Unforgettable Memorial

Description

"Selama aku masih diberikan nafas, selama jantung masih berdetak dan selama masih ada bumi yang dipijak. Aku akan selalu mencintaimu.." Ryosuke Yamada.

Ryosuke menjalani hari-hari-nya yang biasa dan bertemu dengan gadis yang luar biasa, dan mampu membuatnya merasakan cinta. Namun keadaan memaksanya untuk meninggalkan kebahagiaan kecil itu.

tapi bagaimana kalau keputusannya salah sehingga menyebabkan ia kehilangan sumber kebahagiaan itu?

Foreword

Part 1

[atap sekolah]

"putus?" gumam Yuki tanpa bisa mengeluarkan suara lebih. Yuki merasa separuh jiwanya pergi meninggalkan dirinya.

"ya, aku ingin putus.." Ulang Ryo tanpa melihat wajah Yuki yang hampir mengeluarkan air mata.

Yuki bertanya sambil bergetar,"..kenapa?" Tanyanya dengan melihat wajah Ryo yang tidak mau melihatnya.

Yuki terasa sangat sedih, melihat Ryo begitu dingin padanya. Dia hampir menangis,"..bertahanlah yuki..jangan menangis.. ryo tidak suka dengan wanita yang cengeng.." gumam Yuki dalam hati.

Ryo tidak melihat wajah yuki sama sekali dan malah memutar badannya , membelakangi Yuki. Berusaha agar gadis itu tidak menyadari perasaannya ".. tidak ada alasan khusus. Aku hanya merasa bosan" ucap Ryo dingin sambil mengepalkan kedua tangannya didalam saku.

"bosan...?" gumam yuki pelan sambil melihat kearah punggung Ryo yang berada tepat didepannya. Air mata Yuki hampir menetes, walau ia telah mencoba bertahan.Tapi air mata itu bagai keran, yang mengalir tanpa bisa dihentikan

Ia mendekati Ryo dengan cepat saat pria itu mulai beranjak untuk meninggalkan tempat itu.

"shinai ! kamu tidak boleh meninggalkanku tanpa alasan yang jelas!! Shinai... shinai!!" teriak Yuki sambil menangis dan menarik tangan kiri pria itu,

Ryo membalikkan badannya. Pria itu merasa sakit melihat wanita yang disayanginya menangis begitu histeris didepannya. Ryo ingin menariknya, menciumnya, membaringkannya diranjang dan memeluknya dengan erat seperti yang selama ini dilakukannya. Tapi dia tidak bisa.. "..gomen " ucapnya dalam hati. Dengan perasaan sakit Ryo melepaskan tangan Yuki dengan kasar dan menampilkan wajah dinginnya.

"..Ryo-chan.."gumam Yuki pelan, air matanya telah menetes tanpa tertahankan lagi.

"..aku sudah lelah menjalani hubungan ini.. " ucap Ryo dengan menampilkan wajah dinginnya, yang selama ini tidak pernah ia tunjukkan di depan Yuki.

Yuki menggeleng-gelengkan kepalanya dengan tidak percaya."ini pasti hanya mimpi buruk.. Ryo-chan tidak akan berkata seperti itu.. tidak.. ini hanya mimpi.." gumam Yuki didalam hati sambil menyakinkan hatinya bahwa ini semua hanya mimpi buruk.

Namun pria itu seakan bisa membaca teriakan hati yuki, lalu ia mengeluarkan selembar foto dan mengangkatnya tepat didepan wajah Yuki agar gadis itu dapat melihat foto itu. Itu adalah foto kenangan pertama mereka,di sana mereka sangat bahagia, ia memeluk pinggang Yuki dan gadis itu memeluk lengannya. Mereka terlihat begitu mesra dan bahagia.

"...foto itu.. itu foto kita bukan..? kamu masih menyimpannya..lihat, kamu masih menyimpannya.. kenapa kamu bilang mau putus?" gumam Yuki pelan sambil mengangkat lengannya dan menunjuk foto itu, seakan foto itu adalah bukti nyata bahwa pria itu masih mencintainya

".. kamu masih ingat foto ini 'kan?" Tanya Ryo pelan, "..kamu pasti masih ingat, sama denganku.." pikir Ryo pahit sambil tetap mengangkat foto itu dan berusaha untuk tidak bergetar.

Yuki mengangguk seakan menjawab pertanyaan Ryo. Ia berharap pria itu akan tertawa dan mengatakan bahwa ia hanya bercanda.

Sedetik kemudian yuki harus menerima kenyataan bahwa Ryo tidak sedang bercanda, pria itu merobek-robek foto menjadi beberapa bagian seakan itu hanyalah selembar kertas yang tidak berarti.ia melihatnya dengan sedih dan tidak percaya..

"uso...!! shinai... pasti ini hanya candaanmu seperti biasa 'kan? Ini hanya lelucon 'kan?" ucap Yuki sambil tersenyum getir dengan air mata yang menetes dan mengalir di kedua pipinya.

Ryo hanya melihat Yuki sambil menelan ludah dan tetap mempertahankan sikap dinginnya. Kemudian ia melepaskan pegangannya pada foto yang telah menjadi serpihan itu, sehingga kepingan foto itu diterbangkan oleh angin.

Lalu Ryo membalikkan badannya dan merasa dadanya tertusuk duri, dia menahan sakit dan segera meninggalkan tempat yang membuatnya sakit. Ia berjalan dengan cepat dan meninggalkan atap sekolah,membuka pintu atap dan menutupnya kembali, meninggalkan Yuki yang masih berdiri diam sambil menangis.

Sebelum menutu pintu, Ryo menatap yuki dengan perih. "..gomen yuki-chan.." ucapnya dalam hati sambil menahan air mata yang mulai mengaburkan pandangannya.

Ryo menutup pintu yang seakan membatasi jarak antara dia dengan yuki. ryo menuruni tangga dengan cepat sambil menahan tangis yang hampir keluar, sampai akhirnya ia berada di tangga keempat, ryo mulai berpengangan pada pegangan besi tangga, dan menundukkan wajahnya yang mulai mengeluarkan butir-butir air mata.

"...gomen yuki..." ucap Ryo berulang kali sambil berusaha menahan air matanya yang terus menerus keluar, kemudian memegang dadanya dan mendengar suara gemerincing. Suara gemerincing itu membuatnya berhenti sejenak , ia melihat kearah saku bajunya, dan merongoh sakunya mencari tahu benda apakah itu. Lalu ia mengeluarkan benda itu.. cincin.

Cincin berwarna putih perak, dengan gambar sebelah hati diatasnya, lalu Ryo melihat ukiran namanya dengan gadis yang selalu memenuhi pikirannya.

Sejenak Ryo merasa seakan jiwanya pergi meninggalkannya saat itu juga. Badannya merosot ke lantai dengan cincin perak yang masih berada di tangannya. Ia menyentuh setiap inci cincin itu, cincin kenangan antara dirinya dengan gadis yang sangat dicintainya. Kemudian air matanya mulai menetes kembali, Ryo seakan merasa serpihan kenangan berputar dibenaknya.

Ia hanya bisa mengucapkan maaf dari dalam hatinya..

TBC

 

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet