FINAL

RETURN

RETURN

 

Tidak ada salahnya mengenang masa lalu bukan?

 

Kwon Yuri baru saja mendapatkan gelar dokter di depan namanya, dan ia memutuskan untuk merayakan hal itu dengan kembali ke masa lalu. Masa sekolahnya. Ia sengaja terbang dari jepang tidak langsung kembali ke rumah barunya atau mengecek rumah sakit tempat ia akan bekerja seminggu lagi namun memutar stir ke daerah tempat ia menghabiskan setengah dari masa remajanya.

 

“iya sudah sampai sejam yang lalu. Aku hanya ingin berjalan-jalan sebentar” ia berbicara pada telepon

 

“.....”

 

“jika sudah selesai aku akan segera pulang,  jangan khawatir. Sudah ya.. sampai nanti.” Klik.

 

Ia menginjak pedal rem perlahan. Tepat di depan bangunan dimana di penuhi remaja-remaja berseragam biru navy putih. Sudah lebih dari 7 tahun namun seragamnya belum berubah. Yuri tersenyum dalam hati

 

Kakinya bergerak langsung melewati lapangan tempat ia berolahraga dan upacara dahulu, dengan mata kerkilau senang. Nostalgia

 

Setelah mendapat izin dan mengucap salam terutama pada beberapa guru yang ada, ia memutuskan untuk berkeliling. Koridor terlihat sepi karena ini memang masih jam pelajaran. Langkahnya terhenti di sebuah kelas dimana seorang guru terlihat sedang memarahi murid perempuannya karena tidak membawa tugas yang seharusnya dikumpulkan sekarang dan itu membuatnya dihukum keluar kelas. Yuri yang mendengarnya hanya geleng-geleng kepala sambil tersenyum kecil. Tak sengaja ia melihat seorang murid lain yang diam-diam memasukan buku ke bawah meja saat sang guru akan mengecek tugasnya. Yuri terdiam. Dejavu.

 

Each moment, I think of you
That voice that quietly rang with a low tone
Even your resemblance to the spring sunlight
You always brightly shined on my day

 

“........”

 

“........”

 

“kau tau...”

 

Yuri menoleh

 

“kau seharusnya tidak berbuat seperti itu”

 

“......a..aku tidak mengerti”

 

Kini yuri bisa melihat wajah murid perempuan itu dengan jelas. Murid yang terkenal dengan wajahnya yang dingin dan arrogan

 

“aku tau kau sudah menyelesaikan tugasmu.” Ucapnya tajam  namun membuat yuri salah tingkah

 

“a..aku tidak membawanya. I..itu salah buku”

 

“kau pembohong yang buruk”

 

“Siapa yang berbohong!” bentaknya tak sadar. Yuri baru saja ingin meminta maaf

 

“terima kasih sudah menemaniku. Kwon yuri ” untuk pertama kali setelah hampir 2 tahun berada dalam kelas yang sama Yuri melihatnya tersenyum untuknya

 

“....... ne. Sama-sama jessica jung”

 

Mereka bertukar senyum. Ini adalah awal dari babak baru pertemanan mereka. Yuri dan jessica semakin dekat entah memang takdir atau bukan, mereka selalu dipertemukan bersama, mulai dari jadwal piket hingga teman kelompok belajar. Hanya saat pelajaran musik mereka terpisahkan. Yuri yg mahir bermain piano, namun jessica hanya bisa memainkan seruling. Jessica merasa iri pada jiyeon karena yuri selalu bermain piano bersama jiyeon. Andai saja ia juga bisa bermain piano mungkin yag sekarang yg duduk disebelah yuri, bernyanyi bersama yuri adalah dirinya. Tanpa sadar jessica selalu memberikan ice glare pada duo tersebut.

 

“mereka bisa membeku jika kau terus menatapnya seperti itu.”

 

“Diamlah Kim Hyeyeon!”

 

Hyeyon menutup rapat mulutnya dan memberikan isyarat bahwa ia sudah menyeleting mulutnya.

 

 

****

 

Jessica berjalan dengan kesal. Belum hilang rasa cemburunya pada jiyeon, ia disuruh mengembalikan setumpuk buku ke perpustakaan oleh guru biologinya.

 

Ia tidak menyadari beberapa murid yang terkenal memang usil tengah berniat jahil padanya. Mereka mengangkat rok belakang jessica sehingga membuat buku-bukunya jatuh karena kaget. Dan ketika berbalik jessica mendapati yuri yang tersenyum padanya. Tanpa pikir panjang gadis itu menampar yuri  kemudian berlari menjauh. Yuri memang seorang prankster namun Ia tidak menyangka yuri bisa berbuat keterlaluan seperti itu.

 

Jessica tak menghiraukan pangilan yuri yang meneriaki namanya. Dan ternyata murid jahil itu muncul dari tempat persembunyian mereka dan menertawai insiden itu

 

“jessica...”

 

“sica... hei”

 

Yuri terus mengejar jessica saat pulang sekolah. Ia ingin menjelaskan masalah tadi terlebih ia tidak mau jessica marah padanya.

 

“sica.. bukan aku yang melakukannya”

 

“sica...”

 

“sica...”

 

Jessica tak menghiraukannya, ia terus berjalan malah menambah kecepatannya. Yuri hanya bisa menatap punggungnya pasrah

 

*****

 

Keesokan harinya. Seusai jam istirahat siang

 

Yuri memasuki kelas dengan berantakan, luka memar terlihat jelas di sudut bibirnya. Ia berjalan diam melewati bangku jessica dan menaruh sekotak susu disana. Jessica mengambil susu yang ternyata ditempel sticky note tersebut

 

 

Mereka tidak akan mengganggumu lagi

 

Aku akan melindungimu

 

Jessica tersenyum.

 

****

 

Kwon yuri mendorong pelan sebuah pintu ber cat coklat. Ruang musik. Ia mengamati ruangan tersebut, semuanya telah di perbaharui, ia berpikir apa pianonya juga di ganti?

Yuri langsung berjalan ke arah panggung dimana sebuah piano klasik berwarna coklat berada. Rupanya memang benar, pianonya sudah di ganti. Ia merogoh saku mantelnya, tertawa kecil saat melihat benda di tangannya.

 

Each moment, I think of you
That voice that quietly rang with a low tone
Even your resemblance to the spring sunlight
I still haven’t forgotten you

 

Diam – diam  jessica tersenyum melihat yuri bermain piano sendirian. Kini piano itu hanya bisa dipakai seorang saja karena salah satu tutsnya hilang.

 

Hyeyeon mencibir disampingnya, ia jelas-jelas tahu siapa pencuri tuts piano tersebut.

 

Seminggu lamanya jessica tidak melihat yuri. Ia memang masuk kelas, tapi setelah itu anak itu menghilang entah kemana. Meskipun mereka sudah berbaikan tapi sampai sekarang  jessica belum punya kesempatan bersama-sama dengan yuri seperti dulu. Dikelaspun mereka tidak sempat bertegur sapa karena yuri selalu datang disaat bel masuk berbunyi dan langsung menghilang setelah bel keluar terdengar. Apa yuri mempuyai masalah? Atau apa yuri menghindarinya? Jessica ingin segera mengetahui jawabannya. Teman-teman yuri yang lain pun tidak mengetahui sebab dari tingkah aneh murid yang berjuluk blackpearl itu.

 

Hingga suatu hari tanpa sengaja jessica melewati ruang kepala sekolah dan melihat sosok yang ia rindukan didalam sana. Wajahnya merengut setelah mendengar ucapan dari yuri. Sebuah kalimat pamit.

 

“yuri...”

 

Yuri kaget melihat jessica didepan ruang guru. Ia baru saja berpamitan pada gurunya dan berniat langsung pergi.

 

 

“kau.. akan pergi?”

 

“....” Ia hanya menatap jessica sesaat. Entah kenapa ia merasa sulit untuk berbicara, dan memilih untuk berjalan pergi

 

Orangtuanya sudah menunggu di depan mobil. Beberapa jam lagi ia akan meninggalkan korea, meninggalkan seoul, meninggalkan sekolahnya, meninggalkan jessica.

 

“yuri-ah....!” gadis itu berlari mengejarnya

 

Yuri berbalik dan melihat jessica berjalan perlahan ke arahnya dengan mata berkaca-kaca

 

Ia menyodorkan sebuah benda dan langsung diambil yuri dengan penuh tanda tanya

 

Namun, belum sempat ia membuka mulutnya jessica sudah berbalik pergi. Ia berlari dan menghilang dengan cepat tanpa sempat yuri memanggilnya.

 

Yuri menatap benda di tangannya.

 

Where are we?
I look back at all those memories
Were we happy?
Only unknown feelings remain in the same place

 

Sebuah tuts piano

 

Dengan begitu ia kembali memasukan tuts piano tersebut ke dalam saku mantelnya. Hari sudah petang, jam bubar sekolah sudah berakhir satu jam yang lalu, kini sekolah pun berangsur sepi. Hanya tersisa 2 motor dan mobil miliknya dipelataran parkir. Kwon yuri memutuskan mengakhiri sesi nostalgianya sampai disini

 

Tangannya bergantung di udara saat akan membuka pintu mobil. Matanya tertuju pada sepasang murid yang baru keluar dengan murid laki-laki memaksa membantu murid perempuan membawakan bukunya. Mereka terlihat bahagia dan itu mengingatkannya pada dirinya dan jessica.

 

The mysterious end of that season
I think, did I really love you?
Somewhere, all those times that we were together
I look back to those times, as if I could touch it, as if it was yesterday

 

Ia menutup pintu mobilnya dan sekali lagi mengeluarkan tuts piano tadi.

 

Dimana pun kau berada

Aku harap kau selalu bahagia

Jessica Jung

 

 

-FIN-

 

 

 

 

 

 

-EPILOG-

 

“Miss jessica? Saya kira anda sudah pulang” heran seorang satpam

 

“Sepertinya saya terlalu asik mengoreksi hasil kuis anak-anak sampai tidak sadar sudah sore” Wanita muda itu hanya tersenyum simpul

 

“ah... baiklah. Hati-hati di jalan Miss”

 

Jessica membungkuk sopan lalu berjalan ke area parkiran dimana scooter maticnya berada.

 

Sebuah mobil melintas disampingnya menuju keluar sekolah. Jessica menatap mobil tersebut sampai hilang di belokan. Mobil itu sepertinya bukan milik guru atau anggota disekolah ini. namun Ia tak mau ambil pusing dan segera pulang ke rumah.

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Eriika
#1
Chapter 1: Lindo
sonever_lasting
#2
Chapter 1: Sequel thor..
Udah mau ketemuu ituu
sonever_lasting
#3
Chapter 1: Sequel thor..
Udah mau ketemuu ituu
turtle88 #4
Chapter 1: Thank you thor, cerita nya bagus~
Mudah-mudahan bakal ada sequel nya :D
RoyalSoosunatic #5
Chapter 1: boleh kali ya gue minta sequel~
Sequel sequel sequel!! xD
salam kenal author-ssi ^^
Queens_Royal #6
Subscribe ah,siapa tau ada sequel~
Queens_Royal #7
Subscribe ah,siapa tau ada sequel~
DarkestAngel #8
Chapter 1: Sambungan please... biar sica ketemu sama yuri
cocomints #9
Chapter 1: make a sequel please! ceritanya bagus bangat..!