I Won't Tell a Soul

I Won't Tell a Soul

I won’t tell a soul..

 

Darling, I know you’re taken

something about this just don’t feel right..

 

Figur cantik dengan tubuh tinggi dibalut sehelai kemeja yang kebesaran ditubuhnya melangkah dengan sebuah lilin aromaterapi ditangannya. Cahaya lilin tersebut menyinari wajah cantiknya membuatnya menjadi sebuah pusat perhatian didalam ruangan dengan cahaya remang yang berasal dari beberapa lilin lainnya yang terletak dibeberapa sudut ruangan gelap itu.

Sepasang mata menatap dengan tatapan yang tak dapat diartikan pada sosok wanita yang sedang melangkah ke arahnya itu. Seulas senyum mengembang dibibirnya saat sosok cantik itu melayangkan sebuah senyum terindah yang pernah dilihatnya.

“Honey..”

Sebuah tawa manis terdengar dari bibir indah wanita didepannya. “Hei, cantik” suara bass milik lelaki bernama Lee Taemin itu menyapa dengan lembut, tangannya menarik milik gadis itu membuat tubuh indah yang hanya ditutupi kemeja miliknya itu mendarat sempurna dipangkuannya.

Aroma strawberry dari lilin aromaterapi menyelimuti ruangan. Sepasang manusia itu hanya berpelukan dalam diam.

Dalam diamnya Lee Taemin menghirup aroma rambut coklat gadis dipangkuannya itu, sambil berucap doa dalam hati agar malam ini lebih panjang dari malam biasanya.

Sementara gadis itu juga menggumamkan doa yang hampir sama dalam hatinya, bisakah waktu berhenti disini? Aku tak ingin kembali pada kenyataan..

“2 minggu lagi.. kau akan menjadi miliknya..” gadis itu menghentikan ucapan Taemin dengan meletakkan jari telunjuk dibibirnya.

“Don’t say that”.

Gadis itu kembali membenamkan wajah cantiknya ke leher Taemin, memejamkan matanya karena ia sedang tak ingin memikirkan hal lain selain Lee Taemin.

 

Keheningan yang menenangkan, mungkin diam lah yang membuat keduanya merasa aman. Membuat keduanya melupakan waktu yang terus berputar, memperkecil saat-saat kebersamaan mereka, semakin menampakan akhir pahit yang harus dipilih keduanya.

“Aku sudah memasakkan spaghetti kesukaanmu” akhirnya keheningan itu dipecah oleh suara lembut gadis itu yang menggumam tepat dipermukaan lehernya, mengirimkan sensasi hangat pada Taemin.

Sebuah kecupan mendarat dipipinya sebelum gadis itu berdiri dan mengulurkan tangannya yang langsung disambut Taemin. gadis cantik itu merasakan lengan milik Taemin mengintari pinggangnya. Ia tertawa saat merasakan hembusan nafas lelaki itu dekat dari wajahnya.

Langkah-langkah kecil dua pasang kaki itu melangkah menuju dapur yang bernuansa terang, kontras dengan ruang tamu tadi yang remang-remang dan hanya diterangi cahaya lilin-lilin.

Taemin melihat 2 piring spaghetti yang terlihat lezat diatas meja makan, ia melirik wanita yang tengah tersenyum riang didepannya itu sebelum mendudukkan diri dikursi.

“Apa jadwalmu besok?” Taemin bertanya sambil menyendok spaggeti itu kemulutnya. Gadis itu tampak berfikir sambil tersenyum menatap pria tampan dihadapannya.

“Hmm, aku akan ke kantor untuk mengurus beberapa hal, kemudian siang harinya ada janji makan siang dengan Amber dan Vic eonni, kemudian fitting baju pengan....”

Ucapannya terhenti dan gadis itu mengalihkan pandangannya kearah lain selain mata milik Lee Taemin itu. Beberapa detik keheningan kembali tercipta, sebelum akhirnya terpecah oleh suara tawa Taemin. entah ia benar-benar tertawa atau hanya sedang mencoba menghibur diri.

“It’s okay, kemudian?” sambung pria itu dengan senyum manisnya. Sebelah tangannya terulur meraih jemari gadis cantik itu. Sebuah gerakan yang berhasil membuat tatapan mata cantik itu kembali menatapnya.

“Makan malam denganmu?” jawab gadis itu dengan manis setelah Taemin kembali berhasil mengembalikan keadaan yang sempat canggung sesaat.

“Okay, call!” taemin menyuapkan sepotong sosis pada gadisnya itu.

“Bagaimana denganmu?” gadis itu bertanya sambil mengunyah makanan dimulutnya dan menyuapkan sesuatu pada lelaki didepannya.

“Aku? Akan berada sepanjang hari dikantor, dan tak ada jadwal lain” jawab Taemin dengan santai sambil mengangkat bahunya.

Gadis itu mengangguk dan memperhatikan wajah tampan yang sedang makan dengan lahap dihadapannya.

“Ah!  Aku mengganti parfumku” seru gadis itu dengan semangat sambil menopang wajahnya diatas meja. Taemin menangguk dan menjawab “Aku tahu”.

“Bagaimana? Kau suka? Aku juga membelikan satu untukmu” ujarnya semangat. “Terima kasih, sayang”.

Taemin membelai pipinya dengan lembut membuat senyum gadis itu merekah. Taemin tak pernah gagal membangkitkan mood nya, diakhir hari yang melelahkan ia hanya butuh Lee Taemin.

Semua obrolan ringan, cerita singkat tentang hari mereka, dan rencana untuk esok hari..

Hal itu yang membuat gadis itu tak bisa melepaskan diri, sebenarnya dirinya sama sekali tak berniat melepas semuanya.

Mungkin ia serakah karena hanya mementingkan dirinya sendiri, tapi ia tak bisa hidup tanpa semua hal-hal kecil yang ia lewati bersama Taemin. semua tentang lelaki itu sudah menjadi candu baginya.

 

“Kau akan pergi? Ke pesta itu?” tanya gadis itu ragu-ragu. Ia memainkan ujung rambutnya dan tak berani menatap lelaki itu.

“Hm”

Hanya gumaman yang dibalas Taemin, matanya tak lepas dari layar laptop dihadapannya. “Kau bilang besok kau tidak sibuk? Kenapa sepertinya kau sibuk sekali sekarang?”.

Akhirnya Taemin mengangkat kepalanya dan menatap gadis itu untuk beberapa detik. “Aku baru ingat masih ada beberapa hal yang harus diselesaikan” jawaban Taemin tampaknya tak membuat puas gadis itu.

Ia mendudukkan dirinya diatas ranjang, mengahapkan tubuhnya pada Taemin dengan laptop dipangkuannya.

“Bisakah kau tidak pergi ke pesta itu?”

Permintaan yang terucap dari bibir gadis itu menghentikan gerakan tangan Taemin dikeyboard laptopnya.

“Aku tak memiliki alasan untuk tidak datang, aku secara resmi diundang, dan aku harus menghormati undangan dari rekan kerjaku” jawab Taemin, suaranya terdengar sedikit dingin.

“Taemin..”

“Bisakah kita tak membicarakan hal itu?” sela Taemin sambil menutup laptopnya dengan sedikit kasar. Ia hanya tak ingin pembicaraan itu menghancurkan malamnya bersama gadis itu.

Gadis disampingnya itu terdiam, ia tahu Taemin tak menyukai topik ini, begitupun dirinya. Tapi itulah kenyataannya, mereka tak bisa hanya berbicara tentang mimpi, semu.. bagaimanapun mereka hidup didunia nyata.

Bukan hanya berdua seperti yang mereka inginkan.

“Baby, maafkan aku.. bisakah kita tak membicarakan hal ini?” Taemin merangkul tubuh kecil itu kedalam pelukannya. Melupakan semuanya.

*

 

Sepasang mata cantik milik wanita bernama Krystal atau Jung Soojung itu menatap cemas ke arah pintu masuk ball room hotel tempat diadakan pesta malam ini. Pesta ini bukan pesta orang lain, melainkan untuk dirinya, atau lebih tepatnya perayaan 2 tahun pertunangannya.

Kurang dari 2 minggu lagi pesta yang jauh lebih besar dari ini akan dilangsungkan, tentu saja pesta pernikahannya. Krystal merupakan tunangan dari seorang presdir muda yang masuk dalam jajaran keluarga “chaebol” di korea.

Kim jongin, atau yang biasa disebut Kai. Sosok lelaki idaman yang memiliki kepribadian yang luar biasa baik, ramah dan tentunya tampan. Kai merupakan lelaki idaman gadis-gadis di Korea dan Krystal merupakan wanita paling beruntung karena banyak gadis yang sangat ingin bertukar tempat dengannya.

Krystal seharusnya menjadi wanita yang paling berbahagia malam ini. Pesta mewah ini diadakan khusus untuk dirinya. Namun sayangnya gadis itu sedikit tidak bersyukur.

Ia adalah pemeran utama dalam pesta malam ini, namun ia malah berbisik dalam hati untuk menghilang dari pesta itu.

Ia berharap bukan dirinya lah yang menjadi ratu di pesta ini.

Bukan sebagai pemeran utama yang berdiri disamping lelaki idaman itu.

 

Sebaliknya, gadis itu berharap malam ini ia berada disebuah apartemen dilantai 15 di gedung yang tak jauh dari hotel tempat pesta ini berlangsung.

Didalam ruang tamu gelap yang dihiasi cahaya remang dari lilin aromaterapi kesukaannya.

Bergelung dibalik selimut dan sepasang lengan hangat memeluknya.

 

“Hai babe” sebuah panggilan dengan suara bass namun terdengar lembut itu memecahkan lamunannya. “Oh, Hei”. Jawab Krystal dengan seulas senyum kecil.

“Kau menyukai pestanya?” Kai bertanya sambil dengan lembut memeluk pinggangnya. “Ya, terima kasih” sepertinya Kai tampak puas dengan ucapan terima kasih dari tunangannya yang cantik itu.

“Aku melihat Vic noona, Amber noona, Sulli dan Luna noona tadi, kau sudah bertemu mereka?” tanya Kai sambil merapikan helaian rambut coklat gadis itu dan menyelipkannya dengan lembut kebelakang telinga Krystal.

“Ya, aku sudah bertemu mereka” satu senyum kecil kembali dihadiahkan pada Kai. “Bisakah kau menemaniku untuk menyapa beberapa teman-teman bisnisku?”.

“Sure” Krystal merangkul lelaki itu, menyelipkan tangannya ke siku Kai. Menunjukkan pada semua tamu bahwa merekalah raja dan ratu malam ini.

 

 

“Taemin!”

Krystal merasakan darahnya berdesir dan jantungnya berdetak berkali lipat saat lelaki disebelahnya memanggil nama itu.

“Hei, kau terlambat bro!”

Lelaki itu berjalan dengan santai dan senyum lebar diwajahnya, melangkah kearah Kai dan memberikan pelukan persahabatan padanya. “Ada beberapa hal yang harus kuselesaikan dikantor, dan aku langsung terbang ke sini”.

Suaranya terdengar santai, bahagia, tak ada yang salah.

Yang salah adalah lelaki itu tak menatap matanya sedetikpun.

 

“Soojung, wow kau cantik sekali malam ini”

Taemin berkata seolah ia sudah lama tak bertemu gadis itu. Faktanya mereka baru saja menghabiskan malam bersama kemarin.

 

“Thankyou, Oppa”

Taemin melangkah memeluknya dengan ramah, pelukan itu berlangsung satu detik lebih lama dari seharusnya. Lelaki itu melepaskan pelukannya dan tersenyum. Kemudian menatap matanya.

 

Kau benar-benar cantik.

 

Krystal membuang wajah dan otaknya berputar untuk mencari alasan pergi dari tempat itu.

“Aku ingin keluar sebentar mencari udara segar, kalian lanjutkan berbicara” ujar gadis itu dan segera berjalan menjauh setelah mendapat anggukan dan senyum manis dari Kai. Tidak lupa sebuah kecupan singkat dibibirnya.

Dihadapan Taemin.

 

Krystal mencoba berjalan senormal mungkin diatas heels 12cm nya. Kakinya bergetar dan ia berharap tak ada yang menyadari hal itu.

Angin malam berhembus dingin menerpa permukaan kulitnya yang tak tertutupi gaun malamnya. Matanya menerawang kearah taman kecil diluar ballroom hotel.

Something bout this don’t feel so right

Kalimat itu terngiang dikepalanya, menghantuinya setiap kali ia mendapatkan senyum tulus dari tunangannya, Kai. Krystal tahu seharusnya dirinya tak melakukan semuanya, Kai sempurna untuknya.

Itulah yang dikatakan dan dianggap oleh semua orang.

Kecuali dirinya.

 

Krystal tak tahu apa yang membuat hatinya berkata ada yang salah dengan semuanya. Kenapa jantungnya tak berdegup berkali lipat saat ia bersama Kai. Kenapa hatinya meneriakkan nama lain.

Sebelumnya dirinya tak pernah merasa sebimbang ini. Ia bahagia memiliki tunangan idaman seperti Kai. Kaya, tampan, dan baik.

Namun disatu sisi, permainan yang diciptakannya sendiri telah menjebaknya terlalu dalam. Krystal tak bisa keluar lagi.

 

Lee Taemin, tampan, kaya dan manis. Apa yang salah dengan Krystal? Bukankah ia terlalu serakah menginginkan keduanya?

Serakah merupakan sifat alami manusia. Begitulah pembelaan hatinya.

 

 

*

“Oh Soojung-ah!” Krystal menatap pria disebelahnya yang dalam posisi setengah berbaring disofa dalam sebuah kamar hotel tempat pestanya berlangsung beberapa jam yang lalu.

Kai mencoba meraih gadis itu dan memberikan ciuman-ciuman lembut dipipinya. Namun Krystal menjauhkan wajahnya, lelaki itu beraroma alkohol.

“Kau sudah mabuk Kai, tidurlah”.

“Come on babe.. it’s our night”. Kai kembali berusaha menciuminya, kali ini turun ke bagian leher.

 

“Aku ingin ke kamar mandi..” Krystal berdiri dari sofa. Kai menatapnya sambil menyengir bahagia. “Baiklah, aku akan menunggumu!” ujarnya setengah sadar.

Saat Krystal keluar dari kamar mandi, ia menemukan Kai sudah tertidur pulas diatas sofa.

Dengan langkah pelan ia mengambil tasnya dan melangkah keluar kamar hotel.

*

 

 

Everytime one of us try to leave here

The other one hold on tight

 

Ruangan itu terang benderang, seluruh lampu dihidupkan. Televisi menyala menampilkan film action. Asap rokok mengepul dari bibir milik Taemin.

Matanya menatap kosong pada layar televisi tanpa benar-benar mengikuti alur film itu. Sebotol wine yang sudah tak berisi, sebuah gelas disampingnya, dan beberapa kaleng bir berserakan diatas meja dihadapannya.

Taemin memejamkan matanya, merasakan sensasi asap rokok melewati rongga pernafasannya. Berharap sekaligus dapat mencuci kekacauan pikirannya.

Ia tak mendengar suara heels yang berjalan mendekatinya. Sampai akhirnya pemilik heels itu berdehem untuk mencuri perhatiannya. Taemin mendongak melihat gadis itu, masih mengenakan gaun pestanya.

Riasan make up mahal masih melekat diwajah gadis itu. Taemin terdiam beberapa detik untuk mengagumi gadis yang menjadi pemilik hatinya itu.

Tapi sayang, gadis itu bukan miliknya. Tak bisa menjadi miliknya.

 

Krystal duduk disebelah lelaki itu, ia dapat mencium aroma alkohol bercampur aroma parfum yang ia berikan pada lelaki itu. Anehnya semua itu tetap membuat Krystal nyaman.

“Kau benar-benar terlihat cantik malam ini” Taemin kembali mengucapkan kalimat yang entah yang keberapa kali bergema dihatinya semenjak melihat gadis itu malam ini.

“Ya, kau sudah mengatakannya. You look gorgeous too”.

Taemin menggelengkan kepalanya dan melepaskan sebuah tawa nanar. “Kita berdua tau aku terlihat sangat menggenaskan disini, jangan mencoba menghiburku, Soojung-ah”.

Krystal tak tahu apa yang harus dikatakannya. Ia takut apakah malam ini semuanya berakhir. Segala hubungan dan ikatannya dengan lelaki itu, Lee Taemin.

Baik Taemin maupun Krystal sudah tahu bahwa saat-saat seperti ini akan datang. Saat dimana salah satu dari mereka akan merasa sangat terluka. Salah satu dari mereka terpaksa melukai.

“Seharusnya kita berhenti di awal, seharusnya kita tak bersama sejauh ini” sebuah pernyataan yang menyayat hati Krystal. Kalimat tersebut terucap dari bibir Lee Taemin, lelaki yang selama ini menemaninya dalam tangis maupun tawa.

Bagi Krystal waktu yang ia jalani bersama lelaki itu tak akan pernah ia sesali. Ia hanya menatap wajah Taemin yang sedang menatap kosong ke arah televisi.

“Awalnya semua terasa akan mudah, aku tak tahu bahwa semakin mendekati akhir semuanya mendadak terasa sulit dan menyakitkan” ucap Taemin dengan suara beratnya.

Krystal tak tahu apa yang terjadi dengannya, matanya terasa panas dan air mata mulai menggenang dimata indahnya. Krystal memejamkan matanya tak mengizinkan setetespun untuk membasahi pipinya.

“Honey..” suara rapuh keluar dari mulut Krystal. Ia melihat Taemin yang menundukkan kepalanya, tangannya bergetar menahan emosi.

“Kita akhiri saja sekarang”

 

“Tidak!” krystal refleks berteriak, ia dengan cepat menggenggam tangan lelaki itu. Gadis itu mencari sebuah harapan dimata Taemin.

“Jangan katakan itu, Taemin. Aku belum siap meninggalkanmu” akhirnya air mata itu dibiarkan lolos dari matanya.

“Sampai kapan kau akan siap? Kita akan sangat sulit untuk bertemu. Kurang dari 2 minggu lagi kau akan menjadi milik orang lain, kau akan mengucapkan janji suci dengannya”. Namun Krystal tetap pada pendiriannya, ia hanya belum siap untuk melepaskan Taemin.

Entah sampai kapan ia siap, yang penting baginya ia harus tetap bersama Taemin.

 

Lelaki itu bangkit dari sofa dan berjalan menjauh menuju kamarnya. Krystal segera mengejar dan menghentikan langkahnya. Ia membuat lelaki itu berbalik menghadapnya, sebelum menjinjit dan mencium bibirnya. Tak mengijikan lelaki itu untuk bereaksi ataupun berfikir.

 

*

Deretan cincin berlapis emas dan berlian itu tampak sangat mewah dan berkilau didepan matanya. Beberapa pasang cincin couple yang merupakan limited edition dari sebuah toko perhiasan ternama itu disuguhkan pada sepasang kekasih yang akan meresmikan pernikahan mereka minggu depan.

Kai menatap dengan penuh cinta pada sosok wanita cantik disebelahnya yang sedang fokus memperhatikan detil cincin-cincin itu. “Kau sudah menentukan pilihanmu, sayang?”.

Krystal mengangkat kepalanya dan menatap lelaki itu dengan tatapan bingung. “Semuanya tampak indah, sangat sulit untuk memilih” ujarnya.

Kai memberikan tawa manis yang menampakkan deretan gigi putihnya. Bahkan krystal dapat melihat dari sudut matanya wanita karyawan toko itu terpana ketampanan lelaki yang merupakan tunangannya itu.

 

“Kau ingin makan siang dimana?” Kai bertanya pada gadis yang duduk disebelahnya. Pandangan matanya menatap fokus ke jalanan dan sesekali melirik wanita cantik disebelahnya.

Akhirnya pilihan ditentukan, mereka akan makan siang disalah satu restoran favorit Kai. Lelaki itu tampak sangat bahagia hari ini, begitulah yang terlihat menurut Krystal.

Kai sesekali tersenyum saat menyetir mobilnya, entah apa yang difikirannya. Kemudian lelaki itu berdehem untuk mendapatkan perhatiannya.

“Kau ingat pertama kali kita bertemu?” tanya lelaki itu memulai nostalgianya. Kai sangat menyukai kenangan-kenangan awal dirinya bertemu Krystal.

“Ya, waktu itu hari pertama kita masuk universitas. Kau tersesat mencari kelas musikmu dan meminta bantuanku. Waktu itu dirimu mengucapkan terima kasih berkali-kali, membuatku mengira kau orang aneh” jawab Krystal sambil tersenyum.

“Waktu itu aku gugup sekali, kau sangat cantik. Aku kehilangan fokusku saat berhadapan dengan gadis cantik sepertimu. Dan kita bertemu lagi dikelas ekonomi, barulah aku meyakinkan diri untuk mengajakmu berkenalan” sambung Kai. Ia kembali melirik Krystal disebelahnya yang sedang melihat layar ponselnya.

“Kau menunggu telpon dari seseorang?” Tanya Kai padanya. Ia merasa gadis itu sedikit gelisah sambil melihat ponselnya.

“Ya, aku sangat cemas dengan semua persiapan pesta” jawabnya. Kemudian mobil berhenti, Krystal dapat melihat nama restaurant jepang tempampang besar. Ia tak sadar bahwa mereka sudah sampai.

“Kau tidak perlu cemas, eommaku dan eomma mu sangat detil mengurus semuanya” Kai menggenggam tangan kecil Krystal.

Gadis itu menatap kedalam mata tunangannya yang tampan itu, dalam hati merasa bersalah.

“Aku mencintaimu, Soojung” ucap Kai dengan manis.

 

Tanpa menjawab pernyataan itu Krystal mencondongkan tubuhnya dan menarik tengkuk Kai sebelum mencium bibirnya dengan lembut.

Perasaan bersalahnya bahkan muncul berkali lipat setelah itu.

 

*

You tell me someone waiting for ya,

That you can’t do this anymore

 

Taemin tak terkejut lagi saat membukakan pintu malam ini Krystal langsung menghambur kepelukannya, membuat tubuhnya sedikit terhuyung namun ia berhasil menangkap tubuh langsing itu dan memeluknya lebih erat.

Taemin berusaha melepaskan pelukannya untuk menutup pintu namun gadis itu tak mengijikannya. Krystal semakin erat memeluknya, membenamkan wajahnya kedada hangat lelaki itu.

Sesuatu ada yang salah.

Setelah menunggu beberapa lama akhirnya gadis itu melepaskan pelukannya dan melangkah kedalam tanpa sekalipun menatap Taemin.

“Taemin..”

 

Langkah kakinya terhenti saat Taemin berjalan menghampiri Krystal yang tengah duduk disofa membelakanginya. Ia memutuskan untuk berdiri dan mendengarkan apa yang akan diucapkan gadis itu.

Selama setiap malam selama seminggu ini gadis itu selalu datang ke apartemennya, bahkan hanya untuk tidur memeluknya. Namun malam ini suasana terasa berbeda.

Tak ada lilin aromaterapi yang dihidupkannya.

Tak ada makan malam.

Bahkan Krystal tak menatapnya sekalipun.

 

“Kau benar, lebih baik kita akhiri semuanya. Semua ini salah! kau dan aku tak seharusnya memulai semua ini. Hubungan ini terlarang dan...” kalimatnya tergantung karena suara gadis itu mulai bergetar. Krystal bersusah payah menelan tangisnya.

“...pernikahanku tinggal 2 hari lagi”.

 

“Jika itu memang yang terbaik” hanya itu yang mampu diucapkan Taemin. sebagai lelaki ia sudah mempersiapkan kemungkinan terburuk dari hubungan ini.

Yaitu kehilangan gadis itu.

 

“Kai menungguku ditempatnya saat ini, kita tak dapat melanjutkan hubungan ini lagi.. maafkan aku Taemin”. krystal berdiri dihadapan Taemin. ia tak sedikitpun menyentuh lelaki itu.

Krystal tahu semua akan kacau lagi seandainya ia menggenggam tangan itu. Walaupun dalam hatinya ia sangat ingin menyentuhnya untuk yang terakhir.

Taemin hanya diam menatap mata gadis yang dicintainya itu. Sampai akhirnya Krystal mulai melangkah menuju pintu.

*

 

Krystal mengetuk ujung sepatunya ke aspal yang mulai dibasahi hujan. Ia terlalu malas untuk berteduh dan membiarkan rintik hujan membasahi seragam sekolahnya.

Ia sesekali melirik kesal pada arloji cantik ditangannya. Ia paling benci menunggu sopirnya yang seringkali terlambat.

Kemudian tak dirasakannya lagi hujan dikepalanya.

“Kau akan sakit jika hujan-hujanan seperti ini”.

Gadis itu mendongak dan matanya beradu pandang dengan sepasang mata yang penuh sinar. Lelaki itu tersenyum disebelahnya, sebelah tangannya memegang payung hitam.

Lelaki itu Lee Taemin.

Cinta pertamanya.

 

*

But you kiss me again, so go ahead and draw the blinds and lock all the doors

 

Tak sesuai harapannya, Taemin melanggar semuanya. Lelaki itu menahan tangannya dan menghentikan langkahnya.

“Taemin, jangan”

Seolah tak mendengar permohonan gadis itu, Taemin menggenggam tangannya semakin erat. Mengirimkan kehangatan yang paling diinginkan Krystal saat ini.

Taemin tahu persis kelemahan gadis itu.

 

Semua keraguan dan kata perpisahan tadi lenyap seketika dari benaknya. Krystal membalikkan tubuhnya dan mendaratkan bibirnya dengan sempurna pada milik lelaki itu.

Semua itu diterima Taemin dengan suka cita. Tangannya memeluk tubuh itu dengan segenap perasaannya. Sementara Krystal mengalungkan tangannya ke leher Taemin, membebankan tubuhnya pada lelaki itu.

Ciuman itu berlangsung semakin dalam, melibatkan seluruh emosi dan perasaan. Setiap sentuhan seolah berkata untuk tidak melepaskan satu sama lain.

 

Krystal membuka matanya dan ia dapat melihat wajah Taemin sangat dekat dengannya. Mereka bertatapan untuk beberapa saat sebelum kembali memusnahkan jarak antara mereka.

Tak ada lagi kemelut pernikahan, Kai dan apapun itu dikepalanya. Krystal memejamkan matanya merasakan sensasi dinginnya dinding dipunggungnya, kontras dengan panas yang menjalari seluruh tubuhnya.

Yang dirasakannya saat ini hanya Taemin, bibirnya, tangannya dan segala tentang lelaki itu yang melekat ditubuhnya.

*

Baby tonight theres so much love between us

but you say you gotta get home

 

Krystal terbangun ditengah malam, inderanya mencium aroma strawberry yang sangat disukainya. Perlahan ia membuka mata disambut cahaya remang dari lilin-lilin disudut kamar.

Ia terbangun dikamar Taemin, lagi.

Krystal tahu semua pasti akan berakhir seperti ini, lagi.

 

Seberapa sempurnanya ia merencanakan perpisahan dengan lelaki ini, jika Taemin memiliki kelemahannya semuanya akan sia-sia.

“Hey, aku membuatkan spagetti untukmu” Taemin muncul dari pintu dengan sepiring spageti ditangannya.

Semua ini lebih sempurna daripada makan malam dihotel berbintang.

 

Krystal mendudukkan dirinya diranjang, ia menarik selimut menutupi tubuh polosnya. Taemin tertawa, ia meletakkan piring ditempat tidur dan mencari kemeja miliknya.

Krystal tertawa saat sebuah kemeja dilemparkan ke wajahnya, ia membalas dengan melempar bantal pada lelaki yang tengah tersenyum lebar didepannya itu.

Seperti halnya Taemin yang sangat menyukai spaggeti buatanya, Krystal juga sangat menyukai apapun yang dimasak lelaki itu. Taemin membersihkan saus disudut bibirnya dan tersenyum bahagia memperhatikan gadisnya menikmati makanan buatannya.

Kemudian ponsel Krystal berbunyi, sebuah pesan masuk dari Kai. Taemin dapat membaca dengan jelas karena pesan tersebut langsung terpampang dilayar.

From : Kai

Where r u? Your mom said you’re not at home.

 

Mendadak suasana hening. “I gotta back home”. Ucap Krystal.

 

Taemin meraih ponsel ditangan gadis itu dan melemparnya entah kemana kemudian kembali mengecup bibir itu. Membungkam kembali keraguannya jauh-jauh.

Ia membiarkan keegoisannya malam ini. Taemin ingin gadis itu menjadi miliknya. Hanya untuk malam ini.

*

 

Oh darling I know you’re taken

Something ‘bout this just feel so right

 

Sepasang pengantin itu berdiri bersanding dengan serasinya. Keduanya sudah mengucapkan janji pernikahan.

 Krystal tampak cantik dalam balutan gaun pengantinnya, dan Kai tampak sempurna disebelahnya.

“You may kiss the bride”

Kai tersenyum sebelum mengecup mesra bibir wanita yang sudah resmi menjadi miliknya hari ini. Ia menggenggam tangan Krystal dan mengecupnya dengan segenap cinta.

Tepuk tangan dan sorakan riuh dari penonton terdengar, pertanda semua orang ikut senang dan mengirim doa atas pasangan itu.

Kecuali satu orang.

Duduk dibarisan paling belakang, dengan tuxedo hitamnya.

 

Lee taemin hanya bisa tersenyum miris.

*

If you want me like i want you

I wont judge, this could be our little secret

Tell me if youre ready

Cause if no ones knows it aint really cheating

 

“Selamat atas pernikahanmu” Taemin menatap hutan kecil dibawahnya. Entah bagaimana ia dapat meminjam pengantin wanita untuk berbicara dengannya di balkon saat ini.

Gadis itu tampak diam disebelahnya, lidahnya kelu oleh kenyataan bahwa dirinya sudah terikat sebuah status. Otaknya memikirkan ribuan cara untuk tetap memiliki lelaki disebelahnya itu.

“Ini hadiah pernikahanmu dariku” Taemin menyerahkan sebuah kotak beludru kecil berwarna putih pada Krystal.

Gadis itu menerima kotak itu dari tangannya. Taemin membuang wajah saat melihat jari manis Krystal yang terlingkar oleh sebuah cincin pernikahannya. Kenyataan kembali menghantamnya, walaupun Taemin kerap kali mengulang dibenaknya bahwa gadis itu sudah milik yang lain.

“Terima kasih..”

“Sekali lagi selamat atas pernikahanmu, kuharap kau berbahagia” kali ini Taemin mengulurkan tangannya, berharap disambut oleh tangan kecil yang dulu dengan mudah digenggamnya. Kini tangan itu terlihat jauh.

Seperti menggenggam tangan dibalik jeruji.

 

Tak satupun dari mereka yang melepaskan genggaman mereka.

 

Everytime one of us tries to justified the situation we’re just hold on tighter.

 

Taemin tersenyum sambil menatap dalam kemata itu, begitupun Krystal. Seakan hidupnya bergantung pada Taemin, tangannya tak ingin lepas.

Ia dapat melihat jelas mata lelaki itu mulai berair, kontras dengan senyum dibibirnya.

 

Akhirnya Taemin memutuskan genggaman itu, dan tanpa kata berbalik dan berjalan menjauh.

Meninggalkan Krystal yang terduduk dilantai, tangannya menggenggam  erat hadiah pemberian lelaki itu.

Pertahanannya seketika runtuh, air mata mengalir diwajah penuh makeup nya. Ribuan jarum menusuk hatinya setiap satu langkah yang diambil Taemin berjalan menjauh darinya.

 

Tangannya bergetar membuka kotak putih itu. Krystal kembali tak bisa menahan tangisnya saat menemukan selembar surat dan sebuah cincin putih dengan hiasan berbentuk kunci diatasnya.

*

Sepasang heels berlari menyusuri lorong di hotel itu. Tangan kirinya dengan cincin tersemat dijari manisnya, menggenggam erat selembar kertas.

 

Taemin berdiri didepan kaca yang menampakkan pemandangan Seoul dimalam hari dari dalam kamar hotelnya. Ia memejamkan mata menghirup aroma strawberry dari lilin aromaterapi yang dinyalakannya.

Kemudian suara bel memecahkan keheningan kamar itu. Taemin berjalan santai ke arah pintu, penasaran dengan siapa yang bertamu ke kamarnya malam ini.

Semua sakit dihatinya seketika menghilang saat ia membukakan pintu. Sekarang dihadapannya wanita tercantik yang menjadi pemilik hatinya, tengah berdiri dalam balutan gaun putih yang membuatnya terlihat bagai malaikat.

Senyum manis dari bibir milik wanita itu terkembang seiring dengan setetes air mata mengalir dari mata cantik itu.

Taemin mengulurkan tangannya, seketika disambut oleh jemari kecil itu. Ia tahu semuanya akan baik-baik saja saat matanya menangkap cincin dengan lambang kunci itu melingkar indah dijari manisnya.

Taemin tahu semuanya tak akan berubah saat tubuh wanita itu meleleh dalam pelukannya. Ia dapat merasakan apa yang disebut cinta oleh semua orang. Baginya, cinta adalah berada dalam pelukan wanita ini.

Cinta terlarang yang tumbuh diantara mereka tak membuat kebahagiaan Taemin luntur sedikitpun. Meskipun ia tahu dijari manis ditangan kiri milik gadis itu juga melingkar sebuah ikatan sakral.

Namun bagi Taemin cinta miliknya bisa melebihi ikatan apapun didunia ini. Baginya cinta terlarang tetaplah cinta.

Bahkan cinta itu lebih kuat daripada cinta apapun didunia ini, karena ia tetap tumbuh semakin kuat melawan seluruh dunia.

*

 

Musik bermain dengan alunan lembut membuat semua orang diball room itu merasa rileks dan bahagia.

Kai memasang senyum termanisnya sepanjang acara, menyapa semua tamu yang datang. Mengucapkan terima kasih untuk doa-doanya.

Ia melirik dari sudut matanya, seorang bidadarinya berjalan kearah pintu keluar. Tak seorangpun yang menyadari kepergiannya, kecuali Kai tentunya.

Senyum miris tersungging dibibirnya, namun dihatinya Kai sudah merasa lega karena ia sudah sah memiliki Krystal seutuhnya. Tak peduli bagaimana hati gadis itu.

 

Awalnya Kai berfikir bahwa bodohnya dirinya membiarkan semua ini terjadi. Tapi hatinya berbisik bahwa dunia ini bukan hanya miliknya seorang.

Setiap orang berhak mencintai dan dicintai siapapun, begitulah dunia bekerja. Kadang kala semua tak berjalan seperti yang seharusnya.

Ia mencintai seseorang yang mencintai pria lain, namun wanita itu tetap ditakdirkan menjadi miliknya. Adil bukan?

 

Dari awal Kai menyadari bahwa ia tak akan bisa memiliki Krystal seutuhnya. Hanya saja berpura-pura tidak tahu menjadi pilihan terbaik bagi Kai.

Membiarkan Krystal menghilang saat malam, mengetahui wanita itu pergi ke lelaki lain tapi tetap diam seolah tak tahu apa-apa.

Disaat pagi kembali menjelang dunia tahu bahwa Krystal adalah miliknya.

 

“Jongin-ah! Dimana pengantin cantikmu?” Baekhyun berkata sambil memberikan pelukan persahabatan pada Kai. “Oh, dia sedang di toilet” jawab Kai dengan senyum bahagia tak sedikitpun menunjukkan bahwa semua itu adalah dusta.

Kai kembali melirik pintu dimana ia melihat punggung gadis itu tadi berjalan menjauh. Namun Kai tahu bahwa disana nanti ia pasti akan melihat senyum Krystal yang berjalan mendekat ke arahnya.

Tak diragukan lagi, Kai sudah sangat terbiasa dengan susunan takdir miliknya. Ia yakin Krystal akan kembali lagi padanya.

 

*

Krystal berdiri menghadap kaca besar yang menunjukkan pemandanagn Seoul dimalam hari. Sebuah lengan hangat milik Taemin melingkari tubuhnya yang dibalut gaun pengantinnya.

Aroma strawberry ikut memanjakan penciumannya, menyadarkannya bahwa saat ini juga merupakan kenyataan.

Hembusan nafas hangat menerpa kulit bahunya yang tak tertutupi helaian kain. Tangannya masih menggenggam surat dari lelaki itu, kalimat yang menyadarkannya bahwa sesuatu terkadang harus tetap berjalan dengan salah.

Kadang takdir juga menciptakan sesuatu yang salah, susunan kehidupan memiliki sebuah kesalahan. Tak ada yang sempurna didunia.

 

Stay here with me, I wont tell a soul

 

Krystal kembali melirik tulisan tangan Taemin dikertas itu dan tersenyum. Waktu berdetik namun Krystal tak lagi takut kehabisan waktu bersama lelaki itu.

Taemin melepas pelukannya dan menatap kedalam mata indah Krystal. Ia tahu sekarang saatnya cintanya untuk pergi sementara.

 

Krystal tahu ia harus kembali sekarang, ia sudah setengah jam menghilang dari pestanya.

 

“I love you” ujar Krystal dengan senyum bahagianya, ia membelai lembut pipi Taemin. merasa sangat bahagia melihat kebahagiaan dari mata itu.

 

Sebelum akhirnya melangkah keluar, kembali pada kenyataan.

 

**

End

 

 

 

 

As always.. I'm expecting your opinion, :)

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Sartika_L #1
Chapter 1: It would be a dream comes true if you make sequel.. I wish..
Sartika_L #2
Chapter 1: Udah 4 kali tepatnya gua baca fanfic ini..tapi baru sempat ninggalin komen sekarang.. Bagus banget sumpah.. Gua malah download lagunya.. Berasa lena banget.. Thanksna lot mrs. Suhu
jinkistagram
#3
Chapter 1: sumpah ini sakit banget baca nya 8")