Day By Day

Description

 "Cara seperti apakah aku harus melupakanmu jika setiap sudut yang kulalui adalah bayanganmu"

Foreword

      Pagi itu nampak seseorang masih tertidur pulas diatas tempat tidur. Sang Ibu yang memanggilnya sedari tadi tidak di pedulikannya. Namun ketika ia melirik jam pada handphonenya segera saja ia bangkit dan belari menuju kekamar mandi.

"Chanwoo masih belum bangun?" tanya Mr. Yoo pada sang istri.

"Sepertinya dia sudah bangun. Kau dengar suara keributan itu bukan?" jawab Mrs.Yoo seraya memberikan secangkir kopi kepada sang suami.

     Berbeda dengan Chanwoo, nampak seorang pria berperawakan tinggi mengenakan jas sedang memakai jam tangannya. Sekali lagi ia memeriksa penampilannya di cermin setelah merasa penampilannya telah sempurna, ia segera turun dan bergabung di meja makan bersama orangtuanya.

"Kau sudah mau berangkat?" tanya Mr.Yoo.

"Seung Hoo-ya, apa kau selalu melewatakan waktu makanmu? kenapa kau semakin kurus saja" tanya Mrs. Yoo sebelum Seung Ho sempat menjawab pertanyaan sang Ayah.

"Aku baik-baik saja,Eomma. Aku makan dengan teratur" jawab Seung Ho seraya memakan sarapannya.

    Tak lama kemudian terdengar suara berisik dari tangga. Dia adalah Yoo Chan Woo, maknae di keluarga tersebut.

"Pagi semuanya" sapanya seraya memeluk sang Ibu.

"Kau bangun terlambat lagi?" tanya Mr.Yoo

"Tidak. Jamnya saja yang terlalu cepat" jawab Chan  Woo yang membuat semuanya tertawa selain sang Kakak.

"Itu artinya kau bangun terlambat" kata Mr.Yoo mengelenggeleng.

"Hyung, bisa kau periksa PR ku? aku sungguh lemah di mata pelajaran Sejarah. Nilaiku yang lain selalu A tapi Sejarahku selalu saja C. Itu sungguh membuatku kesal" kata Chan Woo seraya hendak mengeluarkan tugasnya dari tas.

"Aku berangkat" kata Seung Ho segera berdiri dan meninggalkan meja makan. Mrs. Yoo segera melihat kearah Chan Woo yang nampak kecewa.

"Anak itu..." kata Mr.Yoo nampak kesal kemudian tersenyum saat melihat Chan Woo.

"Tampaknya hyungmu sedang sibuk, lihat saja badannya yang semakin kurus itu" kata Mrs.Yoo menghibur Chan Woo.

"Sini, biar Appa yang memeriksa PR mu.Kalian berdua cerdas karena Ayah juga cerdas" kata Mr.Yoo yang membuat Chan Woo tertawa.

"Uwah.. Aku tidak percaya Appa memuji dirinya sendiri" kata Chan Woo segera memberikan bukunya pada sang Ayah.

     Di luar, Seung Ho menatap kearah rumah dengan tatapan marah dan kesal. Ia segera menuju ke mobilnya dan hendak berangkat namun terhenti saat ia melihat seseorang yang nampak tak asing.

"Aish jinjja! Kenapa ban mobilku malah kempes disaat seperti ini" kata seorang gadis berperawakan mungil dengan rambut panjang lurus. 

     Gadis tersebut kesal dan menendang ban mobilnya, namun tak lama kemudian ia menyesalinya karena kini kakinya terasa sakit.

"Pabo! Kau kira kaki kecilmu itu bisa menghancurkan ban mobilmu?" kata Seung Ho muncul dari arah belakng membuat gadis tersebut terkejut.

"Apa pedulimu!" balas gadis itu ketus.

"Kau ingin aku menjawabnya sebagai teman atau sebagai Bos mu?" tanya Seung Ho membuat gadis itu terbelalak kesal.

"Apa jawabannya berbeda?" tanya gadis itu.

"Aku rasa tidak"

"Kalo begitu pergilah. Kau membuatku kesal"

"Apa kau mau kita berangkat bersama saja?" tawar Seung Ho

"Lupakan. Aku tidak ingin naik di mobil orang yang tidak aku kenal. Lebih baik aku naik bus saja" kata gadis itu. Seung Ho tertegun dan tersenyum tipis.

"Jadi begitu... Sekarang aku orang asing rupanya" kata Seung Ho kemudian berbalik meninggalkan gadis itu. Sepeninggal Seung Ho, gadis itu nampak menyesal namun saat ia melihat jam tangannya, ia segera mengambil tas dan beberapa berkas  dan dokument kemudian segera berjalan menuju halte  bus.

     Seung Ho berbalik melihat kearah gadis itu. Nampak jelas raut wajah kesedihan di wajahnya.

"Si Pabo itu benar-benar keras kepala" bisiknya seraya hendak masuk kedalam mobilnya. Dan saat itu ia berpapasan dengan Chan Woo yang baru saja hendak berangkat. 

     Dengan menenteng sepedanya, Chan Woo segera menghampiri Kakaknya namun Seung Ho dengan cepat segera masuk kedalam mobilnya, menghidupkanya dan melaju cepat meninggalkan Chan Woo. Sang Adik nampak bingung dengan sikap sang Kakak.

"Hyung pasti sedang buruburu" kata Chan Woo menghibur diri sendiri.

     Di tengah jalan, Seung Ho melihat gadis tadi masih jalan. Sempat terbesit dihatinya untuk menepikan mobilnya dan membujuk gadis tersebut namun kata-kata yang baru saja gadis itu keluarkan terlalu menyakitkan hatinya. Ia segera menginjas gas dan segera melaju begitu saja melewati gadis tersebut.

"Uwah.. Daebak! Dia bahkan tidak memelankan mobilnya. Memangnya dia tidak melihat aku disini" omel gadis tersebut.

"Oh, Ah Seung Noona!" panggil seseorang dari belakang. Gadis yang bernama Ah Seung itu segera berbalik dan tersenyum.

"Chan Woo-ya. Kau baru mau berangkat?"

"Nde.. Noona, kenapa jalan kaki?" 

"Ah... Ban mobilku kempes jadi aku akan naik bus ke kantor. Aku hendak ke halte" 

"Kenapa Nooan tidak berangkat dengan Seung Ho hyung?" tanya Chan Woo.

"Aku tidak bertemu dengan dia" jawab Ah Seung sambil tersenyum aneh.

"Apa hyung tidak melihat Noona jalan? Ah... Mungkin dia sedang terburuburu jadi tidak memperhatikan hal lain" kata Chan Woo sambil tersenyum tanpa dosa.

"Ya... Dia memang sedang buru-buru" kata Ah Seung dalam hati sambil membalas senyum Chan Woo.

"Naiklah Noona. Aku akan mengantarmu ke halte" ajak Chan Woo membuat Ah Seung terkejut.

"Tapi kau bisa terlambat ke sekolah" kata Ah Seung mencoba menolak.

"Tidak apa-apap Noona. Seung Ho pasti akan memarahiku jika membiarkanmu jalan ke halte seperti ini. Naiklah" kata Chan Woo .

"Seung Ho tidak mungkin memarahimu karena ku" kata Ah Seung dalam hati lagi.

"Ppalli" kata Chan Woo seraya menarik tangan Ah Seung.

     Dengan terpaksa, Ah Seung pun naik ke sepeda Chan Woo. Ia terus mengutuk dirinya sendiri yang tidak bisa tegas terhadap Chan Woo seperti ia bersikap tegas kepada Seung Ho. Ia terus mengutuk dirinya sepanjang jalan hingga tak sadar bahwa ia telah sampai di halte.

"Noona, kita sudah sampai" kata Chan Woo

"Ah.. Sampai dimana?" tanya Ah Seung bingung.

"Halte bus. Noona ingin naik bus kan?"

"Ah.. Iya. Aku lupa"

"Kau lupa? Bagaiman bisa Noona melupakan hal kecil seperti itu"

"Faktor Usia" kata Ah Seung kemudian turun.

     Rupanya, Seung Ho telah menunggunya di dekat halte bus. Saat ia melihat Ah Seung datang, ia hendak memanggilnya namun ia urungkan saat ia melihat Ah Seung bersama sang adik. Ia melihat dari jauh bagaimana Ah Seung tersenyum pada sang adik.

"Wah..Bagaimana bisa dia tersenyum seperti itu kepada orang lain sementara bersikap judes pada ku, temannya?" kata Seung Ho tak percaya. Ia segera masuk kedalam mobil dan pergi menuju kantornya.

*Sekolah*

     Chan Woo segerra memarkir sepedanya dan berlari menuju kelasnya. Untungny dia tidak terlambat. Ia pun segera menyapa kedua sahabatnya Moon Bin dan Chan Hee.

"Aku fikir aku akan mati hari ini karena terlambat di mata pelajarn Mr. Lee" kata Chan Woo dengan nafas yang masih belum teratur.

"Mr. Lee tidak masuk, istrinya melahirkan." kata Chan Hee.

"Tapi kau akan tetap mati hari ini" kata Moon Bin menambahkan.

"Wae?"

"So Hyun mencarimu dari tadi" kata Moon Bin memberitahu.

"Kenapa dia mencariku?" tanya Chan Woo bingung. Namun belun sempat pertanyaannya dijawab, sebuah pukulan mendarat di kepalanya.

"Auch, Appo!" keluh Chan Woo seraya mengelus kepalanya. ternyata Sang Pelaku adalah seorang gadis cantik namun tomboy dengan rambut bergelombang.

"Aku sudah bilang jangan terlambat hari ini kan?" tanya gadis itu nampak marah.

"Kenapa lagi? Apa salahku?"balas Chan Woo tak mengerti. Namun bukan penjelasan yang didapatnya malah pukulan secara bertubitubi.

"Ya... Kim So Hyun, kau gila? Appo!" Teriak Chan Woo seraya menahan kedua tangan gadis bernama So Hyun itu.

"Lepaskan aku"

"Shiro. Jelaskan dulu kenapa kau memukulku? kau tidak bisa asal main pukul saja. Aku harus tau kesalahanku"

"Molla!"

"Kalo begitu aku tidak akan melepaskanmu" kata Chan Woo tak mau mengalah.

"Kau akan menyesal jika tidak melepaskan tanganku" ancam So  Hyun.

#Ya, Cha Woo-ya. Lepaskan saja" bisik Moon Bin dan Chan Hee dari tempanya.

"Dia harus menjelaskan dulu kenapa dia marah" kata Chan Woo bersikeras. 

"Kau tidak bisa diberitahu secara baik-baik ya?" kata So Hyun kemudian melayangkan tendangan lutut ke "kelemahan" lakilaki. Chan Woo segera membungkuk menahan sakit. Kedua sahabatnya yang melihat ikut meraung seolah mereka yang ditendang.

"Aku sudah memperingatimu tapi kau tidak mendengarku" kata So Hyun kemudian berjalan menuju kursinya.

"Ya, kau baik baik saja? Apa perlu kita pergi periksa dirumahsakit?" tanya Moon Bin seraya mendekat dan membantu Chan Woo.

"Kau juga sih berani cari gara gara dengan So Hyun" kata Chan Hee.

"Ya aku bahkan tidak tahu kesalahank apa" kata Chan Woo masih kesakitan.

 

*Perusahaan Taesan Group*

     Seperti yang diduga, Ah Seung terlambat tiba di kantor. Dan ia pun segera masuk dengan pelan pelan agar tak menimbulkan keributan diruangan rapat. Baru saja ia duduk, Seung Ho langsung menegurnya.

"Bukankah aku bilang kita akan rapat jam 8, jam berapa sekarang Go Ah Seung-sshi?" Dengan sangat kesal, Ah Seung menatap Seung Ho.

"Jam 9 sajang-nim. Tapi itu karena ban mobil saya kempes jadi saya harus..."

"Tak perlu membuat alasan. Sekali terlambat tetap terlambat" potong Seung Ho cepat.

"Saya minta maaf" kata Ah Seung masih menatap Seung Ho dengan sangat kesal.

     Mereka melanjutkan rapat yang sempat tertunda. Namun Ah Seung tidak dapat fokus pada rapat. Ia terlalu kesal pada Seung Ho. Setelah rapat selesai, bersama dengan Ji Yeon sahabatnya, mereka ada di pantry.

"Bagaimana dia bisa bilang aku membuat alasan sementara dia melihat sendiri ban mobilku kempes" kata Ah Seung kesal.

"Ah Seung-ah.. Aku sungguh bingung hubunganmu dengan Sajang-nim. Bukannya kalian berteman? tapi kenapa kalian seperti saling membenci?" tanya Ji Yeon.

"Molla! Dia sungguh menyebalkan" jawab Ah Seung.

"Siapa yang menyebalkan?" tibatiba saja Seung Ho muncul. Ji Yeon segera pamit kembali ke meja kerjanya meninggal ke duanya di pantry.

"Aku tanya siapa yang menyebalkan?"

"Kau! Ya, Yoo Seung Ho , bagaimana bisa kau mempermalukan ku seperti tadi sementara kau sendiri tahu kenapa aku terlambat" bentak Ah Seung.

"Lalu Wae? Go Ah Seung-sshi, disini aku atasanmu bukan temanmu. Aku tidak bisa memperlakukanmi berbeda hanya karena aku memgenalmu. Itu bukan contoh yang baik untuk yang lain!" kata Seung Ho. Ah Seung benar benar di buat kesal.

"Molla" kata Ah Seung seraya hendak pergi.

"Apa kakimu baikbaik saja?" tanya Seung Ho membuat Ah Seung berbalik tidak mengerti.

"Maksud ku, kau jalan dari rumahmu ke halte dengan sepatu begitu, apa kakimu baik baik saja?" jelas Seung Ho.

"Ah.. Kakiku baik baik saja lagipula itu tidak jauh" kata Ah Seung membuat Seung Ho menatapnya tajam.

"Wae? Jangan sok memperdulikanku ketika kau tidak sungguh sungguh" kata Ah Seung seraya berlalu.

"Sial!" teriak Seung Ho seraya memukul meja karena kesal.

 

-BERSAMBUNG-

Comments

You must be logged in to comment
wolverdose #1
Chapter 1: sumpah kak suka banget sama ff ini!!
wolverdose #2
wahh!! suka sama ceritanya niiiiihhhh
pinkchaejin
#3
Chapter 5: SEDIH KALI HANJAAYY T.T kenapa sih si Seungho benci banget ama Chanu, dia salah apa :3 penasaran kan jadinyaa
Heeyoungie12 #4
Chapter 4: Kepo banget kenapa seung ho jadi berubah jahat sama chanu T.T auhor-nim.... ~ update soon please T.T
shineeikonfg #5
Author nim update please :((((
noname101 #6
Chapter 1: Ihh sumpah bikin penasaran aja ini cerita XD
Kenapa kakaknya membenci dede Chanu? :'(
I NEED ANSWER AUTHORR!! Update secepatnya yaa ^^