tadi.

DEG

Dia…

"eskrimnya tidak rusak kok" ucap orang itu seraya tersnyum manis.

Senyum itu…

"ah ye! Maaf sekali lagi" jongin nyengir bodoh.

"ini kembaliannya. Kamsahamnida~" kini suara kasir ikut terdengar ditelinga chanyeol.

Orang itu melangkah hendak keluar pintu masuk. Dirangkul oleh namja tinggi yang sejak tadi menunggu dekat pintu. Chanyeol gelisah ditempat. S-siapa yang tadi ia lihat? Kenapa orang itu…

Ah tidak! Tidak mungkin! Tapi…

Haruskah ia menghampirinya?

"apa benar eskrimnya tidak rusak?"

Kini namja tinggi itu bersuara. Orang yang lebih pendek menoleh kearah namja tinggi itu. Lagi-lagi tersenyum manis. Lalu sosok keduanya hilang dibalik pintu masuk.

Chanyeol masih terpaku ditempat. Apa yang ia lihat membuatnya gila. Ia bukan orang yang percaya mistik bahwa itu adalah arwahnya. Karena ini terasa begitu nyata. Wajah mungil itu. Mata indah itu. Dan senyuman manis itu.

Dia namjanya.

.

.

.

Yang telah tiada.

.

.

.

Atau

.

.

.

Masih?

.

.

.

"baekhyun-ah"

.

TBC

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet